Refrat Adi 16710251
Refrat Adi 16710251
KISTA ENDOMETRIOSIS
Oleh:
Adiburrohman Putra Wasyim
NIM 16710251
Pembimbing:
dr. Yonas Hadisubroto, Sp.OG
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................. v
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................ 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 3
2.1 Definisi........................................................................ 6
2.2 Epidemiologi............................................................... 6
2.3 Etiologi........................................................................ 7
2.4 Klasifiasi .................................................................... 11
2.5 Lokasi Endometriosis............................................... 15
2.6 Histogenesis................................................................ 15
2.7 Patologi....................................................................... 16
2.8 Diagnosis .................................................................... 18
2.9 Penatalaksanaan ......................................................... 19
2.10 Diagnosis Banding................................................... 23
2.11 Prognosis................................................................... 24
BAB 3. KESIMPULAN.................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 26
2
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3
DAFTAR TABEL
Halaman
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Endometriosis merupakan kelainan dimana pertumbuhan abnormal
jaringan yang secara histologi menyerupai endometrium, dan terdapat di
tempat lain selain lapisan endometrium.Meskipun endometriosis dapat terjadi
sangat jarang pada wanita pasca-menopause, endometriosis dapat ditemukan
hampir sepenuhnya pada wanita usia reproduksi. Lesi biasanya ditemukan
pada permukaan peritoneal organ reproduksi dan struktur yang berdekatan dari
pelvis, tetapi endometriosis dapat muncul di mana pun di dalam tubuh. 3,4
2.2 Epidemiologi
Lima sampai sepuluh wanita usia reproduksi, 30-40 % pada wanita
infertil, 80% pada wanita dengan nyeri panggul kronik. Biasanya
endometriosis didiagnosis pada wanita dengan usia 20 tahunan. Tidak
ditemukan sebelum menarche dan khas regresi setelah menopause.7,8,18
Metode utama diagnosis adalah laparoskopi, dengan atau tanpa
biopsi untuk diagnosis histologis. Dengan menggunakan standar ini,
6
peneliti telah melaporkan kejadian tahunan pembedahan didiagnosis
endometriosis menjadi 1,6 kasus per 1.000 wanita berusia antara 15 dan 49
tahun. Pada wanita tanpa gejala, prevalensi endometriosis berkisar 2-22
persen, tergantung pada populasi yang diteliti.6,7,9
2.3 Etiologi
Teori tentang terjadinya endometriosis adalah sebagai berikut:
Teori pertama yaitu teori retrograde menstruasi, juga dikenal sebagai teori
implantasi jaringan endometrium yang viable (hidup) dari Sampson. Teori ini
didasari atas 3 asumsi:
7
2. Teori metaplasia soelomik
Teori ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-20 oleh Meyer. Teori ini
menyatakan bahwa endometriosis berasal dari perubahan metaplasia spontan
dalam sel-sel mesotelial yang berasal dari epitel soelom (terletak dalam
peritoneum dan pleura). Perubahan metaplasia ini dirangsang sebelumnya oleh
beberapa faktor seperti infeksi, hormonal dan rangsangan induksi lainnya. Teori
ini dapat menerangkan endometriosis yang ditemukan pada laki-laki, sebelum
pubertas dan gadis remaja, pada wanita yang tidak pernah menstruasi, serta yang
terdapat di tempat yang tidak biasanya seperti di pelvik, rongga toraks, saluran
kencing dan saluran pencernaan, kanalis inguinalis, umbilikus, dimana faktor lain
juga berperan seperti transpor vaskular dan limfatik dari sel endometrium.6,7
Semua teori diatas tidak dapat menjawab kenapa tidak semua wanita yang
mengalami haid menderita endometriosis, kenapa pada wanita tertentu
penyakitnya berat, wanita lain tidak, dan juga tidak dapat menerangkan beberapa
tampilan dari lesi. Penelitian tentang genetik dan fungsi imun wanita dengan
endometriosis dan lingkungannya dapat menjawab pertanyaan diatas.6,7
Endometriosis 6-7 kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga ibu
dan anak dibandingkan populasi umum, karena endometriosis mempunyai suatu
dasar genetik. Matriks metaloproteinase (MMP) merupakan enzim yang
menghancurkan matriks ekstraseluler dan membantu lepasnya endometrium
normal dan pertumbuhan endometrium baru yang dirangsang oleh estrogen.
8
Tampilan MMP meningkat pada awal siklus haid dan biasanya ditekan oleh
progesteron selama fase sekresi. Tampilan abnormal dari MMP dikaitkan dengan
penyakit-penyakit invasif dan destruktif. Pada wanita yang menderita
endometriosis, MMP yang disekresi oleh endometri-um luar biasa resisten (kebal)
terhadap penekanan progesteron. Tampilan MMP yang menetap didalam sel-sel
endometrium yang terkelupas dapat mengakibatkan suatu potensi invasif terhadap
endometrium yang berbalik arah sehingga menyebabkan invasi dari permukaan
peritoneum dan selanjutnya terjadi proliferasi sel.6,7
5. Faktor endokrin
9
estrogen telah diimplikasikan daam patogenesa endometriosis. Aromatase, suatu
enzim yang merubah androgen, androstenedion dan testosteron menjadi estron
dan estradiol. Aromatase ini ditemukan dalam banyak sel manusia seperti sel
granulosa ovarium, sinsisiotrofoblas di plasenta, sel lemak dan fibroblas kulit. 6,7
Lihat gambar 2.
10
Gambar 3. Sintesis estrogen pada susukan endometriosis
2.4 Klasifikasi
11
menjadi lesi hitam tipikal dan setelah itu lesi akan berubah menjadi lesi putih yang
miskin vaskularisasi dan ditemukan debris glandular.
12
Tabel 1. Derajat endometriosis berdasarkan skoring dari Revisi AFS
m Peritoneu
Endometriosis <1 cm 1-3 cm >3 cm
Permukaan 1 2 4
2 4 6
Dalam
Ovarium
Kanan Permukaan 1 2 4
4 16 20
Dalam
Kiri Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
1 2 4
Kanan Tipis
4 8 16
Tebal
1 2 4
Tipis
Kir Kiri 4 8 16
Tebal
13
Tingkat 1: Mungkin endometriosis Vesikel peritoneal, polip merah, polip
kuning, hipervaskularisasi, jaringan parut, adhesi
Tingkat 2: Diduga endometriosis Kista coklat dengan aliran bebas dari cairan
coklat.
Tingkat 3: Pasti endometriosis Lesi jaringan parut gelap, lesi merah dengan latar
belakang jaringan ikat sebagai jaringan parut, kista coklat dengan area mottle
merah dan gelap dengan latar belakang putih.
Tingkat 4: Endometriosis Lesi gelap dan jaringan parut pada pembedahan
pertama.
14
3) Septum rektovaginal;
4) Kanalis inguinalis;
5) Apendiks;
6) Umbilikus;
7) Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum;
8) Parut laparotomi;
9) Kelenjar limfe; dan
10) Walaupun sangat jarang, endometriosis dapat ditemukan di lengan,
paha, pleura, dan perikardium.
2.6 Histogenesis
Teori histogenesis dari endometriosis yang paling banyak dianut adalah
teori dari Sampson. Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid
mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah
dibuktikan bahwa dalam darah haid didapati sel-sel endometrium yang masih
hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup ini kemudian dapat mengadakan
implantasi di pelvis. 4
15
beratnya derajat endometriosis. Kalau memang dianggap perkembangan
endometriosis bergantung pada kadar estrogen dalam tubuh, seharusnya terdapat
hubungan bermakna antara beratnya derajat endometriosis dengan kadar E 2 di lain
pihak, apabila kadar E2 dalam tubuh maka senyawa ini akan diubah kembali
menjadi androgen melalui proses aromatisasi. Akibatnya, kadar testosterone pun
akan meninggi. Tetapi kenyataannya pada penelitian ini, kadar T tidak berubah
secara bermakna menurut beratnya penyakit. 11
2.7 Patologi
16
bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin dan sel-sel makrofag berisi
hemosiderin. Disekitarnya tampak sel-sel radang dan jaringan ikat sebagai reaksi
dari jaringan normal disekelilingnya. Jaringan endometriosis seperti juga jaringan
endometrium di dalam uterus dapat dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron.
Sebagai akibat dari pengaruh hormon-hormon tersebut, sebagian besar sarang
endometriosis berdarah secara periodik yang menyebabkan reaksi jaringan
sekelilingnya berupa radang dan perlekatan.4
Gejala Klinis
Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan
selama haid (dismenore). Sebab dari dismenore ini tidak diketahui tetapi
mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam
sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid. Nyeri tidak
selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan sudah luas
sebaliknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang hebat.
Nyeri yang hebat dapat menyebabkan mual, mntah, dan diare. Dismenore
primer terjadi selama tahun-tahun awal mestruasi, dan semakin meningkat
dengan usia saat melahirkan anak, dan biasanya hal ini tidak berhubungan
dengan endometriosis. Dismenore sekunder terjadi lebih lambat dan akan
semakin meningkat dengan pertambahan usia. Hal ini bisa menjadi tanda
peringatan akan terjadinya endometriosis, walaupun beberapa wanita
dengan endometriosis tidak terlalu merasakannya.
17
Dispareunia merupakan gejala yang sering dijumpai disebabkan oleh
karena adanya endometriosis di kavum Douglasi.
2.8 Diagnosis
2.9 Penatalaksanaan
18
Endometriosis dan subfertilitas
Terapi interval
19
danazol sebagai upaya untuk meregresi penyakit yang
asimtomastik dan mengatasi fertilitas subsekuen.
20
o Danazol berperan untuk menghambat siklus follicle-stimulating
hormone (FSH) and luteinizing hormone (LH) dan mencegah
steroidogenesis di korpus luteum.
Terapi bedah bisa diklasifikasikan menjadi terapi bedah konservatif jika fungsi
reproduksi berusaha dipertahankan, semikonservatif jika kemampuan reproduksi
dikurangi tetapi fungsi ovarium masih ada, dan radikal jika uterus dan ovarium
diangkat secara keseluruhan. Usia, keinginan untuk memperoleh anak lagi,
perubahan kualitas hidup, adalah hal-hal yang menajdi pertimbangan ketika
memutuskan suatu jenis tindakan operasi.6, 13,14
Pembedahan konservatif
21
o Untuk dismenorhea yang hebat dapat dilakukan neurektomi
presakral. Bundel saraf yang dilakukan transeksi adalah pada
vertebra sakral III, dan bagian distalnya diligasi.
Pembedahan semikonservatif
o Terapi medis pada wanita yang telah memiliki cukup anak yang
juga memiliki efek dalam mereduksi gejala.
Pembedahan radikal
22
memungkinkan mobilitas dan menormalkan kembali hubungan
antara organ-organ di dalam rongga pelvis.
23
Sedangkan endometriosis yang berasal dari rektosigmoid perlu dibedakan
dari karsinoma.18,19
2.11 Prognosis
24
BAB 3
KESIMPULAN
25
merupakan tindakan yang minimal invasif tetapi memerlukan keterampilan
operator, biaya tinggi dan kemungkinan dapat terjadi komplikasi dari yang ringan
sampai berat.
DAFTAR PUSTAKA
26
10. Dunselman G, Vermeulen N, Becker C, etc. 2014. ESHRE Guideline :
management of women with Endometriosis. Human Reproduction; 29(3):
400-412.
11. Macer M, Taylor H. 2012. Endometriosi and Infertility : A Review of the
Pathogenesis and Treatment of Endometriosis-associated Infertility. Obstet
Gynecol Clin N Am 39; 535-549
12. CDC. 2014. Assisted Reproductive Technology. CDC: Division of
Reproductive Health.
13. Martin DC. Endometriosis staging.
http://www.memfert.com/endostage.htm
14. The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada. 2010.
Endometriosis : Diagnosis and Management. Canada : Journal of
Obstetrics and Gynaecology Canada Volume 32, No. 7.
15. HIFERI. Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran Nyeri Endometriosis.
Jakarta : POGI-HIFERI.Stoppler MC, Endometriosis. eMedicine.
16. Kapoor D. 2015. Endometriosis. Medscape, WebMD
17. M. D'Hooghe, Thomas. 2007. Endometriosis. In : M. D'Hooghe, etc. Berek
& Novak's Gynecology, 14th Edition section VII. California: Lippincott
Williams & Wilkins, 2007: 1137-1184.
18. Carr, Bruce. Endometriosis. 2008. In :John O. Schorge etc. Wiiliams
Gynecology. Dallas : McGraw Hills, 2008: 476-514.
19. Schenken, Robert S. Endometriosis. 2008. In :Danforth's Obstetrics and
Gynecology, 10th Ed Chapter 41. Lippincott Williams & Wilkins
Publishers; 10th edition; 2008 :716-724.
20. Premkumar, Ganeshselvi. 2008. Role of Laparoscopic Surgery in
Endometriosis Associated Infertility-Literature Review. In :World Journal
of Laparoscopic Surgery, January-April ed. Bristol : World Journal of
Laparoscopic Surgery.
27
28