Anda di halaman 1dari 6

1

Proyek Biologi Sel dan Molekul


Program Studi Biologi
ITB 2016

Pengaruh CdCl terhadap Kromosom dan Mitosis Akar Bawang


Merah (Allium cepa)
Hany Husnul Chotimah

Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132


Email: hanyhusnul@yahoo.co.id

Abstract. Seiring berjalannya waktu, jumlah industri tambang di Indonesia semakin meningkat.
Limbah-limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut tentunya memiliki efek tersendiri bagi
lingkungan maupun organisme yang hidup disekitarnya. Salah satu limbah yang umum
dijumpai pada industri tambang adalah logam berat berupa kadmium. Logam berat merupakan
senyawa karsinogenik yang dapat memberikan efek genotoksik terhadap sel sehingga sel dapat
mengalami perubahan fisiologis. Untuk mengetahui fase-fase mitosis serta pengaruh CdCl
terhadap kromosom dan indeks mitosis ujung akar bawang merah (Allium cepa), maka pada
penelitian ini dilakukan percobaan dengan metode pendeteksian dan pengkuantifikasian
kerusakan DNA menggunakan pewarna asetokarmin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar
bawang kontrol terlihat mengalami mitosis dengan berbagai fase (profase, prometafase,
metafase, anafase, dan telofase) dan memiliki indeks mitosis sebesar 0,053 sedangkan akar
bawang yang diberi perlakuan CdCl 30M tidak menunjukkan terjadinya mitosis sehingga
indeks mitosisnya 0 serta tidak menunjukkan adanya aberasi kromosom.

Keywords: aberasi; allium; genotoksik; kadmium; karsinogenik; kromosom; mitosis.

1 Pendahuluan
Pada sel eukariot, pembelahan sel menjadi komponen kunci dari siklus sel, dimana siklus sel
ini terdiri dari dua tahap utama yaitu fase pertumbuhan (interfase) dan pembelahan sel yang
sesungguhnya (fase mitotik). Interfase ditandai dengan aktivitas metabolisme yang tinggi dan
sel mulai melaksanakan berbagai fungsi kehidupan dari suatu organisme. Fase mitotik terdiri
dari dua tahap, yaitu mitosis dan sitokinesis. Saat terjadi mitosis, nukleus dan komponennya
terbagi dan terdistribusi membentuk dua nuklei sedangkan saat sitokinesis berlangsung,
sitoplasma akan terbagi ke dalam dua nuklei yang terbentuk. Kombinasi dari mitosis dan
sitokinesis akan menghasilkan dua sel anak yang identik. Kromosom erat kaitannya dengan
mitosis. Kromosom merupakan unit genetik yang terdapat dalam inti sel makhluk hidup
berupa deret panjang molekul yang disusun oleh DNA dan protein-protein[1].

Efek genotoksik merupakan efek kerusakan DNA yang dapat dipengaruhi oleh agen kimia
maupun fisika yang mampu memodifikasi basa nukleotida maupun sugar-phosphate
backbone dari DNA [2]. Kerusakan pada DNA tersebut diantaranya dapat diakibatkan oleh
terjadinya ikatan kovalen suatu agen toksik pada DNA. Salah satu agen toksik tersebut adalah
logam berat. Kontaminasi logam berat baik dalam kadar rendah maupun tinggi pada makhluk
hidup bersifat toksik. Logam berat tersebut dapat menyebabkan terjadinya mutasi kromosom
dan gangguan mitosis sel suatu organisme. Sebagai contoh, logam berat kadmium (Cd) dapat
menyebabkan terganggunya pembelahan sel dan aberasi kromosom termasuk mitosis-c,
patahnya kromosom, jembatan anafase, dan menempelnya kromosom[3].
2
Hany Husnul Chotimah

Bawang merah (Allium cepa) umum digunakan sebagai organisme model untuk menentukan
pengaruh suatu senyawa terhadap indeks mitosis dan aberasi kromosom. Pemilihan bawang
merah sebagai model ini dikarenakan pertumbuhan akar bawang merah sangat sensitif
terhadap agen toksik, fase mitosisnya dapat dibedakan dengan jelas, memiliki jumlah
kromosom yang stabil, dan morfologi kromosomnya beragam [4]. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk menentukan fase-fase mitosis yang tampak pada ujung akar bawang
merah dan menentukan pengaruh pemaparan CdCl 30 M pada kromosom dan indeks
mitosis bawang merah.

2 Metode

2.1. Penumbuhan Akar Bawang Merah (Allium cepa)


Pada pukul 06.00 WIB, umbi bawang merah dibersihkan dibawah air mengalir dan dipotong
tipis bagian bonggolnya menggunakan scalpel sampai terlihat jaringan lunaknya. Kemudian,
umbi bawang didudukkan pada mulut botol vial yang telah diisi akuades. Bonggol umbi
bawang harus menyentuh permukaan akuades agar akar bawang dapat tumbuh. Setelah 2
hari, akar bawang tumbuh dan mulai diberi perlakuan. Terdapat dua kelompok perlakuan,
kelompok pertama terdiri dari dua buah kontrol dimana umbi bawang tetap diletakkan pada
botol vial berisi akuades, sedangkan kelompok kedua terdiri dari tiga perlakuan dimana
larutan dalam botol vialnya diganti dengan CdCl 30 M.

2.2. Fiksasi Akar Bawang Merah (Allium cepa)


Pada pukul 05.00 WIB, dilakukan fiksasi akar bawang merah dengan memotong ujung akar
bawang merah sepanjang 2-3 mm menggunakan scalpel. Setelah dipotong, ujung akar
dimasukkan ke dalam botol vial berisi larutan Carnoy dengan bantuan pinset selama 10-15
menit dalam suhu ruang. Tujuannya adalah agar sel-sel pada ujung akar terfiksasi dan
terjebak dalam fase mitosis. Sekitar pukul 07.30 WIB, ujung akar dipindahkan ke dalam
botol vial berisi HCl 1 N selama 5 menit di suhu ruang agar jaringannya melunak. ujung akar
lalu direndam dalam botol vial berisi akuades selama 15 menit.

2.3. Pewarnaan Akar Bawang Merah (Allium cepa)


Ujung akar yang telah difiksasi diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan asetokarmin
kemudian dipanaskan di atas bunsen. Setelah asetokarmin terserap, ujung akar ditetesi oleh
asam asetat 45% dan ditutup dengan kaca tutup. Setelah itu dilakukan squash menggunakan
ujung jarum jara sehingga akar hancur dan dapat diamati sel-selnya di bawah mikroskop.

2.4. Pengamatan Indeks Mitosis dan Aberasi Kromosom


Indeks mitosis diketahui dengan dilakukan perhitungan terhadap sel-sel yang sedang
bermitosis per 1000 sel. Aberasi kromosom diamati dan dicatat jenis-jenisnya.
Indeks mitosis = ((jumlah sel yang bermitosis)/(jumlah sel total))*100%
Atau indeks mitosis = (jumlah sel yang bermitosis)/1000
3
Pengaruh CdCl terhadap Kromosom dan Mitosis Akar Bawang Merah
(Allium cepa)

3 Hasil dan Pembahasan


3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 3. 1 Hasil pengamatan fase-fase mitosis akar bawang merah (Allium cepa)

Foto Fase Mitosis


Profase
(perbesaran 400x)

Prometafase
(perbesaran 400x)

Metafase
(perbesaran 400x)

Anafase
(perbesaran 400x)

Telofase
(perbesaran 400x)

(Dokumentasi Pribadi, 2016)


4
Hany Husnul Chotimah

Indeks Mitosis
0.06
0.05
Indeks mitosis 0.04
0.03
Indeks Mitosis
0.02
0.01
0
Kontrol Perlakuan

Gambar 3. 1 Grafik indeks mitosis akar bawang merah kontrol dan perlakuan

(Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 3. 2 Pengamatan Aberasi Kromosom

Kontrol Perlakuan

Jumlah Sel Aberasi Jenis Aberasi Kromosom Jumlah Sel Aberasi Jenis Aberasi Kromosom
0 - 0 -

(Dokumentasi Pribadi, 2016)

3.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap pengaruh CdCl 30 M terhadap
kromosom dan indeks mitosis akar bawang merah (Allium cepa). Terdapat beberapa reagen
yang digunakan dan masing-masing memiliki fungsi berbeda. Larutan Carnoy berfungsi
sebagai larutan yang akan memfiksasi (menghentikan aktivitas sel) pada saat puncak
pembelahan sel, sehingga sel terjebak dalam tahap mitosis[5]. Campuran HCl dan etanol 90-
95% (1:1-2) berfungsi untuk melunakkan dinding sel akar bawang merah. Asetokarmin
berfungsi sebagai pewarna inti sel sehingga tahap mitosis ataupun aberasi kromosom lebih
mudah ditandai[6]. Karmin merupakan zat warna yang terbuat dari eksrak kochinil yang
merupakan hasil gerusan serangga Coccus cacti yang dikeringkan. Mekanisme asetokarmin
mewarnai bawang adalah dengan menghidrolisis kromosom sehingga bersifat negatif
terhadap asetokarmin, sehingga asetokarmin yang bermuatan berlawanan akan saling tarik
menarik dengan kromosom, sehingga pewarnaannya kuat[7]. Asam asetat 45% memiliki
fungsi yang hampir sama dengan campuran HCl dan etanol 90-95% (1:1-2) yaitu untuk
melunakkan dinding sel dan fungsi tambahan untuk membilas kelebihan asetokarmin. Pada
percobaan ini, dilakukan juga pemanasan pada akar bawang merah yang telah diberi
asetokarmin. Pemanasan ini berfungsi untuk mempercepat proses penyerapan asetokarmin
oleh sel-sel pada akar bawang merah.
5
Pengaruh CdCl terhadap Kromosom dan Mitosis Akar Bawang Merah
(Allium cepa)

Kadmium merupakan salah satu polutan paling beracun yang dapat menyebabkan kerusakan
DNA dan meningkatkan peroksidasi lipid dengan waktu paruh biologis yang panjang.
Kadmium dapat menginduksi pembentukan mikronukleus dan menurunkan indeks mitosis.
Selain itu, kadmium juga dapat menghambat mitosis dengan merusak mekanisme transport
karena tingginya konsentrasi peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid yang diinduksi oleh Cd
disebabkan oleh serangan radikal bebas pada asam lemak yang merupakan komponen dari
membran lipid. Radikal bebas tersebut adalah ROS (Reactive Oxygen Species). Serangan
ROS dan rendahnya kemampuan antioxidant defense mechanisms pada sel dapat
menyebabkan terjadinya mikronukleus. Namun, efek yang ditimbulkan dari pemaparan Cd
ini merupakan efek yang tidak langsung[8]. Induksi ROS oleh Cd mempengaruhi status redoks
sel dan menyebabkan oksidasi yang dapat merusak protein, lipid, serta biomolekul lainnya.
Cd dapat merusak nukleolus sel, masuk ke dalam proses sintesis RNA, menghambat aktivitas
ribonuklease, dan juga menghambat mekanisme perbaikan DNA (repair mechanism). Jalur
genotoksisitas Cd masih belum diketahui secara jelas, tetapi pemaparan Cd memungkinkan
terjadinya interaksi antara Cd dengan DNA dan merusak DNA baik secara langsung maupun
tidak langsung[9]. Menurut Sharma dan Dubey (2006), mekanisme yang mungkin terjadi
dalam perusakan DNA oleh Cd adalah Cd mengganti Zn sehingga mekanisme transkripsi
pebaikan DNA terganggu (repair mechanism) akibatnya siklus sel pun menjadi terhambat
atau bahkan tidak dapat berlangsung[10].

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat beberapa data terkait fase-fase mitosis,
indeks mitosis, dan aberasi kromosom. Pada ujung akar bawang merah kontrol, fase-fase
mitosis dapat teramati dengan baik seperti terlihat pada Tabel 3.1. mitosis terdiri dari lima
tahapan, yaitu profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase. Profase ditandai dengan
kromatin yang mulai memendek dan menebal membentuk kromosom yang kemudian saling
berpasangan membentuk sister chromatid. Prometafase terjadi ketika sister chromatid mulai
menuju bidang ekuator sel yang kemudian dilanjutkan dengan metafase, dimana semua sister
chromatid telah berada di bidang ekuator sel. Kemudian, pasangan kromosom akan terpisah
menuju kutub yang berlawanan pada saat anafase berlangsung. Pada saat telofase, mulai
terbentuk dua inti sel yang baru, dan pada sel tumbuhan terdapat cell plate[1]. Dari data
tersebut diketahui bahwa indeks mitosis untuk kontrol adalah 0,053. Pada ujung akar bawang
yang diberi paparan CdCl, diketahui indeks mitosisnya adalah 0, hal ini dikarenakan Cd dapat
berinteraksi dengan DNA sehingga proses mitosisnya terganggu yang terbukti dari
pengamatan di bawah mikroskop, dimana sel-sel ujung akar bawang merah yang diberi CdCl
tidak menunjukkan adanya aktivitas mitosis[9]. Perbandingan indeks mitosis antara kontrol
dan perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Hasil pengamatan terhadap aberasi kromosom
(Tabel 3.2) menunjukkan bahwa tidak adanya aberasi kromosom yang teramati, baik pada
ujung akar bawang merah kontrol maupun perlakuan. Berdasarkan literatur, ujung akar
bawang merah perlakuan harusnya mengalami aberasi kromosom berupa terbentuknya
mikronukleus. Ketidaksesuaian ini dapat terjadi diduga karena konsentrasi CdCl yang
digunakan masih dapat ditoleransi oleh Allium cepa[10].

4 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fase-fase mitosis yang
tampak pada ujung akar bawang merah adalah profase, prometafase, metafase, anafase, dan
6
Hany Husnul Chotimah

telofase. Pemaparan CdCl 30 M pada ujung akar bawang merah dapat menyebabkan proses
mitosis terhambat, sehingga indeks mitosisnya menurun. Sedangkan pengaruh pemaparan
CdCl 30 M pada aberasi kromosom tidak teramati.

5 References
[1]
Reece, Jane B, Martha R. Taylor, Eric J. Simon, and Jean L. Dickey. 2012. Campbell
Biology Concept & Connections. San Francisco: Pearson Education, Inc.

[2]
Kastan, M.B. and Bartek. 2004. Cell-Cycle Checkpoints and Cancer. Nature, 432: 316
323.

[3]
Zou J, Yue J, Jiang W, Liu D. 2012. Effects of Cadmium Stress on Root Tip Cells and
Some Physiological Indexes in Allium cepa var Agrogarium L. Acta Biol Crac 54:129-
141.

[4]
Firbas, P. & Amon T. Allium Chromosome Aberration Test for Evaluation Effect of
Cleaning Municipal Water with Constructed Wetland (CW) in Sveti Toma, Slovenia.
J Bioremed Biodeg 4: 189. doi:10.4172/2155- 6199.1000189.

[5]
Savage, J. R. 1997. Application of Chromosome Banding Techniques to The Study of
Primary Chromosome Structural Change. Journal of medical genetics: 14(5): 362-370

[6]
Lieberman AD, Craven MR, Lewis MR and Nemenzo JH. 1998. Genotoxicity From
Domestic Use of Organophosphate Pesticides. J Occup Environ Med, 40:954-957.

[7]
Gunarso, Wisnu. 1989. Mikroteknik. Bogor :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut
Pertanian Bogor.

[8]
Unyayar, Serpil., Ayla Celik, Ozlem, and Aysin. 2006. Cadmium-Induced Genotoxicity,
Cytotoxicity, and Lipid Peroxidation in Allium sativum and Vicia Faba. Mutagenesis
21(1) : 77-81.

[9]
Amirthalingam, Thangaraja, Ganesan Velusamy, and Raja Pandian. 2013. Cadmium-
Induced Changes in Mitotic Index and Genotoxicity on Vigna unguiculata (Linn.)
Walp. Journal of Environtmental Chemistry and Ecotoxicology, 5(3) : 57-62.

[10]
Sharma P, Dubey RS (2006). Cadmium uptake and its toxicity in higher plants. In: Khan,
N.A. and S. Samiullah (eds.), Cadmium toxicity and tolerance in plants, Narosa
publishing House pp. 63-86.

Anda mungkin juga menyukai