Latar Belakang
Perbedaan mendasar dari cekaman dan stress salah satunya yaitu apabila
cekaman dapat bersifat terlalu berlebihan atau kekurangan sedangkan stress hanya
bersifat kekurangan. Begitu juga kebutuhan air baagi tanaman. Ketersediaan air yang
terlalu belebihan pada tanaman juga dapat menyebabkan gangguan bagi tanaman.
genangan baik bersifat sementara atau selamanya disebabkan oleh meluapnya sungai,
kandungan CO2 meningkat. Hal ini berbahaya bagi tanaman karena O2 sangat
toksik seperti asam organic dan gas methan meningkat. Genangan pada tanah akan di
ikuti perubahan stomata, traspirasi, dan penyerapan air. Stomata biasanya akan
menutup 2 atau 3 hari setelah tanah tergenang, dan pada kebnyakan varietas yang
tidak toleran akan tetap menutup dalam waktu lama. Waktu pembukaan stomata
berhubungan dengan produksi akar adventif yang akan meningkatkan penyerapan air
dan komposat untuk untuk kerusakan dan kehilangan sebagian system akar asli. Pada
konsentrasi CO2 yang tinggi pada air tanah yang akan berkaitan dengan penurunan
penyerapan pasif oleh akar disebabkan perubahan fisik di protoplasma dan membran
protoplasmic.
Sulphides, CO2, Fe, dan mangan yang diproduksi pada tanah tergenang dan hasil
metabolism dari mikroba anaeriob seperti metana, etana, propenil, asam lemak. Hal
ini menyebabkan keracunan bagi tanaman pada keadaan tergenang. Contoh akibat
dari akumulasi bahan ini adalah perusakan membrane yang berkaitan dengan
B. Pembahasan
gabungan adaptasi morfologi dan fisiologi memiliki kontribusi yang bervariasi untuk
formasi aerenkima ( yaitu struktur seperti spons yang ada pada batang, daun, atau
akar yang memiliki ruang berisi udara), hipertropi pada lentisel (berkaitan dengan
pembukan pada batang dan akar yang mengijinkn pertukaran gas bagian dalam
jaringan dan atmosfer), dan regenerasi akar baru. Pada beberapa tanaman toleran
pada keadaaan O2 yang rendah akan meningkatkan kapasitas transport udara dari
daun ke akar. Setelah kandungan O2 naik maka akar akan meningkatkan difusi dari
akar ke atmosfer tanah. Beberapa tanaman merespon genangan dengan
mengembangkan jaringan aerenkima yang besar pada batang dan akar baik dengan
pembubaran keseluruhan sel atau dengan pemisahan dinding sel. Tanaman yang tidak
memiliki ruang yang cukup untuk meningkatkan ruang udara internal mereka dalam
kondisi anaerobic akan menjalani anoxia pada bagian akarnya. Secara fisiologis,
keadaan tergenang akan merangsang stimulasi anaerob dari produksi ethilen, yang
akan meningkatkan aktifitas sel dan mengarah pada pembentukan aerenkima. Sel sel
disekitar sel tersebut akan berkompeisi untuk mendapat air tersedia setelah platisitas
dinding sel meningkat akibat selullosa. Kompetisi ini mengarah pada plasmolysis
dan disintegrasi dinding sel yang lemah dengan hasil akhir meningkatnya ruang
interseluller.
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu memanjangkan batang mengikuti permukaan
air untuk menghindari kondisi anaerob dan menyimpan cadangan energy selama
terendam kemudian tumbuh kembali setelah air surut (Setter et al. 1997). Mekanisme
adaptasi tanaman padi tersebut bergantung pada kondisi genangan air. Adaptasi
yang tergenang air dalam jangka panjang. Sedangkan penggunaan varietas padi
dengan kemampuan pemanjangan akar yang cepat dapat merugikan bagi tanaman
sifat agronomi unggul dengan memanfaatkan gen toleran rendaman Sub1 contohnya
yaitu galur IR05F101 (Swarna-Sub1). Berdasarkan silsilahnya, galur IR05F101
varietas Swarna sebagai tetua berulang dan galur toleran rendaman IR49830-7-1-2-3
sebagai tetua donor (IRRI 2010). Varietas Swarna merupakan varietas yang sangat
populer dan ditanam luas di India dan Bangladesh Seleksi untuk mendapatkan galur
yang toleran dan memiliki genotipe yang mirip dengan varietas Swarna dilakukan
dengan bantuan penanda molekuler (Neeraja et al. 2007). Skema yaitu swarna
disilangkan dengan IR49830-7 untuk mendapatkan F1. F1s disilangkan secara back-
cross (BC) sehingga didaptakan dalam jumlah banyak biji BC1F1. Pada generasi
BC1F1 yang memiliki lokus Sub1 yang heterozigot di identifikasi untuk mengurangi
populasi. Dari tanaman rekombinan ini individu yang memiliki nomor marka paling
rendah dari donor genome di seleksi. Pada BC generasi kedua dilakukan strategi yang
sama. Hasil seleksi dari BC2 dan BC 3 dilakukan perkawinan sendiri untuk analisis
masa depan.
ke Indonesia dan sejumlah negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara melalui
program International Network for Genetic Evaluation of Rice (INGER) untuk diuji
adaptasinya di berbagai daerah yang mewakili lahan rawan banjir. Hasil uji
berpotensi untuk dikembangkan di lahan rawa lebak dan rawan banjir. Kedua galur
tersebut selanjutnya dilepas sebagai varietas unggul baru masing-masing dengan
C. Kesimpulan
Kozlowski, T.T. 1984. Plant Responsesto Flooding of Soil. BioScience, Vol. 34,
No. 3, pp. 162-167.
Oleh:
Riza Baihaqi
NIM A1D016200