Anda di halaman 1dari 17

PEMULIAAN TANAMAN TOLERAN

TERHADAP CEKAMAN LINGKUNGAN

BAB I. PENDAHULUAN
Pembatasan Lingkungan untuk
Budidaya Pertanian
 Jean Meyer (1970)  we have to find in the next 25
years, food for as many people again as we have been able to
develop in the whole history until now.
 Berarti orang telah berupaya mencukupi pangan.
Kadang-kadang tekanannya digeser dari :
 kemampuan pertanian untuk meningkatkan suplai
makanan/pangan ke pertambangan
 pengendalian populasi (penduduk) dengan upaya
menerapkan program ZPG (Zero Population Growth)
 Konferensi Pangan Sedunia (1974) : ”Walau jelas
kebutuhan pangan untuk penduduk yang selalu
bertambah harus dipikirkan, tetapi jelas pula bahwa
populasinya tidak boleh berkembang terus tanpa
kendali sampai 2X lipat setiap generasi, karena pasti
bahwa kemampuan bumi untuk memberikan
kehidupan sampai pada s/ titik yang akan terlampaui
(carrying capacity/daya dukung lingkungan akan
terlampaui)”.
 Tahun 1972  kritis ketidak-seimbangan antara suplai
dan konsumsi  betapa dekatnya batas dunia dalam
kekurangan pangan  disebabkan oleh rendahnya
daya hasil kultivar padi2an dan fluktuasi iklim.
 peningkatan produksi pangan  berasal dari
produksi tanaman  menyediakan > 90%
kebutuhan kalori :
 padi : ± 75%

 umbi2an, minyak biji, dan gula : 20%


 sayuran & ternak : sisanya

 sumber daya kelautan :3%


 Peningkatan produksi  peningkatan daya hasil
per satuan luas dan perluasan areal
pertanian/tanaman per luasan areal tanam
(tumpang sari).
 Peningkatan daya hasil per satuan luas  input
besar2an seperti pupuk, irigasi, pestisida kimiawi, dan
varietas unggul. Kendala utama :
 keberagaman iklim

 input tersebut makin mahal (berasal dari energi fossil


yang tidak tergantikan).
 Diperlukan varietas yang kenyal terhadap lingkungan
adaptif (daya lenting terhadap lingkungan tinggi)  resiliensi
& hasil tinggi.
 Perluasan areal pertanian/tanaman  lahan marginal
berhadapan dengan cekaman lingkungan
 Ketahanan terhadap masalah cekaman  dikembangkan
bila lahan marginal akan digunakan untuk suplai pangan
dan untuk perbaikan lingkungan/lahan marginal
(ameliorasi).
Pencegahan, Perbaikan dan Perubahan Dampak
Cekaman Lingkungan terhadap Produksi Tanaman
 Mengurangi atau menghilangkan efek lingkungannya
terhadap tanaman adalah dengan cara :
1. mengubah lingkungan menjadi lebih baik (sangat mahal :
tenaga kerja + energi)
 ameliorasi
 pupuk, pestisida, irigasi,
 land forming, pengolahan dalam
 pemanasan, dll
2. mengubah tanaman menjadi tahan :
 mengubah daya adaptasinya
 memperbaiki daya hasil dan mutu
 Metodenya : dengan memanfaatkan populasi genetik yang
beragam atau membuat keragaman genetik baru dan seleksi
setiap waktu sesuai dengan tujuan.
 Metode impiris ini bersifat untung2an apabila lingkungan
berubah dari tahun ke tahun  perlu dikembangkan
informasi tentang tanggapan tanaman terhadap stress
(biotik/abiotik)  gen ketahanan.
 Telah banyak informasi mengenai efek cekaman terhadap
fungsi tanaman dalam pengambilan air, transpirasi,
fotosintesis, dll. Tanggap tanaman ini dapat dipakai sebagai
kriteria seleksi ketahanan terhadap cekaman tertentu,
selanjutnya identifikasi gen pengendali sifat tanggap
tersebut.
 Khusus untuk Indonesia
 Penduduk  bertambah terus, tidak kurang dari 1,6 % per
tahun  bahan makanan beralih ke beras (karena
kemudahannya swasembada beras 1984  statement
swasembada pangan melalui :
 intensifikasi

 efisiensi intensifikasi

 perluasan areal panen

 perluasan areal pertanaman

 Alih fungsi lahan subur di P. Jawa (tdk kurang dari 40.000


ha/tahun)  harus dikendalikan.
 Persaingan dengan sektor lain  perluasan areal TIDAK
PERLU  lahan baru yang tidak diminati oleh sektor lain =
berupa lahan yang bermasalah dan penuh cekaman.
 Lahan cadangan untuk perluasan areal pertanian di Indonesia:
Jadi tujuan pemuliaannya
adalah : mengembangkan
varietas baru yang tahan
terhadap kondisi
lingkungan yang sudah
diperbaiki sampai batas
tertentu.
 Hubungan antara Cekaman Lingkungan dan
Pola Penyebaran Tanaman
 Peta global penyebaran tanaman disebabkan oleh :
cekaman lingkungan. Fase awal domestikasi tanaman dari
bentuk aslinya (bentuk liar) telah terlibat adanya adaptasi
genetik dari tanaman tersebut terhadap lingkungan
dimana tanaman ini di-domestikasi (dibudidayakan).
 Center of diversity (Vavilov) merupakan pembangkit
adanya diversitas genetik yang merupakan dasar
terbentuknya landrace (forma kultivar yang paling kuno
yang dapat bertahan  sejak pertanian tradisional) yang
dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai lingkungan
hingga membentuk peta global tersebut.
 Sampai pada awal fase pertanian modern pun masih diakui
pentingnya lingkungan dalam mempengaruhi
penyebaran dan adaptasi tanaman (berbeda dengan
adaptasi karena rekayasa genetik).
 Faktor2 yang mempengaruhi evolusi dan distribusi
tanaman (sinar matahari, komposisi udara, tanah, air, suhu,
angin, api, orang, binatang, & organisme tanaman lain) 
sebagian besar dapat dipandang sebagai komponen
cekaman lingkungan (dalam arti sempit).
 Dalam proses domestikasi  distribusi primer  distribusi
sekunder  distribusi klinal.
 Faktor manusia (hub.nya dengan gizi & perilaku sosial) hanya
merupakan faktor sekunder yang mempengaruhi proses perkembangan
dan distribusi tanaman budidaya pada wilayah adaptif & klimatik
tertentu.
 Faktor lingkungan yang paling berperan dalam
mempengaruhi distribusi tanaman berturut2 adalah :
 lingkungan suhu (freezing) = 15 %
 lingkungan lengas (kekeringan) = 26 %
 lingkungan kendala kimia tanah) = 20 %
 lingkungan lain2 (sisanya) = 39 %
1. Lingkungan Suhu
Adaptasi terhadap kisaran suhu yang luas kurang
dapat dilakukan (dibandingkan adaptasi terhadap foto
periode) sehingga terjadi distribusi wilayah yang jelas
atas data adaptasi terhadap suhu seperti : toleransi
terhadap chilling (> 0ºC), freezing (< 0ºC) & heat.
Dengan adanya asosiasi antara klimat dan
ketangguhan tanaman, terbentuk distribusi sub
wilayah (distribusi clinal) pada wilayah yg lebih
sempit.
2. Lingkungan Lengas
Lingkungan lengas mempengaruhi distribusi wilayah
dan sub wilayah (clinal). Di zaman pertanian pra
ilmiah jelas dicerminkan oleh menurunnya keanekaan
species bila makin jauh dari sumber air. Timbulnya
banyak agroekosistem terutama jg disebabkan oleh
pengaruh lingkungan lengas. Curah hujan misalnya,
menimbulkan pola penyebaran padi sawah & padi
gogo di daerah tadah hujan.
3. Lingkungan Kendala Kimia Tanah
Cekaman kimia tanah jg menimbulkan pola
penyebaran aras wilayah maupun aras clinal.
Adaptasi terhadap pH tanah & masalah ikutannya
yaitu keracunan & defisiensi berpengaruh kuat
terhadap distribusi tanaman.
Contoh : Tersebar luasnya ubi kayu di tanah masam
tropis, ini karena tanaman tersebut sangat toleran
terhadap pH rendah & kadar Al & Mn yang tinggi
dalam tanah.
 Dengan mengetahui latar belakang fisiologi
perbedaan antar species dalam ketahanan
terhadap cekaman akan meningkatkan
kemampuan upaya memperbaiki ketahanan
terhadap cekaman tertentu dalam species tanaman.
 Dalam eksplorasi sumberdaya genetik baru tahan
cekaman perlu mengetahui adanya interaksi
genotipe x lingkungan, dan mengetahui distribusi
wilayah & clinal dari species & landrace.
 Jelas bahwa produksi tanaman dunia saat ini sangat
dibatasi oleh cekaman lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai