Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya sekret ke


dalam. Kelenjar buntu menghasilkan sekret tidak melalui saluran tertentu ,
akan tetapi langsung masuk sirkulasi ke dalam darah yaitu hormon (
merangsang).
Kelenjar endokrin bukanlah kelenjar buangan, kelenjar endokrin
memiliki efek sekresi yang artinya setelah di keluarkan akan di proses dan di
gunakan kembali. Sekresi tersebut menghasilkan hormon yang akan di
sekresikan melalui peredaran darah lalu sampai pada target sel. Kelenjar
endokrin ini bekerja dengan mekanisme feed back yang artinya pasti akan ada
timbal balik dari organ tujuan tadi yang berupa efek.
Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh
pembawa pesan kimia yang disebut hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar
endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke dalam aliran darah, dan di
bawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.
Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu
molekul protein yang memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon
hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya
lebih luas dari pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus
sistem saraf.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari sistem endokrin?

1.2.2 Apa fungsi dari sistem endokrin?

1.2.3 Apa karakteristik dari sistem endokrin?

1.2.4 Bagaimana anatomi dan fisiologi kelenjar endokrin, serta hormon yang
dihasilkan?

1
1.2.5 Bagaimana pengendalian endokrin?

1.2.6 Apa saja klasifikasi hormon?

1.2.7 Apa saja gangguan pada sistem endokrin?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari sistem endokrin

1.3.2 Untuk mengetahui fungsi sistem endokrin

1.3.3 Untuk mengetahui karakteristik dari sistem endokrin

1.3.4 Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi kelenjar endokrin, serta


hormon yang dihasilkan

1.3.5 Untuk mengetahui cara pengendalian endokrin

1.3.6 Untuk mengetahui klasifikasi hormon

1.3.7 Untuk mengetahui gangguan pada sistem endokrin

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sistem endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kelenjar yang memproduksi substans untuk


digunakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang
tetap beredar dan bekerja di dalam tubuh. Kelenjar endokrin adalah kelenjar
yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil
sekresinya berupa hormon. Hormon merupakan senyawa kimia khusus
diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu

2.2 Fungsi dari sistem endokrin

Sistem endokrin memiliki lima fungsi umum, yaitu:

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.

2. Menstimulasi urutan perkembangan

3. Mengkoordinasi sistem reproduktif

4. Memelihara lingkungan internal optimal

5. Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

2.3 Karakteristik sistem endokrin

Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut. Hormon
disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:

1. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada
pagi hari dan menurun pada malam hari.

3
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan
lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.

3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons
terhadap kadar kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan


tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.

Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen.


Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon
dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar
atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

2.4 Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Endokrin, serta hormon yang dihasilkan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai
asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka
fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila
sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja
melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

A. Struktur

Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit,
atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin

4
termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan
kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan
sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :

1. Pulau Langerhans pada Pankreas

2. Gonad (ovarium dan testis)

3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus

B. Struktur

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat
gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang
mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :

a. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang

b. Menstimulasi urutan perkembangan

c. Mengkoordinasi sistem reproduktif

d. Memelihara lingkungan internal optimal

e. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

C. Klasifikasi

Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon


yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam
air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin,
norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid
(mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan
tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem
mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel
dengan bebas.

5
E. Karakteristik

Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon
disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:

Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan turun pada malam hari.

Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan
lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.

Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap
kadar kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat
positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam
situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.
Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi
sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi
spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan
hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar
lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme
lain dan diekskresi oleh ginjal

F. Regulasi

Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise. Dua kelenjar endokrin yang


utama adalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin dikontrol secara
langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem
persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area
lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam
hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon

6
ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise
dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar
endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap
hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat
kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior
kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang
mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar
yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.Sistem umpan balik
kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala
kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan,
kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif.
Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu
pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar
pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari korteks
adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar
substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan
dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan
di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah.Aktivasi sel-sel target
.Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel
berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan
mediator intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah
satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP),
yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon
melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya,
ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan
kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika
hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan
mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim,
steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.

G. Struktur dan fungsi hipotalamus

7
Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat
dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat
tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui
humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering
disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise
anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui
kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke
hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus
antara lain:

ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon

ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon

TRH : Tyroid Releasing Hormon

TIH : Tyroid Inhibiting Hormon

GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon

GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon

PTRH : Paratyroid Releasing Hormon

PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon

PRH : Prolaktin Releasing Hormon

PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon

GRH : Growth Releasing Hormon

GIH : Growth Inhibiting Hormon

MRH : Melanosit Releasing Hormon

MIH : Melanosit Inhibiting Hormon.

8
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan
sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja
hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.

H. Struktur dan Fungsi Hipofise

Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii.


Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus
Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian
dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior,
merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut
juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan
lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan
saraf.

Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior


dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa
referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit
stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise
dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:

Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,


berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah
yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.

Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter


27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.

Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori


dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.

Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung


granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof diameter
sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH.

9
Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel kelenjar
hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan
karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah
carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang berfolikel.Hipofise
menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan mengontrol
sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik
akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.

I. Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih
kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan
yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai
ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap
lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan
parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri
tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior
merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid
mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.
Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari
ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini
adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang
dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara
aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi.

10
Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion
klorat dan ion sianat.

Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin


yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan
Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan
DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan
membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini
dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil,
sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan
protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine). Fungsi hormon-
hormon tiroid antara adalah:

Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya


meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testes.

Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam
intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi
waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya
dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel
kelenjar.

a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya


pertumbuhan saraf dan tulang

b. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah


kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.f. Merangsang
pembentukan sel darah merahg. Mempengaruhi kekuatan dan ritme
pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai
jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium
serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang

11
mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium
serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya
peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin.
Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.

J. Struktur dan Fungsi Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua


lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat
buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells.
Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa
dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.

Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ


:argetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang,
PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum :neningkat. Di
tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif
akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu
hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal,
meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar
kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.
Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping
tentunya PTSH

K. Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas

Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan


terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm
dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior
dan splenikus.

Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai


organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau
Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang

12
menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha
yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.

Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak.
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah
sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling
bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah
sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan
glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat.
Efek glukoagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam
meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam
amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa
dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon
meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak).Dalam menurunkan kadar gula
darah, insulin sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi
glukosa melalui membran sel di jaringan. Efek anabolik penting lainnya dari
hormon insulin adalah sebagai berikut:

a. Efek pada hepar

Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa


Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar.

b. Efek pada otot

Meningkatkan sintesis protein


Meningkatkan transportasi asam amino
Meningkatkan glikogenesis

c. Efek pada jaringan lemak

Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas


Meningkatkan penyimpanan trigliserida

13
Menurunkan lipolisis

K. Struktur dan Fungsi Kelenjar Adrenal

Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar


suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai
kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal. Kelenjar adrenal terdiri
dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang
dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang
esensial untuk kehidupan.

a. Korteks adrenal

Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon


adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa
tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
androgen.

b. Mineralokortikoid

Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk


pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur
keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan
ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralokortikoid (penyakit Addisons) mengarah pada hipotensi,
hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok.
Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.

c. Glukokortikoid

Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan


glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh
antara lain dalam: metabolisms glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein; keseimbangan
cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.d.

14
Hormon seksKorteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari
zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan
estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi
oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat
menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen
menyebabkan virilisme. sementara kelebihan pelepasan estrogen (mis.,
akibat karsinoma adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium
dan air.

L. Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad

Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada


minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal
terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar
gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi
gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.

a. Testis.

Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormone
testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan
untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk
memulai dan mempertahankan spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek
menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap
FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik
negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di
tubulus seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi
dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini
akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti
perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital,
distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta
perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang
pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.

15
b. Ovarium

Seperti halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin


dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium
menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk
selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan
mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium
untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses
laktasi.Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus
luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.

2.5 Pengendalian endokrin

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di


dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu
ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka


merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi
atau terlalu rendah.

Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang


aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah
mencukupi, maka hipotalamus dankelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak
diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah
kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi


yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita
melibatkan peningkatan sekresi LH danFSH oleh kelenjar hipofisa setiap

16
bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya
mengalami turun-naik setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa


terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat
bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan


hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa)
menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada
puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin.
Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan
mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.

Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di


bawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan
apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya
kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah
gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan
turun sampai sangat rendah.

Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.


Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi
hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya
dimengerti.

2.6 Klasifikasi Hormon

Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut


komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang
mengantarai kerja hormon di dalam sel :

1. Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya


Golongan Steroid, yang termasuk golongan ini adalah : Turunan
dari kolestrerol yaitu androgen ,estrogen dan adrenokortikoid
Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat

17
Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil, yang
termasuk golongan ini adalah Thyroid, Katekolamin, epinefrin dan
tiroksin
Golongan Polipeptida/Protein : Insulin, Glukagon, GH, TSH,
oksitosin vasoperin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan
lain lainnya.
2. Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon Lipofilik :
Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak,contohnya: hormon
golongan steroid (estrogen, progesteron,testosteron, glukokortikoid,
aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin)
Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air,
contohnya insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH),
gastrin dan katekolamin (mis: dopamin, norepinefrin,epinefrin)
3. Berdasarkan lokasi reseptor hormon
Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel
(plasmamembran)
4. Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon didalam sel
yaitu kelompok Hormon yang menggunakan kelompok second
messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase
sebagai mediator intraseluler
5. Berdasarkan pola siklus sekresi hormon, maka di bedakan atas :
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24
jam, contohnya Kortisol , dimana kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan turun pada malam hari.
Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjangwaktu
tertentu, seperti bulanan, contohnya Estrogen dimana
merupakan non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan
siklus menstruasi.
Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung
pada kadar subtrat lainnya, contohnya Hormon paratiroid dimana
proses sekresinya tergantung respons terhadap kadar kalsium serum.

18
2.7 Gangguan pada sistem endokrin

Gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem endokrin adalah
sebagai berikut:

1. Hiposekresi somatotropin sebelum pubertas dapat mengakibatkan


dwarfisme, yang mana gejala yang di alami oleh penderita yaitu anak
tumbuh kerdil.

Pada anak : Gigantisme, yang mana gejala yang di alami oleh penderita
yaitu pertumbuhan raksasa.

Pada dewasa : Akromegali, yang mana gejala yang di alami oleh penderita
berupa pertumbuhan tulang tidak normal pada masa
dewasa, misalnya ujung tulang jari dan tulang dagu
sehingga bentuk dan ukuran jari dan dagu menjadi
abnormal, yaitu lebih besar dan panjang dibanding ukuran
normal.

Gambar 1. Penyakit Hiposekresi somatotropin pada anak-anak

2. Hiposekresi ADH (Anti diuretic hormone) dapat mengakibatkan diabetes


insipidus yang mana gejala yang di alami oleh penderita yaitu produksi
urine berlebihan.

3. Hiposekresi tiroksin

Pada anak : Kretinisme, yang mana gejala yang di alami oleh penderita
yaitu terjadinya hambatan pertumbuhan fisik dan mental sehingga menjadi
kerdil.

19
Pada dewasa : Miksedema, yang mana gejala yang di alami oleh penderita
yaitu terjadi pembengkakan di bawah kulit berisi cairan dan berat badan
bertambah.

Gambar 2. Orang yang mengalami kretinisme

Hipersekresi tiroksin mengakibatkan penyakit basedowi, yang mana


gejala yang di alami oleh penderita yaitu metabolisme dalam tubuh
meningkat, banyak keringat, suhu tubuh cenderung tinggi dan tangan
gemetar.

4. Hiposekresi parathormon, yang mana gejala yang di alami oleh penderita


yaitu kekurangan kalsium dalam darah dan terjadi kejang pada otot tangan
dan kaki. Hipersekresi parathormon, yang mana gejala yang di alami oleh
penderita yaitu kalsium keluar dari darah dan tulang menuju serum darah
sehingga tulang menjadi keropos dan dapat mengakibatkan gagal ginjal.

5. Hiposekresi glukokortikoid dan mineralokortikoid mengakibatkan penyakit


adison, yang mana gejala yang di alami oleh penderita yaitu
hiperpigmentasi, kelelahan, dan nafsu makan turun. Hipersekresi
glukokortikoid dan mineralokortikoid mengakibatkan coushing syndrome,
yang mana gejala yang di alami oleh penderita yaitu wajah bulat, tumbuh
benjolan pada tulang punggung, hiperpigmentasi, dan perut
menggelantung.

20
6. Hiposekresi insulin mengakibatkan penyakit diabetes melitus, yang mana
gejala yang di alami oleh penderita yaitu kadar gula darah tinggi, berat
badan turun, mudah merasa haus serta kulit dan mulut terasa kering.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem endokrin adalah sistem kelenjar yang memproduksi substans untuk


digunakan di dalam tubuh. Fungsi endokrin adalah membedakan sistem saraf
dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang. menstimulasi
urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduktif, memelihara
lingkungan internal optimal, dan melakukan respon korektif dan adaptif
ketika terjadi situasi darurat. Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan
endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada
permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus
intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan
endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya,
kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Dalam
hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut
dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air
termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin,
epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis.,
tiroksin). Salah satu penyakit karena gangguan pada sistem endokrin adalah
hiposekresi somatotropin.

22

Anda mungkin juga menyukai