Anda di halaman 1dari 26

RESUME ELEMEN MESIN

Oleh : 1. Ikhsan Rahmawan (1201144191)

2. Nurul Fitriani (1201142442)

3. Reivan Diandra Putra (1201140159)

LO 1 LO 2

Pengerertian elemen Sambungan Las ( Fungsi, macam,


Konstruksi mesin penerapan, pemilihan, analisis
Pengertian tentang beban dan gaya-gaya, ukuran
regangan

Desain dan Elemen Mesin

Desain adalah perubahan dari konsep-konsep dan ide-ide menjadi mesin yang memiliki
manfaat. Sebuah mesin adalah penggabungan dari mekanisme-mekanisme dan komponen-komponen
lainnya yang mengubah, mengirimkan, atau menggunakan energi, beban, atau gerakan untuk sebuah
tujuan ang spesifik.

Sebuah mesin meliputi beberapa elemen-elemen mesin berbeda yang di desain dengan tepat
dan diatur untuk bekerja bersama sebagai satu kesatuan.

elemen Mesin adalah Bagian-bagian suatu konstruksi yang mempunyai bentuk serta fungsi
tersendiri, seperti baut-mur, pene , pasak, poros, kopling, sabuk-pulli, rantai- sprocket, roda gigi dan
sebagainya..

Sebuah elemen mesin dapat berfungsi sebagai sebuah penyalur beban normal, sebuah
penyalur torsi, sebuah penyerap energi, atau sebuah segel. Beberapa contoh penyalur beban yaitu
rolling element bearing, hydrodynamic bearing, dan rubbing bearing. Beberapa contoh penyalur torsi
yaitu gear, tangkai, rantai, dan belt. Brake dan damper adalah contoh penyerab energi.

Desain Sistem Mekanis

Sistem mekanis adalah kumpulan elemen mesin yang saling Bersinergi. Saling Bersinergi
karena sebagai desain itu mewakili sebuah ide atau konsep yang lebih besar dari jumlah bagiannya
masing-masing. Misalnya, jam mekanis, meski hanya kumpulan roda gigi, pegas, dan Cams, juga
mewakili realisasi fisik alat pengukur waktu. Perancangan sistem mekanis memerlukan fleksibilitas
dan kreativitas yang cukup untuk mendapatkan solusi yang baik. Kreativitas tampaknya dibantu oleh
keakraban dengan desain yang berhasil, dan sistem mekanis seringkali merupakan kumpulan
komponen yang dirancang dengan baik dari sejumlah kelas terbukti yang terbukti. Merancang sistem
mekanis adalah jenis masalah yang berbeda daripada memilih komponen. Seringkali, tuntutan sistem
membuat jelas persyaratan fungsional suatu komponen. Namun, merancang sistem mekanis yang
besar, berpotensi terdiri dari ribuan atau bahkan jutaan mesin.

Desain Elemen Mesin

Menentukan sistem mekanis hanyalah awal dari proses sintesis desain. Elemen elemen mesin tertentu
harus dipilih, kemungkinan mengarah ke iterasi desain lebih lanjut. Merancang elemen mesin yang
tepat biasanya melibatkan langkah-langkah berikut :
1. Memilih tipe elemen mesin yang cocok berdasarkan pertimbangan dari fungsinya.
2. Memperkirakan ukuran dari elemen mesin yang munkin akan memuaskan.
3. Mengevaluasi performansi elemen-elemen mesin terhadap kebutuhan atau batasan rancangan.
4. Mengubah desain dan dimensi sampai performansi mendekati titik optimum yang dianggap
paling penting.
Pertanyaan utama dalam merancang elemen mesin apapun adalah apakah rancangan tersebut akan
gagal saat digunakan. Kegagalan (failure) tidak hanya berarti rusaknya sebuah elemen mesin. Sebuah
elemen mesin dikatakan gagal jika:

1. Saat tidak dapat dioperasikan sama sekali


2. Saat masih dapat dioperasikan tapi tidak dapat menunjukan fungsi yang seharusnya
memuaskan.
3. Ketika kemunduran yang serius membuat elemen mesin tersebut tidak dapat diandalkan atau
tidak aman untuk digunakan lagi, yang mengharuskan elemen mesin tersebut segera di
singkirkan untuk diperbaiki atau diganti dengan yang lain.
Dalam merancang elemen mesin berikut adalah yang desainer harus periksa dan verifikasi.

1. Apakah seluruh alternatif desain sudah sepenuhnya di investigasi?


2. Bisakah desain tersebut di seerhanakan dan jumlah dari komponen nya diminimaliasikan
tanpa memberikan akibat buruk terhadap fungsi dan performa yang diharapkan?
3. Bisakah desain tersebut dibuat lebih kecil dan lebih ringan?
4. Apakah terdapat fitur yang tidak penting dari produk tersebut atau beberapa komponennya,
dan jika demikian, bisakah di eliminasi atau digabungkan dengan fitur lainnya?
5. Sudahkah desain modular dan konsep building-block dipertimbangkan untuk sebuah famili
dari produk yang serupa dan untuk melayani dan memperbaiki, mengupgrade, dan
menginstall pilihan?
6. Apakah toleransi dimensi dan permukaan akhir tidak perlu ketat, dengan demikian secara
signifikan meningkatkan cost produk, dan bisakah mereka direlaxkan tanpa menimbulkan
efek buruk.
7. Akankah produk menjadi sulit atau mengkonsumsi waktu berlebih untuk dirakit dan
dibongkar untuk perawatan, diservis, atau di daur ulang untuk beerapa atau seluruh
komponennya?
8. Apakah penggunaan pengunci dikurangi, termsuk jumlah dan variasinya?
9. Sudahkah pertimbangan lingkungan dicatat dan disatukan menjadi desain produk, seperti
material dan seleksi proses?

Beban
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Untuk menentukan secara pasti besarnya
beban yang bekerja pada suatu struktur selama umur layannya adalah salah satu pekerjaan yang cukup
sulit. Selain itu menentukan besarnya beban hanya merupakan suatu estimasi saja. Walapun beban yang
bekerja dapat diketahui secara pasti pada suatu lokasi dari struktur, namun distribusi beban dari elemen
ke elemen, dalam suatu struktur umumnya memerlukan asumsi dan pendekatan. Besarnya beban yang
bekerja pada suatu struktur diatur oleh peraturan pembebanan yang berlaku, sedangkan masalah
kombinasi dari beban-beban yang bekerja telah diatur dalam SNI 03-1729-2002 dengan pasal 6.2.2
yang akan dibahas kemudian. Beban memiliki beberapa jenis yaitu:

a. Beban Mati: berat dari semua bagian suatu gedung atau bangunan yang bersifat tetap selama
masa layan struktur termasuk unsur-unsur tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung atau bangunan tersebut. Contoh: berat
struktur, pipa-pipa, saluran listrik, AC, lampu-lampu, penutup lantai dan juga plafon.
b. Beban Hidup: beban gravitasi yang bekerja pada struktur dalam masa layannya dan timbul akibat
penggunaan suatu gedung. Contoh: berat manusia, perabotan yang dapat dipindah-pindah,
kendaraan, dan barang-barang lainnya.
c. Beban Angin: beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan-tekanan dari gerakan angin.
d. Beban Gempa: semua beban statik ekivalen yang bekerja pada struktur akibat adanya pergerakan
tanah oleh gempa bumi, baik pergerakan arah vertikal maupu horizontal.

Regangan
Regangan merupakan perpindahan perpanjang yang dihasilkan secara solid seperti hasil stress.
Untuk merancang elemen mesin, tidak hanya desain harus memadai jika mempertimbangkan tegangan
relative terhadap kekuatan, tetapi juga harus dipastikan bahwa pemindahan dan atau deformasi tidak
berlebihan dan berada dalam batasan desain. Tergantung pada aplikasi, deformasi ini mungkin sangat
terlihat atau hampir tidak terlihat. Secara matematis,
Regangan (strain), = l / l atau l = .l

Dimana: l = Perubahan panjang batang

l = Panjang batang asli

Utama regangan:

Serupa dalam konsep dengan utama tekanan


Dapat mengidentifikasi, sumbu utama sepanjang tidak ada regangan geser atau rotasi, hanya
perpanjangan atau kontraksi murni
Untuk padatan isotropic, sumbu utama regangan bertepatan dengan sumbu utama tegangan
Definisi sumbu regangan utama: tiga arah saling tegak lurus dalam tubuh yang tetap saling tegak
lurus selama deformasi

Tegangan
Tegangan adalah hasil bagi antara gaya tarik (P) yang dialami kawat dengan luas penampang (A).
Stress dikembangkan pada elemen mesin karena beban dan desain mesin yang diterapkan melibatkan
memastikan bahwa elemen dapat mempertahankan tekanan yang diinduksi tanpa menghasilkan. Bila
beberapa sistem kekuatan atau beban eksternal bekerja pada tubuh, kekuatan internal (sama dan
berlawanan) dipasang di berbagai bagian tubuh, yang menahan kekuatan eksternal. Kekuatan internal
per satuan luas di bagian tubuh ini dikenal sebagai unit stress atau hanya tegangan, Tegangan
dilambangkan dengan huruf Yunani (). Berikut rumus dari tegangan ():

Tegangan, = P/A

Dimana P = gaya tarik (N)

A = luas penampang (mm2)

Tegangan dan Regangan Tarik (Tensile Stress and Strain)

Tegangan tarik (tensile stress) adalah tegangan yang timbul akibat gaya tarik. Regangan tarik (tensile
strain) adalah rasio kenaikan panjang dengan panjang asli.

Tensile stress, t = P/A

Tensile strain, t = l / l
Dimana P = gaya tarik (N)

A = luas penampang (mm2)

l = panjang asli (mm)

l = bertambah panjang (mm)

Tegangan dan Regangan Tekan (Compressive Stress and Strain)

Tegangan tekan (compressive stress) adalah tegangan yang timbul akibat gaya tekan atau desak.
Regangan tekan (compressive strain) adalah rasio penuruan panjang terhadap panjang asli.

Tensile stress, c = P/A

Tensile strain, c = l / l

Dimana P = gaya tarik (N)

A = luas penampang (mm2)

l = panjang asli (mm)

l = kurangi panjang (mm)

Contoh Soal:

Tali nilon berdiameter 2 mm ditarik dengan gaya 100 N. Tentukan tegangan tali!
Diketahui:
Gaya tarik (P) = 100 N
Diameter tali (d) = 2 mm = 0,002 m
Jari-jari tali (r) = 1 mm = 0,001 m
Ditanya: tegangan tali

Jawab:
Luas penampang tali (A) = r2
A = (3.14) (0.001 m)2
A = 3.14 x 10-6 m2
()
Tegangan tali () = ()
100
= 3.14 106 2

= 31.5 x 106 N/m2


Sebuah rantai kumparan derek dibutuhkan untuk membawa beban maksimum 50 kN. Carilah
diameter stok link, jika tegangan tarik yang diijinkan pada material link tidak melebihi 75 MPa.
Diketahui:
P = 50 kN = 50 103 N
t = 75 MPa = 75 N/m2
Ditanya: diameter stok link

Jawab:

Luas penampang (A) = x d2
4

A = 0.7854 d2
Gaya tarik (P) = t x A
50 x 103 = 75 x 0.7854 d2
d2 = 850
d = 29.13 mm
d 30 mm
Diagram Tegangan-Regangan

1. Proportional Limit
Titik O sampai titik A dinamakan daerah proportional limit. Di area ini regangan yang terbentuk
proporsional dengan tegangan yang bekerja. Tegangan ini yang membentuk kurva tegangan
ragngan mulai terdeviasi dari garis lurus.
2. Elastic Limit
Titik A sampai B dinamakan daerah elastic limit. Di area ini material akan kembali ke bentuk
semula ketika tegangan dihilangkan. Tegangan yang bekerja pada material tanpa menyebabkan
deformasi permanen.
3. Yield Point
Jika material terus tegangan sampai di atas titik B, keadaan plastis akan tercapai, dan pada saat
beban dihilangkan material tidak akan bisa kembali ke bentuk semula. Diatas titik B, regangan yang
terjadi akan bertambah dengan cepat, sedangkan pertambahan tegangannya kecil sampai tercapai
titik C, dan terjadi penurunan kecil tegangan pada titik D, segera setelah proses peluluhan tersebut
berhenti. Sehingga ada dua titik luluh, yaitu titik C (titik luluh atas) dan titik D (titik luluh bawah).
Tegangan yang bekerja pada titik luluh tersebut dinamakan tegangan luluh (yield stress).
4. Ultimate Stress
Titik E diberi nama titik ultimate stress, yaitu dimana titik tegangan maksimum terjadi, yang
didefinisikan sebagai beban terbesar dibagi dengan luas area mula-mula dari bahan.
5. Breaking Stress
Setelah specimen mencapai titik ultimate akan menjadi proses necking, yaitu dimana pengecilan
luas penampang area. Tegangan kemudian terus berkurang sampai specimen patah pada titik F.
6. Percentage Reduction in Area
Pada tahap perbedaan antara luas penampang asli dan luas penampang melintang di leher.
Perbedaan tersebut dinyatakan sebagai persentase luas penampang asli.

Percentage reduction in area = x 100

Dimana A = luas penampang melintang


= luas penampang melintang di leher
7. Percentage Elongation
Di tahap ini persentase peningkatan panjang pengukur standar yang diperoleh dari mengukur
specimen retak setelah membawa bagian yang rusak bersamaan.

Percentage elongation =
x 100

Dimana L = panjang specimen awal


= panjang specimen akhir

SAMBUNGAN LAS

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan bahan logam yang menghasilkan peleburan
bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan dengan
atau tanpa pemakaian bahan pengisi. Meskipun pengetahuan tentang las sudah ada sejak beberapa
ribu tahun silam, namun pemakaian las dalam bdidang konstruksi dapat terbilang masih baru. Las
memiliki kerugian, yaitu dapat mengurangi tahanan lelah bahan (fatigue strength) disbanding paku
keling. Penyambungan dengan las memberikan beberapa keuntungan, yaitu:

Harga konstruksi menggunakan las lebih murah disbanding dengan pemakaian baut atau
keling
Terdapat beberapa jenis elemen struktur yang tidak memungkinkan menggunakan baut atau
keling, tidak seperti sambungan las
Struktur yang disambung akan lebih kaku
Komponen dapat tersambung secara kontinu
Mudah untuk membuat perubahan desain
Tingkat kebisingan lebih rendah

Jenis-jenis sambungan

1. Sambungan sebidang (butt joint)


Umumnya dipakai untuk pelat-pelat datar dengan ketebalan sama atau hampir sama

2. Sambungan lewatan (lap joint)


Jenis sambungan yang paling mudah untuk disesuaikan dengan keadaan di lapangan

3. Sambungan tegak (tee joint)


Banyak dipakai untuk membuat penampang tersusun

4. Sambungan sudut (corner joint)


Dipakai untuk penampang tersusun berbentuk kotak

5. Sambungan sisi (edge joint)


Digunakan untuk menjaga agar dua atau lebih pelat tidak bergeser satu dengan lain

Jenis-jenis las
1. Las tumpul (groove welds)
Dipakai untuk menyambungan batang-batang sebidang

2. Las sudut (fillet welds)


Las yang paling banyak dijumpai disbanding dengan tipe las lain, 80% sambungan
menggunakan tipe las sudut
3. Las baji dan pasak (slot and plug welds)
Biasa digunakan bersama-sama dengan las sudut. Manfaat utamanya menyalurkan gaya geser
pada sambungan lewatan bila ukuran panjang las terbatas oleh panjang yang tersedia untuk
las sudut.

LO 3 LO 4

Poros, pasak, tap, dan bantalan ( Fungsi, Puli dan Ban ( Fungsi, macam,penerapan,
macam, penerapan, pemilihan, analisis pemilihan, analisis gaya-gaya, menghitung
gaya-gaya, menghitung ukuran) ukuran

Poros
Poros adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Di dalam sebuah mesin, poros
berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Poros memiliki penampang
melintang dan tidak perlu diputar. Alat ini bisa berbentuk stasioner dan berfungsi untuk menopang
anggota yang berputar, seperti poros pendek yang mendukung roda mobil nondrive.

Poros memiliki beberapa macam untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya:
1. Poros Transmisi

Pada poros ini mendapat beban punter murni atau punter dan lentur. Daya yang ditransmisikan akan
melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll.

2. Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran. Spindle membutuhkan deformasinya yang harus kecil dan bentuk
serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar

Gandar adalah poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, yang dimana tidak
terdapat beban punter, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar.

Prinsip umum yang harus diingat:

a. Simpan poros sesingkat mungkin, dengan bantalan yang dekat dengan beban yang diaplikasikan.
Hal tersebut bisa mengurangi lendutan dan momen lentur dan meningkatkan kecepatan kritis.
b. Tempatkan penguat stress yang perlu jauh dari area poros yang sangat tertekan jika
memungkinkan. JIka tidak memungkinkan, gunakan radius yang bagus dan permukaan yang
bagus. Pertimbangkan proses penguatan permukaan lokal.
c. Gunakan baja murah untuk poros kritis defleksi, karena semua baja pada dasarnya memiliki
modulus elastisitas yang sama.
d. Bila berat sangat penting, perhatikan poros berongga. Misalnya, poros baling-baling pada mobil
roda belakang terbuat dari tabung untuk mendapatkan rasio tingkat kekakuan rendah yang
dibutuhkan untuk menjaga kecepatan kritis di atas jangkauan operasi.
Hal yang penting dalam merencanakan sebuah poros, hal tersebut sebagai berikut:

1. Kekuatan Poros
2. Kekakuan poros
3. Putaran kritis
4. Korosi
5. Bahan poros
Beban pada poros terbagi 3 beban:

a. Poros dengan Beban Puntir


Pada bagian ini membahas tentang rencana dalam sebuah poros yang mendapat beban utama
berupa torsi, seperti poros pada motor dengan sebuah kopling. Berikut rumus dari poros dengan
beban puntir dan diagram aliran untuk merencakan poros dengan beban puntir.
Pd = x P (kW)
Dimana Pd = daya rencana
= faktor koreksi
P = daya nominal
b. Poros dengan Beban Lentur Murni

Pada beban ini, gandar yang berada di kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani dengan
puntiran, tetapi mendapatkan beban lentur saja. Berikut rumus dari poros dengan beban lentur
murni dan diagram aliran untuk merencakan poros dengan beban lentur murni.
10.2
= [ 1 ]1/3

Dimana = diameter
= tegangan lentur
1 = momen lentur

c. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur


Biasanya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Maka poros tersebut
mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Berikut rumus dari poros dengan puntir
dan lentur serta diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir dan lentur.
2 + 4 2
=
2
Dimana = tegangan
= tegangan geser
Pasak
Pasak merupakan suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin pada poros
seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dan sebagainya. Seplain (spline) memiliki fungsi yang sama
dengan yang dilakukan pasak. Pemasak pasak antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan
pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi
memanjang sejajar sumbu poros.Pasak memiliki beberapa macam golongan yaitu pasar pelana, pasak
rata, pasak benam, pasak singgung, pasak jarum dan juga pasak tembereng.
Hal yang terpenting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah pasak, sebagai berikut:

a. Bahan pasak yang digunakan lebih lemah daripada bahan poros yang harus ditahan oleh pasak
b. Gaya tangensial yang bekerja:

=
2
Dimana T = torsi (N mm)
= gaya tangensial (N)
= diameter poros (mm)
c. Tegangan geser yang timbul:

=

Dimana = gaya geser
= luas bidang geser yang tergantung pada jenis pasak

Pasak benam segi empat berikut:


= = .

Dimana b = lebar (mm)

L = panjang (mm)

Tap
Tap atau disebut privot merupakan bagian dari poros yang menumpu atau yang berhubungan langsung
dengan roda, dimana sumbu putaran roda atau poros yang berputar pada bantalan lubang roda. Sebagai
contoh roda berputar terhadap pivot, pivot berputar terhadap bantalan dan ada juga hubungan perputaran
roda pada privot yang menggunakan perantara/bantalan. Tap atau privot terbuat dari kuingan atau
perunggu. Di dalam tap atau privot ada radius atau alur/celah pembebas, yang dimana setiap ada
perbedaan diameter pada suatu poros, dari diameter yang besar ke keci atau sebaliknya harus diberi
radius, yang mungkin radius biasa atau jenis under cut (celah pembebas).

Bantalan
Bantalan merupakan elemen mesin yang menumpu pada poros yang berbeban, sehingga putaran atau
geraakan bolak-baliknya bisa berlangsung dengan halus, aman dan juga tahan lama. Bantalan harus
cukup kuat dan kokoh agar memungkinkan poros lainnya bekerja dengan baik.

Bantalan memiliki dua klasifikasi yaitu:

1. Atas Dasar Gerakan Bantalan terhadap Poros


Dalam gerakan terdapat dua bantalan yaitu bantalan luncur dan bantalan gelinding. Pada bantalan
luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas. Pada
bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding di antara bagian yang berputar dengan yang diam
melalui komponen gelinding seperti bola (peluru), rol ataupun rol jarum dan juga rol bulat.
2. Atas Dasar Arah Beban terhadap Poros
Untuk arah beban terdapat tiga bantalan yaitu bantalan radial, bantalan aksial dan juga bantalan
gelinding khusus. Pada bantalan radial bertumpu pada tegak lurus sumbu. Bantalan aksial yang
sejajar dengan sumbu poros. Dan bantalan gelinding khusus bertumpu pada beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

Pada bantalan luncur dan bantalan gelinding terdapat perbedaan diantara keduanya seperti bantalan
luncur mampu untuk beban yang berat dan konstruksi yang sederhana, tetapi bantalan gelinding mampu
untuk beban yang lebih kecil dan konstruksi yang lebih rumit dan sulit dalam pembuatannya. Selain itu
pembuatan dan pemasangan pada bantalan luncur lebih mudah daripada bantalan gelinding. Gesekan
pada bantalan luncur terjadi sangat besar daripada bantalan gelinding yang dimana gesekannya sangat
kecil dan masih banyak lagi.

Bahan yang digunakan untuk bantalan luncur adalah babbit metal, bronzes, cast iron, silver dan juga
non-metallic bearings. Untuk memenuhi bahan yang akan digunakan untuk bantalan luncur, bahan
tersebut harus memiliki kekuatan yang baik untuk menahan beban dan kelelahan, mampu menyesuaikan
dengan lenturan poros yang kecil, bersifat anti las, sangat tahan karat, tahan aus, bisa
menghilangkan/menyerap kotoran, harganya yang murah dan juga tidak terlalu terpengaruh dengan
kenaikan temperatur. Hal terpenting dalam mendesain suatu bantalan luncur:

a. Kekuatan bantalan: =
W: beban bantalan (kg), w: beban per satuan panjang (kg/mm), : panjang bantalan (mm)
b. Pemilihan L/d

c. Tekanan bantalan: =

p: beban rata-rata (kg/mm2), W: beban bantalan (kg), : panjang bantalan (mm), d: diameter poros
(mm)

d. Harga tekanan dan kecepatan (pv): 1000 60 x ()


e. Tebal minimum selaput minyak: + 3

f. Kenaikan temperature selaput minyak dan minyak pengisi: =


Z: vikositas mutlak (cP), v: vikositas kinematic (cSt), : kerapatan (g/cm3)

Bantalan gelinding memiliki beberapa jenis yaitu bantalan bola radial alur dalam baris tungal, bantalan
bola radial magneto, bantalan bola kontak sudut baris tunggal, bantalan bola mapan sendiri baris ganda,
bantalan rol silinder baris tunggal, bantalan rol kerucut baris tunggal dan masih banyak lagi. Bahan
yang digunakn untuk bantalan gelinding harus memiliki ketahanan khusus terhadap kejutan, tahan
panas dan tahan karat, tahan aus dan tidak mudah patah, dll.

Bantalan gelinding memiliki beberapa kondisi:


1. Beban statis bantalan gelinding
a. Bantalan bola radial
Co = fo x i x Z x D x cos
b. Bantalan roller radial
Co = fo x i x Z x Le x D x cos
c. Bantalan bola aksial
Co = fo x Z x D sin
d. Bantalan roller axial
Co = fo x i x Z x Le x D x sin
2. Beban statis ekuivalen untuk bantalan rol
Fro = ( X0 Fr + Y0 Fa) Ks
3. Beban dinamis ekuivalen bantalan gelinding
Fe = (Xr . V. Fr + Ya . Fa) Ks
4. Umur bantalan

= ( )k x 106

5. Beban dinamis bantalan



= (106 )1/k

Contoh Soal:

Sepasang roda dari gerbong rel kereta api membawa beban 50 kN pada setiap kotak poros, pada
jarak 100 mm dari bagian luar landasan roda. Panjang antar roda 1.4 m. tentukan diameter poros
antara roda, jika tegangannya tidak melebihi 100 MPa.

Diketahui: W = 50 kN = 50 x 103 N
L = 100 mm
x = 1.4 m
= 100 MPa = 100 N/mm2

Ditanya: diameter poros

Jawab:
M=WxL

= (50 x 103) x 100

= 5 x 106 N/mm


= 3
32

5 x 106 = 100 3
32
5 106
3 = 9.82

= 79.8
80 mm

Pasar persegi panjang dipasang pada poros dengan diameter 50 mm, tegangan geser yang
diijinkan tidak melebihi 4200 N/cm2 dan crushing stress tidak melebihi 7000 N/cm2. Carilah
panjang pasak yang paling aman.
Diketahui: d = 50 mm = 5 cm
= 4200 N/cm2
= 7000 N/cm2

Karena d = 50 mm, berdasarkan tabel pasak dapat:

b = 16 mm = 1.6 cm dan t = 10 mm = 1 cm


T = L x b x x 2
= 16 x x 3

. 2
L= 8.

. 52
= 8. 1,6

= 6.14 cm


T = L x x x = x x 3
2 2 16

. . 2
L= 4 . .

4200 (52 )
=
4 1 7000

= 11.8 cm

L 12 cm

Dimensi pasak yang diperoleh:


b = 16 mm, t = 10 mm, L = 12 mm

Rencanakan sebuah bantalan ujung dari perunggu untuk putaran 200 (rpm) dan beban 1500 (kg).
Bahan poros adalah baja agak keras dengan tegangan lentur yang diizinkan = 4 (kg/mm3).
Dengan mengambil = 0.006, tentukan juga daya yang terpakai.
Diketahui: = 1500 kg, N = 200 rpm, fc = 1, W = 1500 kg

Jawab:
Bahan bantalan:perunggu
= 0.7 2 (kg/mm3)
( ) = 0.2 (kg.m/mm2.s)

1500 200
1000 60 x 0.2

= 78.5 mm
80 mm
Sebuah bantalan tipe single row angular contact ball bearing No.310 digunakan pada kompresor
aksial. Bantalan menerima beban radial 2500 N dan beban aksial 1500 N. Jika diasumsikan bban
light shock load, hitung umur pakai bantalan tersebut
Jawab:
Bantalan No. 310: = 40500 N, C = 53000 N, diameter lubang 50 mm

1500

= 2500 = 0.6 e

dari tabel 4, didapatkan: = 1 dan = 0


= (Xr . V. Fr + Ya . Fa) Ks
= (1 x 1 x 2500 + 0 x 1500) x 1.5
= 3750 N


= ( )k x 106

53000
= ( 3750 )3 x 106
= 2.823 x 106 putaran

Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam bahasa Inggris yaitu PULLEY.
Puli berbentuk seperti roda. Pada penggunaannya puli selalu berpasangan dan dihubungkan dengan
sabuk (BELT).
Fungsi Puli

Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang digerakkan;


Mereduksi putaran
Mempercepat putaran
Memperbesar torsi
Memperkecil torsi

Jenis Puli

Flat Pulleys
V Pulleys
Round Pulleys
Triming Pulleys
3 Kelompok Belt

1. Light drives (penggerak ringan). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang lebih kecil
pada kecepatan belt sampai 10 m/s seperti pada mesin pertanian dan mesin perkakas ukuran
kecil.
2. Medium drives (penggerak sedang). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang
berukuran sedang pada kecepatan belt 10 m/s sampai 22 m/s seperti pada mesin perkakas.
3. Heavy drives (penggerak besar). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang berukuran
besar pada kecepatan belt di atas 22 m/s seperti pada mesin kompresor dan generator.

Jenis Belt Berdasarkan Bentuk

Flat belt (belt datar).


Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (a), adalah banyak digunakan pada pabrik atau bengkel,
dimana daya yang ditransmisikan berukuran sedang dari pulley yang satu ke pulley yang lain
ketika jarak dua pulley adalah tidak melebihi 8 meter.
V-Belt (belt bentuk V).
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (b), adalah banyak digunakan dalam pabrik dan bengkel
dimana besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar dari pulley yang satu ke pulley yang
lain ketika jarak dua pulley adalah sangat dekat.
Circular belt atau rope (belt bulat atau tali).
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (c), adalah banyak digunakan dalam pabrik dan bengkel
dimana besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar dari pulley yang satu ke pulley yang
lain ketika jarak dua pulley adalah lebih dari 8 meter. Material yang digunakan untuk belt dan tali
harus kuat, flexible dan tahan lama
Belt Datar
Open belt drive (penggerak belt terbuka)
Crossed atau twist belt drive (penggerak belt silang).
Quarter turn belt drive (penggerak belt belok sebagian).
Belt drive with idler pulley (penggerak belt dengan pulley penekan).
Compound belt drive (penggerak belt gabungan).
Circular belt atau rope (belt bulat atau tali).
V Belt
V-belt dibuat dari rajutan benang (fabric) dan tali (cord) yang didalamnya terdapat karet
(rubber) dan ditutup dengan fabric dan karet seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (a). Belt
dicetak ke sebuah bentuk trapezoidal (bentuk penampangnya) dan dibuat tidak berujung. V-
belt sangat cocok untuk transmisi jarak pendek. Sudut untuk V-belt biasanya dari 30o sampai
40o. Daya yang ditransmisikan diakibatkan oleh aksi desak (wedging) antara belt dan alur V
dalam pulley.

Celah (clearance) harus diberikan pada bagian bawah alur seperti ditunjukkan pada Gambar 1
(b), agar mencegah goresan pada bagian bawah yang bisa menjadikan penipisan karena aus.

Contoh Soal

Dua buah V-belt sejajar pada pulley beralur berukuran sama. Sudut alur adalah 30o. Penampang
setiap belt adalah 750 mm2 dan = 0,12. Density material belt 1,2 Mg/m3 dan tegangan
maksimum yang aman dalam material adalah 7 MPa. Hitung daya yang dapat ditransmisikan
antara pulley berdiameter 300 mm berputar pada 1500 rpm. Tentukan juga putaran poros yang
mana daya ditransmisikan adalah maksimum.
Refrensi

Hamrock, B. J. (2014). Introduction. In S. R. Schmid, B. J. Hamrock, & O. B. Jacobson,


Fundamentals of Machine Elements, Third Edition (p. 41). Boca Raton: CRC Press.

Hamrock, B. J. (2014). Load, Stress, and Strain. In S. R. Schmid, B. J. Hamrock, & O. B. Jacobson,
Fundamentals of Machine Elements, Third Edition (p. 41). Boca Raton: CRC Press.

Khurmi, R. S. (2005). Simple Stresses in Machine Parts. In R. S. Khurmi, & J. K. Gupta, Machine
Design (p. 88). New Delhi: Eurasia Publishing House (PVT.) LTD.

Setiawan, Agus (2008). Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-
2002)

Anda mungkin juga menyukai