Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

diselenggarakan upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat,

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara

sosial dan ekonomis. (UU No. 36 tahun 2009).

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi.

Kegiatan posyandu merupakan milik masyarakat dilaksanakan oleh

masyarakat dan untuk masyarakat dengan bimbingan petugas kesehatan. Kegiatan

pelayanan yang ada diposyandu merupakan kegiatan terpadu dari 5 program yaitu

gizi, KIA, Imunisasi, KB dan penanggulangan diare. Adanya penimbangan

bulanan diposyandu diharapkan gangguan gizi dapat diketahui perkembangannya.

(Departemen Kesehatan RI, 2012).

Secara umum kader posyandu mempunyai tiga peran yaitu pelaksana,

pengelola dan pemakai atau pengguna. Kader harus memahami tugas-tugas

1
2

pokok kader posyandu. Untuk mengetahui dan memahami tugas kader

pemerintah telah memberikan buku petunjuk teknis penggunaan buku KIA.

Hasil Riskesdas 2010, ditemui hanya 49,4 persen yang melakukan

pemantauan pertumbuhan 4 kali atau lebih dalam 6 bulan terakhir. Masih ada 23,8

persen balita yang tidak pernah ditimbang pada kurun waktu 6 bulan terakhir.

Kepemilikan KMS dijumpai hanya pada 30,5 persen anak balita, dan kepemilikan

buku KIA.

Masalah yang dihadapi posyandu perkotaan lebih sering pada jumlah

kunjungan yang sedikit. Hal tersebut dengan ciri-ciri masyarakat kota yang

cenderung individualisme materialistis tuntutan pelayanan yang professional,

kepekaan social yang tinggi, mengutamakan untung rugi dan pendidikan yang

relative tinggi. Masyarakat yang menuntut pelayanan cepat, tepat waktu,

walaupun masyarakat harus membayar lebih tinggi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke posyandu

adalah minat ibu. Minat ibu datang ke posyandu untuk memeriksakan anaknya

sangat dipengaruhi oleh keadaan ibu seperti pengetahuan dan pendidikan ibu.

Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal anak memerlukan sistem

pendukung yang terpenting yaitu ibu. Dengan demikian pemahaman dan

kesadaran ibu untuk memanfaatkan posyandu sangatlah penting (Wahono, 2010).

Disamping pemahaman dan kesadaran ibu akan pentingnya fungsi dan

peran posyandu juga minat ibu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan faktor

usia ibu (Zulkifli 2003).

Seiring dengan perkembangan zaman, sering terjadi suatu keadaan dimana

ibu tidak secara teratur mengunjungi posyandu. Hal tersebut akan menyebabkan
3

kesulitan dalam monitoring tumbuh kembang, maka perlu bagi tenaga kesehatan

khususnya bidan untuk terus memberikan sosialisasi kepada ibu-ibu yang

mempunyai balita dan memberikan intervensi yang sesuai dalam rangka

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu dalam meningkatkan kunjungan

ke posyandu ( Adisasmita, 2006).

Dibalik faktor yamg disebutkan diatas terdapat faktor lain yaitu hambatan

jarak, ketiadaan waktu yang dikarenakan kesibukan, lebih suka membawa

anaknya berobat kedokter praktek karena waktunya tidak bentrok dengan

kesibukan ibu atau orangtua, ketidaktauan ibu terhadap jadwal posyandu setiap

bulannya.

Kurangnya pemanfaatan posyandu sebagai sarana pemantauan tumbuh

kembang balita oleh ibu balita akan berakibat tidak terdeteksinya masalah-

masalah kesehatan anak balita secara dini (Depkes RI, 2000). Kesehatan anak

balita Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan , hal ini dapat dilihat

dari besarnya jumlah balita yang meninggal.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September-Desember 2013

di kelurahan Kembangarum terhadap 300 orang ibu tentang kunjungan posyandu

diperoleh jawaban yaitu 120 orang selalu membawa anaknya ke posyandu, 100

orang kadang-kadang dan 70% tidak pernah. Data didapatkan ibu yang tidak

pernah membawa anaknya ke posyandu berpendidikan SMA, berumur di atas 30

tahun dan mempunyai pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Faktor faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu pada


4

ibu yang memiliki balita di Posyandu RW. 01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun

2016.

B. Rumusan Masalah

Hasil Riskesdas 2010, ditemui hanya 49,4 persen yang melakukan

pemantauan pertumbuhan 4 kali atau lebih dalam 6 bulan terakhir. Masih ada 23,8

persen balita yang tidak pernah ditimbang pada kurun waktu 6 bulan terakhir.

Kepemilikan KMS dijumpai hanya pada 30,5 persen anak balita, dan kepemilikan

buku KIA.

Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis tertarik untuk meneliti

Faktor faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu pada ibu yang

memiliki balita di Posyandu RW. 01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016

C. Tujuan Peneliti

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang behubungan dengan pemanfaatan

posyandu pada ibu yang memiliki balita di Posyandu RW 01 Kelurahan

Sunter Jaya Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi pemanfaatan posyandu pada ibu yang

memiliki balita di RW.01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan ibu yang memiliki balita

di RW.01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi antara pekerjaan ibu yang memiliki

balita di RW.01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016.


5

d. Diketahuinya distribusi frekuensi antara sumber informasi ibu yang

memiliki balita di RW.01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016.

e. Diketahuinya distribusi frekuensi antara peran kader dengan ibu yang

memiliki balita di RW.01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016.

f. Diketahuinya distribusi frekuensi antara sikap dengan ibu yang

memiliki balita di Rw.01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016.

g. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan

posyandu pada ibu yang memiliki balita di RW.01 Kelurahan Sunter

Jaya Tahun 2016.

h. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemanfaatan

posyandu pada ibu yang memiliki balita di RW.01 Kelurahan Sunter

Jaya Tahun 2016.

i. Diketahuinya hubungan antara sumber informasi ibu dengan

pemanfaatan posyandu pada ibu yang memiliki balita di RW.01

Kelurahan Sunter Jaya Tahun 2016.

j. Diketahuinya hubungan antara peran kader dengan pemanfaatan

posyandu pada ibu yang memiliki balita di RW.01 Kelurahan Sunter

Jaya Tahun 2016.

k. Diketahuinya hubungan antara sikap dengan pemanfaatan posyandu

pada ibu yang memiliki balita di RW. 01 Kelurahan Sunter Jaya Tahun

2016.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teori

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan di

bidang kebidanan pada bagian kesehatan bayi, kesehatan lingkungan dan

kesehatan masyarakat dalam tumbuh kembang anak.

2. Manfaat Praktik

Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan pada bayi dan


balita, sehingga pelayanan kesehatan dapat memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pelayanannya.
.

Anda mungkin juga menyukai