Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAH ULUAN

A. Latar belakang
Angka kematian wanita di Indonesia masih dikatakan relatif cukup tinggi.

Tingginya angka kematian wanita di Indonesia akibat kanker sistem reproduksi

paling banyak disebabkan oleh kanker serviks. Kanker serviks merupakan kasus

kanker terbanyak kedua pada wanita di seluruh dunia. Setiap tahun lebih dari

270.000 wanita meninggal karena kanker serviks, dan lebih dari 85% terjadi di

negara berkembang (World Health Organization (WHO), 2013).

Di indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker

terbanyak berdasar data dari patologi anatomi tahun 2010 dengan insiden sebesar

12,7%. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita

penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan

setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks (Kementrian Kesehatan RI,

2015).

Pada tahun 2013, prevalensi kanker serviks di Indonesia adalah 98.692

kasus. Provinsi Banten 2.252 kasus, provinsi DKI Jakarta 5.919 kasus, provinsi

Lampung 765 kasus, di banding DKI Jakarta provinsi Banten masih rendah, tetapi

hal tersebut mungkin karena kasus kanker di Provinsi Banten belum semua

terdeteksi ( Riskesda, 2013). Hasil penelitian yang di laksanakan pada januari

2008 sampai dengan desember 2009 di ruang rawat inap RSU Kabupaten

Tangerang Provinsi Banten, terjadi peningkatan prevalensi penderita kanker

serviks. Yaitu 18 kasus di tahun 2008 dan 22 kasus penderita di tahun 2009 (Rani,

2010).
Pada saat ini ada beberapa cara penapisan untuk mendeteksi dini kanker

serviks, diantaranya Tes HPV, Tes Pap/ Pap smear, Tes IVA, Servikografi,

Kolposkopi. Namun yang sesuai dengan kondisi di Negara berkembang termasuk

Indonesia adalah dengan menggunakan metode IVA, karena tehniknya mudah

/sederhana, biaya rendah/murah dan tingkat sensitifitasnya tinggi, cepat dan cukup

akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau

sebelum pra kanker. Untuk itu di anjurkan tes IVA bagi semua perempuan berusia

30 sampai 50 tahun dan perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual

(Dirjen P2PL, Depkes RI, 2009).

Mayoritas perempuan yang di diagnosis kanker serviks biasanya tidak

melakukan skrining tes atau tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukan

adanya hasil abnormal. Tidak melakukan tes skrining secara reguler merupakan

faktor terbesar penyebab terjangkitnya kanker leher rahim pada seseorang (Emilia,

Ova et al, 2010). Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat

untuk mencegah factor resiko tersebut dan peningkatan program pencegahan dan

penanggulangannya yang tepat (Kemenkes RI, 2015).

Rekapitulasi data sejak tahun 2007-2016, di provinsi Banten yang sudah

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 16.178 wanita dan 93 diantaranya

dinyatakan IVA positif (Pusdatin, Kemenkes RI, 2017). Dinas kabupaten

Tangerang bekerja sama dengan BPJS kesehatan memberikan pelayanan

pemeriksaan IVA test di seluruh puskesmas wilayah kabupaten Tangerang,

walaupun untuk saat ini belum ada jumlah yang pasti akan jumlah cakupan

pemeriksaan IVA test di kabupaten Tangerang. Puskesmas Kedaung Barat

wilayah sepatan timur sudah melakukan pemeriksaan IVA test pada WUS
sebanyak 89 orang dan 1 orang di nyatakan IVA tes positif. Pada tanggal 5 juli

2017, Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Cabang Sepatan Timur sudah melakukan

pemeriksaan IVA secara gratis dalam rangka memperingati HUT IBI dan hanya

40 wanita yang ikut berpartisipasi. Meskipun tidak ditemukannya hasil dengan

IVA positif, tetapi jumlah partisipasi wanita usia subur masih jauh dari target

yang ditetapkan yaitu 100 wanita.

Dari hasil wawancara terhadap 5 wanita di Perumahan Pesona Lebak

Wangi 2 Sepatan Timur mengenai tingkat pengetahuan tentang kanker serviks, di

dapatkan hasil 2 dari 5 WUS di perumahan pesona lebak wangi 2 mengetahui

tentang kanker serviks, sedangkan 3 tidak mengetahui dengan baik tentang kanker

serviks. Bahkan ada WUS yang sama sama sekali tidak mengetahui tentang

kanker serviks dan pemeriksaan IVA test sebagai deteksi dini untuk kanker

serviks, ada beberapa WUS yang ingin melakukan IVA test tetapi tidak ada yang

menjaga anak-anak di rumah.

Latar belakang tersebut diatas, yang menjadi motivasi bagi peneliti untuk

melakukan penelitian mengenai: “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asetat (IVA) Pada

Wanita Usia Subur (WUS) Di Perumahan Pesona Lebak Wangi 2 Kecamatan

Sepatan Timur Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah
Meningkatnya angka kejadian kanker serviks disebabkan masih rendahnya

kesadaran serta motivasi wanita usia subur untuk melakukan deteksi dini, salah

satunya dengan metode IVA test ke pelayanan kesehatan. Dengan adanya deteksi

dini kanker serviks, dapat mengurangi resiko terjangkit kanker serviks tersebut

lebih kecil daripada tidak pernah memeriksakan diri.


Oleh sebab itu, maka masalah penelitian yang akan di teliti adalah “Apa

saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks

Metode IVA Pada WUS di Perumahan Pesona Lebak Wangi Sepatan Timur

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku deteksi dini

kanker serviks metode IVA terhadap WUS di Perumahan Pesona Lebak

Wangi 2 Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi WUS dalam melakukan deteksi dini

kanker serviks metode IVA di Perumahan Pesona Lebak Wangi 2

Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan, sikap, umur dan dukungan

suami/keluarga WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks

metode IVA di Perumahan Pesona Lebak Wangi 2 Kecamatan Sepatan

Timur Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

c. Diketahui hubungan antara pengetahuan, sikap, umur dan dukungan

suami/keluarga WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks di

Perumahan Pesona Lebak Wangi 2 Kecamatan Sepatan Timur

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian

Untuk memberikan data dan analisa sebagai informasi kepada

masyarakat mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA terhadap WUS,

sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

memperbaiki kualitas hidup dalam rangka pencegahan penyakit kanker

leher rahim dan kesadaran dalam deteksi dini.

2. Bagi Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan

bagi mahasiswa dan dapat digunakan sebagai data awal untuk

penyusunan karya tulis berikutnya.

3. Bagi peneliti

Merupakan pengalaman berharga untuk menambah pengetahuan dan

wawasan dalam hal merencanakan dan melaksanakan penelitian,

menyusun laporan hasil penelitian, serta meningkatkan ketrampilan

untuk menyajikan fakta secara jelas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker leher rahim dengan metode

IVA.

4. Bagi WUS
Secara tidak langsung WUS mendapatkan manfaat dari penelitian

ini, yaitu melalui program-program sosialisasi yang di lakukan sehingga mampu

meningkatkan pengetahuan WUS tentang IVA. Dan di harapkan mau untuk

melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA.

Anda mungkin juga menyukai