TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker serviks
1. Definisi
Kanker leher rahim adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada
adalah salah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya di daerah
Kanker leher rahim atau dalam bahasa latin di sebut carcinoma cervics
uteri, merupakan tumor ganas yang paling ganas dan paling sering dijumpai
pada wanita, juga merupakan tumor ganas yang paling banyak di derita dari
semua tumor ganas alat kelamin wanita. Bila ingin mengetahui seberapa
tinggi angka kejadian tumor ganas ini ialah bahwa kanker leher rahim
merupakan 1% dari semua tumor ganas pada wanita dan merupakan 66% dari
gejala biasanya berupa keputihan yang tidak khas, atau ada perdarahan setitik
yang bisa hilang sendiri. Pada tahap selanjutnya (kanker) dapat timbul gejala
berupa keputihan atau keluar cairan encer dari vagina yang biasanya berbau,
timbul kembali haid setelah mati haid (menopause), nyeri daerah panggul,
rahim , yaitu;
a) Makanan
mulur rahim pada wanita adalah makanan yang rendah vitamin A, vitamin
C, vitamin E.
b) Merokok
Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat pada mulut rahim
c) Umur
Pada wanita umur 33-55 tahun masa itu sering terjadi perubahan
sel-sel abnormal pada mulut rahim. Semakin tua umur maka lebih banyak
d) Paritas
yang dapat hidup. Paritas ini berbahaya dengan memiliki jumlah anak
lebih dari 2 orang. Jika jumlah anak yang dilahirkan melalui jalan normal
mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada usia muda
mulut rahim yang paling sering yaitu HPV tipe 16 dan 18. Jika kekebalan
kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker mulut rahim yang
g) Pemakain kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi Pil dalam jangka waktu lama ( 5 tahun
atau lebih) meningkatkan resiko kanker leher rahim sebanyak 2 kali. Sebab
sperma.
kanker leher rahim juga sangat minim. Oleh sebab itu mereka banyak yang
sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu membunuh kuman tersebut
(yuliwati,2012).
dan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini ( kurang dari 18
b) Selain itu juga menghindari faktor resiko lain yang dapat memicu
(Depkes, 2009)
beberapa tipe yaitu bivalea (tipe 16 dan 18) atau kuadrivalen (tipe
seksual, terpapar infeksi yang ditularkan secara seksual (IMS), ibu atau kakak
perempuan yang menderita kanker leher rahim, tes pap sebelumnya yang
2008).
a) Stadium 0
Stadium ini di sebut juga “Carsinoma-in-situ” yang berarti
Pada stadium ini, perubahan sel yang tidak wajar hanya di temukan
pada permukaan serviks. Ini termasuk kondisi pra kanker yang bisa
tidak wajar.
b) Stadium 1
Stadium 1 berarti bahwa kanker baru berada di leher rahim.
Stadium ini dibagi menjadi dua yaitu, stadium 1A dan stadium 1B.
Saat ini, stadium 1A dan 1B keduanya juga dibagi menjadi dua bagian
lagi yaitu, stadium 1A1 dan stadium 1A2, stadium 1B1 dan stadium
jaringan serviks, dan lebarnya kurang dari 7 mm. pada stadium 1A2,
serviks, tetapi lebarnya masih kurang dari 7 mm. Pada stadium 1B,
area kanker lebih luas, tetapi kanker masih berada dalam jaringan
serviks dan biasanya masih belum menyebar. Kanker ini biasanya bisa
c) Stadium 2
Pada stadium 2, kanker mulai menyebar keluar dari leher
vagina bagian atas. Stadium 2A dibagi lagi menjadi stadium 2A1 dan
Pada stadium 2A2 kanker berukuran lebih dari 4 cm. Pada stadium 2B
d) Stadium 3
Pada stadium 3, kanker serviks telah menyebar jauh dari
menjadi stadium 3A dan stadium 3B. Pada stadium 3A, kanker telah
ginjal.
e) Stadium 4
Kanker serviks stadium 4 adalah kanker yang paling parah.
kandung kemih dan dubur. Pada stadium 4B, kanker telah menyebar
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher
sebagai salah satu metode skrining kanker mulut rahim. IVA tidak
menggunakan asam asetat (IVA) paling tidak sama efektifnya dengan tes pap
dalam mendeteksi penyakit dan bisa di lakukan dengan lebih sedikit logistic
dan hambatan teknis. IVA dapat mengidentifikasi lesi derajat tinggi pada 78%
2010).
30 sampai dengan 50 tahun atau yang memiliki faktor resiko seperti seperti
resiko tinggi IMS akan dapat meningkatkan nilai prediktif positif dari IVA .
karena angka penyakit lebih tinggi pada kelompok usia tersebut, maka lebih
lampu sorot
posisi litotomi
b. Persiapan alat
1) Menyiapkan perlengkapan/bahan yang diperlukan seperti handscoon,
speculum cocor bebek, asam asetat 3-5% dalam botol, kom kecil
c. Pelaksanaan
1) Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan
bersih.
transformasi
11) Rapihkan ibu dan rendam alat-alat dan melepas sarung tangan
12) Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan metode
tujuh langkah
lainnya(polip serviks).
dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks-
d. IVA – kanker serviks pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (
Ayurai, 2010).
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia
subur ini berlangsung lebih cepat daripada pria. Puncak kesuburan ada pada
rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk
memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah
usia 40 tahun wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil.
(Suparyanto, 2011).
a. Siklus haid
c. Tes darah
d. Pemeriksaan fisik
e. Track record
Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik di sengaja
berat badan normal sesuai tinggi badan. Masih banyak wanita usia
subur yang makan tidak teratur, tidak sarapan pagi, dan sering
gizi selama masa pra hamil yaitu sekitar 3-6 bulan sebelum
infertil (tidak subur) karena tidak ada sel telur yang matang,
PCOS ini biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat,
d. Rokok
Dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun seperti karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida, sianida, ammonia, asetilen,
hamil, akan timbul berbagai masalah pada kehamilan dan bayi yang
namun akan terus berlanjut pada masa kehamilan dan masa setelah
merupakan langkah yang lebih baik dan tepat. Untuk itu, jagalah
kondisi keehatan agar tubuh selalu bugar dan siap untuk hamil.
4.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker leher
rahim metode IVA
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan perilaku
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sitem pelayanan kesehatan, makanan, serta
kesehatan. Agar intervensi atau upanya tersebut efektif , maka sebelum dilakukan
Faktor ini mencangkup faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
a. Umur
Umur adalah usia individu terhitung mulai pada saat dilahirkan
setiap saat burulang tahun . Umur adalah lama waktu hidup sejak
itu sesuai dengan anjuran Depkes RI 2009 bahwa deteksi dini kanker
leher rahim dianjurkan pada perempuan usia 30-50 tahun, karena lesi
b. Sikap
tidak senang atau perasaan biasa biasa saja ( netral ) dari seseorang
terhadap sesuatu. Sesuatu itu bisa benda , kejadian situasi, orang orang
atau kelompok. Kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah perasaan
senang maka dise but sikap negatife. Kalau tidak timbul apa apa disebut
pentingnya deteksi dini kanker leher rahim ,belum tentu akan diikuti
dengan perilaku yang positif yaitu melakukan deteksi dini kanker leher
rahim.
Penelitian yang dilakukan oleh Ninik Artiningsih (2011),
r = 0,381). Semakin tinggi nilai sikap WUS maka perilaku WUS dalam
c. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ’tahu’, dan ini terjadi setelah orang
(Notoatmodjo),2007).
i. Tahu ( Know )
sama lain.
v. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau
yang baru.
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat – tingkat
tersebut diatas.
Pengetahuan tentang deteksi dini kanker leher rahim penting
diharapkan dalam hal ini perilaku deteksi dini kanker leher rahim. Hal
pemeriksaan papsmear.
D. Kerangka Teori
Kerangka teori ini berdasarkan teori Green (1980) dalam buku promosi
kesehatan dan ilmu perilaku karangan Sukidjo Notoatmodjo tahun 2007 yang
Faktor Pemungkin :
Keterjangkuan jarak
Keterjangkauan biaya
Perilaku WUS dalam
deteksi dini kanker
leher rahim metode
IVA
Faktor penguat :
Keterpaparan informasi /
media massa
Dukungan suami /
keluarga
Dukungan petugas
kesehatan
Dukungan kader
E. Kerangka konsep
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui informasi tentang
faktor faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker leher rahim metode
IVA dan WUS, maka dibuatlah kerangka konsep berdasarkan teori yang di
Pada penelitian ini variable yang akan di teliti terdiri dari variable
Pengetahuan
Sikap Perilaku pemeriksaan
Umur IVA
Dukungan
Suami/Keluarga
F. Hipotesis