Anda di halaman 1dari 130

Arah Pengembangan Wilayah

Penetapan skenario pengembangan wilayah berimplikasi pada adanya target yang harus dicapai
dalam setiap tahap pengembangan. Arahan pengembangan disusun berdasarkan kesenjangan
antara target yang diharapkan pada tiap tahap pengembangan dengan kondisi saat ini. Arahan
pengembangan tersebut terdiri dari beberapa aspek pengembangan wilayah yaitu aspek fisik dan
lingkungan, sumber daya menusia, infrastruktur dan kelembagaan.

Arah Pengembangan Fisik dan Lingkungan

Arahan pengembangan fisik dan lingkungan Kabupaten kuantan singingi akan difokuskan kepada
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam. Disamping itu juga arahan pengembangan
Kabupaten kuantan singingi, sesuai dengan konsep yang ditetapkan yang mengangkat Danau
Maninjau sebagai destinasi pariwisata utama yang akan dikembangkan, maka terdapat pula arahan
pengembangan terhadap pengembalian fungsi danau maninjau. Arahan pengembangan dilihat dari
aspek fisik dan lingkungan secara rinci adalah sebagai berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Arah Pengembangan Fisik dan Lingkungan

Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

48,38 % Reinforcement Ketersediaan Pemanfaatan lahan


lahan di lahan yang yang sesuai untuk
wilayah studi (Tahun 2020) sesuai bagi pengembangan
masih dapat peningkatan pertanian tanaman
dikembangka produktivitas pangan, perikanan dan
n tanaman peternakan dengan
pangan, sistem terpadu dan
masih perikanan dan ramah lingkungan
terdapat
peternakan
penggunaan Pemulihan ekosistem
lahan yang Jumlah KJA di sungai kuantan dengan
tidak sesuai sungai kuantan mengurangi masuknya
dengan dan pencemaran zat zat pencemar ke
kemampuan berkurang dalam sungai dan
lahan pengurangan jumlah
Peningkatan KJA
Tingginya kesadaran
pencemaran lingkungan oleh Pelibatan masyarakat
di sumgai masyarakat dalam pengelolaan
kuantan lingkungan hidup dan
pengurangan kerusakan
terjadi lingkungan
perambahan
hutan Development Masyarakat yang Pemeliharaan kawasan
lindung dan memiliki lindung, konservasi dan
degradasi (Tahun2025) ketahanan dan peningkatan vegetasi
siap siaga dalam pada kawasan hutan
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

lahan menghadapi untuk menjaga


bencana cadangan air tanah,
sudah ada mencegah erosi dan
kelompok Produksi mendukung fungsi
masyarakat pengolahan
ekosistem lainnya
yang komoditas yang
memiliki ramah Manajemen
kearifan lokal lingkungan penggunaan lahan dan
dalam mitigasi bencana
menjaga KJA di Sungai
kawasan kuantan berada Pengembangan
lindungnya di zona khusus kegiatan lokal yang
dengan jumlah terpadu dengan
sesuai daya pelestarian sumber
dukung daya alam dan
lingkungan hidup
Sugai kuantan
telah bersih dan Pengurangan KJA di
siap Sungai kuantan hingga
dikembangkan mencapai jumlah sesuai
sebagai kawasan dengan daya dukung
pariwisata danau (6000 petak)

Integration Pengelolaan Pengelolaan sumber


sumber daya daya lokal yang sesuai
(Tahun 2031) alam dengan kapasitas daya
berkelanjutan dukung lingkungan

terjaganya Pengendalian dampak


eksositem alami, lingkungan untuk
keanekaragama menjamin
n hayati di terlaksananya
Sungai kuantan pembangunan ekonomi
tanpa merusak
ekosistem alami dan
melampaui daya
dukung lingkungan

Expansion Kondisi Pengendalian dampak


lingkungan, lingkungan untuk menjamin
(Tahun 2035) ekosistem dan terlaksananya pembangunan
habitat ekonomi tanpa merusak
lingkungan alami ekosistem alami dan melampaui
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

masih terjaga daya dukung lingkungan

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Arah Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Kabupaten kuantan singingi diharapkan merupakan pelaku utama kegiatan
ekonomi yang akan dikembangkan di wilayah tersebut. Dengan demikian, pembangunan sumber
daya manusia yang akan diarahkan kepada pembangunan tingkat pendidikan dan pengembangan
keterampilan, dengan demikian diharapakan dalam perencanaan pengembangan wilayah Kabupaten
kuantan singingi masyarakat mampu berperan sebagai penggerak ekonomi utama dan
mendoniminasi tenaga kerja tingkat menengah sampai dengan atas. Untuk mencapai sumber daya
manusia yang diharapkan tersebut, maka arahan pengembangan sesuai dengan tahapan
pengembangannya adalah sebagai berikut:

Tabel Error! No text of specified style in document..2 Arah Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

Pertanian Reinforcement Masyarakat Pembinaan teknik


subsisten, mampu melakukan pertanian
masyarakat (Tahun 2020) intensifikasi berkelanjutan bagi
mengelola pertanian para petani
pertanian (tanaman
Pengembangan
dengan lahan holtikultura,
terbatas dan perikanan, kompetensi yang
keterampilan didukung oleh
peternakan)
sarana dan
seadanya
Masyarakat prasarana
Angkatan kerja memenuhi pendidikan yang
mayoritas kualifikasi mendukung
berpendidikan pendidikan tenaga pengembangan
dibawah kerja dan ekonomi
tingkat SMA, pengembangan
mayoritas usaha lokal Pengembangan
bekerja di masyarakat yang
Masyarakat yang kreatif dan inovatif
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

sektor mampu dalam peningkatan


pertanian mengembangkan nilai tambah
komoditas komoditas
Masyarakat unggulan yang unggulan
mengembangk
bernilai tambah
an komoditas tinggi Peningkatan
unggulan kesadaran
dengan nilai Masyarakat masyarakat dalam
tambah yang memiliki aktifitas menjaga
relatif rendah ekonomi yang kelestarian
tidak bertentangan lingkungan
Ekonomi dengan kegiatan
masyarakat konservasi Pengembangan
masih masyarakat yang
bertumpu pada memanfaatkan
sektor primer kearifan lokal
yaitu pertanian dalam mengelola
dan sumber daya alam
perkebunan dan lingkungan

Masyarakat Development Masyarakat Peningkatan


belum memiliki terbuka terhadap kemampuan
kesiapsiagaan (Tahun2025) alternatif ekonomi produksi di luar
dalam lainnya pertanian
menghadapi
bencana Masyarakat Peningkatan
memiliki kualifikasi kemampuan
SDM yang sesuai ekonomi
(link and match) masyarakat dalam
dengan lapangan mengantisipasi
tenaga kerja dampak bencana

Masyarakat yang Pengembangan


mampu menjaga manusia yang
nilai-nilai budaya mampu
dan kualitas daya mengaplikasikan
tarik wisata ilmu pengetahuan
dan teknologi
Masyarakat dalam kegiatan
memiliki usaha yang
kemampuan
didukung oleh
pemasaran produk Research and
olahan unggulan" Development.
Jumlah KJA telah Peningkatan
berkurang sesuai
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

dengan kapasitas kualitas SDM


daya dukung pariwisata dan
lingkungan wirausahawan
yang mampu
menjaga kualitas
komoditas
unggulan yang
telah berkembang

Pengembangan
keterampilan
jaringan
pemasaran produk
olahan berkualitas
di tingkat provinsi

Pengembangan
masyarakat dengan
mata pencaharian
yang berkelanjutan
dengan
mengembangkan
keterampilan
usaha selain dari
perikanan KJA

Integration Masyarakat pengembangan


memiliki kapasitas kemampuan
(Tahun 2030) dalam membina masyarakat untuk
interaksi sosial masuk dalam
yang baik untuk jejaring sosial
kepentingan dalam lingkup lebih
ekonomi maupun luas
sosial
Peningkatan
Masyarakat kualitas SDM
memiliki pariwisata
kemampuan berstandar
penggunaan nasional, melalui
teknologi uji kompetensi dan
pengolahan yang sertifikasi di tingkat
ramah lingkungan nasional

Masyarakat Pengembangan
memiliki kemampuan
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

kemampuan pemasaran
manajerial, pariwisata dan
pemasaran produk produk olahan di
dan keterampilan tingkat nasional
personal
Pengembangan
Masyarakat yang masyarakat
memiliki kualitas sebagai agen
SDM Pariwisata perubahan dalam
berstandar pemanfaatan
nasional sungai yang
memperhatikan
Masyarakat kelestarian
memiliki
lingkungan
kemampuan
pemasaran
pariwisata dan
produk olahan
berkualitas di
tingkat nasional

Expansion Masyarakat yang Pengembangan


mampu kapasitas pelaku
(Tahun 2035) mengoptimalkan usaha yang mampu
pemenuhan mengembangkan
kebutuhan pasar di industri pertanian
tingkat lokal dan dan industi kecil
berkontribusi lainnya
untuk pemenuhan
kebutuhan Pegembangan SDM
eksternal wirausahawan
dalam memperluas
Masyarakat kegiatan usahanya
mempunyai jiwa
Pengembangan
kepemimpinan dan
inovatif dalam masyarakat yang
mengembangkan memiliki wawasan
usaha dan internasional dan
menyerap tenaga kemampuan
kerja lokal berkomunikasi
secara
Masyarakat yang interpersonal di
memiliki daya saing lingkungan
tingkat Internasional
internasional
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

dalam Pengembangan
mengembangkan produk ekonomi
pariwisata dan lokal berstandar
produk olahan internasional
berkualitas

kualitas SDM
pariwisata yang
berstandar
internasional
(menguasai bahasa
dan wawasan
internasional)

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana

Berdasarkan gambaran umum sistem infrastruktur yang didapatkan baik melalui survey lapangan
yang dilakukan maupun dokumen-dokumen yang terkait penyediaan infrastruktur dan analisis yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan infrastruktur di Kabupaten kuantan singingi
masih belum mencukupi kebutuhan penduduk yang ada di wilayah tersebut, mulai dari infrastruktur
dasar, sistem transportasi dan infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi wilayah. Selain dari jumlah
infrastruktur yang belum mencukupi, permasalahan lainnya yaitu sebaran infrastruktur yang tidak
merata antar kecamatan dan kondisi infrastruktur yang kurang baik. Dengan demikian, untuk
meningkatkan ketersediaan infrastruktur di Kabupaten kuantan singingi , maka perlu adanya
pengembangan pada tiap-tiap infrastruktur yang ada terutama infrastruktur dasar yang wajib
disediakan pada tiap kecamatan. Arahan pengembangan infrastruktur akan difokuskan pada
pemenuhan kebutuhan infrastruktur berdasarkan jumlah penduduk yang harus dilayani. Arah
pengembangan infrastruktur yaitu sebagai berikut.

Tabel IV. 1 Arahan Pengembangan Infrastruktur

Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

Jarigan irigasi Reinforcement Jaringan jalan dan Pengembangan


dalam kondisi irigasi di wilayah sarana prasarana
rusak dan belum (Tahun 2020) kajian telah pendukung sektor
menjangkau mampu pertanian yang
seluruh wilayah mendukung memadai dan
kegiatan sesuai dengan
Masih terdapat
pertanian kebutuhan
beberapa sarana
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

prasarana Sarana dan pengembangan


pendidikan prasarana
dasar dalam pendidikan dasar Pengembangan
kondisi yang mampu sarana prasarana
tidak baik pendukung pendidikan dasar
peningkatan Pengembangan
Ketersediaan kapasitas
sarana Infrastruktur
masyarakat pengolahan limbah
prasarana listrik,
air dan Sarana prasarana dan persampahan
telekomunikasi perdagangan dan terpadu
yang belum jasa yang
memadai memadai dan
terintegrasi untuk
Belum adanya mendukung
infrastruktur pengembangan
pengolahan komoditas
limbah dan unggulan
persampahan
terpadu Sarana prasarana
air limbah dan
Jaringan jalan persampahan
60% dalam yang ramah
keadaan kurang lingkungan
baik sampai
dengan rusak Development Kualitas dan Peningkatan
jangkauan kualitas pelayanan
Ketersediaan (Tahun2025) pelayanan jaringan jalan
infrastruktur jaringan jalan dan kabupaten
utama irigasi di wilayah
(pendidikan, kajian telah Peningkatan
kesehatan, memadai kualitas dan
listrik, air dan pemerataan
telekomunikasi) Infrastruktur persebaran
yang belum utama saranan prasarana
memadai (pendidikan, pendidikan
kesehatan, listrik,
Infrastruktur air dan Pengembangan
kurang telekomunikasi) kondisi sarana dan
memperhatikan yang mendukung prasarana
kebencanaan kegiatan ekonomi penunjang
pariwisata
Belum wilayah
tersedianya Infrastruktur Pengembangan
angkutan umum kebencanaan sistem transportasi
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

menuju tempat yang terpadu yang mendukung


wisata dan (Rumah sakit, konektivitas antar
terminal sebagai TES, TEA, sirine, objek wisata
simpul rambu dan jalur
konektivitas evakuasi) sebagai
upaya mitigasi
bencana"

Sarana dan
prasarana Pengembangan
pendidikan dasar kualitas dan
dengan kualitas jangkauan
yang baik dan pelayanan
merata infratsruktur

Sarana dan Pengembangan


prasarana Infrastruktur
pendidikan pengolahan limbah
informal yang dan perasampahan
representatif terpadu
mampu
mendukung
peningkatan
kapasitas
masyarakat"

Sarana dan
prasarana yang
mampu
mendukung
kegiatan
pariwisata

Jaringan jalan dan


terminal yang
menunjang
distribusi produk
olahan khas
wilayah
sumatera"
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

Integration Kualitas dan Peningkatan


jangkauan kualitas dan
(Tahun 2030) pelayanan pemerataan
jaringan jalan persebaran sarana
telah memadai prasarana
dan terkoneksi pendidikan

Sarana prasarana Peningkatan


pendidikan kondisi sarana dan
lanjutan berupa prasarana
perguruan tinggi penunjang
yang memadai pariwisata
untuk
mendukung Pengembangan
peningkatan prasarana
kapasitas transportasi
masyarakat Peningkatan
Angkutan umum, kualitas sarana
jaringan jalan dan prasarana air
terminal yang limbah dan
telah terintegrasi persampahan yang
dalam ramah lingkungan
menunjang yang berkelanjutan
kegiatan antar
objek wisata

Infrastruktur yang
memadai dalam
mendukung
pendistribusian
produk ke pasar
Nasional (jalan,
terminal dan
pelabuhan

Expansion Sarana dan Optimalisasi


prasarana kualitas jaringan
(Tahun 2035) pendidikan dasar, distribusi
tinggi dan
informal yang Pengembangan
mampu kualitas dan
mendukung kuantitas sarana
peningkatan dan prasarana
pendidikan sesuai
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

kapasitas dengan kebutuhan


masyarakat
Peningkatan
Infrastruktur yang kondisi sarana dan
memadai dalam prasarana
mendukung pendukung
pendistribusian pariwisata
produk ke pasar
Pengembangan
Internasional
aksesibilitas
menuju bandara

Pengembangan
Sarana prasarana
air limbah dan
persampahan yang
ramah lingkungan
yang berkelanjutan

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Arah Pengembangan Kelembagaan

Arahan kelembagaan Kabupaten kuantan singingi akan difokuskan kepada pembentukan dan
penguatan kelembagaan yang mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan penguatan sistem
investasi. Arahan pengembangan kelembagaan juga akan diperkuat dalam pengelolaan lomba pacu
jalur yang dalam konsep yang telah ditentukan merupakan kutub pertumbuhan. Pada saat ini telah
terdapat beberapa lembaga baik pendukung ekonomi secara keseluruhan misalnya pertaian,
perkebunan dan perikanan maupun lembaga yang bergerak dalam penjagaan budaya pacu jalur
namun permasalahannyaadalah kinerja kelembagaan yang belum optimal dalam mendukung
kegiatan ekonomi. Dengan demikian, dalam aspek kelembagaan utamanya akan diarahkan kepada
penguatan dan pembentukan kelembagaan.

Arahan Pengembangan Kelembagaan

Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

Pemerintah Reinforcement mampu Penguatan


masih belum mendukung kelembagaan
optimal dalam (Tahun 2020) peningkatan sektor pertanian
memberikan produktifitas tingkat kecamatan
dukungan dan pemanfaatan
terutama dalam Kelompok usaha, teknologi untuk
hal penyertaan koperasi dan peningkatan
modal usaha BUMD mampu produktifitas dan
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

karena minimnya meningkatkan pemasaran hasil


dana melalui kapasitas para produksi pertanian
kelompok usaha, pelaku wirausaha
koperasi dan dan tenaga kerja Peningkatan peran
lembaga
BUMD
Kelembagaan pendidikan dan
Kelembagaan (pemerintah, pelatihan dalam
belum optimal modal, pelaku mengembangkan
dalam usaha) yang kewirausahaan dan
mendukung mendukung peningkatan
pengembangan kegiatan kapasitas tenaga
ekonomi lokal ekonomi wilayah kerja
berbasis
Kelembagaan komoditas Penguatan sistem
telah memiliki unggulan kelembagaan yang
peraturan terkait mendukung
namun masih mampu pengembangan
lemah dalam hal memberdayakan ekonomi lokal.
penegakannya dan
serta belum meningkatkan Peningkatan
optimal dalam upaya kapasitas
memaksimalkan diversifikasi kelembagaan yang
peran dan fungsi kegiatan mampu
BPDM yang ekonomi berbasis mengorganisir
berorientasi daya dukung semua
profit. lingkungan kepentingan baik
khususnya di ekonomi maupun
Sudah terdapat lingkungan
sekitar lokasi
nagari dengan pacu jalur untuk
kearifan lokal- Optimalisasi peran
mengurangi nagari dalam
nya dalam ketergantungan
bentuk peningkatan
terhadap KJA kesadaran
peraturan adat
dalam menjaga masyarakat dalam
kelestarian menjaga
kelestarian
lingkungan
lingkungan
Pemerintah
mengalami Development Pemerintah Pengembangan
kendala mampu kerjasama antara
(Tahun2025) berkoordinasi pemerintah dan
keterbatasan
dana dalam secara internal kelompok usaha
pemeliharaan dan eksternal dalam
dan dalam mengembangkan
pengembangan diversifikasi
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

pembangunan link and match ekonomi


infrastruktur kewirausahaan
yang kreatif dan Peningkatan peran
Organisasi lokal inovatif serta asosiasi dalam
belum upaya spesialisasi
pengembangan
mengembangkan spesisalisasi tenaga kerja.
jaringan yang tenaga kerja.
mampu Optimalisasi
mengakses Kelembagaan dukungan peran
sumber daya yang mampu struktur
eksternal mengelola dan kelembagaan dan
menyiapkan peningkatan peran
Belum arena pacu jalur BPDM di bidang
terbentuknya yang bersih dan pariwisata serta
lembaga nyaman serta menambah relasi
Research and objek dan daya dengan komunitas
Development tarik wisata penggerak
dalam lainnya. pariwisata di
pengembangan berbagai
kreatifitas dan Kelembagaan Kabupaten/Kota di
inovasi yang mampu Sumatera.
mempromosikan
dan memasarkan Penegakan aturan
produk olahan secara tegas dalam
khas kuantan menjaga fungsi
singingi di lindung
tingkat Provinsi

Integration mampu Pemanfaatan


mengendalikan alokasi dana desa
(Tahun 2030) perkembangan untuk
KJA dan menjaga pembangunan dan
kelestarian pemeliharaan
kawasan lindung infrastruktur
dan konservasi
Optimalisasi peran
Mampu organisasi lokal
mempromosikan dalam
dan memasarkan mengembangkan
Obyek dan Daya jaringan dengan
Tarik Wisata sumber daya
(ODTW) melalui eksternal
Pemerintah
Kabupaten/kota Pengembangan
lembaga Research
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

di tingkat and Development


Nasional serta untuk mendorong
menjalin relasi penciptaan inovasi.
dengan
Peningkatan
komunitas
penggerak kerjasama antara
pariwisata di pemerintah
berbagai dengan
Kabupaten/Kota pemerintah
di tingkat Kabupaten/Kota
lainnya dalam
Nasional
mengembangkan
Pemerintah jangkauan pasar
mampu khususnya pasar
berkoordinasi nasional
secara internal
dan eksternal Optimalisasi peran
dalam lembaga dalam
pengembangan menjaga
kelestarian
link and match
kewirausahaan lingkungan.
yang kreatif dan
inovatif serta
pengembangan
spesisalisasi
tenaga kerja.

mampu menjaga
kelestarian
kawasan lindung
dan konservasi

Expansion Sistem Optimalisasi


kelembagaan dukungan peran
(Tahun 2035) yang mampu struktur
menjamin kelembagaan dan
eksistensi peningkatan peran
pengusaha lokal BUMD

Kelembagaan Peningkatan
mempromosikan sinergitas antar
dan memasarkan lembaga dalam
Obyek dan Daya menjamin
Tarik Wisata masyarakat lokal
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan

(ODTW) di dunia. sebagai pelaku


utama ekonomi

Peningkatan
kerjasama antara
pemerintah
dengan
pemerintah
Kabupaten/Kota
lainnya dalam
mengembangkan
jangkauan pasar
khususnya pasar
internasional

Optimalisasi peran
lembaga dalam
menjaga
kelestarian
lingkungan.

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2017

Strategi Pengembangan Wilayah

Untuk mewujudkan pengembangan wilayah Kabupaten kuantan singingi melalui pendekatan konsep
kutub pertumbuhan (growth pole) dan pengembangan endogen (endogenous development)
diperlukan suatu pendekatan yang strategis untuk mencapai tujuan dan sasaran. Hal ini tertuang
dalam strategi yang akan dibahas dalam bagian ini. Perumusan strategi diawali dengan menentukan
Grand Strategy atau strategi utama pengembangan wilayah. Selanjutnya baru dirumuskan strategi
sesuai dengan aspek pengembangan wilayah yang meliputi aspek fisik dan lingkungan, sumber daya
manusia dan sosial, sarana dan prasarana wilayah serta kelembagaan dan pembiayaan.

Grand Strategy Pengembangan Wilayah

Grand Strategy pengembangan wilayah Kabupaten kuantan singingi disusun sesuai skenario
pengembangan wilayah yang dimulai dari reinforcement atau penguatan yang dilakukan pada tahap
awal (tahun 2017-2021), beranjak ke development atau pengembangan yang dilakukan pada tahap
kedua (tahun 2021-2026) kemudian menuju integration atau pemaduan ditahap ketiga (tahun 2027-
2031) hingga pada tahap keempat yaitu expansion atau perluasan (tahun 2032-2036). Secara rinci
masing-masing Grand Strategy dalam perwujudan pengembangan wilayah Kabupaten kuantan
singingi akan diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap 1 Reinforcement (2017-2021) : Mengembangkan Kegiatan Ekonomi Alternatif Untuk


Mengurangi Beban Pencemaran sungai kuantan dan Menguatkan Kualitas Produk Lokal.
Pada tahap ini yaitu penguatan, strategi pengembangan wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat
difokuskan pada upaya peciptaan kegiatan ekonomi bagi masyarakat yang menggantungkan pada
Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau. Penciptaan alternatif mata pencaharian masyarakat
dapat menjadi opsi prioritas dalam mengurangi beban lingkungan Danau Maninjau. Jumlah KJA yang
ada saat ini di Danau Maninjau jauh melebihi daya dukung dan daya tampung (6.000 unit KJA) yaitu
sebanyak 16.120 unit KJA. Dalam mewujudkan Kawasan Danau Maninjau sebagai kutub
pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Agam Bagian Barat, upaya pengurangan jumlah KJA mutlak
dilakukan untuk mengurangi beban pencemaran sehingga Danau Maninjau kembali indah, sehat dan
layak dijadikan kembali icon pariwisata unggulan baik skala Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera
Barat maupun Nasional. Pengurangan unit KJA di Danau Maninjau tersebut berimplikasi pada
hilangnya kesempatan penghidupan sebagian masyarakat dari kegiatan budidaya ikan KJA. Oleh
karena itu, untuk dapat membuat masyarakat beralih ke usaha ekonomi lainnya diperlukan lapangan
usaha atau kegiatan ekonomi alternatif sesuai dengan potensi lokal dan kapasitas masyarakat. Selain
itu, penguatan kualitas produk lokal juga diupayakan pada tahap ini sebagai upaya langkah awal
pengembangan endogen di setiap kecamatan sebagai sentra produksi. Pengembangan endogen di
setiap sentra produksi akan mengandalkan potensi lokal yang ada melalui peningkatan produktivitas,
penguatan pasar komoditi, dan inovasi pengembangan pengolahan.

2. Tahap 2 Development (2021-2025) : Mengembalikan Fungsi Danau Sebagai Kawasan


Wisata Andalan Dan Mengembangkan Inovasi, Pemasaran dan Daya Saing Wilayah.

Pada tahap ini yaitu pengembangan, strategi pengembangan wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat
difokuskan pada dua hal, yang pertama adalah pengembalian fungsi Danau Maninjau sebagai
kawasan wisata andalan baik lingkup Kabupaten Agam dan Sumatera Barat maupun Nasional. Jika
menengok kebelakang, Danau Maninjau merupakan objek wisata unggulan Kabupaten Agam dengan
keindahan danau dan alam sekitarnya yang indah. Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi
masyarakat di Danau Maninjau maupun sekitarnya menyebabkan kualitas lingkungan menurun dan
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir berdampak pada sektor pariwisata di Danau Maninjau. Setelah
sebelumnya ditetapkan strategi penciptaan kegiatan ekonomi alternatif bagi masyarakat untuk
mengurangi beban pencemaran Danau Maninjau, kemudian diperkuat dengan instrumen kebijakan
Perda No. 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau, dalam kurun waktu 10
tahun kedepan, diharapkan Danau Maninjau kembali pulih dan menjadi objek wisata andalan
regional dan nasional.

Fokus yang kedua adalah mengembangkan inovasi dan pemasaran hasil produk unggulan Kabupaten
Agam Bagian Barat dan meningkatkan daya saing wilayah. Strategi ini terkait dengan pengembangan
ekonomi masyarakat lokal disetiap kecamatan. Setiap kecamatan mempunyai karakteristik fisik,
penduduk, dan sumber daya yang berbeda-beda. Hal ini membuat potensi masing-masing
kecamatan akan menjadi berbeda dalam kegiatan ekonomi di Kabupaten Agam Bagian Barat.
Kecamatan Tanjung Mutiara memiliki pinang dan perikanan tangkap, Kecamatan Lubuk Basung
memiliki komoditi unggulan kelapa, jagung dan pinang, Kecatamatan Ampek Nagari memiliki jagung
dan kelapa, Kecamatan Palembayan memiliki kakao, sapi dan kerbau dan perikanan budidaya,
Kecamatan Palupuh memiliki kopi, sapi dan kerbau, kecamatan Matur memiliki tebu dan kacang
tanah, Kecamatan Tanjung Raya memiliki padi dan perikanan budidaya dan Kecamatan Malalak
memiliki kayu manis dan sapi.
Penguatan kualitas produk lokal yang dilakukan di tahap pertama akan dilanjutkan dengan
pengembangan inovasi dan pemasaran hasil produksi dari masing-masing sentra produksi.
Pengembangan inovasi komoditi unggulan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang
berupaya memberikan nilai tambah (added value). Pengembangan inovasi juga menekankan pada
interaksi masyarakat sebagai pelaku utama, kelembagaan, jaringan, dan proses produktif yang
mempengaruhi arah perngembangan komoditi. Pengembangan inovasi dan pemasaran hasil
produksi akan memberikan pengaruh pada keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah
Kabupaten Agam Bagian Barat dan diharapkan akan meningkatkan daya saing dalam menghadapi
regionlisasi dan globalisasi .

3. Tahap 3 Integration (2026-2030) : Memadukan Kegiatan Pariwisata dengan Hasil Dari


Sentra Produksi.

Pada tahap ini yaitu integrasi, strategi pengembangan wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat
difokuskan pada pemaduan dua konsep yang mendasari pengembangan wilayah Kabupaten Agam
Bagian Barat, yaitu kegiatan pariwisata dengan kegiatan ekonomi lokal masyarakat di setiap sentra
produksi. Setiap kecamatan yang dikembangkan sebagai sentra produksi akan menghasilkan produk
sesuai dengan potensi lokal masing-masing. Hasil produk dari setiap kecamatan (padi, buah-buahan,
daging sapi, ayam, susu, bumbu dapur, dan lain-lain) dapat disuplai untuk kebutuhan hotel, restoran
dan toko oleh-oleh. Hasil kerajinan masyarakat lokal berupa tenun atau cinderamata juga dapat
dipasarkan untuk kebutuhan kegiatan pariwisata baik disetiap kecamatan maupun di kutub
pertumbuhan di Kawasan Danau Maninjau.

4. Tahap 4 Expansion (2031-2035) : Mengembangkan Jejaring Pasar dan Meningkatkan


Danau Maninjau Sebagai Destinasi Wisata Berskala Internasional.

Pada tahap ini yaitu perluasan/ekspansi, strategi pengembangan wilayah Kabupaten Agam Bagian
Barat difokuskan pada pengembangan jejaring pasar serta meningkatkan fungsi Danau Maninjau
sebagai destinasi wisata internasional. Membangun jejaring pasar bertujuan untuk melebarkan
jangkauan pemasaran hasil komoditi uggulan Kabupaten Agam Bagian Barat, tidak hanya dalam
lingkup lokal Kabupaten Agam ataupun regional (provinsi dan pulau), tetapi juga dalam lingkup
nasional dan internasional. Saat ini komoditi unggulan yang sudah memiliki prestasi ekspor adalah
kayu manis yang dipasarkan ke eropa selain tentunya di pasar lokal. Dalam rentang waktu 20 tahun
kedepan, produk-produk unggulan yang dihasikan dari masing-masing sentra produksi di Kabupaten
Agam Bagian Barat diharapkan akan mampu bersaing secara nasional dan global. Hal ini perlu
dikuatkan dengan perluasan jaringan pasar. Dalam pengembangan jejaring pasar ini masyarakat
didorong untuk memasarkan produknya secara bersama-sama yang diorganisir oleh suatu unit usaha
Gapoktan/Kelompok Usaha Bersama (KUB)/asosiasi petani/koperasi tani/kelembagaan ekonomi
petani lainnya. KUB/ kelembagaan usaha petani lainnya ini akan mengorganisir para anggota
jejaringnya baik dalam bidang pemasaran hasil usahanya dan penyediaan sarana prasarana maupun
pembinaan budidaya ternak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) terhadap pasokan
yang harus ditaati serta penyediaan permodalan untuk pengembangan usaha kelompok/
kelembagaan usahanya.

Gapoktan/Kelembagaan ekonomi petani ini menjalin jaringan usaha/kemitraan usaha dengan para
mitra usaha yang bergerak dalam usaha pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pariwisata
dalam bentuk kerjasama bidang pemasaran. Organisasi petani (Gapoktan/kelembagaan ekonomi
petani) secara langsung melakukan kerjasama usaha/kemitraan dengan para eksportir/industri
pengolahan hasil ternak dan dengan pasar ternak/pasar lelang dalam pemasaran produk pertanian.
Sehingga mata rantai pemasaran dapat diperpendek dan harga dapat ditetapkan sesuai dengan
harga ternak dari kesepakatan harga dari organisasi petani.

Disamping itu, pada tahap ini juga diharapkan Danau Maninjau sudah memiliki identitas sebagai
destinasi wisata internasional dengan mengandalkan danau, alam serta budaya masyarakat yang
kuat. Meningkatnya peran Danau Maninjau sebagai daya tarik wisata internasional akan
memberikan dampak positif tidak hanya bagi perekonomian masyarakat lokal di Kabupaten Agam
Bagian Barat tetapi juga pemasukan devisa bagi Kabupaten Agam dan nasional.

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Grand Strategy Pengembangan Wilayah
Kabupaten Agam Bagian Barat

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2017

Strategi Pengembangan Fisik Lingkungan

Merujuk pada Grand Strategy yang dijelaskan diatas, perlu dirumuskan pula strategi pengembangan
fisik dan lingkungan. Strategi ini merupakan pendekatan strategis yang dibutuhkan untuk menuju
arah pengembangan fisik dan lingkungan sebagaimana yang dijelaskan pada sub bab 4.2 laporan ini.
Secara umum, strategi pengembangan fisik dan lingkungan dalam setiap tahap pengembangan,
dituangkan dalam Grand Strategy sebagaimana gambar berikut.

Gambar Error! No text of specified style in document..2 Grand Strategy Pengembangan Fisik dan
Lingkungan

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2017

Sesuai dengan skenario, pengembangan fisik dan lingkungan pada tahap Reinforcement atau pada
tahap pertama akan difokuskan pada pemulihan ekosistem Sungai kuantan. Dalam upaya pemulihan
tersebut, dari sisi fisik dan lingkungan akan didekati melalui penguatan kearifan lokal dalam
mengurangi kerusakan lingkungan dan mendorong pengelolaan sumber daya alam yang sesuai daya
dukung lingkungan hidup. Hal ini dilakukan mengingat sebetulnya saat ini di Sungai kuantan telah
berkembang berbagai kearifan lokal baik dalam mengelola penangkapan ikan di sungai maupun yang
terkait penjagaan dan pemeliharaan penggunaan lahan sekitar sungai untuk menjaga kelestarian dan
mencegaah terjadinya longsor di sekitar Sungai..

Pada tahap kedua Development, pengembangan fisik dan lingkungan secara umum diarahkan untuk
pengembangan kegiatan ekonomi lokal yang terpadu dengan pengelolaan lingkungan hidup. Sesuai
dengan arahan tersebut, maka strategi yang diupayakan adalah mengembangkan kawasan budidaya
terpadu dan pengolahan produk dengan konsep zero waste untuk perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup. Termasuk dalam strategi ini adalah pencegahan pemanfaatan lahan pada daerah
yang mudah mengalami kerusakan jika terjadi bencana.
Pada tahap ketiga yakni integration, pengembangan ekonomi lokal dan pariwisata dengan pusat
Sungai kuantan sudah terintegrasi dan saling menguatkan satu sama lain. Sentra sentra produksi
lokal di masing masing kecamatan akan semakin berkembang seiring dengan efek penjalaran dan
penggandaan dari kegiatan pariwisata. Peningkatan skala ekonomi dari kegiatan ekonomi lokal ini
akan berimplikasi pada peningkatan pemanfaatan sumber daya alam. Jika tidak diiringi dengan
mekanisme pengendalian yang tepat, dikhawatirkan akan membahayakan keberlanjutan kehidupan
sosial dan ekonomi masyarakat kuansing. Sehingga pada tahap ini, strategi yang diupayakan adalah
mengembangkan mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dengan memanfaatkan
kearifan lokal dan kemitraan dengan lembaga penelitian agar pemanfaatan sumber daya alam dan
kegiatan wisata tetap berkembang pada wilayah yang aman, sesuai dengan daya dukung lingkungan
dan tidak mengancam kelestarian lingkungan hidup.

Pada tahap keempat, yakni tahap Expansion, seiring dengan kegiatan ekonomi wilayah yang sudah
berkembang pada skala global, maka mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan
pengembangan wisata yang sudah dikembangkan dan diterapkan pada tahap ketiga perlu
dimantapkan. Strategi pemantapan dalam hal ini termasuk mengembangkan skema skema
pembayaran jasa lingkungan atas kegiatan wisata maupun kegiatan lainnya yang memanfaatkan
alam kuansing maupun sungainya .

Perumusan strategi sesuai dengan tahap dan arahan pengembangannya, secara rinci dijelaskan
dalam tabel berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..3 Strategi Pengembangan Fisik dan Lingkungan
berdasarkan Tahap Pengembangannya

Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

Reinforcement - Pemanfaatan lahan yang - Mengembangkan penggunaan


sesuai untuk lahan pertanian berkelanjutan,
(2017 2021) pengembangan pertanian dengan sistem usaha tani yang
tanaman pangan, perikanan ramah lingkungan
dan peternakan dengan
sistem terpadu dan ramah - Mengembangkan penggunaan
lingkungan lahan pertanian terpadu

- Pemulihan ekosistem - Menggunakan bahan bahan


Danau Maninjau dengan ramah lingkungan terutama
mengurangi masuknya zat dalam produksi hasil perikanan
zat pencemar ke dalam dan tanaman pangan
sungai dan pengurangan
jumlah KJA

- Pelibatan masyarakat - Menguatkan kearifan lokal dalam


dalam pengelolaan mengelola lingkungan hidup
lingkungan hidup dan
pengurangan kerusakan
lingkungan
Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

- Pemeliharaan kawasan - Pengelolaan dan pelestarian


lindung, konservasi dan kawasan lindung dan hutan
Development peningkatan vegetasi pada berbasis kearifan lokal
(2021 2025) kawasan hutan untuk
- Mengembangkan tanaman
menjaga cadangan air
tanah, mencegah erosi dan tanaman yang dapat mengurangi
mendukung fungsi risiko maupun dampak kerusakan
ekosistem lainnya bencana

- Manajemen penggunaan - Pencegahan pemanfaatan lahan


lahan dan mitigasi bencana dan pembangunan di daerah yang
mudah mengalami kerusakan
akibat bencana

- Pengembangan kegiatan - Mengembangkan kawasan


lokal yang terpadu dengan terpadu hutan dan peternakan
pelestarian sumber daya (agroforestry, silvipasture)
alam dan lingkungan hidup
- Pemanfaatan kawasan pertanian
terpadu sebagai daya tarik
agrowisata

- Mendorong penggunaan bahan


yang ramah lingkungan dan
penerapan zero waste product
dalam produksi olahan lokal

- Pengurangan KJA di Sungai - mendorong dan memfasilitasi


hingga mencapai jumlah peralihan dari KJA ke mata
sesuai dengan daya dukung pencaharian baru
danau (6000 petak)
- memperkenalkan sumber mata
pencaharian baru seperti
peternakan, budidaya jamur dan
hasil hutan non kayu

Integration - Pengelolaan sumber daya - Pengendalian melalui monitoring


lokal yang sesuai dengan berkala terhadap kondisi tanah
(2026-2030) kapasitas daya dukung dan kualitas air di kawasan yang
lingkungan dikembangkan pertanian secara
intensif melalui kerjasama
- Pengendalian dampak dengan lembaga penelitian atau
lingkungan untuk menjamin perguruan tinggi
terlaksananya
pembangunan ekonomi - Pemeliharaan lingkungan,
tanpa merusak ekosistem perlindungan terhadap
Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

alami dan melampaui daya keanekaragaman hayati


dukung lingkungan

Expansion Pengendalian dampak lingkungan - Melakukan mekanisme jasa


untuk menjamin terlaksananya lingkungan dalam mendukung
(2030-2035) pembangunan ekonomi tanpa penyehatan agroekosistem
merusak ekosistem alami dan
melampaui daya dukung lingkungan - Menerapkan carbon offsetting
bagi wisatawan dan pelaku usaha
akomodasi untuk mereduksi
dampak lingkungan

- Pengendalian lingkungan dan


pencegahan masuknya spesies
asing yang dapat mengganggu
keberadaan spesies endemik lokal
khususnya di Sungai kuantan

Sumber: Hasil Analisis Studio, Tahun 2017

Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Berdasar Grand Strategi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perlu disusun suatu strategi
pengembangan Sumber Daya Manusia. Strategi ini merupakan pendekatan strategis yang
dibutuhkan untuk menuju arah pengembangan sumber daya manusia sebagaimana yang dijelaskan
pada sub bab 4.2 laporan ini. Secara umum, strategi pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
setiap tahap pengembangan,

Pengembangan Sumber Daya Manusia pada tahap pertama yaitu Reinforcement atau Penguatan
Kembali difokuskan pada penguatan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal serta mengoptimalkan dan
mengembangkan sistem pendidikan dalam rangka menciptakan SDM yang mampu mendukung
perekonomian berkelanjutan. Tahapan ini merupakan tahapan terpenting dalam strategi
pengembangan sumber daya manusia, karena menjadi dasar pondasi bagi pengembangan sumber
daya manusia yang mampu mengembangkan Sungai kuantan sebagai pusat pertumbuhan dan
sumber daya manusia yang mampu mengembangkan pengembangan endogen melalui
pengembangan kewirausahaan lokal. Apabila pada tahapan ini berhasil diwuujudkan dengan baik
maka dapat memuluskan tahapan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia selanjutnya.

Pada tahap kedua yaitu Development atau Pengembangan, yaitu pengembangan kemampuan
Sumber Daya Manusia agar dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
meningkatkan inovasi yang diterapkan dalam berbagai bidang seperti kemampuan kewirausahaan
industri kecil dan menengah yang remah lingkungan, pertanian yang ramah lingkungan, dsb. Hal ini
melalui pengembangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai think tank dan
Research and Development (RnD) seperti perguruan tinggi dan LIPI. Selain itu dikembangkan
kerjasama untuk meningkatkanprofesionalisme ketenagakerjaan khususnya bidang kepariwisataan,
antara lain dengan pihak swasta, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) serta asosiasi profesi.
Tahap ketiga adalah Integration atau Penggabungan, yaitu pada tahap ini merupakan integrasi dari
tahap satu dan tahap dua, ketika pariwisata sudah bangkit dan bersinergi dengan kewirausahaan
lokal yang sudah berkembang, maka kemampuan pemasaran pariwisata dan produk ekonomi lokal
melalui jejaring sosial yang ada harus terus dikembangkan melalui pemanfaatan teknologi informasi
untuk mendukung kemampuan pemasaran di tingkat nasional.

Tahap keempat adalah Expansion atau Perluasan, yaitu setelah Sumber Daya Manusia sudah mampu
mengembangkan jejaring di tingkat internasional, sehingga perlu dikembangkan suatu sistem
pendidikan yang mampu menciptakan SDM yang memiliki daya saing di tingkat nasional
mengembangan sistem pendidikan bertaraf internasional dan kerjasama untuk mengembangkan
SDM berdaya saing global, sehingga Sumber Daya Manusia yang ada secara mandiri
mengembangkan jaringan baik people to people atau community to community dalam pergaulan di
dunia internasional.

Arah pengembangan aspek sumber daya manusia merupakan arahan pengembangan yang disusun
setelah membandingkan kondisi antara implikasi dari skenario pengembangan Sumber Daya
Manusia yang telah ditetetapkan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Kemudian dikembangan arah
pengembangan untuk menjembataninya dan suatu pendekatan strategis untuk mencapai arahan
pengembangan tersebut.. Perumusan strategi sesuai dengan tahap dan arahan pengembangannya,
secara rinci dijelaskan dalam tabel berikut.

Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya berdasarkan Tahap
Pengembangannya

Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

Reinforcement Pembinaan teknik pertanian Menguatkan dan mengaplikasikan


berkelanjutan bagi para petani kearifan lokal dalam rangka
(2017 2021) mengembangkan pertanian
berkelanjutan yang memiliki nilai tambah
tinggi dan ramah lingkungan

Mengembangkan program muatan lokal


mengenai teknik pertanian yang
berkelanjutan

Meningkatkan mutu pendidikan sekolah


pertanian (SMK Pertanian)

Meningkatkan kemampuan petani dalam


memanfaatkan teknologi informasi untuk
mengakses ilmu dan pengetahuan serta
pengembangan jejaring

Pengembangan kompetensi yang Mengoptimalkan kerjasama dengan


Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

didukung oleh sarana dan prasarana pemerintah provinsi singingi


pendidikan yang mendukung
pengembangan ekonomi dalam mengembangkan keterampilan
tenaga kerja yang dibutuhkan serta
mengembangkan keterampilan
wirausahawan

Meningkatkan keterampilan agroindustri


dan pariwisata melalui pelatihan dan
pemagangan

Mengotimalkan peran pemerintah dalam


mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat

Pengembangan masyarakat yang Pengembangan kegiatan ekonomi


kreatif dan inovatif dalam berbasis teknologi informasi
peningkatan nilai tambah komoditas
unggulan

Peningkatan kesadaran masyarakat Menguatkan nilai-nilai budaya dalam


dalam menjaga kelestarian lingkungan mereplikasi pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan yang telah
dilakukan di kabupaten singingi

Pengembangan masyarakat yang Mengoptimalkan peran pemerintah


memanfaatkan kearifan lokal dalam dalam memperkenalkan dan
mengelola sumber daya alam dan mengembangkan kegiatan ekonomi
lingkungan alternatif selain KJA

Development Peningkatan kemampuan produksi di Melakukan Kerjasama dengan Perguruan


luar pertanian Tinggi dalam mengembangkan SDM yang
(2021 2025) mampu melakukan pengolahan hasil
Peningkatan kemampuan ekonomi pertanian maupun non pertanian yang
masyarakat dalam mengantisipasi memperhatikan kelestarian lingkungan
dampak bencana

Pengembangan manusia yang mampu Meningkatkan keterampilan agroindustri


mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pariwisata melalui pelatihan dan
dan teknologi dalam kegiatan usaha pemagangan
yang didukung oleh Research and
Development. Melakukan Kerjasama dengan Perguruan
Tinggi dalam mengembangkan SDM yang
mampu melakukan pengolahan hasil
pertanian maupun non yang sesuai
Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

dengan perkembangan riset dan


teknologi

Meningkatkan kemampuan
wirausahawan dalam mengakses dan
memanfaatkan teknologi informasi.

Peningkatan kualitas SDM pariwisata Meningkatkan mutu pendidikan sekolah


dan wirausahawan yang mampu pertanian (SMKN 1 Matur : SMK Berbasis
menjaga kualitas komoditas unggulan Pariwisatan)
yang telah berkembang

Pengembangan keterampilan jaringan Mengoptimalkan peran pemerintah


pemasaran produk olahan berkualitas dalam memperkenalkan jaringan
di tingkat provinsi pemasaran produk olahan

Pengembangan masyarakat dengan Penguatan modal sosial diantara


mata pencaharian yang berkelanjutan masyarakat yang mengembangan
dengan mengembangkan ekonomi alternatif yang sudah berjalan
keterampilan usaha selain dari melalui pembentukan kelompok usaha
perikanan KJA

Integration pengembangan kemampuan Mendayagunakan Paguyuban Para


masyarakat untuk masuk dalam Perantau jejaring perantau serta jejaring
(2026-2030) jejaring sosial dalam lingkup lebih luas lainnya untuk mengembangkan jejaring
sosial dan ekonomi eksternal

Mengembangkan SDM yang mampu


memanfaatkan teknologi informasi untuk
pengembangan jejaring eksternal

Peningkatan kualitas SDM pariwisata Mengembangkan sertifikasi dan profesi


berstandar nasional, melalui uji kepariwisataan yang berstandar nasional
kompetensi dan sertifikasi di tingkat
nasional

Pengembangan kemampuan
pemasaran pariwisata dan produk
olahan di tingkat nasional

Pengembangan masyarakat sebagai Pengembangan kerjasama dengan tokoh


agen perubahan dalam pemanfaata masyarakat (datuk/alim ulama/cerdik
Sungai kuantan yang memperhatikan pandai) dalam memimpin masyarakat
mengaplikasikan kearifan lokal dalam
Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

kelestarian lingkungan menjaga kelestarian lingkungan

Expansion Pengembangan kapasitas pelaku Memperkenalkan masyarakat dengan


usaha yang mampu mengembangkan teknologi industri pertanian dan industri
(2031-2036) industri pertanian dan industi kecil kecil lainnya
lainnya

Pegembangan SDM wirausahawan Mengembangkan informasi potensi pasar


dalam memperluas kegiatan usahanya dan daya saing ekonomi wilayah sebagai
dasar ekspansi kegiatan usaha

Pengembangan masyarakat yang Mengembangkan kerjasama dengan


memiliki wawasan internasional dan asosiasi profesi kepariwisataan yang
kemampuan berkomunikasi secara berstandar internasional
interpersonal di lingkungan
Internasional Penyelengaraan pelatihan dan
pemagangan untuk penguasaan bahasa
asing dan wawasan serta etika pergaulan
internasional

Pengembangan produk ekonomi lokal Pengembangan sumber daya manusia


berstandar internasional berbasis teknologi Informasi

Sumber: Hasil Analisis Studio, Tahun 2017

Strategi Pengembangan Sarana dan Prasarana Wilayah

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, infrastruktur yang terdapat di Kabupaten singingi pada
saat ini belum cukup terpenuhi dalam menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Dengan
demikian, diperlukan pembangunan infrastruktur yang memadai dan dapat melayani seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten singingi, baik sebagai pendukung kegiatan sosial masyarakat
maupun kegiatan ekonomi. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk mencapai
infrastruktur yang memadai tersebut adalah sebagai berikut:

Tahap 1, Reinforcement (Tahun 2016-2020). Tahap ini adalah tahap penguatan infrastruktur
dengan strategi pengembangan yaitu rehabilitasi dan pengembangan infrastruktur dasar
penunjang kegiatan sosial masyarakat. Pada tahapan ini, kegiatan yang akan dilakukan
berupa perbaikan infrastruktur yang saat ini dalam kondisi kurang baik dan penambahan
jumlah dan sebaran infrastruktur sesuai dengan kekurangan tiap kecamatan berdasarkan
hasil perhitungan yang telah dilakukan.

Tahap 2, Development (Tahun 2021-2025). Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah
pembangunan yang merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Pada tahap ini,
pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada pengambangan infrastruktur penunjang
kegiatan ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi ekonomi Kabupaten Agam Bagian
Barat yaitu pariwisata, pertanian, perkebunanan, peternakan dan perikanan.

Tahap 3, Integration (Tahun 2026-2030). Tahap integration merupakan tahapan penguatan


integrasi dengan arahan pengembangan yaitu memantapkan konektivitas antara sentra
produksi yang akan dikembangkan berdasarkan potensi wilayah dengan kawasan-kawasan
wisata yang merupakan kutub pertumbuhan dalam konsep growth pole dan pemantapan
konektivitas dengan wilayah eksternal. Tahapan ini, diharapkan dapat meningkatkan
keterkaitan antara sentra produksi dan kawasan wisata dan juga membuka akses Kabupaten
Agam Bagian Barat yang mudah dijangkau oleh wilayah yang ada di sekitarnya.

Tahap 4, Expansion (Tahun 2030-2035). Tahap ini merupakan tahapan akhir dalam
pembanguan infrastruktur. Tahapan ini merujuk pada optimalisasi pelayanan infrastruktur
dengan kegiatan yang dilakukan yaitu monitoring infrastruktur yang telah dikembangkan
secara berkala dan pembangunan infrastrktur dengan penggunaan teknologi yang lebih baik
untuk mempermudah kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

Selain strategi berdasarkan tahapan yang akan dilakukan pada tiap fase, disusun pula strategi yang
dapat dikembangkan berdasarkan arahan pengembangan pada tiap sarana prasarana yang ada.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Error! No text of specified style in document..4 Strategi Pengembangan Infrastruktur

Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

Reinforcement 1. Pengembangan sarana Pengembangan jarigan irigasi


prasarana pendukung sektor
(2016 2020) pertanian yang memadai dan
sesuai dengan kebutuhan
pengembangan

2. Pengembangan sarana Pemerataan ketersediaan


prasarana pendidikan dasar infrastruktur utama (pendidikan,
kesehatan, listrik, air dan
telekomunikasi)

3. Pengembangan Infrastruktur Pembangunan Infrastruktur


Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

pengolahan limbah dan pengolahan limbah dan


perampahan terpadu persampahan terpadu

Development 1. Peningkatan kualitas pelayanan pengembangan dan perbaikan


jaringan jalan kabupaten jaringan jalan
(2021 2025)
2. Peningkatan kualitas dan Pemerataan ketersediaan sarana
pemerataan persebaran saranan prasarana pendidikan dasar
prasarana pendidikan
Penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan informal (balai pelatihan)

3. Pengembangan kondisi sarana Pembangunan sarana dan prasarana


dan prasarana penunjang penunjang pariwisata
pariwisata

4. Pengembangan sistem penyediaan angkutan umum,


transportasi yang mendukung jaringan jalan dan terminal yang
konektivitas antar objek wisata telah terintegrasi dalam menunjang
kegiatan antar objek wisata

5. Pengembangan kualitas dan peningkatan Kualitas dan jangkauan


jangkauan pelayanan pelayanan jaringan jalan telah
infratsruktur memadai dan terkoneksi antar
kecamatan dan wilayah eksternal

6. Pengembangan Infrastruktur Pengembangan Infrastruktur


pengolahan limbah dan pengolahan limbah dan perampahan
perasampahan terpadu terpadu

Integration 1. Peningkatan kualitas dan Penyediaan sarana dan prasarana


pemerataan persebaran sarana pendidikan berupa perguruan tinggi
(2026-2030) prasarana pendidikan

2. Peningkatan kondisi sarana dan Pembangunan sarana dan prasarana


prasarana penunjang pariwisata penunjang pariwisata

3. Pengembangan prasarana Pembangunan pelabuhan


transportasi
Pembangunan Jaringan Kereta Api

4. Peningkatan kualitas sarana Optimalisasi dan pemeliharaan


prasarana air limbah dan infrastruktur pengolahan limbah dan
persampahan yang ramah persampahan
Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

lingkungan yang berkelanjutan

Expansion 1. Optimalisasi kualitas jaringan Mengoptimalkan penyediaan


distribusi jaringan jalan ke wilayah eksternal
(2030-2035)
2. Pengembangan kualitas dan Pemeliharaan dan penyediaan sarana
kuantitas sarana dan prasarana prasarana pendidikan
pendidikan sesuai dengan
kebutuhan

3. Peningkatan kondisi sarana dan Optimalisasi dan pemeliharaan


prasarana pendukung pariwisata sarana prasarana penunjang
pariwisata

4. Pengembangan aksesibilitas Mengoptimalkan penyediaan


menuju bandara jaringan jalan

5. Pengembangan Sarana Optimalisasi dan pemeliharaan


prasarana air limbah dan infrastruktur pengolahan limbah dan
persampahan yang ramah persampahan
lingkungan yang berkelanjutan

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Pembiayaan

Untuk pengembangan kelembagaan yang terpenting adalah faktor pemberdayaan (empowerment)


dan penguatan kembali kelembagaan, terutama lembaga-lembaga pendukung kegiatan ekonomi
lokal. Lembaga lokal diberdayakan dengan didukung oleh lembaga formal mulai tingkat nagari
hingga tingkat kabupaten, terutama dalam hal mendukung kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi
lokal yang berkelanjutan melalui berbagai pendekatan salah satunya social learning.

Merujuk pada Grand Strategy yang dijelaskan diatas, perlu dirumuskan pula strategi pengembangan
kelembagaan dan pembiayaan ini, yang merupakan pendekatan strategis yang dibutuhkan untuk
menuju arah pengembangan kelembagaan dan pembiayaan sebagaimana yang dijelaskan pada sub
bab 4.2 laporan ini. Secara umum, strategi pengembangan kelembagaan dan pembiayaan dalam
setiap tahap pengembangan, dituangkan dalam Grand Strategy sebagaimana dijelaskan dalam
gambar berikut.

Sesuai dengan skenario, pengembangan kelembagaan dan pembiayaan pada tahap Reinforcement
atau pada tahap pertama akan difokuskan pada penguatan kelembagaan melalui pemberdayaan
(empowerment). Dalam upaya penguatan tersebut, penguatan kembali kelembagaan dilakukan
dalam upaya menyediakan informasi yang melatarbelakangi kebutuhan akan lahan. Hal ini dilakukan
mengingat sebetulnya saat ini di Kabupaten Agam telah memiliki struktur kelembagaan yang
lengkap, sehingga langkah yang dianggap tepat dilakukan dalam tahap awal ini adalah
pemberdayaan disertai dengan penguatan peran kelembagaan pemerintahan dalam sektor
pertambangan dan peningkatan fungsi pengawasan dan pengendalian khususnya dalam
mengembalikan peran lingkungan Danau Maninjau. Pembentukan Lembaga Pengelola Danau
Maninjau (LPDM) menjadi kebutuhan mendesak, dan perlu segera direalisasikan. Selain itu, guna
mendukung peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan kembali peran kelompok pelaku usaha serta
koperasi dianggap menjadi langkah yang tidak kalah penting yang harus dilakukan.

Pada tahap kedua Development, pengembangan kelembagaan dan pembiayaan secara umum
diarahkan untuk pengembangan jejaring informasi kelembagaan. Sesuai dengan arahan tersebut,
penyediaan informasi ditujukan untuk mengetahui seberapa besar target aktivitas yang perlu
disediakan dan seberapa besar potensi pemasaran serta potensi alternatif pendapatan. Langkah
tersebut diperkuat melalui optimalisasi peran lembaga teknis dalam kemudahan menyediakan
informasi yang didukung melalui teknologi informasi. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal guna
mengantisipasi rencana pelaksanaan strategi diversifikasi kegiatan ekonomi di tahap ketiga,
diharapkan dengan informasi yang akurat mengenai data dan informasi mampu mendukung
optimalisasi kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten Agam secara keseluruhan.

Pada tahap ketiga yakni integration, pengembangan ekonomi lokal dan pariwisata dengan pusat
Danau Maninjau sudah terintegrasi dan saling menguatkan satu sama lain, merupakan isu utama
dalam tahap ini. Sehingga diperlukan peran kelembagaan dalam mengembangkan jaringan informasi
dan teknologi sebagai upaya untuk mendukung kebijakan optimalisasi jangkauan pemasaran melalui
penyusunan strategi pemasaran yang tepat. Upaya-upaya seperti pelatihan, penelitian (research and
development), pemberian modal dan pengembangan teknologi inovasi perlu dilakukan guna
mendukung terciptanya proses transformasi kegiatan ekonomi lokal melalui skema diversifikasi yang
berazaskan keberlanjutan.

Pada tahap keempat, yakni tahap Expansion, seiring dengan kegiatan ekonomi wilayah yang sudah
berkembang pada skala global, maka mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan
pengembangan wisata yang sudah dikembangkan dan diterapkan pada tahap ketiga perlu
dimantapkan. Strategi pemantapan dalam hal ini melalui upaya koordinasi diantara suatu kegiatan
yang berlangsung dengan kelompok kegiatan lain melalui integrasi jaringan lintas komoditas. Peran
lembaga seperti asosiasi akan muncul, seiring munculnya kebutuhan pasar mengenai standarisasi
mutu produk dan tenaga kerja. Standarisasi yang tidak hanya untuk tingkat lokal hingga nasional,
melainkan hingga tingkat global. Terdapat tuntutan bagi para pelaku usaha dan kelompoknya, skema
usaha yang semula koperasi, pada tahap akhir ini diharapkan mampu ditingkatkan menjadi Badan
Usaha Milik Daerah / Nagari (BUMD/Nag).

Arah pengembangan aspek kelembagaan membandingkan kondisi kelembagaan saat ini dengan
kondisi yang diharapkan dalam setiap fase. Pada dasarnya, pengembangan kelembagaan ini
mengarah pada peningkatan kapasitas kelembagaan untuk dapat mewujudkan Kabupaten Agam
yang sejahtera dan berdaya saing tinggi dengan berbasis pengembangan ekonomi lokal dan
pariwisata yang berkelanjutan. Perumusan strategi sesuai dengan tahap dan arahan
pengembangannya, secara rinci dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..5 Strategi Pengembangan Kelembagaan dan
Pembiayaan berdasarkan Tahap Pengembangannya

Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

Reinforcement Penguatan kelembagaan sektor


Meningkatkan kapasitas dan peran
pertanian tingkat kecamatan dan
(2016 2020) kelembagaan dalam pengembangan
pemanfaatan teknologi untuk
wilayah berbasis penghidupan
peningkatan produktifitas dan
berkelanjutan
pemasaran hasil produksi pertanian

Peningkatan peran lembaga pendidikan Meningkatkan kapasitas koordinasi


dan pelatihan dalam mengembangkan pelaku sektor UMKM melalui
kewirausahaan dan peningkatan pemanfaatan teknologi dan ilmu
kapasitas tenaga kerja pengetahuan

Meningkatkan kapasitas dan peran


Penguatan sistem kelembagaan yang
kelembagaan dalam pengembangan
mendukung pengembangan ekonomi
wilayah berbasis penghidupan
lokal.
berkelanjutan

Peningkatan kapasitas kelembagaan Menginisiasi pembentukan lembaga


yang mampu mengorganisir semua profit berbasis pengembangan
kepentingan baik ekonomi maupun berkelanjutan dalam bentuk BPDM
lingkungan
Meningkatkan kapasitas dan kuantitas
Optimalisasi peran nagari dalam aparatur pemerintah dalam
peningkatan kesadaran masyarakat mewujudkan pembangunan
dalam menjaga kelestarian lingkungan berkelanjutan

Development Meningkatkan kapasitas pemerintah dan


pelaku usaha mengenai diversifikasi
(2021 2025) Pengembangan kerjasama antara ekonomi melalui pendidikan dan
pemerintah dan kelompok usaha dalam pelatihan
mengembangkan diversifikasi ekonomi
Mengidentifikasi potensi kegiatan
diversifikasi ekonomi

Meningkatkan kapasitas pemerintah dan


pelaku usaha dalam upaya spesialisasi
tenaga kerja
Peningkatan peran asosiasi dalam
upaya spesialisasi tenaga kerja. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
mengenai pemasaran produksi bagi para
pelaku usaha
kreatif dan inovatif
Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

Pemerintah memfasilitasi dan


mengkoordinasi peluang kerjasama
antara para pelaku terutama antara
kelompok dengan pengusaha sebagai
peluang pembiayaan (contract farming)

Optimalisasi dukungan peran struktur


kelembagaan dan peningkatan peran
Meningkatkan koordinasi antar pelaku
BPDM di bidang pariwisata serta
usaha sebagai upaya merumuskan
menambah relasi dengan komunitas
strategi pemasaran tingkat provinsi
penggerak pariwisata di berbagai
Kabupaten/Kota di Sumatera.

Meningkatkan koordinasi antar pelaku


Penegakan aturan secara tegas dalam
usaha sebagai upaya menyusun strategi
menjaga fungsi lindung
pemasaran tingkat provinsi

Integration Pemanfaatan alokasi dana desa untuk


pembangunan dan pemeliharaan
(2026-2030) infrastruktur Meningkatkan peran pemerintah dalam
memfasilitasi kerjasama antara pelaku
Optimalisasi peran organisasi lokal usaha
dalam mengembangkan jaringan
dengan sumber daya eksternal

Pengembangan lembaga Research and Mewujudkan pembentukan lembaga


Development untuk mendorong Research and Development untuk
penciptaan inovasi. mendorong penciptaan inovasi.

Peningkatan kerjasama antara


pemerintah dengan pemerintah Mewujudkan kerjasama dengan
Kabupaten/Kota lainnya dalam pemerintah daerah lain baik di tingkat
mengembangkan jangkauan pasar kabipaten/kota maupun provinsi
khususnya pasar nasional

Optimalisasi peran lembaga dalam Mengoptimalkan peran lembaga dalam


menjaga kelestarian lingkungan. menjaga kelestarian lingkungan.

Expansion Memfasilitasi dan meningkatkan peran


Optimalisasi dukungan peran struktur
BUMD Kecamatan/Nagari melaui
(2030-2035) kelembagaan dan peningkatan peran
pemberian kemudahan dalam perizinan
BUMD Kecamatan/Nagari.
dan berinvestasi.

Meningkatkan kapasitas pelaku usaha


Peningkatan sinergitas antar lembaga
ekonomi melaui pendidikan dan
dalam menjamin masyarakat lokal
pelatihan dalam upaya mewujudkan
Tahap (Tahun) Arahan Pengembangan Strategi

sebagai pelaku utama ekonomi masyarakat lokal sebagai pelaku utama


ekonomi

Peningkatan kerjasama antara


Meningkatkan koordinasi antar
pemerintah dengan pemerintah
pemerintah daerah perbatasan dalam
Kabupaten/Kota lainnya dalam
upaya mengembangkan jangkauan pasar
mengembangkan jangkauan pasar
tingkat internasional
khususnya pasar internasional

Mengoptimalkan peran lembaga


Optimalisasi peran lembaga dalam pelestarian lingkungan, dalam
menjaga kelestarian lingkungan. mewujudkan pengembangan wilayah
berkelanjutan dan berbasis lingkungan

Sumber: Hasil Analisis Studio, Tahun 2015

Rencana Pengembangan Wilayah

Rencana Pengembangan Ekonomi Wilayah

Rencana Pengembangan Pariwisata

Rencana pengembangan pariwisata baik di Kawasan Danau Maninjau sebagai kutub pertumbuhan
wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat maupun disetiap kecamatan disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing kecamatan. Pengembangan pariwisata akan dikombinasikan dengan kegiatan
masyarakat lokal baik pertanian, peternakan, perkebunan, maupun perikanan. Untuk lebih jelasnya
rencana pengembangan pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Error! No text of specified style in document..6 Rencana Pengembangan Pariwisata


Kabupaten Agam Bagian Barat

No Kecamatan Jenis Wisata Rencana Pengembangan

1 Tanjung Mutiara Wisata pantai dan laut 1. Pengembangan Pantai Tiku,


(bahari) Pulau Ujung dan Pulau Tangah
sebagai objek dan daya tarik
wisata bahari

2. Atraksi yang dikembangkan


adalah meikmati pantai,
menyelam, snorkling, water
sport, memancing

2 Lubuk Basung Wisata Belanja dan Kuliner 1. Pengembangan kawasan pusat


oleh-oleh dan kuliner

2. Atraksi yang dikembangkan


No Kecamatan Jenis Wisata Rencana Pengembangan

adalah menikmati kota


Lubukbasung, makanan khas
Agam, membeli oleh-oleh
makanan dan cinderamata yang
dihasilkan dari sentra-sentra
produksi di setiap kecamatan

3. Pemantapan penyediaan
fasilitas penunjang seperti bank,
money changer, masjid,
mushola, penginapan, rental
kendaraan, puskesmas, rumah
sakit

3 Ampek Nagari Wisata Desa dan Tempat 1. Atraksi wisata kegiatan


Peristirahatan pertanian oleh masyarakat
setempat dan objek wisata
berupa tempat-tempat kegiatan
pertanian (seperti peternakan
dan penggemukan sapi,
pembibitan ikan, dan
sebagainya)

2. Pengembangan Tempat Istirahat


Pelayanan Wisata tematik yang
me

4 Palembayan Wisata Desa Atraksi wisata kegiatan pertanian oleh


masyarakat setempat dan objek wisata
berupa tempat-tempat kegiatan
pertanian (kakao, peternakan,
penggemukan sapi, pembibitan ikan,
dan sebagainya)

5 Palupuh Wisata Alam dan Desa 1. Pengembangan air terjun


Palupuh sebagai objek dan
atraksi wisata

2. Atraksi wisata dikombinasikan


dengan kegiatan pertanian oleh
masyarakat setempat dan objek
wisata berupa tempat-tempat
kegiatan budidaya kopi dan
penggemukan sapi
No Kecamatan Jenis Wisata Rencana Pengembangan

6 Malalak Wisata Alam dan Desa 1. Pengembangan air terjun


Malalak sebagai objek dan
atraksi wisata

2. Atraksi wisata dikombinasikan


dengan kegiatan pertanian oleh
masyarakat setempat dan objek
wisata berupa tempat-tempat
kegiatan budidaya kayu manis
dan peternakan

3. Pengembangan Tempat Istirahat


Pelayanan Wisata

7 Matur Wisata, Desa Alam dan 1. Pengembangan Kawasan Puncak


Wisata Minat Khusus Lawang sebagai objek dan
atraksi wisata

2. Atraksi yang dikembangkan


adalah menikmati pamandangan
Danau Maninjau dari ketinggian
1.210 mdpl, paralayang, arung
jeram

3. Atraksi wisata dikombinasikan


dengan kegiatan pertanian oleh
masyarakat setempat dan objek
wisata berupa tempat-tempat
kegiatan pertanian

8 Tanjung Raya 1. Wisata 1. Atraksi yang kembangkan


Desa/AgroWisata berupa menikmati
pemandangan danau, naik
2. Wisata Budaya dan perahu, kano yang dilakukan
Religi dengan pendekatan ramah
3. Wisata Alam lingkungan

2. Kegiatan wisata yang


dikombinasikan dengan kegiatan
KJA (melihat proses budidaya
ikan, membeli ikan, memberi
makan ikan, dll)

3. Atraksi wisata kegiatan


pertanian oleh masyarakat
setempat dan objek wisata
No Kecamatan Jenis Wisata Rencana Pengembangan

berupa tempat-tempat kegiatan


pertanian (seperti peternakan
dan penggemukan sapi,
pembibitan ikan, dan
sebagainya)

4. Kegiatan wisata budaya


didukung oleh adanya situs-situs
budaya dan bernilai sejarah
pergerakan Islam maupun
pergerakan Nasional (Museum
Buya Hamka dan Rumah Tinggal
Buya Hamka)

5. Atraksi dan objek wisata yang


ditawarkan sarat dengan nilai-
nilai budaya Islam, karena
tempat ini pada dasarnya
merupakan tempat lahir dan
besarnya tokoh-tokoh Islam

Sumber : Hasil Rencana, 2015


Gambar Error! No text of specified style in document..3 Rencana Pengembangan Kawasan Danau
Maninjau sebagai Kutub Pertumbuhan Pariwisata

Sumber : Hasil Rencana, 2015


Gambar Error! No text of specified style in document..4 Rencana Pengembangan Pariwisata Wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat
Rencana Pengembangan Komoditas Unggulan

Rencana pengembagan ekonomi endogen di Kabupaten Agam Bagian Barat fokus pada dua hal
utama, yaitu pengembangan komoditas di setiap sentra produksi dan peningkatan inovasi komoditas
unggulan melalui diversifikasi. Rencana pengembangan komoditas dilakukan dengan melihat kinerja
dari masing-masing komoditas yang ada. Berdasarkan tahapannya, pengembangan komoditas dibagi
menjadi tiga bagian yaitu tahap pertumbuhan, tahap pengembangan dan tahap pemantapan. Tahap
pertumbuhan merupakan tahap dimana produktivitas komoditas masih sangat rendah dan
cenderung subsisten. Tahap pengembangan dimana komoditas memiliki produktivitas rata-rata dan
mutu hasil belum optimal, sedangkan tahap pemantapan dimana komoditas memiliki produktivitas
tinggi dan mutu hasil belum optimal. Secara jelas rencana pengembangan komoditas berdasarkan
kinerjanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Error! No text of specified style in document..7 Rencana Pengembangan Komoditas

Tahapan
No Komoditas Rencana Pengembangan
Pengembangan

1 1. Kacang tanah Pertumbuhan 1. Peningkatan produktivitas


Komoditas
2. Kacang kedelai 2. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP)

3. Cabe 3. Penurunan tingkat kehilangan hasil

4. Bawang Merah

5. Tebu

6. Cengkeh

2 1. Jeruk Pengembangan 1. Peningkatan produktivitas


Komoditas
2. Pisang 2. Penurunan tingkat kehilangan hasil

3. Kayu manis 3. Peningkatan mutu hasil

4. Pinang

5. Pala

6. Kopi

3 1. Padi Pemantapan 1. Pengenalan teknologi baru


Komoditas
2. Jagung 2. Peningkatan mutu hasil (pertanian
organik)
3. Ubi kayu
3. Efisiensi usaha melalui pemanfaatan
4. Kelapa limbah lingkungan
5. Kelapa sawit 4. Diversifikasi produk
Tahapan
No Komoditas Rencana Pengembangan
Pengembangan

6. Kakao

Sumber : Hasil Rencana, 2017

Fokus yang kedua dalam pengembangan ekonomi di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah
diversifikasi komoditas unggulan. Tahapan analisis menghasilkan beberapa komoditas yang menjadi
unggulan di Kabupaten Agam Bagian Barat. Penentuan komoditas unggulan didasarkan pada
kapasitas produksi, potensi ketersediaan lahan, ketersediaan sumber daya manusia (petani) serta
peluang pengembangan kedepannya. Komoditas-komoditas ini diharapkan akan terus berkembang
dan terjadi diversifikasi, sehingga hasil budidaya pertanian akan berubah menjadi produk olahan
setengah jadi maupun produk olahan jadi. Saat ini sebagina besar komoditi dijual dalam bentuk
bahan mentah sehingga nilai tambahnya masih rendah. Diversifikasi ini diharapkan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal dan mampu memperluas jangkauan
pemasaran karena produk tersebut memiliki nilai tambah yang semakin meningkat. Pada tahap
terakhir jangkauan pemasaran mampu mencapai pasar Nasional, menguasai pasar ASEAN dan
menguasai pasar Asia dan Internasional.

Pada tahap awal perencanaan terdapat 22 produk hasil diversifikasi baik produk jadi maupun produk
setengah jadi dari seleruh komoditas unggulan yang ada. Pada tahap kedua diharapkan akan
menghasilkan 10 produk jadi dan setengah dari proses diversifikasi. Pada tahap ketiga diharpakan
akan menghasilkan 22 produk jadi dan stengah jadi dari komoditas unggulan sehingga total produk
olahan dari proses diversifikasi akan berjumlah 54 produk jadi dan setengah jadi. Keragaman produk
ini akan mendorong ekonomi masyarakat lokal dan akan meningkatkan nilai tambah (value added)
dari komoditas unggulan di Kabupaten Agam Bagian Barat.

Tabel Error! No text of specified style in document..8 Rencana Diversifikasi Komoditas Unggulan

N Komodit Target Target Target


Komponen Setengah Jadi Jadi
o as Pasar Pasar Pasar

1 Padi
Sawah Nasional Jerami Kompos Regional

Kertas Regional

Gabah Tepung Mokaf Regional

Sekam Lokal Abu Gosok Lokal

Arang Lokal

Pangan
Dedak Regional Serat Regional

Beras Nasional Regional


Makanan
N Komodit Target Target Target
Komponen Setengah Jadi Jadi
o as Pasar Pasar Pasar

Ringan

2 Obat/Jam
Jagung Nasional Daun u Regional

Pakan
Kulit Buah ternak Regional

Kompos Regional

Jagung
Pipilan Tepung Regional Roti Regional

Pati Gula Nabati Nasional

Lembaga Minyak Jagung Regional

3 Kacang
Hijau Regional Biji Panganan Regional

Daun dan
batang Pupuk Regional

Pakan
ternak Lokal

4 Tandan dan
Pisang Regional buah Pupuk Regional

Pakan ternak Regional

Kripik Nasional

Tepung Nasional

Sirup Nasional

Pakan
Batang Tepung Nasional Ternak Regional

Pupuk
Kertas Regional Organik Regional

Handicraft Regional

Daun Kertas Regional


N Komodit Target Target Target
Komponen Setengah Jadi Jadi
o as Pasar Pasar Pasar

5 Jeruk Regional Biji Minyak Regional

Pakan
Ternak Lokal

Pakan
Ampas Ternak Lokal

Minyak
Kulit Buah Lemon Regional

Segmen
tanpa biji Sari buah Regional

Jelly Regional

6 Internasi Internasion
Kakao onal Biji Lemak Coklat al

Internasion
Bubuk Coklat al

Internasion
Pasta Coklat al

Panganan Coklat Internasion


Lainnya al

Internasion
Pod al

7 Kayu Internasi Kulit Bubuk Internasi


Manis onal Kayu onal
Manis

Bunga

Minyak

8 Internasi Bungkus
Pinang onal Daun Makanan Lokal

Batang Perkakas Lokal

Buah
Bahan Internasi
N Komodit Target Target Target
Komponen Setengah Jadi Jadi
o as Pasar Pasar Pasar

Makanan onal

Bahan Internasi
Kosmetik onal

9 Perikana Ikan
n Regional Daging Kaleng Regional

Ikan Beku Regional

Tepung
Ikan Regional

Abon Ikan Regional

Minyak
Hati Minyak Ikan Regional Goreng Regional

Obat-
obatan Lokal

Makanan dari
Sirip Sirip Regional

Tepung
Kepala Pakan Ternak Lokal Ikan Regional

Obat-
Kulit obatan Lokal

Kerajinan dari
Tulang Tulang Regional

Sumber : Hasil Analisis Studio, 2015

Keterangan :

: Rencana Pengembangan Tahap 1 (2016-2020)

: Rencana Pengembangan Tahap 2 (2021-2025)

: Rencana Pengembangan Tahap 3 (2026-2030)


Tabel Error! No text of specified style in document..9 Rencana Diversifikasi Komoditas Non - Unggulan
Rencana Peralihan Usaha Ekonomi Sekitar Danau Maninjau

Untuk mendukung rencana pengurangan jumlah KJA di Danau Maninjau sesuai dengan daya
tampung dan daya dukung lingkungan, diperlukan rencana peralihan mata pencaharian sebagian
masyarakat yang terkena dampak sebagai salah satu respon dalam mengantisipasi instabilitas
pendapatan masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ekonomi rumahtangga yang akan beralih
usaha ekonomi dari Danau Maninjau perlu dilakukan diversifikasi pekerjaan, baik vertikal (masih
berkaitan dengan komoditas perikanan) maupun horisontal (tidak berkaitan dengan komoditas
perikanan). Strategi diversifikasi ini merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan
lain selain pekerjaan pokok untuk menambah pendapatan atau menganekaragamkan
pekerjaan/usaha.

Diversifikasi vertikal yaitu peralihan usaha masyarakat ke bidang yang masih berkaitan dengan
komoditas perikanan. Beberapa alternatif kegiatan budidaya ikan yang dapat dilakukan selain di
perairan Danau Maninjau adalah pada kolam air deras dan air tenang yang ada dibeberapa tempat.
Keramba irigasi, sungai, persawahan (minapadi) merupakan beberapa jenis media pembudidayaan
ikan air tawar yang dapat dilakukan masyarakat di sekitar Danau Maninjau. Sedangkan diversifikasi
horisontal adalah peralihan usaha masyarakat diluar kegiatan perikanan, seperti pertanian,
peterakan, perkebunan dan pariwisata. Sektor pertanian, ada peluang pengembangan pertanian
organik serta penerapan contract farming dengan pelaku-pelaku agribisnis. Pada sektor peternakan
peluang yang dapat dilakukan adalah mengusahakan sapi potong, ayam ras dan lainnya serta
melakukan kerjasama dengan pelaku agrisbisnis dalam penyediaan daging. Selain beralih pada
sektor ekonomi diatas, pariwisata juga dapat dijadikan sebagai tumpuan dalam usaha ekonomi
masyarakat lokal. Dengan sumberdaya alam yang indah dan budaya yang kaya, masyakat di sekitar
Danau Maninjau dapat menjadi pelaku utama dalam kegiatan pariwisata. Dengan pengembangan
ekowisata dan desa wisata di Kawasan Danau Maninjau dan sekitarnya, masyarakat selain sebagai
pelaku, juga dapat menjadi objek wisata itu sendiri. Selain dapat berkontribusi sebagai pelaku
melalui penyedia homestay, jasa pemandu, dan lain-lain, masyarakat juga dapat menjadi objek
wisata dengan memberikan pengetahuan dan informasi mengenai budaya dan kearifan lokal
masyarakat Agam dalam berkehidupan.

KJA Ramah Lingkungan


Kolam Air Deras
PERIKANAN Kolam Air Tenang
Perikanan
Pertanian Organik
Budidaya KJA di
Contract Farming
Danau Maninjau
Budidaya Jamur
TANAMAN PANGAN

Sapi Potong
Ayam Ras & Buras maupun
unggas lainnya
PETERNAKAN
Kemitraan dengan sektor swasta
Agroforestry
Produk Olahan Perkebunan
PERKEBUNAN

Masyarakat sebagai bagian pengembangan


wisata budaya & minat khusus
PARIWISATA Perdagangan & jasa penunjang pariwisata
Gambar Error! No text of specified style in document..5 Rencana Peralihan Usaha Ekonomi
Masyarakat Terkena Dampak Pengurangan KJA di Danau Maninjau
Gambar Error! No text of specified style in document..6 Rencana Pengembangan Ekonomi Endogen Kabupaten Agam Bagian Barat
Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya

Rencana pengembangan sumber daya manusia dan sosial budaya di Kabupaten Agam Bagian Barat
diarahkan untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia dalam melakukan diversifikasi
ekonomi, memiliki kemampuan kewirausahaan yang inovatif dalam mengolah komoditi yang
dihasilkan sektor primer di Kabupaten Agam bagian barat sehingga memberikan nilai tambah secara
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Agam Bagian Barat. Kemudian
rencana pengembangan manusia juga diarahkan untuk mengembangkan kemampuan Nelayan KJA di
Danau Maninjau dalam mengembangkan ekonomi alternatif selain KJA, sehubungan dengan
pengurangan jumlah KJA agar sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Dalam mengembangkan
rencana pokok tersebut serta rencana pengembangan manusia lainnya maka dikembangkan
kerjasama dengan beberapa stakeholder yang terkait, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 4.10
berikut.

Jejaring Eksternal
Lembaga Jejaring
Perguruan Asosiasi
LIPI Swasta Sertifikasi Perantau
Tinggi Profesi
Profesi
Pemagangan
Research & Sertifikasi Peningkatan Kerjasama
Think Tank Kerjasama
Development Keahlian Profesionalise Pemasaran
Pemasaran

Tenaga Kerja, Nelayan


KJA dan Petani Wirausahawan Diversifikasi Ekonomi dan
Ekonomi Alternatif
Kemampuan Kemauan
Terdidik dan Terlatih Keramba Jaring Apung
Wirausahawan Wirausahawan
(KJA)

Pemerintah
Pengembangan Pendidikan Tokoh Masyarakat
dan Pelatihan Penguatan Kearifan
(Pengembangan Kreatifitas Lokal (Kelestarian
dan Inovasi) Lingkungan)
Penguatan Nilai-Nilai Budaya

Gambar Error! No text of specified style in document..7 Rencana Pengembangan Sumber Daya
Manusia

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Agam hingga tahun 2035 dilakukan
dengan:

a. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengembangkan sistem pendidikan pendidikan


dan pelatihan baik melaui jalur pendidikan formal yang mampu menghasilkan SDM manusia
yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional. Rencana ini
meliputi :

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 47


1) Pengembangan Kurikulum Budaya Alam Minangkabau (BAM) dalam melestarikan nilai-nilai
budaya dan kearifan lokal dalam mengembangkan ekonomi yang memperhatikan
kelestarian lingkungan.

Pengembangan kurikulum ini diharapkan mampu memperkuat nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
sebagai jati diri masyarakat Kabupaten Agam Bagian Barat dan memanfaatkan nilai-nilai budaya dan
kearifan lokal tersebut dalam mengembangkan SDM yang mampu melaksanakan pengembangan
ekonomi secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial, budaya dan lingkungan.

2) Meningkatkan mutu pendidikan formal (akreditasi dan ISO 9001:2008) di semua jenjang baik
umum, madrasah maupun kejuruan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas calon
angkatan kerja (wirausahawan dan tenaga kerja) yang memiliki daya saing lokal, regional dan
internasional.

Peningkatan mutu pendidikan formal dilakukan secara menyeluruh di semua jenjang pendidikan dan
di prioritaskan di sekolah-sekolah yang mampu mendukung rencana pengembangan ekonomi di
Kabupaten Agam bagian barat, antara lain jurusan yang berhubungan dengan pertanian yang
merupakan sektor utama di Kabupaten Agam terdapat di SMKN 2 Lubuk Basung, antara lain jurusan
Agribisnis Tanaman Pangan yang belum terakreditasi dan Jurusan Holtikultura dan Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian yang memiliki peringkat akreditasi C dan belum memiliki sertifikasi ISO
9001:2008. Sedangkan jurusan yang berhubungan dengan pariwisata yang saat ini sedang
dikembangkan terdapat di SMK Negeri 1 Matur antara lain jurusan Teknik Komputer dan Jaringan,
Usaha Perjalanan Wisata, Akomodasi Perhotelan, Jasa Boga, dan Akuntansi saat ini belum
terakreditasi sertifikasi ISO 9001:2008.

3) Mengoptimalkan peran pendidikan non formal (BLK dan PKBM) dalam mengembangkan
kreatifitas dan inovasi dalam diversifikasi ekonomi, antara lain:

i) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan BLK yang saat ini berada
di tingkat provinsi agar mampu memberikan keterampilan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masyarakat sendiri.

ii) Mengembangkan PKBM yang potensial mendukung kebijakan pengembangan


perekonomian melalui pengembangan kewirausahaan dan pariwisata antara lain :

Pendidikan Keterampilan, Kecakapan Hidup (life skill) dan Kursus-kursus;

Pendidikan Kewirausahaan, Usaha Produktif Masyarakat, Kelompok Belajar Usaha


(KBU dan KUBE);

Pendidikan Seni, Budaya dan Olah Raga;

Pendidikan Lingkungan Hidup, Pelestarian Hutan, Penyuluhan Pertanian, Peternakan


dan Perikanan;

Pendidikan Kesehatan Masyarakat, dan lain lain.

b. Mengembangkan kerjasama dengan jejaring eksternal (LIPI, Perguruan Tinggi, Swasta,


Jejaring Perantau, dan lain- lain)

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 48


Perguruan tinggi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah lembaga yang secara umum
diakui memiliki kapabilitas dalam melakukan transformasi inovasi pengetahuan dan teknologi.
Perguruan Tinggi sebagai Think Tank diharapkan mampu memanfaatkan kemampuan ilmiahnya baik
oleh dosen maupun mahasiswa untuk mengembangkan SDM yang dibutuhkan di Kabupaten Agam
Bagian Barat. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengembangkan R&D (Research and
Development) diharapkan dapat membagi pengetahuan serta keterampilan dalam memanfaatkan
teknologi tepat guna yang spesifik yang dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Agam Bagian Barat.
Kedua bentuk kerjasama ini diharapkan mampu mengembangkan SDM secara efektif dan efisien,
sehingga Sumber Daya Manusia di Kabupaten Agam Bagian Barat mampu berkembang secara
berkelanjutan dan memiliki daya saing.

Kerjasama yang dikembangkan khususnya dalam pengembangan pariwisata dan pelestarian


lingkungan Danau Maninjau, teknik budidaya perikanan yang memperhatikan daya dukung
lingkungan, pengembangan UKM dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan,
pengembangan teknik industri, pemanfaatan teknologi informasi, pertanian yang berkelanjutan,
pengembangan nilai-nilai sosial dan budaya, pengembangan kreatifitas kesenian dsb. Salah satu
fokus pengembangan SDM adalah masyarakat yang saat ini masih bergerak di sektor primer,
terutama yang berprofesi sebagai nelayan KJA diharapkan mampu beralih profesi dengan
mengembangan aktifitas ekonomi alternatif yang ramah lingkungan. Selain itu masyarakat tidak
tergantung kepada sektor primer dengan mengembangkan diversifikasi ekonomi melalui
pengembangan kewirausahaan.

c. Mengembangkan kerjasama dengan jejaring eksternal (Lembaga Sertifikasi Profesi, Asosiasi


Profesi, serta pihak swasta) untuk mengembangkan Tenaga Kerja yang memiliki Daya Saing
local, regional dan internasional.

Melakukan kerjasama dengan pihak swasta antara lain pemanfaatan CSR untuk pengembangan
kualitas SDM pengusaha dan calon tenaga kerja melalui kegiatan pelatihan dan pemagangan bagi
calon tenaga kerja. Pihak swasta yang memiliki pengalaman dan terus berinovasi dalam melayani
pasarnya diharapkan mampu membagi pengalamannya kepada calon pengusaha atau tenaga kerja.

Mengembangkan kerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam sertifikasi profesi
pariwisata. Sertifikasi diperlukan agar para pekerja kepariwisataan mampu menghadapi era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai akhir Tahun 2015. Selain itu SDM pariwisata
mampu mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Agam Bagian Barat di tingkat
Internasional.

Mengembangkan kerjasama dengan asosiasi profesi khususnya di bidang industri pariwisata.


Asosiasi profesi pariwisata biasanya menaungi pekerja yang bergerak di bidang industri pariwisata
seperti biro perjalanan wisata, penerbangan, hotel, dll. Peran asosiasi pariwata secara umum dalam
pengembangan SDM pariwisata di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah meningkatkan
profesionalisme pekerja pariwisata serta mempersiapkan anggotanya untuk menghadap
perdagangan bebas dunia pariwisata.

d. Mengoptimalkan peran tokoh masyarakat sebagai agen perubahan dalam mengembangkan


perekonomian yang memperhatikan kelestarian lingkungan (mengembangkan ekonomi
alternatif KJA.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 49


Tokoh masyarakat yang diakui oleh masyarakat biasaya memiliki kriteria ninik mamak, alim ulama
serta cerdik pandai. Apabila ketiga kriteria tersebut terpenuhi maka mendapat posisi yang istimewa
sebagai pemimpin kaumnya, yang cenderung dihormati dan dipatuhi. Melalui pelibatan tokoh
masyarakat ini diharapkan menjadi panutan dan menjadi agen perubahan dalam membentuk, dan
mengembangkan kewirausahaan yang memperhatikan dan menjaga lingkungan hidup.

Rencana Pengembangan Struktur Ruang

Rencana pengembangan struktur ruang Kabupaten Agam bagian barat terdiri dari rencana
penetapan pusat pusat kegiatan dan rencana sarana dan prasarana pengembangan wilayah.

Rencana Pusat Kegiatan

Rencana pusat pusat kegiatan ini dikembangkan mengacu pada konsep pengembangan struktur
ruang yang dibahas pada bab 2. Penetapan pusat kegiatan ini juga mempertimbangkan skenario,
strategi dan arah pengembangan wilayah Agam bagian barat. Rencana pengembangan pusat pusat
kegiatan di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Kecamatan Lubuk Basung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Pada tahun 2035, Kecamatan Lubuk Basung direncanakan sudah menjadi Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) atau meningkat dibandingkan statusnya saat ini sebagai pusat kegiatan lokal (PKL). Sebagai
PKW, tentu Kecamatan Lubuk Basung mempunyai peran dan fungsi yang berbeda, yakni sebagai
berikut:

- Pusat kegiatan yang berfungsi melayani kegiatan skala wilayah atau kabupaten.

- Sebagai pusat pemerintahan kabupaten

- Pusat pelayanan jasa dan perdagangan (koleksi dan distribusi dari wilayah
disekitarnya)

- pusat pelayanan sosial kabupaten;

- salah satu pusat pengembangan kawasan pertanian;

- simpul transportasi yang melayani regional dan antar kabupaten;

- Pusat pelayanan pendidikan (SMK, perguruan tinggi)

2. Pengembangan Kecamatan Tanjung Raya dan Tanjung Mutiara sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) dengan fungsi utama sebagai pusat pengembangan kegiatan pariwisata

Pusat kegiatan lokal merupakan pusat kegiatan yang melayani beberapa kecamatan dan kawasan
hinterlandnya. Kedua kecamatan ini ditingkatkan statusnya menjadi PKL pada tahun 2035 untuk
mendukung kegiatan wisata yang merupakan kutub pertumbuhan wilayah Agam bagian barat. Peran
dan fungsi lainnya dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ini adalah sebagai berikut:

- Pusat pelayanan pemerintahan kecamatan;

- Pusat pelayanan kegiatan sosial skala kecamatan;

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 50


- Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa dari wilayah hinterland-nya;

- Pusat pelayanan pendidikan dasar dan menengah

3. Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan yang berfungsi melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa nagari, dalam hal ini yang merupakan Pusat Pelayanan Kawasan adalah
Kecamatan Ampek Nagari, Palembayan, Palupuh, Matur dan Malalak. Selain dari kecamatan Ampek
Nagari, kecamatan lainnya saat ini berstatus sebagai pusat pelayanan lingkungan. Peningkatan status
pusat kegiatan pada tahun 2035 ini dimaksudkan untuk mendukung peran dan fungsi sebagai
berikut:

- Pusat pelayanan pemerintahan kecamatan;

- Pusat pelayanan kegiatan sosial skala kecamatan;

- Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa dari wilayah hinterlandnya;

- Sentra produksi komoditas unggulan

- pendukung pengembangan pusat pariwisata (PKL)

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 51


Gambar Error! No text of specified style in document..8 Peta Struktur Ruang Kabupaten Agam Bagian Barat

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 52


Rencana Sistem Transportasi

Pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Agam Bagian Barat direncanakan untuk


menghubungkan antar pusat pusat kegiatan untuk mendukung interaksi yang akan terjalin
diantara pusat pusat tersebut. Rencana sistem transportasi ini menjamin konektivitas antar pusat
pusat pengembangan ekonomi serta antar pusat ekonomi tersebut dengan wilayah di luarnya.
Sehingga dapat terwujud pembangunan pariwisata berkelanjutan yang terintegrasi dengan
pengembangan ekonomi di skala lokal (kecamatan). . Rencana pengembangan sistem transportasi di
Kabupaten Agam Bagian Barat adalah sebagai berikut :

1. Jaringan Jalan

Rencana jaringan jalan di Kabupaten Agam Bagian Barat meliputi rencana peningkatan dan
pembangunan jaringan jalan yaitu:

- Peningkatan jaringan jalan menjadi kolektor primer pada tiap jalan yang menghubungkan
antar pusat kegiatan pada masing-masing kecamatan.

- Peningkatan status jalan lintas barat sumatera menjadi jalan arteri primer.

- Pembangunan jaringan jalan arteri primer di pesisir pantai Kabupaten Agam Bagian Barat.

Pengembangan dan pembangunan jalan tersebut, merupakan bagian dari upaya peningkatan
konektivitas baik antar pusat pelayanan maupun konektivitas dengan wilayah eksternal Kabupaten
Agam Bagian Barat. Selain itu juga, pengambangan dan pembangunan jalan diharapkan dapat
mendukung kegiatan pariwisata yang akan dikembangkan menjadi penggerak ekonomi utama dan
juga potensi ekonomi lainnya yang akan dikembangkan.

2. Terminal

Pengembangan terminal yang akan dilakukan di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah peningkatan
status terminal Antokan yang saat ini merupakan terminal tipe C yang berfungsi melayani kendaraan
umum kelas kecil seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan menjadi terminal tipe B yang
berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan
angkutan pedesaan. Rehabilitasi dan peningkatan fungsi terminal di Kabupaten Agam Bagian Barat
tersebut, direncanakan untuk dapat mendukung peran dan fungsi Kecamatan Lubuk Basung sebagai
PKW dan mendukung keterhubungan wilayah internal Kabupaten Agam Bagian Barat maupun
dengan wilayah eksternalnya.

3. Jaringan Kereta Api

Rencana Pengembangan jaringan jalur kereta api berikut prasarananya mengacu kepada RTRWN dan
RTRWP Sumatera Barat yaitu pengembangan jaringan pada lintas Barat Sumatera di Provinsi
Sumatera Barat yang merupakan bagian dari rencana peningkatan dan pembangunan jaringan
kereta api Trans Sumatera (Connecting Trans Sumatera Railway). Untuk pengembangan jaringan
kereta api yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat berupa peningkatan dan
pembangunan baru jaringan jalan kereta api dari Naras Sungai Limau Simpang Empat Pasaman.
Pembangunan jaringan kereta api di Kabupaten Agam Bagian Barat, selain diarahkan sebagai sarana
transportasi umum juga akan diarahkan sebagai pendukung kegiatan wisata.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 53


4. Jaringan Transportasi Danau

Rencana pengembangan prasarana transportasi danau akan dialokasikan dalam bentuk


pembangunan dermaga pendukung pariwisata (Muko-Muko, Linggai dan Sungai Batang dan Sigiran)
dan dermaga pengumpul produksi perikanan yang lokasinya disesuaikan dengan Master Plan
Minapolitan. Dermaga yang direncanakan juga merupakan salah satu fasilitas pendukung kegiatan
pariwisata di Danau Maninjau.

5. Sistem Transportasi Laut

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang tertuang dalam Peta Sarana
Transportasi Provinsi Sumatera Barat, di Kabupaten Agam akan dikembangkan pelabuhan Tiku.
Sesuai dengan potensi yang ada Kabupaten Agam, pengembangan pelabuhan Tiku diarahkan sebagai
pelabuhan perikanan serta pelabuhan barang dan jasa terutama sebagai pelabuhan
pengumpan.Pengembangan pelabuhan Tiku ini direncanakan sebagai salah satu simpul moda
transportasi laut dipesisir Sumatera Barat.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 54


Gambar Error! No text of specified style in document..9 Rencana Sistem Transportasi Kabupaten Agam Bagian Barat

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 55


Rencana Sarana dan Prasarana Dasar

Sarana prasarana dasar yang dimaksud dalam sub bab ini merupakan sarana prasarana utama yang
mendukung kegiatan masyarakat yang terbagi atas sarana prasarana sosial, sarana prasarana
pengelolaan lingkungan, sarana prasarana energi dan sarana prasarana telekomunikasi.

Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di Agam bagian barat selain dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan juga diarahkan untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan
dan penguatan ekonomi khas lokal. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan pendidikan hingga tahun
2035, maka sekolah menengah setingkat SLTP dan SMU di Kabupaten Agam bagian barat masih
mengalami kekurangan (defisit). Hasil proyeksi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Error! No text of specified style in document..10 Proyeksi Kebutuhan Sarana Prasarana
Pendidikan Tahun 2035

Kecamatan SD/sederajat SLTP/sederajat SMU/sederajat

Suppl Deman Surplu Suppl Deman Surplu Suppl Deman Surplu


y d s y d s y d s

/Defisi /Defisi /Defisi


t t t

Tanjung 32 22 10 3 7 -4 2 7 -5
Mutiara

Lubuk Basung 67 53 14 5 18 -13 4 18 -14

Ampek Nagari 22 18 4 8 6 2 1 6 -5

Tanjung Raya 41 25 16 5 8 -3 2 8 -6

Matur 23 13 10 3 4 -1 1 4 -3

Malalak 12 7 5 3 2 1 0 2 -2

Palembayan 41 22 19 6 7 -1 2 3 -1

Palupuh 19 10 9 5 3 2 1 3 -2

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai, dimana
sarana pendidikan dan pembelajaran ini harus memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara optimal. Sejalan dengan rencana pengembangan
SDM dan sosial budaya, pengembangan pendidikan di Kabupatan Agam bagian barat diarahkan pada
peningkatan kualitas pada sekolah- sekolah kejuruan yang terkait dengan pertanian, peternakan,
perikanan, ekonomi dan manajemen serta pariwisata. Sehingga pada akhir tahun 2035,
pengembangan sarana dan prasarana pendidikan SMU dan sederajat direncanakan untuk

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 56


menambah jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Rencana pengembangan sarana pendidikan
di Kabupaten Agam Bagian Barat lainnya meliputi :

a. Menempatkan sarana pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK),


Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) di setiap Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

b. Menempatkan sarana pendidikan setingkat SMU/SMK dan


Perguruan Tinggi di Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah
(PKW).

Kesehatan

Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan sarana
kesehatan di Kabupaten Agam bagian barat, hingga tahun 2035 secara jumlah masih mencukupi dan
tersebar di setiap kecamatan, minimal setingkat puskesmas pembantu. Hasil proyeksi sarana
kesehatan di Kabupaten Agam Bagian Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..11 Kebutuhan sarana Kesehatan Kabupaten
Agam Bagian Barat, Tahun 2035

No. Kecamatan Puskesmas Puskesmas Pembantu

Supply Demand Surplus/Defisit Supply Demand Surplus/Defisit

1 Tanjung 1 0 1 10 1 9
Mutiara

2 Lubuk Basung 2 1 1 12 3 9

3 Ampek Nagari 2 0 2 8 1 7

4 Tanjung Raya 2 0 2 11 1 10

5 Matur 1 0 1 8 1 7

6 Malalak 1 0 1 3 0 3

7 Palembayan 2 0 2 8 1 7

8 Palupuh 1 0 1 6 1 5

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Namun jika dilihat dari kebutuhan tenaga kesehatan, terutama dokter dan bidan, masing masing
kecamatan masih kekurangan jumah tenaga kesehatan. Hasil proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan
di Kabupaten Agam bagian barat hingga tahun 2035 dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 57


Tabel Error! No text of specified style in document..12 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kesehatan
Kabupaten Agam Bagian Barat, Tahun 2035

No. Kecamatan Dokter Bidan

Supply Demand Surplus Supply Demand Surplus

/Defisit /Defisit

1 Tanjung Mutiara 0 7 -7 1 1 0

2 Lubuk Basung 8 17 -9 5 18 -13

3 Ampek Nagari 0 6 -6 1 6 -5

4 Tanjung Raya 0 8 -8 0 8 -8

5 Matur 0 4 -4 0 4 -4

6 Malalak 0 2 -2 0 2 -2

7 Palembayan 0 7 -7 0 7 -7

8 Palupuh 0 3 -3 0 3 -3

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Hasil proyeksi kebutuhan diatas dilakukan berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk. Selain
pertimbangan kebutuhan berdasarkan jumlah penduduk, rencana pengembangan sarana kesehatan
juga memperhatikan pertimbangan lain yakni limitasi dan kondisi fisik wilayah, serta dukungan bagi
skenario pencapaian tujuan dan sasaran pengembangan wilayah. Sedangkan seperti Kecamatan
Merujuk pada pertimbangan pertimbangan tersebut, maka rencana pengembangan sarana
kesehatan di Kabupaten Agam bagian barat hingga akhir tahun 2035 adalah:

a. Pengembangan dan rehabilitasi kondisi Rumah Sakit yang terletak di Kecamatan Lubuk Basung
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

b. Menempatkan puskesmas pembantu dan balai pengobatan di setiap nagari, pada kecamatan
yang rawan bencana dan berpotensi terhambat aksesnya ke luar wilayah jika terjadi bencana.
Hal ini dimaksudkan Kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Malalak, Kecamatan
Palembayan dan Kecamatan Palupuh.

c. Menempatkan puskesmas di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yakni di Kecamatan Tanjung Raya dan
Kecamatan Tanjung Mutiara. Puskesmas dibutuhkan seiring dengan peningkatan kunjungan
wisata pada kedua kecamatan ini, sehingga pelayanannya tidak hanya untuk masyarakat lokal
namun juga mengantisipasi wisatawan yang membutuhkan layanan kesehatan.

d. Menempatkan sarana kesehatan posyandu, tempat praktek dokter, balai pengobatan warga di
setiap Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan
(PPK).

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 58


e. Menempatkan sarana kesehatan BKIA/Klinik Bersalin dan apotik/rumah obat di Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK).

Peribadatan

Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu
disediakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang
bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang
akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selama beberapa waktu.
Pendekatan perencanaan yang diatur adalah dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta
kepercayaan.

Penduduk Kabupaten Agam Bagian Barat mayoritas beragama Islam, saat ini sarana peribadatan
berupa masjid/musholla telah tersebar hampir di seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten
Agam Bagian Barat. Dengan acuan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Perumahan,
maka kebutuhan akan sarana peribadatan di masa yang akan datang (sampai 20 tahun ke depan)
dapat diproyeksikan. Selengkapnya mengenai hasil proyeksi kebutuhan sarana peribadatan di
Kabupaten Agam Bagian Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..13 Proyeksi Kebutuhan Sarana Prasarana
Peribadatan

No. Kecamatan Masjid Mushalla/Langgar

Supply Demand Surplus/Defisit Supply Demand Surplus/Defisit

1 Tanjung Mutiara 23 14 9 102 141 -39

2 Lubuk Basung 92 34 58 137 340 -203

3 Ampek Nagari 29 11 18 71 115 -44

4 Tanjung Raya 42 16 26 178 163 15

5 Matur 34 8 26 47 81 -34

6 Malalak 34 8 26 41 44 -3

7 Palembayan 56 14 42 112 141 -29

8 Palupuh 27 6 21 43 64 -21

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Rencana Sarana dan Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Persampahan

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan kegiatan pariwisata dan peningkatan
skala ekonomi di sentra sentra produksi komoditas lokal di Agam bagian barat, timbulan sampah

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 59


juga akan meningkat. Proses pengolahan komoditas telah diarahkan untuk berkonsep zero waste,
namun tetap dibutuhkan antisipasi untuk pengelolaan dan pengolahan sampah.

Rencana sarana dan prasarana persampahan hingga akhir tahun 2035 selain mempertimbangkan
timbulan sampah dari jumlah penduduk juga perlu mempertimbangkan sistem pengelolaan
persampahan yang akan diterapkan. Kondisi fisik dan lingkungan, juga menjadi pertimbangan utama
dalam rencana ini. Merujuk pada pertimbangan pertimbangan ini, maka sistem persampahan yang
direncanakan adalah sebagai berikut:

- Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun
bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter. Tong sampah di setiap rumah
disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana
kota di sediakan oleh pemerintah.

- Sistem Pengumpulan, yang proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik secara
individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di setiap
unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan
pemerintahan/perkantoran. Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai
gerobak sampah ukuran 1 m3 ke lokasi tempat pengolahan sampah oleh pengelola swadaya
masyarakat di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial
dan pemerintahan/perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh
instansi terkait.

- Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun sampah dari tiap
lokasi tempat pengolahan sampah diangkut oleh kendaraan truk sampah maupun armroll
truck /dump truck ke lokasi tempat pemrosesan akhir (TPA) yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah.

- Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, Sistem persampahan yang akan
diterapkan di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah sistem persampahan 5R yang terdiri atas
reduce, reuse, recycle, replace dan replant. Pengolahan sampah dengan prinsip 5R,
bermakna:

Prinsip reduce dilakukan dengan minimisasi barang atau material yang digunakan

Prinsip reuse dilakukan dengan memilih menggunakan barang yang dapat digunakan kembali
(tidak sekali pakai)

Prinsip recycle dilakukan dengan mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak digunakan
lagi..

Prinsip replace dilakukan dengan teliti dalam penggunaan barang yang dipakai sehari hari
dan sebisa mungkin menghindari penggunaan barang barang yang berbahaya bagi
lingkungan hidup

Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar baik
lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 60


Gambar Error! No text of specified style in document..10 Rencana Sistem Pengolahan Sampah

Gambar di atas merupakan tahapan pengolahan sampah 5R yang akan diterapkan di Kabupaten
Agam Bagian Barat, dengan penjelasan sebagai berikut:

Tahap 1: Pengelolaan sampah 5R yang maksud, dimulai dari pengolahan sampah individual baik dari
rumah tangga maupun kegiatan perekonomian skala kecil sampai dengan besar.

Tahap 2: Pengumpulan dan pemilahan sampah yang dilakukan di tempat pengelolaan sampah yang
terletak di tiap kecamatan. Pada tahapan ini terdapat kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah
berdasarkan jenisnya yang merupakan residu dari pengolahan sampah secara individual. Dalam
tahapan ini, bentuk sampah dipisahkan antara sampah organik dan non organik.

Tahap 3: Pengelolaan sampah. Dalam tahap ini akan dikembangkan kerjasama antara pemerintah
dan swasta dalam pengolahan sampah.

Tahap 4: Tahap akhir dalam pengolahan sampah ini yaitu pembuangan sampah yang tidak dapat
diolah atau merupakan buangan hasil pengolahan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.

Untuk mendukung sistem pengelolaan persampahan berbasis 5R di Kabupaten Agam Bagian Barat,
maka diperlukan sarana prasarana penunjang. Berdasarkan hasil proyeksi timbulan sampah,
kebutuhan dan prasarana persampahan di Kabupaten Agam Bagian Barat hingga tahun 2035 dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..14 Proyeksi Kebutuhan Sarana Prasarana
Persampahan Tahun 2035

N Keterangan Satuan 2015 2020 2025 2030 2035


o

1 Jml Penduduk Jiwa 229,60 239533 249887 260688 271957


7

2 Jumlah Rumah Tangga KK 40,033 41,765 43,568 45,452 47,418

3 Standar Timbulan sampah m3/org/har 0,003 m3/org/hari


i

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 61


4 Timbulan sampah m3/hari 689 719 750 782 816

5 Kebutuhan Gerobak Sampah 2 m3 344 359 375 391 408

6 Kebutuhan Bak Sampah Kecil 6 m3 115 120 125 130 136

7 Kebutuhan Bak Sampah Besar 12 m3 57 60 62 65 68

8 TPS Kontainer Besi 10 m3 69 72 75 78 82

9 Truk Terbuka 7 m3 98 103 107 112 117

10 Dump-Truck 8 m3 86 90 94 98 102

11 Arm-Roll Truck 10 m3 69 72 75 78 82

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Adapun rencana pengembangan yang akan dilakukan untuk mendukung kegiatan 5R sebagai upaya
membentuk Kabupaten Agam Bagian Barat yang bersih adalah sebagai berikut:

- Pembangunan tempat pengolahan sampah pada tiap kecamatan.

- Optimalisasi dan monitoring Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

- Penetapan kawasan percontohan penerapan kegiatan 5R pada 3 (tiga) kecamatan sebagai


representasi karakteristik wilayah yaitu pada Kecamatan Lubuk Basung sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW), Kecamatan Tanjung Raya sebagai representasi pengelolaan
persampahan pada pusat pariwisata, dan Kecamatan Malalak sebagai representasi
pengelolaan persampahan terpadau pada kawasan permukiman kepadatan rendah dan
memiliki limitasi fisik yang tinggi.

- Melibatkan peran masyarakat dan pihak swasta melalui penyelenggaraan Bank Sampah yang
dapat sekaligus berfungsi sebagai sumber mata pencaharian bagi masyarakat.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 62


Gambar Error! No text of specified style in document..11 Peta Rencana Persampahan Kabupaten Agam Bagian Barat

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 63


Air Bersih

Semakin tingginya aktivitas penduduk dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Agam bagian barat
berimplikasi pada peningkatan kebutuhan air bersih. Terlebih dengan pengembangan kegiatan
pariwisata dan peningkatan skala ekonomi sentra produksi lokal, menambah total kebutuhan air
bersih hingga tahun 2035. Pelayanan air bersih untuk setiap rumah tangga dibedakan menurut tipe
rumah dan sumber air baku yang memungkinkan dikembangkan jaringan perpipaan. Proyeksi
kebutuhan air bersih dan potensi pelayanan dengan jaringan perpipaan dapat dilihat dalam tabel
berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..15 Kebutuhan Air Kabupaten Agam Bagian
Barat

No Keterangan Satuan 2015 2020 2025 2030 2035

I. Kebutuhan Domestik

1 Jumlah Penduduk Jiwa 229.602 239.527 249.881 260.686 271.957

2 Jumlah Penduduk Yang Asumsi 60%


Dilayani (Jiwa) 137.761 143.716 149.929 156.412 163,174

3 Standar Kebutuhan Air Liter/orang/hari


Bersih 120 120 120 120 120

4 Sambungan Rumah (70 Liter//hari


%) 11.571.941 12.072.161 12.594.002 13.138.574 13,706,633

5 Hidran Umum (30 %) Liter/hari 4.959.403 5.173.783 5.397.430 5.630.818 5,874,271

Total Kebutuhan Domestik Liter/hari 16,531,344 17.245.944 17.991.432 18.769.392 19.580.904

II. Kebutuhan Non Domestik Liter/hari 3,306,269 3.449.189 3.598.286 3.753.878 3.916.181
(20 % dari Kebutuhan
Domestik)

III. Total Keb.Domestik + Liter/hari


Non Domestik 19,837,613 20.695.133 21.589.718 22.523.270 23.497.085

IV. Tingkat Kebocoran Asumsi 15%


(Liter/hari) 2,975,642 3.104.270 3.238.458 3.378.491 3.524.563

Total Kebutuhan Air Liter/hari


Penduduk 22,813,255 23.799.403 24.828.176 25.901.761 27.021.648

Total Kebutuhan Air Liter/Hari


Industri 20,343 20.343 20.343 20.343 20.343

Total Kebutuhan Air Liter/Hari 22,833,598 23.819.746 24.848.519 25.922.104 27.041.991

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 64


Total Ketersediaan Air Liter/Hari 14.256.000 14.256.000 14.256.000 14.256.000 14.256.000

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih baik domestik maupun non domestik, maka rencana
penyediaan air bersih di Kabupaten Agam bagian barat diarahkan untuk :

a) Meningkatkan kualitas dan optimalisasi pelayanan air bersih oleh PDAM yang sudah ada

b) Pengembangan jaringan perpipaan yang dilayani oleh PDAM pada kawasan perkotaan
terutama pada PKW di Kecamatan Lubuk Basung, PKL di Kecamatan Tanjung Raya dan
Kecamatan Tanjung Mutiara serta Kecamatan Ampek Nagari. Pengembangan jaringan
perpipaan PDAM ini dilakukan dengan:

- Peningkatan kapasitas produksi dan distribusi, yaitu dengan meningkatkan diameter


pipa, penambahan jaringan pipa transmisi, distribusi, dan tersier

- Memperbaiki jaringan distribusi yang rusak serta memelihara dengan baik jaringan
tersebut guna meminimalisasi kebocoran yang terjadi selama distribusi

- Menyediakan pompa-pompa cadangan pada tiap-tiap unit PDAM sehingga apabila


terjadi kerusakan, produksi dan distribusi air bersih oleh PDAM tidak terganggu

c) Pengembangan sistem penyediaan air bersih non perpipaan di kawasan perdesaaan yang
menyebar di setiap kecamatan yakni Kecamatan Tanjung Mutiara, Ampek Nagari, Tanjung
Raya, Palembayan, Palupuh, Matur dan Malalak. Bentuknya berupa pengelolaan dan
penyediaan air bersih berbasis masyarakat dengan memanfaatkan sumur bor pada nagari di
kawasan perbukitan, penampungan air hujan dan melalui hidran umum.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 65


Gambar Error! No text of specified style in document..12 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 66


Rencana Jaringan Prasarana Energi

Melihat kondisi perlistrikan di Kabupaten Agam Bagian Barat yang ada saat ini maka perlu adanya
perencanaan terhadap penyediaan fasilitas listrik, agar semua penduduk Kabupaten Agam Bagian
Barat dapat menikmati penerangan listrik. Hal-hal yang perlu dijadikan prioritas dalam penyediaan
listrik, adalah :

Perbaikan kualitas pelayanan dengan meningkatkan operasi.

Perluasan jaringan distribusi pelayanan penerangan untuk dapat menjangkau dan melayani
daerah/kawasan yang belum mendapat fasilitas listrik.

Kebutuhan energi listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat antara lain untuk keperluan domestik dan
non domestik. Untuk keperluan domestik, kebutuhan energi listrik dibedakan berdasarkan tipe
rumahnya, dengan asumsi bahwa semakin besar tipe rumah, kebutuhan listriknya akan besar pula
demikian pula sebaliknya. Standar yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan energi listrik
domestik dan non domestik di Kabupaten Agam Bagian Barat yaitu:

1. Rumah tipe kecil, daya yang disalurkan sebesar 900 watt tiap rumah.

2. Rumah tipe sedang, daya yang disalurkan sebesar 1.300 watt tiap rumah.

3. Rumah tipe besar, daya yang disalurkan sebesar 2.200 watt tiap rumah.

4. Untuk pelayanan umum maka dipertimbangkan pula penerangan jalan umum sebesar 10%
dan fasilitas sosial ekonomi 20% dari total kebutuhan domestik.

Hasil analisis menunjukan bahwa kebutuhan energi listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat sampai
akhir tahun perencanaan 2035 agar dapat melayani kebutuhan listrik domestik sebesar 54,530,700
watt dan kegiatan non domestik sebesar 16,359,210 watt. Lebih jelasnya mengenai proyeksi
kebutuhan listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..16 Kebutuhan Listrik Kabupaten Agam Bagian
Barat

o Tipe Asumsi Proyeksi 2015 Proyeksi 2020 Proyeksi 2025 Proyeksi 2030 Proyeksi 2035
Rumah
KK Listrik KK Listrik KK Listrik KK Listrik KK Listrik
(Watt) (Watt) (Watt) (Watt) (Watt)

abupaten Agam

Kebutuhan Domestik

Tipe 900 24,020 21,617,820 25,058 22,552,560 26,141 23,526,720 27,271 24,544,080 28,451 25,605,72
Kecil

Tipe 1,300 12,010 15,612,870 12,529 16,287,960 13,070 16,991,520 13,636 17,726,280 14,225 18,493,02
Sedang

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 67


Tipe 2,200 4,003 8,807,260 4,176 9,188,080 4,357 9,584,960 4,545 9,999,440 4,742 10,431,96
Besar

umlah 40,033 46,037,950 41,764 48,028,600 43,568 50,103,200 45,452 52,269,800 47,418 54,530,70

Kebutuhan Non Domestik

Fasilitas Sosial 9,207,590 9,605,720 10,020,640 10,453,960 10,906,14


Ekonomi (20%)

Penerangan 4,603,795 4,802,860 5,010,320 5,226,980 5,453,070


Jalan (10%)

umlah 13,811,385 14,408,580 15,030,960 15,680,940 16,359,21

otal Kebutuhan Listrik (Watt) 59,849,335 62,437,180 65,134,160 67,950,740 70,889,91

otal Kebutuhan Listrik (MW) 60 62 65 68 71

etersediaan Listrik Normal 84 84 84 84 84


MW)

etersediaan Listrik Saat 19 19 19 19 19


emarau (MW)

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa, kebutuhan listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat tidak
dapat terpenuhi pada saat terjadi kemarau yag mengakibatkan kurangnya pasokan air terhadap
PLTA yag ada. Permasalahan yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang dari ketersediaan
lintrik wilayah kajian adalah debit sungai dan danau yang tidak stabil. Pada kondisi kemarau, PLTA
danau maninau hanya dapat menghasilkan sebanyak 25% listrik, sedangkan batang agam hanya
sebanyak 30%. Dengan kondisi tersebut maka kebutuhan listrik Kabupaten Agam Bagian Barat harus
dibantu oleh sumber listrik dari wilayah lain dan untuk memaksimalkan ketersediaan listrik
Kabupaten Agam.

Adanya kekurangan pasokan listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat, maka direncanakan untuk
dikembangkan:

- Rencana Pengembangan dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di


Kecamatan Palupuh, Palembayan, Malalak dan Lubuk Basung,

- Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di seluruh kecamatan di Kabupaten


Agam,

- Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) di Kecamatan


Tanjung Mutiara.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 68


Gambar Error! No text of specified style in document..13 Peta Rencana Jaringan Listrik

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 69


Rencana Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Prasarana telekomunikasi mempunyai arti penting yaitu sebagai stimulan pertumbuhan ekonomi
wilayah dan berperan penting dalam pengembangan kualitas masyarakat (sosial-budaya). Salah satu
prasarana telekomunikasi yang cukup penting di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah telepon dan
jaringan internet yang dikelola oleh PT. Telkom. Pengembangan jaringan telekomunikasi penting
untuk menciptakan konektivitas non fisik antar kecamatan dalam Agam bagian barat maupun
dengan wilayah luar. Penciptaan konektivitas melalui jaringan telekomunikasi ini juga akan
membuka dan mengurangi keterisolasian wilayah, membantu peningkatan produktivitas sentra
sentra produksi di kecamatan serta kemudahan bagi promosi produk dan promosi pariwisata yang
memanfaatkan internet. Terlebih dalam era teknologi dan informasi yang semakin maju saat ini,
maka ketersediaan jaringan prasarana telekomunikasi baik telepon maupun internet dibutuhkan
hingga pelosok wilayah.

Sistem telekomunikasi terdiri dari beberapa aspek, yaitu :

a) Konfigurasi jaringan, yang terdiri atas :

- Jaringan lokal, yaitu saluran kabel yang menghubungkan pelanggan dengan sentral
penyambung.

- Jaringan penyambung (junction network), yang menghubungkan sentral dan meliputi


routing, jumlah sirkuit, kapasitas saluran serta jenis transmisi.

- Jaringan tool/trunk yaitu jaringan SLJJ dan SLI.

- Sentral telepon atau sentral penyambung.

b) Jenis pelayanan, yang terdiri dari telepon, faximile, telex, komunikasi data, LAN/WAN,
videotex

Mempertimbangkan peran pentingnya bagi pengembangan wilayah Agam bagian barat, maka
rencana jaringan prasarana telekomunikasi di Agam bagian barat hingga tahun 2035 meliputi 3 (tiga)
rencana utama yakni (1) pemenuhan kebutuhan jaringan telepon; (2) pengembangan jaringan
telepon; dan (2) pengembangan layanan teknologi komunikasi tanpa kabel (wireless). Masing
masing rencana dijelaskan sebagai berikut:

[1] Pemenuhan kebutuhan telepon untuk kebutuhan rumah tangga maupun non rumah
tangga (diutamakan untuk usaha mikro, kecil dan menengah UMKM) dengan
prioritas utama pada pusat - pusat kegiatan (PKW, PKL, PPK)

Perkiraan jumlah satuan sambungan telepon di Kabupaten Agam Bagian Barat sampai akhir tahun
2035 sebanyak 2.174 SST, dengan rincian untuk kebutuhan domestik sebanyak 1.553 SST dan non
domestik 621 SST. Selengkapnya mengenai proyeksi jumlah sambungan telepon di Kabupaten Agam
Bagian Barat pada tahun perencanaan 2015 sampai dengan tahun 2035 dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..17 Kebutuhan Sarana Prasarana


Telekomunikasi

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 70


No Uraian Jumlah Kebutuhan Telepon (SST)

2015 2020 2025 2030 2035

I Kebutuhan Domestik

a. Rumah Tipe Besar (80 %) 3,203 3,341 3,485 3,636 3,793

b. Rumah Tipe Sedang dan Kecil 7,206 7,518 7,842 8,181 8,535
(20 %)

Jml Kebutuhan Domestik 10,409 10,859 11,328 11,818 12,329

II Kebutuhan Non Domestik

a. Kegiatan Sosial Ekonomi (30%) 3,123 3,258 3,398 3,545 3,699

b. Telepon Umum (10 %) 1,041 1,086 1,133 1,182 1,233

c. Jumlah Kebutuhan Non 4,163 4,344 4,531 4,727 4,931


Domestik

TOTAL KEBUTUHAN 14,572 15,202 15,859 16,545 17,260

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

[2] Pengembangan jaringan telepon dengan mengembangkan/meningkatkan Stasiun


Telepon Otomatis (STO) dengan mengikuti jaringan sambungan telepon yang telah ada
serta menambah Rumah Kabel (RK) guna meningkatkan kapasitas sambungan telepon
terpasangnya. Selain itu, juga direncanakan optimalisasi sentral telepon otomatis (STO)
akan dilakukan terutama di Lubuk Basung dan Maninjau dengan pemanfaatan
teknologi kabel optik.

Gambar Error! No text of specified style in document..14 Sistem Distribusi Telepon dengan STO

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 71


[3] Mendorong penggunaan layanan telekomunikasi teknologi wireless (tanpa kabel) :
telepon genggam, internet, Voice Over Internet Protocol (VOIP)/multimedia yang
mencakup seluruh wilayah Kabupaten Agam bagian barat dengan biaya yang
terjangkau.

Pengembangan penggunaan layanan teknologi tanpa kabel baik telepon seluler maupun internet
diprioritaskan pada Kecamatan Malalak, Palupuh, Palembayan dan sebagian Kecamatan Matur.
Operator sistem jaringan telepon selular yang sudah beroperasi di Kabupaten Agam Bagian Barat
saat ini, meliputi Telkomsel, Indosat dan lain-lain. Dengan beroperasinya sistem jaringan telepon
seluler ini akan memberi alternatif bagi penduduk untuk menggunakan operator telepon yang ada
sesuai kebutuhan dan tingkat jangkauan pelayanan masing-masing operator. Sedangkan
pengembangan jaringan internet direncanakan untuk dikembangkan hingga dapat diakses pada
skala komunitas atau setingkat RW.

Adanya pengembangan sistem jaringan di udara, maka kebutuhan akan menara telekomunikasi BTS
(Based Transceiver Station) juga meningkat hingga seluruh wilayah Agam bagian barat dapat
memiliki akses pada layanan telekomunikasi baik telepon, telepon genggam dan internet.
Penempatan tower komunikasi diarahkan pada lokasi-lokasi lahan kosong/ruang terbuka dan
sebaiknya tidak berada pada kawasan padat, sehingga tidak mengganggu aktivitas dan guna lahan
yang ada di sekelilingnya. Selain hal tersebut penempatan tower ini didasarkan pada jarak
penerimaan sinyal telekomunikasi dan ketinggian lahan.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 72


Gambar Error! No text of specified style in document..15 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 73


Rencana Pengembangan Pola Ruang

Rencana pengembangan pola ruang berbasis growth pole dan endogenous development ini
merupakan gambaran rinci konsep pengembangan pola ruang dan pengejewantahan arah
pengembangan wilayah dalam pola ruang. Rencana pola ruang terdiri dari 2 (dua) yakni rencana pola
ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. Penetapan kawasan lindung ini
sudah memperhatikan analisis kemampuan dan kesesuaian lahan serta kawasan rawan bencana
yang ada di wilayah Agam bagian barat. Dengan demikian, kawasan rawan bencana dalam hal ini
bukan sebagai bagian dari rencana namun sebagai bagian dari pertimbangan penetapan kawasan
lindung dan kawasan budidaya.

Tabel Error! No text of specified style in document..18 Luas Penggunaan Lahan berdasarkan
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat Tahun 2035

Jenis Penggunaan Luas (ha) Prosentase dari Luas Wilayah

Kawasan Lindung

Hutan Lindung 32.414,5 18,42%

Suaka Alam 22.271,2 12,65%

Kawasan Bergambut 5.249,8 2,98%

Sempadan Danau 518,1 0,29%

Sempadan Sungai 4.292,3 2,44%

Sempadan Pantai 283,7 0,16%

Kawasan Budidaya

Hutan Produksi 10.192,7 5,79%

Hutan Produksi Terbatas 11.845,1 6,73%

Kebun Campuran 16.028,7 9,11%

Kebun Kelapa 7.324,1 4,16%

Kelapa Sawit 19.976,9 11,35%

Kebun Tanaman Pangan 11.890,4 6,76%

Permukiman 4.442,7 2,52%

Sawah 17.742,4 10,08%

Budidaya Perikanan 280,07 0,16%

Kawasan Perairan 1.296,45 0,74%

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 74


Danau 9.950 5,65%

Total 175.999 100 %

Sumber: Hasil Perhitungan Peta Rencana Pola Ruang, Studio Pengembangan Wilayah Tahun 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 75


RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 76
KAWASAN LINDUNG

Dalam Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan lindung
didefinisikan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Rencana kawasan lindung Kabupaten
Agam bagian barat hingga tahun 2035, meliputi:

1) Hutan Lindung

2) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yakni kawasan bergambut

3) Kawasan perlindungan setempat, meliputi sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan


danau

4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yang meliputi: kawasan suaka
alam, suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka marga satwa dan suaka margasatwa laut,
kawasan cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional
dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut
dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

5) Kawasan rawan bencana alam yang meliputi: kawasan rawan gerakan tanah/longsor,
kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir.

6) kawasan lindung lainnya, meliputi kawasan perlindungan plasma nutfah, ekosistem pulau
pulau kecil dan hutan mangrove

Rencana kawasan lindung di Kabupaten Agam bagian barat meliputi 36, 95 % dari luas wilayah Agam
bagian barat keseluruhan atau seluas 65.029 ha. Rencana pengembangan kawasan lindung ini
merupakan pengembangan kawasan lindung yang sudah ada saat ini ditambah dengan
pengembalian fungsi lindung pada beberapa kawasan di Agam bagian barat. Pengembalian fungsi
lindung dilakukan pada kawasan hutan di kecamatan Ampek Nagari dan Kecamatan Palembayan.
Mengacu pada hasil analisis kemampuan dan kesesuaian lahan, hutan di kedua kecamatan tersebut
tidak sesuai dikembangkan untuk pemanfaatan selain hutan lindung.

Rencana pola ruang kawasan lindung, secara rinci dijelaskan sebagai berikut.

a) Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung yang diusulkan dalam rencana ini terdiri dari hutan yang sudah ada ditambah
dengan pengembalian fungsi lindung. Pengembalian fungsi lindung ini terdapat di Kecamatan Ampek
Nagari, Palembayan dan Palupuh. Pengembalian fungsi hutan sebagai hutan lindung ini dilandasi
hasil analisis kemampuan dan kesesuaian lahan. Dimana kawasan - kawasan tersebut selain memiliki
kerawanan bencana, perlu dijaga dan dilindungi fungsi ekologisnya terutama dalam menjaga tata air
dan kesuburan tanah.

Luas hutan lindung dalam rencana ini mencapai 18,41 % dari total luas wilayah Agam bagian barat
dan tersebar di semua kecamatan. Dibandingkan dengan luas hutan lindung secara keseluruhan,
proporsi hutan terbesar 29 % terdapat di kecamatan Palembayan dan 27 % nya terdapat di
Kecamatan Palupuh. Hampir sepertiga wilayah kecamatan ini ditutupi hutan lindung. Rencana

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 77


pengembalian kawasan hutan sebagai hutan lindung ini perlu didukung dengan penanaman kembali,
terutama penanaman pohon pohon

b) Kawasan Bergambut

Wilayah yang termasuk kawasan bergambut di Kabupaten Agam yang memiliki ketebalan 3 meter
menyebar di bagian barat daerah Tiku dan Masang Kecamatan Tanjung Mutiara, juga menyebar di
Kecamatan Ampek Nagari dan Lubuk Basung dengan total seluas 5249.82 Ha. Kawasan bergambut
sebagian besar sudah beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit. Padahal kawasan bergambut ini
penting untuk dilindungi dan tidak dibuka lahannya untuk pemanfaatan lain karena lahan gambut
akan melepas karbon dan jika sudah terdegradasi sulit untuk pulih kembali.

Tabel Error! No text of specified style in document..19 Luas Hutan Lindung di Wilayah Agam bagian
barat dan Sebarannya

Kecamatan Luas Hutan Lindung (Ha) Luas Kawasan Bergambut


(Ha)

Ampek Nagari 3.262,70 1.242,4

Lubuk Basung 1.269,69 1.642,2

Malalak 3.663,15 -

Matur 1.727,65 -

Palembayan 9.282,82 -

Palupuh 8.730,19 -

Tanjung Mutiara 1.129,58 2.365,2

Tanjung Raya 3.348,77 -

Total 32.414,55 5249,82

Sumber: Hasil Perhitungan Peta Rencana Pola Ruang, Studio Pengembangan Wilayah Tahun 2015

c) Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan danau.
Penetapan garis sempadan ini masing masing dijelaskan sebagai berikut.

Sempadan Sungai

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang sungai, maka sempadan sungai
berfungsi sebagai ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daaratan, agar fungsi sungai dan
kegiatan manusia tidak saling terganggu. Pada garis sungai tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan, garis sempadan sungai besar tidak bertanggul ditentukan paling sedikit berjarak 100 m
(seratus meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai. Sedangkan untuk

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 78


sungai kecil tidak bertanggul, jarak garis sempadan sungai ditetapkan minimal 50 m. Untuk sungai
yang bertanggul, garis sempadan sungai paling sedikit berjarak 5 m (lima meter) dari tepi luar kaki
tanggul sepanjang alur sungai.

Pada wilayah Agam bagian barat, sungai besar yang melewatinya adalah Batang Antokan yang
merupakan outlet Danau Maninjau dan Sungai Batang Masang yang melewati Kecamatan Lubuk
Basung hingga Kecamatan Tanjung Mutiara. Sedangkan sungai sungai kecil tersebar di semua
kecamatan.

Hingga tahun 2035, sempadan sungai ini mencakup 2,44 % luas wilayah keseluruhan wilayah Agam
bagian barat dengan luas tertinggi di Kecamatan Tanjung Mutiara. Hal ini menunjukkan bahwa
banyak sungai yang melewati dan bermuara di laut kecamatan ini.

Sempadan Pantai

Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Penetapan
sempadan pantai merujuk pada Undang Undang Nomor 27 Tahun 2007 jo Undang Undang
Nomor 1 Tahun 2014 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau pulau Kecil.

Sempadan pantai ini berfungsi sebagai pengatur iklim, sumber plasma nutfah, serta melindungi
wilayah pesisir dari pengaruh negatif dinamika laut seperti abrasi atau kerusakan lainnya. Rencana
kawasan sempadan pantai berada di Kecamatan Tanjung Mutiara yang memiliki garis pantai
sepanjang 43 km. Dengan jarak 100 meter dari titik pasang tertinggi, diperkirakan luas sempadan
pantai ini mencapai 283, 70 ha.

Sempadan Danau

Kawasan lindung sempadan danau berada di Kecamatan Tanjung Raya yakni di sekitar Danau
Maninjau, yang ditentukan dengan jarak 50 hingga 100 m dari titik pasang tertinggi air danau.
Sempadan danau berfungsi untuk melindungi Danau dari beban pencemaran dan kerusakan.
Pemanfaatan lahan secara terbatas untuk kegiatan rekreasi atau sebagai ruang terbuka pada
kawasan sempadan ini masih memungkinkan, selama tidak mengganggu dan membahayakan danau.

d) Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam

Kawasan suaka alam dan pelestarian alam hingga tahun 2035, direncanakan sesuai dengan Cagar
Alam yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri dan keputusan Gubernur Sumatera Barat.
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam di Kabupaten Agam sebagian besar memang berada di
Agam bagian barat. Dari total luas 27.533,40 Ha, 80 % nya berada di Agam bagian barat.
Berdasarkan hasil analisis data spasial, luas kawasan suaka Alam dan Pelestarian Alam di Agam
bagian barat mencapai 22.271,2 ha dan tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Tanjung
Mutiara. Kawasan suaka alam dan pelestarian alam di Agam bagian barat ini meliputi:

- Kecamatan Palupuh: Cagar Alam Bukit Sirabungan seluas 1.930 Ha dan Cagar Alam Batang
Palupuh dengan luas 3.40 Ha

- Cagar Alam Maninjau Utara dan Selatan yang berada di Kecamatan Matur, Tanjung Raya, IV
Koto, dan Palembayan dengan luas 17.910 Ha,

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 79


- Cagar Alam Singgalang Tandikat dengan luas 4.420 Ha, meliputi Kecamatan Banuhampu, IV
Koto dan Malalak.

e) Kawasan lindung lainnya

Selain kawasan lindung diatas, juga akan terdapat rencana kawasan lindung lainnya yakni kawasan
perlindungan ekosistem pulau-pulau kecil (terumbu karang) dan kawasan hutan mangrove atau
hutan bakau. Kawasan perlindungan ekosistem pulau pulau kecil direncanakan di perairan sekitar
Pulau Tangah dan Pulau Ujung yang merupakan ekosistem terumbu karang.

Sedangkan rencana kawasan hutan bakau dikembangkan di Kecamatan Tanjung Mutiara, dan
diarahkan untuk pengembalian fungsi lindung dan pemulihan kerusakan hutan mangrove. Hutan
mangrove ini selain berfungsi sebagai perlindungan bagi juga sebagai perlindungan dari bahaya
abrasi.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 80


RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 81
KAWASAN BUDI DAYA

Berdasarkan Undang Undang 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, kawasan budi daya
merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibdidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Merujuk pada kondisi
fisik dan lingkungan Kabupaten Agam bagian barat yang memiliki limitasi dalam pengembangannya,
maka rencana pengembangan kawasan budidaya hingga tahun 2035, dilakukan dengan 3 (tiga)
kategori kawasan budidaya, yakni:

Kawasan yang dikendalikan pengembangannya, yakni kawasan budidaya yang


dikembangkan pada lahan yang secara fisik terbatas pengembangannya, atau yang
pengembangan fisiknya tidak dilakukan secara masif untuk melindungi keanekaragaman
hayati maupun proses didalamnya. Pengembangan yang dikendalikan ini terutama
diarahkan pada kecamatan dengan limitasi pembangunan tinggi baik karena kondisi fisiknya
maupun karena tingkat kerawanannya terhadap bencana. Sebaran kawasan yang kawasan
budi dayanya perlu pengendalian adalah Kecamatan Malalak, Kecamatan Palupuh,
Kecamatan Palembayan, Kecamatan Tanjung Raya dan Kecamatan Tanjung Mutiara.

Termasuk dalam kategori kawasan yang dikendalikan ini adalah kawasan budidaya yang berfungsi
lindung. Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 1 tahun
2012 tentang Program menuju Indonesia Hijau, kawasan berfungsi lindung didefinisikan sebagai
kawasan yang secara fisik memiliki fungsi perlindungan tatanan lingkungan hidup, seperti kawasan
tangkapan air, kawasan resapan air, lahan dengan kemiringan lebih besar dari 40% (empat puluh
persen), sekitar mata air, lahan gambut, sekitar danau/waduk, sempadan sungai, dan sempadan
pantai. Mengacu pada definisi ini, maka kawasan berfungsi lindung tidak selalu berada dalam
kawasan lindung. Namun, dapat merupakan kawasan budidaya yang melindungi tatanan lingkungan
hidup didalamnya. Dalam rencana hingga tahun 2035 mendatang, kawasan budidaya berfungsi
lindung di Agam bagian barat diarahkan berupa kawasan hutan produksi.

Kawasan yang didorong pengembangannya, merupakan kawasan yang secara fisik


memungkinkan untuk dilakukan pemusatan kawasan terbangun dan relatif memiliki limitasi
fisik yang lebih kecil dibandingkan kawasan lainnya. Dalam rencana pola ruang kawasan budi
daya hingga tahun 2035 mendatang, kawasan yang didorong pengembangannya sebagian
besar terdapat di Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, dan Kecamatan
Matur.

Kawasan pengembangan kegiatan terpadu, dimana pemanfaatan lahan dilakukan dengan


memadukan kegiatan budidaya yang berbeda seperti kawasan perkebunan/ pertanian
tanaman pangan- peternakan, pertanian lahan basah perikanan, kehutanan peternakan
dan sebagainya. Kawasan yang terpadu ini direncanakan untuk diterapkan di semua
kecamatan di Agam bagian barat.

Rencana pola ruang kawasan budi daya hingga tahun 2035 meliputi 57, 4 % dari luas wilayah Agam
bagian barat atau seluas 101.019, 6 Ha. Kawasan budi daya ini terbagi dalam 6 (enam) jenis
peruntukkan lahan yakni (1) kawasan peruntukan hutan produksi; (2) kawasan pertanian; (3)
kawasan perkebunan; (4) kawasan perikanan; (5) kawasan peternakan; dan (6) kawasan
permukiman.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 82


a) Hutan Produksi

Hingga tahun 2035, rencana kawasan hutan produksi di Agam bagian barat mencapai luas
22.037.86 Ha, yang terdiri dari hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas. Hutan produksi
tetap paling luas berada di Kecamatan Palembayan, diikuti dengan Kecamatan Ampek Nagari dan
Kecamatan Matur. Jenis tanaman yang dikembangkan selain menunjang kegiatan ekonomi
masyarakat juga perlu mempertimbangkan ekosistem yang dilindungi pada kawasan ini. Kawasan
hutan produksi ini juga dapat berfungsi sebagai penyangga hutan lindung maupun hutan konservasi
(suaka alam dan pelestarian alam) sebagaimana yang terdapat di Kecamatan Ampek Nagari,
Palembayan dan Kecamatan Matur. Pengelolaan hutan produksi tetap ini dilakukan dengan sistem
tebang pilih bukan dengan sistem tebang habis.

Hutan Produksi terbatas terdapat di Kecamatan Palembayan dan Palupuh, yang kelerengannya lebih
curam dibandingkan dengan kecamatan lainnya, namun masih boleh dimanfaatkan sebagai kawasan
budidaya dengan pengembangan hutan produksi terbatas dengan sistem tebang pilih. Hutan
produksi terbatas paling luas berada di kecamatan Palupuh. Rencana perwujudan kawasan hutan
produksi ini membutuhkan penanaman kembali (reboisasi) terutama di Kecamatan Palupuh, dimana
dilakukan pengembalian tutupan hutan sebagai hutan produksi terbatas secara bertahap. Hal ini
dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa kondisi fisik lahan di Kecamatan Palupuh rawan gerakan
tanah sehingga lebih sesuai dikembangkan sebagai hutan produksi terbatas. Adapun sebaran dan
luas hutan produksi di Kabupaten Agam bagian barat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Error! No text of specified style in document..20 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan Hutan
Produksi di Tiap Kecamatan (dalam Ha)

Kecamatan Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Luas Hutan Produksi


Terbatas

Ampek Nagari 2092.62 - 2092.62

Lubuk Basung 536.57 - 536.57

Malalak 815.32 - 815.32

Matur 1516.65 - 1516.65

Palembayan 5231.55 5603.74 10835.29

Palupuh - 6241.39 6241.39

Tanjung - - 0
Mutiara

Tanjung Raya - - 0

Total 10192.72 11845.14 22037.85

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

b) Kawasan Pertanian Sawah

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 83


Pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Agam bagian barat direncanakan mencakup 10,08
% dari luas wilayah Agam bagian barat. Kawasan pertanian ini pada umumnya menyebar di semua
kecamatan di Agam bagian barat, dengan luas terbesar terdapat di Kecamatan Lubuk Basung, diikuti
Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Tanjung Mutiara dan KecamatanTanjung Raya. Rencana
pengembangan kawasan pertanian ini, selain mempertimbangkan pemanfaatan lahan saat ini juga
mempertimbangkan hasil analisis kesesuaian dan kemampuan lahan. Peruntukkan lahan pertanian
ini akan meningkat seiring dengan diterapkannya lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Agam.

Rencana lahan untuk sawah akan ditingkatkan di Kecamatan Ampek Nagari, diikuti dengan
Kecamatan Lubuk Basung, Tanjung Raya dan Kecamatan Palembayan. Pada tahun 2013, produksi
padi terbesar bersumber dari ketiga kecamatan yang disebutkan terakhir. Nilai produktivitas sawah
per hektar di Kecamatan Ampek Nagari juga tergolong tinggi yakni 5,27 ton/ ha, lebih tinggi
dibandingkan dengan produktivitas Kecamatan Tanjung Raya, sama dengan kecamatan Palembayan
dan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas pertanian sawah di Lubuk Basung yang
mencapai 5,52 ton/ ha. Namun, karena pemusatan kegiatan terbangun akan dilakukan di Kecamatan
Lubuk Basung, maka penggunaan lahan sawah didorong pengembangannya di kecamatan lain
terutama Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Palembayan dan
Kecamatan Tanjung Mutiara. Secara rinci, rencana luas dan sebaran kawasan pertanian baik sawah
maupun pertanian tanaman pangan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..21 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan
Pertanian Tiap Kecamatan (dalam Ha)

Kecamatan Luas

1. Ampek Nagari 4661,91

2. Lubuk Basung 3659,31

3. Malalak 389,59

4. Matur 463,65

5. Palembayan 3157,64

6. Palupuh 658,14

7. Tanjung Mutiara 1348,38

8. Tanjung Raya 3403,72

Total 17.742,37

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

c) Kawasan Perkebunan

Rencana kawasan perkebunan di Kabupaten Agam bagain barat mencakup 31 % luas kawasan, yang
meliputi peruntukkan untuk tanaman pangan, perkebunan kelapa, kelapa sawit dan kebun
campuran. Pengembangan kawasan perkebunan ini disesuaikan dengan jenis komoditas ekonomi di

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 84


Kabupaten Agam bagian barat baik komoditas unggulan maupun komoditas yang memiliki prospek
untuk berkembang.

Rencana kawasan perkebunan untuk tanaman keras seperti Kakao, Karet, Kayu Manis dan komoditas
ekonomi lainnya seperti Pinang, Cengkeh dan sebagainya diarahkan untuk dikembangkan pada
kebun campuran dengan sistem penanaman tumpang sari. Kebun campuran untuk tanaman keras
dikembangkan pada kecamatan yang rawan longsor seperti Kecamatan Palembayan, Palupuh dan
Kecamatan Matur. Sedangkan untuk komoditas perkebunan lainnya, direncanakan untuk
dikembangkan di seluruh kecamatan sesuai dengan potensi khasnya.

Rencana pengembangan kawasan perkebunan tanaman pangan dikembangkan di Kecamatan Lubuk


Basung dan Ampek Nagari dengan komoditas utama jagung, kelapa dalam dan kelapa sawit.
Sedangkan Perkebunan kelapa sawit, hingga tahun 2035 tidak direncanakan untuk dikembangkan
luasnya dari luas saat ini. Rencana pengembangannya lebih pada pengendalian dan pemanfaatan
kebun kelapa sawit sebagai lahan yagn terpadu dengan pengembangan peternakan. Rencana luas
dan sebaran pemanfaatan lahan untuk kawasan perkebunan di Agam bagian barat hingga tahun
2035 ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel Error! No text of specified style in document..22 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan
Pertanian Tiap Kecamatan Tahun 2035 (dalam Ha)

Kecamatan Kebun Kebun Kelapa Sawit Kebun Total


Campuran Kelapa Tanaman Kawasan
Pangan Perkebunan

1. Ampek 26,89 1663,95 5755,78 3535,74 10982,37


Nagari

2. Lubuk 620,43 2599,94 5301,36 4828,19 13349,92


Basung

3. Malalak 1094,45 1094,45

4. Matur 3415,48 657,93 4073,42

5. Palemba 5039,98 1209,20 0,068 6249,25


yan

6. Palupuh 4870,67 1,25 4871,93

7. Tanjung 3060,23 7710,58 2867,20 13638,03


Mutiara

8. Tanjung 960,78 960,78


Raya

Total 16028,68 7324,13 19976,93 11890,42 55220,15

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 85


d) Kawasan Peternakan

Kawasan peruntukkan peternakan menyebar di seluruh kecamatan di kabupaten Agam bagian barat.
Pengembangan kawasan peternakan diintegrasikan dengan pemanfaatan lain seperti perkebunan
dan pertanian. Berdasarkan jenis ternaknya, rencana pengembangan kawasan peternakan hingga
Tahun 2035 adalah sebagai berikut:

- Peternakan sapi potong dan kerbau. Pengembangan peternakan sapi potong dengan sistem
yang terpadu dengan kegiatan perkebunan ini akan dipusatkan di Kecamatan Malalak,
Palembayan dan Palupuh.

- Peternakan unggas meliputi ternak ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging dan bebek.
Peternakan unggas, akan didorong pengembangannya di Kecamatan Tanjung Raya sebagai
bagian dari kegiatan ekonomi alternatif dalam peralihan mata pencaharian dari KJA
Maninjau.

e) Kawasan Budi Daya Perikanan

Kawasan perikanan budidaya, dalam konsep ini diarahkan pada Kecamatan Tanjung Raya,
Kecamatan Lubuk Basung dan Kecamatan Palembayan. Kegiatan budidaya perikanan yang
direncanakan di Kecamatan Tanjung Raya akan didominasi pada pola budidaya tambak, karena
budidaya dengan sistem KJA sudah dikurangi. Peralihan pada perikanan budidaya tambak dengan
memanfaatkan lahan disekitar Danau Maninjau telah mempertimbangkan kesesuaian lahan pada
kawasan tersebut. Sedangkan pada kecamatan lain, kawasan budidaya perikanan dikembangkan
dengan sistem terpadu dengan penggunaan lahan lain terutama sawah, serta pengembangan
budidaya di kolam air deras.

f) Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman di Kabupaten Agam bagian barat mencakup 2, 52 % atau seluas 4.442,69 ha.
Pengembangan kawasan permukiman hingga tahun 2035 didorong untuk memusat di Kecamatan
Lubuk Basung dengan luas sekitar 2.902,17. Kawasan permukiman ini tidak hanya terdiri dari
perumahan, namun juga kawasan terbangun lainnya seperti kegiatan perdagangan dan jasa yang
memang diarahkan pada kecamatan ini. Kawasan permukiman di kecamatan lainnya seperti
Kecamatan Ampek Nagari, Tanjung Mutiara dan Kecamatan Matur direncanakan untuk berkembang
di ibukota kecamatan. Sedangkan di kecamatan dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi,
pengembangan kawasan permukiman dikendalikan dan diarahkan pada lokasi lokasi yang relatif
lebih aman dari kerusakan akibat bencana alam.

Tabel Error! No text of specified style in document..23 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan
Permukiman Tiap Kecamatan Tahun 2035 (dalam Ha)

Kecamatan Luas

1. Ampek Nagari 208,38

2. Lubuk Basung 2.902,17

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 86


Kecamatan Luas

3. Malalak 84,74

4. Matur 414,83

5. Palembayan 202,417

6. Palupuh 90,86

7. Tanjung Mutiara 182,12

8. Tanjung Raya 357,15

Total 4.442,69

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 87


RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 88
Rencana Pengembangan Kelembagaan dan Pembiayaan

Rencana pengembangan kelembagaan dan pembiayaan di Kabupaten Agam bagian Barat secara
umum menjabarkan mengenai Rencana Pengelolaan Danau Maninjau dan Rencana Pendukung
Pembangunan Endogen. Kedua rencana besar tersebut merupakan representasi dari konsep
pengembangan wilayah yang menjadi tujuan dari kegiatan ini, yaitu pengembangan wilayah berbasis
Growth Pole dan Endogenous Development. Rencana tersebut diselenggarakan secara bersamaan
dimana dua tahap pertama lebih fokus pada pengelolaan Danau Maninjau, khususnya dalam upaya
mengembalikan lagi fungsi pelestarian lingkungannya.

1.1.1.1 RENCANA PENGELOLAAN DANAU MANINJAU

Rencana Pengelolaan Danau Maninjau sangat bertumpu pada pembentukan Lembaga Pengelola
Danau Maninjau (LPDM). Selaras dengan konsep pengembangan wilayah berbasis Growth Pole dan
konsep pengembangan kelembagaan, maka rencana pengelolaan ini akan terpusat pada LPDM.
Penting untuk memahami lembaga tersebut, mulai dari apa dan siapa stakeholder terkaitnya di
Kabupaten Agam, bagaimana prinsip pengelolaannya, apa tugas utamanya dan sampai sejauh mana
fungsi yang diemban oleh lembaga tersebut, secara sekilas tergambarkan dalam Gamba 4.22
berikut.

Gambar Error! No text of specified style in document..16 Rencana Pengembangan Lembaga


Pengelola Danau Maninjau (LPDM)

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Prinsip pengelolaan yang dikembangkan dalam lembaga ini yang Pertama adalah bersifat semi profit,
dengan sifat non- profit guna mewujudkan pemulihan, pemeliharaan dan pelestarian Danau
Maninjau serta orientasi profit dalam hal imbalan jasa lingkungan dan pengelolaan pariwisata yang
diharapkan akan tumbuh sejalan dengan pulihnya fungsi lingkungan Danau Maninjau. Kedua,
Collective Action dan Co- Manajemen artinya lebih kepada aksi-aksi langsung dilapangan secara
teratur, yang dihasilkan berdasarkan prinsip Iteratif yaitu pembentukan lembaga berdasarkan trial

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 89


and errors menuju kesempurnaan. Dan yan terakhir adalah pada prinsipnya lembaga ini akan sangat
bergantung pada peranan informasi dan komunikasi, yang diharapkan dapat terbuka terhadap
berbagai masukan yang sifatnya membangun.

Tugas dan fungsi Lembaga Pengelola Danau Maninjau (LPDM), diantaranya:

Bertanggungjawab langsung pada Bupati;

Mengembangkan basis data dan informasi bagi pengelolaan Danau Maninjau yang
diperoleh dari proses riset, identifikasi dan monitoring;

Memulihkan kondisi Danau Maninjau dan mengkoordinasikan upaya pengalihan kegiatan


ekonomi untuk pemulihan tersebut;

Mengelola pengembangan wisata di Danau Maninjau;

Mengelola potensi keuangan dari skema imbalan jasa lingkungan dan retribusi kegiatan
pariwisata di Danau Maninjau;

Mengkoordinasi kegiatan sosialisasi dan pendidikan sadar lingkungan bagi kelompok


masyarakat di kawasan Danau Maninjau;

Mengkoordinasi kegiatan sosialisasi diversifikasi perekonomian yang menunjang kegiatan


pariwisata khususnya wisata danau;

Mengidentifikasi komponen ekosistem Danau Maninjau yang mempunyai nilai strategis


untuk dikelola secara berkelanjutan;

Mengidentifikasi dan memperhatikan komponen ekosistem yang memerlukan prioritas


pengelolaan, seperti kuantitas dan kualitas KJA; dan

Mengelola, serta mengorganisasi data dan informasi yang diperoleh dari proses riset,
identifikasi dan monitoring dengan memanfaatkan metode yang tepat.

Peran para stakeholder yang aktif dalam pengembangan dan pengelolaan Danau Maninjau terdiri
dari:

1. Peran Pengambil Keputusan. Memberikan arah dan pedoman dalam pengambilan


keputusan terhadap uapaya pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Maninjau, menjadi
kewenangan Bupati.

2. Peran Teknis. Mencakup bidang-bidang teknis yang menjadi parameter pengelolaan


ekosistem sesuai dengan sasaran manfaat yang disepakati, menjadi tugas utama instansi
pemerintahan berfungsi teknis seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan
Peternakan; Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata; Badan Pengelola Lingkungan Hidup; Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
Kehutanan, dan Ketahanan Pangan; dan instansi lainnya. Sangat berperan penting dalam
mewujudkan pengendalian dan pengawasan habitat dan ekosistem danau dan juga
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan, khususnya
mengenai diversifikasi kegiatan ekonomi berkelanjutan.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 90


3. Peran Monitoring. Mencakup penentuan indikator dan monitoring serta evaluasi yang pada
gilirannya akan menjadi bahan pengambilan keputusan, menjadi tugas utama BAPPEDA dan
LIPI.

4. Peran Partisipasi Masyarakat. Mencakup strategi pemberdayaan masyarakat dan


keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan danau termasuk memberdayakan peran institusi
lokal dan kearifan lokal, menjadi tugas utama Kerapatan Adat Nagari (KAN). Mendukung
program dan kegiatan pemerintah dalam mewujudkan diversifikasi kegiatan ekonomi
berkelanjutan melalui metode pembelajaran (social learning)

5. Peran Penyediaan Data & Informasi. Mencakup kegiatan pengumpulan data dan informasi,
penyediaan data bagi kegiatan analisis oleh para ahli, dan formulasi kebijakan oleh lembaga-
lembaga publik, menjadi tugas utama BAPPEDA dan LIPI.

6. Peran Pakar. Mencakup keterlibatan para ahli atau pakar yang sesuai dengan bidang
keahlian, baik yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga riset maupun dari berbagai hasil
kelompok profesi, menjadi tugas utama Asosiasi dan Kelompok Pakar (Exppert) dlm LPDM.

7. Peran Kerjasama dan Pengembangan Kelembagaan. Mencakup peran perintisan,


pembangunan dan pengutan kerjasama dengan berbagai pihak di luar LPDM melalui
berbagai potensi skema.

Khusus memenuhi fungsi fiskal lembaga, LPDM adalah lembaga yang berfungsi fiskal berorientasi
profit maupun non-profit dengan potensi sumber dana lebih besar dari urusan lingkungan dan
pariwisata. Potensi sumber dana pariwisata yang mungkin dapat dihasilkan adalah retribusi dari
seluruh kegiatan pariwisata yang memanfaatkan Danau Maninjau sebagai objek utamanya, baik itu
kuliner, atraksi dan kegiatan wisata lainnya yang secara lebih jelas diulas dalam rencana
pengembangan ekonomi wilayah yang terdapat dalam sub-bab Error! Reference source not found..
Sedangkan, potensi sumber dana lingkungan yang khusus menjadi fokus dalam rencana pembiayaan
adalah Skema Imbalan Jasa Lingkungan (IJL).

Berdasarkan pengaturan kelembagaan, Imbalan Jasa Lingkungan (IJL) dapat diterapkan dalam
mekanisme kerjasama pengelolaan Danau Maninjau. Yang perlu diperkuat adalah terkait
kelengkapan peraturan perundangan, mekanisme teknis dan bentuk insentif, perkuatan SDM
pemerintah, dan pemantauan formal. Dalam menjalankan kebijakan insentif IJL kerangka aturan,
insentif, dan pemantauan (komponen komitmen institusi) memiliki peranan penting yang dapat
mempengaruhi kewenangan, kapabilitas, dan dukungan organisasi.

Terdapat 3 model pembiayaan yang analog dengan IJL (Deviana & Sutriadi, n.d.) yaitu: pajak air
permukaan, biaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA), dan corporate social responsibility
(CSR). IJL sebagai Transaksi sukarela (Wunder, 2005) sulit dilakukan, oleh karena itu dukungan
command and control berupa kerangka aturan (van noordwijk & Leimona, 2010; Tomich dkk, 2004;
Weimer dan Vining, 2011). Kerangka aturan dapat dijadikan sebagai komitmen awal dalam inisiasi
IJL. Komitmen awal dapat dilakukan secara mandatory (kewajiban) ataupun voluntary (sukarela)
yang membentuk dua mekanisme kerjasama yaitu kerjasama antara pemerintah pusat, badan, usaha
dan masyarakat yang merupakan skema pembayaran publik dan kerjasama antara badan usaha dan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 91


masyarakat yang merupakan skema pembiayaan yang diatur sendiri. Skema pembiayaan IJL yang
direncanakan, dapat dilihat dalam Gambar 4.15 berikut.

Pemantauan
Penyedia Jasa Pokja Jasa Lingkungan Provinsi
Masyarakat pemilik lahan Forum koordinasi
(pemilik lahan privat) Lembaga Pengelola Danau
Masyarakat penyewa lahan Pola tanam multi strata Maninjau
(penyewa lahan privat) dan menggunakan
Masyarakat perambah hutan sistem cost sharing
lindung (penghuni informal dari Target Lokasi
lahan publik) Zona lindung (Hutan Lindung dan
Kawasan Resapan Air
Perum Perhutani Pengadaan lahan untuk
Pemerintah Daerah Kabupaten / perluasan kawasan
Kota lindung
Jenis Jasa
Peningkatan kualitas dan kuantitas
air baku
Skema Pembiayaan

Pengguna Jasa
Skema pembiayaan publik PLTA
melalui Kas Daerah (Kabupaten/ Sumber Dana PDAM
Kota) dan pembayaran kas Dukungan pembiayaan melalui Industri
perusahaan (BPJSDA) BPJSDA, pajak air permukaan, Koperasi Petani Pemakai Air
CSR, dan bayaran dari Perikanan jaring apung
Kesepakatan yang diatur sendiri pengguna secara sukarela Masyarakat
BUMD Nagari di bidang
sumber daya air

Gambar Error! No text of specified style in document..17 Skema Imbalan Jasa Lingkungan (IJL)
dalam Pengelolaan Air Baku di Danau Maninjau

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Dalam menyusun mekanisme yang lebih teknis terkait dengan implementasi IJL, diperlukan
penyusunan PP turunan dari UU No. 32 tahun 2009. Sedangkan untuk memberikan kepastian hukum
akan mekanisme IJL dalam pengelolaan Danau Maninjau, seharusnya mekanisme IJL tersebut
menjadi bagian dari pola pemanfaatan ruang, minimal dalam RTRW Kabupaten Agam. Selain itu, IJL
dalam pengelolaan Danau Maninjau direkomendasikan untuk diperkuat dengan penyusunan Perda
IJL di Tingkat Provinsi. Lembaga Pengelola Jasa Lingkungan yang terbentuk dalam mekanisme
kerjasama sebaiknya menjadi bagian dari Kelompok Kerja Lembaga Pengelola Danau Maninjau,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari pelaksanaan IJL melalui koordinasi dalam satu lembaga.
Selain itu, direkomendasikan pula mengenai pemberian insentif baik dari badan usaha maupun
kepada badan usaha, menjadi salah satu bagian dari pemberian insentif yang tercantum dalam PP
No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Tabel Error! No text of specified style in document..24 Jenis Insentif dan Disinsentif

INSENTIF DISINSENTIF

FISKAL Pemberian keringanan pajak; Pengenaan pajak yang tinggi

Pengurangan retribusi

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 92


INSENTIF DISINSENTIF

NON Pemberian kompensasi; Kewajiban memberi kompensasi;


FISKAL
Subsidi silang; Pensyaratan khusus dalam perizinan;

Kemudahan perizinan; Kewajiban memberi imbalan;

Imbalan; Pembatasan penyediaan prasarana


dan sarana.
Sewa ruang;

Urun saham;

Penyediaan prasarana dan


sarana;

Penghargaan;

Publikasi atau promosi

Sumber: Hasil Analisis Studio, Tahun 2015

1.1.1.2 RENCANA KELEMBAGAAN PENDUKUNG PEMBANGUNAN ENDOGEN

Rencana pendukung pembangunan endogen (Endogenous Development) di Kabupaten Agam yang


dibahas dalam bagian ini terdiri dari rencana peningkatan peran kelembagaan dan rencana peran
para pelaku kelembagaan dalam mendukung pembangunan endogen.

A. Rencana Peningkatan Peran Kelembagaan Pembangunan Endogen

Rencana pendukung pembangunan endogen (Endogenous Development) di Kabupaten Agam sangat


bergantung kepada potensi komoditas unggulan. Besarnya potensi sektor pertanian, perkebunan,
dan peternakan baik dilihat dari ketersediaan lahan maupun kesiapan masyarakat dalam mengelola
kemoditi tersebut di Kabupaten Agam merupakan hal yang perlu mendapat perhatian pemerintah
dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mendayagunakan potensi yang ada melalui upaya
pemberdayaan masyarakat dengan menangani potensi lokal tersebut secara baik dan terencana. Bila
hal ini bisa dilakukan setidaknya akan menjadi langkah awal pemberdayaan masyarakat di kawasan-
kawasan berfungsi khusus seperti Danau Maninjau melalui pendekatan Koperasi dan UMKM yang
selama ini tidak banyak didorong. Pembangunan masyarakat kawasan Danau Maninjau seolah-olah
terbelenggu dan sulit dilakukan bila infrastruktur tidak terlebih dahulu disiapkan atau dibangun.
Melalui pemberdayaan Koperasi dan UMKM ekonomi masyarakat diharapkan bisa berkembang dan
maju, sehingga timbul efek ganda yang mendorong pemerintah untuk segera membangun
infrastruktur pendukung.

Untuk meningkatkan peran Koperasi dan UMKM dalam mendayagunakan potensi potensial daerah
di kawasan perbatasan sebagaimana temuan hasil kajian ini, maka perlu dibuat model peningkatan
peran Koperasi dan UMKM bagi pemberdayaan potensi lokal tersebut. Penyusunan model harus
bersifat dinamis dan melindungi kepentingan petani sebagai produsen atau penghasil komoditi.
Untuk itu, kelembagaan petani/peternak/pedagangh perlu diperkuat mulai dari pemberdayaan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 93


kelompok sampai pada pembentukan kelembagaan Koperasi sebagai wadah atau lembaga bisnis
dimana mereka biasa mengelola usaha dengan baik. Oleh sebab itu, model ini dirancang supaya bisa
digunakan atau dioperasionalkan di daerah atau tempat lain sejauh persyaratan dasar dan bersifat
teknis sesuai dengan temuan lokasi kajian bisa dipenuhi.

Dasar pemikiran pembuatan model ini melihat pada karakteristik perkembangan peran koperasi dan
UMKM, dan dukungan instansi terkait/pembina dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun hal- hal
yang mendasari penyusunan model antara lain :

Model merupakan suatu proses yang mesti dilakukan dalam upaya pemberdayaan Koperasi
dan UMKM

Model merupakan acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM

Model dibuat terutama untuk melindungi kepentingan Usaha Mikro dan Kecil (petani,
peternak dan pedagang kecil) yang selama ini selalu berada pada pihak yang dirugikan
(mendapatkan nilai tambah paling kecil).

Model harus memberikan manfaat/keuntungan yang wajar dan terukur bagi Koperasi dan
UMKM untuk diperankan dalam pemberdayaan potensi lokal/unggulan lokal,

Perancangan dan penerapan model berorientasi pada kepentingan pengguna (User-


Centered- Design) dalam hal ini adalah Koperasi dan UMKM.

Memperhatikan hal-hal yang dikemukakan di atas maka disusun rancangan Model Peningkatan
Peran Koperasi dan UMKM serta Badan Usaha di Kabupaten Agam seperti yang digambarkan pada
gambar 4.24 dan Gambar 4.25 berikut.

Modal
Teknologi
Pemerintah Pengembangan Pasar Lokal,
SDM Nasional,
Diversifikasi Internasional

Koperasi UKM Pengolahan

DEMOPLOT
(Diversifikasi) Pengolahan Hasil

Kelompok Usaha

Pelaku Usaha Pelaku Usaha Pelaku Usaha

Gambar Error! No text of specified style in document..18 Rencana Peningkatan Peran Koperasi dan
UMKM

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 94


Modal
Teknologi
Pemerintah Pengembangan Pasar Lokal,
SDM Nasional,
Diversifikasi Internasional

BUMD UKM Pengolahan

DEMOPLOT
(Diversifikasi) Pengolahan Hasil

Kelompok Usaha

Pelaku Usaha Pelaku Usaha Pelaku Usaha

Gambar Error! No text of specified style in document..19 Rencana Peningkatan Peran Badan Usaha
Milik Daerah/Nagari (BUMD/Nag) dan UMKM

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

Model yang disusun sebagaimana terlihat pada gambar diatas biasa diimplementasikan dalam
bentuk pilot proyek yang dikelola secara khusus dalam arti semua stakeholder harus tunduk pada
ketentuan dan kesepakatan yang dibuat bersama yang tujuannya adalah untuk pemberdayaan
potensi lokal dan pemberantasan kemiskinan dengan memposisikan peningkatan peran Koperasi
dan UMKM, dimana keuntungan finansial bukanlah merupakan tujuan utama. Rancangan model
pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Model ini ditujukan untuk peningkatan peran Koperasi dan UMKM dalam mengelola
komoditi potensial daerah atau komoditi unggulan. Koperasi merupakan wadah
kelembagaan yang berperan dalam menjaga keseimbangan dan posisi tawar anggota
(petani/peternak/pedagang) sebagai kelompok usaha mikro dalam berbisnis dengan Usaha
Kecil dan Usaha Menengah. Keberadaan Koperasi tentunya diharapkan memberikan
manfaat atau keuntungan yang optimal kepada anggotanya.

Peran pemerintah diharapkan masih besar karena tanpa dukungan pemerintah baik dalam
kebijakan maupun pendanaan masih sulit untuk mendorong pembangunan wilayah
termasuk dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

Pemerintah pusat diharapkan memberikan dukungan pendanaan dalam bentuk modal


investasi, infrastruktur dan peningkatan capacity building dan disalurkan atau berkoordinasi
dengan lembaga yang berwenang, misalkan untuk kawasan Danau Maninjau ada Lembaga
Pengelola Danau Maninjau (LPDM).

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 95


Pemerintah daerah memberikan dukungan langsung yang bersifat lebih operasional kepada
kelembagaan petani/peternak/pedagang yang tergabung dalam wadah Koperasi.

LPDM berperan aktif mencari dukungan baik dari pemerintah pusat maupun investor swasta
dalam dan luar negeri. LPDM bersama pemerintah daerah membuat aturan pelaksanaan
yang bisa disepakati semua pihak dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya,

Mitra usaha adalah UKM yang melakukan hubungan kemitraan dengan koperasi sebagai
lembaga institusi petani untuk melakukan proses produksi, pengolahan hasil produksi,
pembangunan pabrik dan pemasaran.

Rancangan model yang bersifat umum di atas bisa dibuat secara lebih spesifik untuk Kabupaten
Agam sesuai dengan temuan lapangan terhadap komoditi potensial/unggulan yang akan
dikembangkan pada kawasan-kawasan tertentunya, seperti Kawasan Danau Maninjau. Model tentu
dikembangkan sesuai kelayakan untuk menangani komoditi yang menjadi prioritas dalam
pemberdayaan masyarakat. Pengembangan model ditujukan untuk memperoleh manfaat yang
optimal dan saling menguntung bagi Koperasi dan UMKM yang terlibat.

B. Peran Para Pelaku Kelembagaan Pembangunan Endogen

Peran yang akan diuraikan dalam bagian ini adalah peran dari seluruh stakeholder yang melakukan
kegiatan ekonomi di wilayah perencanaan, mulai dari peran pemerintah daerah, koperasi, UMKM,
Pengusaha, Expert dan Asosiasi.

1. Peran Pemerintah Daerah :

Meningkatkan iklim usaha yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan diversifikasi


ekonomi

Meningkatkan kerjasama internasional dalam pengembangan pasar, teknologi, promosi dan


investasi

Meningkatkan kompetensi SDM

Memfasilitasi kerjasama antara pelaku usaha lokal dengan Pengusaha

2. Peran Koperasi Terhadap UMKM :

Sebagai pembina kelompok usaha (ex. petani/peternak)

Quality Control hasil produksi, Sebagai marketing agent dan Arranger kemitraan

Mitra perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta penyedia modal bagi anggota/pelaku
usaha.

3. Peran UMKM sebagai mitra Koperasi :

Peningkatan jaminan pasokan bahan baku dan melakukan diversivikasi produk olahan

Peningkatan mutu hasil pengolahan dan Pengembangan teknologi pengolahan hasil

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 96


4. Peran Pengusaha :

Memperkuat mitra bisnis, jaringan usaha dan permodalan bagi Koperasi dan UKM

Membeli dan memasarkan hasil produksi serta menjaga stabilitas pasokan bahan baku

Mendukung peningkatan/pengembangan quality control dan teknologi

5. Peran Expert :

Meningkatkan kemampuan teknologi UMKM melalui Research and Development (R&D)

Transfer of knowledge pengetahuan pemasaran kepada KUMKM

Mengembangkan model pembangunan (khusus untuk pemberdayaan KUMKM) yang benar-


benar berbasis keilmuan dan sumberdaya lokal.

6. Peran Asosiasi :

Memperkuat posisi tawar dalam perdagangan baik dalam harga maupun system
pembayaran dan menciptakan persaingan usaha yang sehat

Meningkatkan kinerja organisasi pengusaha KUMKM terutama pada tingkat daerah

Meningkatkan profesionalisme, daya saing pelaku usaha terkait dengan produk


yang dihasilkan

Menunjang good corporate governance.

Selain peran-peran tersebut diatas ada beberapa peran khusus yang disematkan pada koperasi dan
Badan Usaha Milik Daerah/Nagari (BUMD/Nag), yang merupakan lembaga yang memiliki peran
sentral dalam mendukung pengembangan endogen di wilayah perencanaan.

Peran Koperasi :

Pembina kelompok usaha

Quality Control hasil produksi,

Marketing agent dan Arranger kemitraan

Mitra perbankan dan lembaga keuangan lainnya

Fasilitasi modal, teknologi, SDM dan diversifikasi usaha

Peran BUMD:

Pembina kelompok usaha

Quality Control hasil produksi,

fasilitasi modal, teknologi, SDM dan diversifikasi usaha

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 97


Membeli dan memasarkan hasil produksi serta menjaga stabilitas pasokan bahan
baku

Memperkuat mitra bisnis dan jaringan usaha

Tidak terlepasnya peran pemerintah dalam mendukung pengembangan rencana ini, maka perlu
diketahui pula instansi-instansi yang berpotensi memiliki peran khusus dalam mendukung rencana
ini. Instansi yang dimaksud telah memiliki tupoksinya masing-masing, sehingga yang perlu
diterapkan adalah pemberdayaan (empowerment) dan optimalisasi perannya terutama dalam
merencanakan program dan kegiatan yang mendukung pengembangan endogen melalui diversifikasi
kegiatan ekonomi berkelanjutan melalui social learning, tugas koordinasi tersebut tersemat dalam
tupoksi BAPPEDA.

SETDA (Bagian Pembangunan dan Perekonomian);

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan;

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan;

Dinas Kelautan dan Perikanan;

Dinas Kehutanan dan Perkebunan;

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

Badan Pengelola Lingkungan Hidup; dan

Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan.

Program Pengembangan Wilayah

Implementasi strategi dituangkan dalam program dan kegiatan pengembangan wilayah. Penjelasan
indikasi program dalam konsep ini selain dirinci dalam program per tahap pengembangan, juga
dirumuskan tema masing masing program atau grand program. Adanya tema dan grand program
ini diharapkan dapat memudahkan pemerintah Kabupaten Agam dalam menerapkan dan
mensosialisasikannya kelak.

Program pengembangan wilayah Agam bagian barat berbasis konsep growth pole dan endogenous
development ini bertemakan WISDOM MANINJAU,

Wisata Domestik dan Mancanegara berkembang dengan MeMANtapkan sumber daya INsani,
kearifan lokal dan kegiatan ekonomi hiJAU

Tema program ini secara teknis diarahkan dalam 4 (empat) program utama sebagai berikut.

1. Program P4H (Pertanian Perikanan Peternakan Perkebunan Hijau)

Program ini merupakan program untuk mengarahkan kegiatan ekonomi dan usaha lokal yang lebih
ramah lingkungan. Ramah lingkungan alam hal ini bukan saja penggunaan pakan/pupuk organik,

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 98


namun juga menerapkan konsep zero waste product and activity atau kegiatan tanpa limbah.
Sehingga, termasuk dalam program ini adalah:

pengembangan sistem usahatani tanaman-ternak-mina-wana-wisata terpadu & ramah


lingkungan (pertanian organik, pertanian sehat, agroforestry, silvipasture)

Pengembangan skala usaha (scaling up) dalam produksi dan difusi input pertanian organik,
seperti pupuk organik, pakan organik, dan sebagainya

2. Program Pro Agam (Pasar Agam, Produk Agam)

Pro Agam dalam tema program ini selain merupakan singkatan, juga bermakna pada keberpihakan
pada produk lokal agam. Programnya antara lain berupa promosi produk lokal untuk pemenuhan
kebutuhan pangan setempat dengan menerapkan Pasar lokal yang hanya menjual produk pangan
lokal. Program ini merupakan bagian dari pengarusutamaan kampanye eat local, feed global,
dimana pasar setempat, hanya menjual produk produk lokal (terutama pangan) dan masyarakat
didorong untuk mengkonsumsi produk pangan lokal ini (eat local). Namun, produk lokal ini tidak
hanya dipasarkan di Kabupaten Agam saja, namun juga mampu memenuhi kebutuhan pangan di
wilayah luar Agam.

3. Program Bahagiaku, Bahagia Alamku

Program ini bertujuan untuk mengharmonikan antara pengembangan usaha ekonomi yang mampu
mensejahterakan masyarakat dengan kelestarian alam. Termasuk dalam program ini adalah
pengembangan ekowisata dan desa wisata berbasis masyarakat dengan menggabungkan potensi
alam maupun seni dan budaya lokal. Sehingga alam, seni dan budaya tetap terjaga, dan
kesejahteraan meningkat.

4. Program LKPM (Lapangan Kerja Pro Masyarakat Berpendapatan Rendah)

Program ini merupakan bagian dari program pengurangan kemiskinan, melalui promosi pariwisata,
peningkatan kualitas manusia dan pengembangan kegiatan ekonomi alternatif di Danau Maninjau
sebagai pilihan aktivitas ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan .

Indikasi Program Pengembangan Fisik dan Lingkungan

Penyusunan indikasi program secara langsung merujuk pada arah pengembangan dan strategi serta
rencana yang telah disusun. Dalam pengembangan fisik dan lingkungan, terdapat 3 (tiga) tema
program atau grand program yang diusulkan yakni:

1. Program Maninjau Berseri

Program ini merupakan bagian dari program fisik dan lingkungan untuk membersihkan Danau
Maninjau melalui pengurangan Keramba Jaring Apung (KJA) dan relokasi budidaya perikanan sesuai
dengan zona perikanan. Diantara indikasi program yang diusulkan adalah penerapan aktivitas ramah
lingkungan di sekitar danau.

2. Program Anak Nagari Penyelamat Lingkungan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 99


Program ini merupakan program untuk penguatan kearifan lokal dan pelibatan masyarakat terutama
kaum muda dalam mengelola dan menjaga keanekaragaman hayati serta kawasan lindung di
Kabupaten Agam. Bentuk penerapan program ini antara lain dengan sosialisasi ke sekolah sekolah,
pemberian hadiah atau insentif tertentu bagi Nagari yang memiliki inisiatif atau kearifan lokal dalam
pengelolaan lingkungan hidup.

3. Program Nagari Siaga

Merupakan program pengendalian dan pengawasan pemanfaatan lahan maupun sumber daya alam
lainnya agar tidak berlokasi pada kawasan rawan bencana, khususnya pada kawasan yang mudah
mengalami kerusakan akibat bencana. Selain itu pengawasan dan pengendalian ini juga dilakukan
agar aktivitas masyarakat tidak merusak ekosistem alami dan melampaui daya dukung lingkungan
hidup. Sesuai dengan namanya: nagari siaga, program ini melibatkan komunitas lokal dalam
mekanisme pengendalian dan pengawasannya.

Adapun indikasi program secara rinci, berikut dengan lokasi dan instansi penanggung jawabnya,
dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 100


Tabel Error! No text of specified style in document..25 Program Pengembangan Fisik dan Lingkungan Tahun 2016 - 2035

Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

- Pemanfaatan lahan - Mengembangkanpenggu - Pengembangan lahan Seluruh Dinas Pertanian


yang sesuai untuk naan lahan pertanian pertanian wilayah
pengembangan berkelanjutan, dengan berkelanjutan
pertanian tanaman sistem usaha tani yang
pangan, perikanan ramah lingkungan - Pengembangan Matur Dinas Pertanian
dan peternakan pertanian organik
dengan sistem - Mengembangkan Pengembangan Minapadi Tanjung raya Dinas Pertanian
terpadu dan ramah penggunaan lahan
lingkungan Lubuk Basung
pertanian terpadu

- Pemulihan ekosistem - Menggunakan bahan - Pengendalian Tanjung Raya BPLHD


Danau Maninjau bahan ramah lingkungan Pencemaran dan
dengan mengurangi terutama dalam produksi Kerusakan Lingkungan
masuknya zat zat hasil perikanan dan Hidup
pencemar ke dalam tanaman pangan
danau dan - Pengaturan
pengurangan jumlah pembuangan limbah
baik limbah rumah
KJA
tangga maupun non
rumah tangga

- KJA Ramah
Lingkungan

- Pemeliharaan - Pengelolaan dan - Pengenalan sistem Palembayan, Dinas Kehutanan


kawasan lindung, pelestarian kawasan pemeliharaan hutan Malalak, & Perkebunan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 101


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

konservasi dan lindung dan hutan berbasiskan adat Palupuh, Tj.


peningkatan vegetasi berbasis kearifan lokal Raya,
pada kawasan hutan
untuk menjaga - Mengembangkan - Penanaman tanaman Palembayan, Dinas Kehutanan
cadangan air tanah, tanaman tanaman yang keras untuk Tanjung Raya, & Perkebunan
dapat mengurangi risiko mengendalikan erosi Malalak dan
mencegah erosi dan
mendukung fungsi maupun dampak terutama pada lahan Palupuh
ekosistem lainnya kerusakan bencana rawan erosi

- Penanaman bakau Tanjung BPLH


pada kawasan rawan Mutiara
abrasi

- Manajemen - Pencegahan - Pengendalian Seluruh Bappeda


penggunaan lahan pemanfaatan lahan dan pemanfaatan lahan wilayah
dan mitigasi bencana pembangunan di daerah
yang mudah mengalami - Peningkatan peran Seluruh Bappeda
kerusakan akibat bencana masyarakat dalam wilayah
pengendalian
pemanfaatan ruang

- Pengembangan - Mengembangkan - Pengembangan Seluruh Dinas Kehutanan


kegiatan lokal yang kawasan terpadu hutan agroforestry wilayah & Perkebunan
terpadu dengan dan peternakan
pelestarian sumber (agroforestry, - Pengembangan Malalak Dinas
daya alam dan kawasan peternakan Peternakan
silvipasture)
lingkungan hidup dengan mekanisme
silvipasture

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 102


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

- Pemanfaatan kawasan - Pengembangan Tanjung Raya; Dinas


pertanian terpadu agrowisata Kebudayaan &
sebagai daya tarik Lubuk Basung pariwisata
agrowisata - Pengembangan desa Matur
wisata

- Mendorong penggunaan - Peningkatan Seluruh Bappeda


bahan yang ramah pengetahuan wilayah
lingkungan dan masyarakat mengenai
penerapan zero waste bahan ramah
product dalam produksi lingkungan
olahan lokal
- Peningkatan Seluruh Bappeda, BPLHD
pengetahuan dan wilayah
pembinaan produksi
dengan zero waste
product

- Pengurangan KJA di - mendorong dan Penetapan zona kawasan Tanjung Raya Dinas Perikanan
Danau Maninjau memfasilitasi peralihan perikanan khusus KJA
hingga mencapai dari KJA ke mata
jumlah sesuai dengan Fasilitasi KJA Ramah Dinas Perikanan
pencaharian baru
daya dukung danau Lingkungan
(6000 petak) - memperkenalkan sumber - Program Budidaya Tanjung Raya BPLHD
mata pencaharian baru periaknan klolam
seperti peternakan, deras dan kolam air
budidaya jamur dan hasil tenang (tambak)

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 103


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

hutan non kayu - Pengembangan


budidaya jamur

- Pengembangan
kegiatan peternakan

- Program pertanian
organik

- Pengelolaan sumber - Pengendalian melalui - Pengendalian Seluruh BPLH


daya lokal yang sesuai monitoring berkala Pencemaran dan wilayah
dengan kapasitas terhadap kondisi tanah Kerusakan Lingkungan
daya dukung dan kualitas air di Hidup
lingkungan kawasan yang
dikembangkan pertanian - Monitoring kualitas Seluruh BPLH
- Pengendalian dampak baku mutu air secara wilayah
secara intensif melalui
lingkungan untuk kerjasama dengan berkala pada Danau
menjamin lembaga penelitian atau Maninjau
terlaksananya
perguruan tinggi - Monitoring kondisi Seluruh BPLH
pembangunan
ekonomi tanpa lahan secara berkala wilayah
merusak ekosistem - Pemeliharaan lingkungan, - Perlindungan dan Seluruh BPLH, Dinas
alami dan melampaui perlindungan terhadap konservasi sumber wilayah Kehutanan &
daya dukung keanekaragaman hayati daya alam Perkebunan
lingkungan

Pengendalian dampak - Melakukan mekanisme - Penyusunan prosedur Seluruh BPLH


lingkungan untuk menjamin jasa lingkungan dalam pembayaran jasa wilayah
terlaksananya pembangunan mendukung penyehatan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 104


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

ekonomi tanpa merusak agroekosistem lingkungan


ekosistem alami dan
melampaui daya dukung
- Menerapkan carbon - Penyusunan prosedur Seluruh BPLH
lingkungan
offsetting bagi wisatawan dan penerapan carbon wilayah
dan pelaku usaha offsetting
akomodasi untuk
mereduksi dampak
lingkungan

- Pengendalian lingkungan - Peningkatan Seluruh BPLH


dan pencegahan pengendalian wilayah
masuknya spesies asing pencemaran
yang dapat mengganggu
keberadaan spesies
endemik lokal khususnya
di Danau Maninjau

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 105


Indikasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

Indikasi program pengembangan Sumber Daya Manusia disusun sebagai langkah implementasi
strategi pengembangan wilayah yang berbasis Growth Pole dan Endogenous Development. Sebagai
gambaran program pengembangan penduduk dan sumber daya manusia ini, disusun tagline yang
merupakan filosofi bagi pengembangan program, sebagai berikut:

Masyarakat Agam yang Kreatif dan Inovatif dalam Mengembangkan Ekonomi Lokal Melalui
Kemampuan Indutri Kecil Menengah yang Hijau (MAKIN ELOK MANINJAU)

Adapun program utama pengembangan sumber daya manusia ini terdiri dari 2 (dua) program yakni
Program Jejaring AKTIF (Jejaring Anak Nagari Kreatif dan Inovatif) dan Program Satria Agam. Masing
masing dijelaskan sebagai berikut.

1. Program Jejaring AKTIF (Jaringan Anak nagari Kreatif dan inovaTIF)

Program jejaring AKTIF merupakan program pengembangan pendidikan, keterampilan dan


kreativitas masyarakat Agam bagian barat. Rangkaian program jejaring AKTIF ini meliputi program:

Program pengembangan kurikulum Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau sejak dari
pendidikan dasar untuk menanamkan budaya usaha dan budaya melestarikan lingkunan

Program Peningkatan mutu lembaga pendidikan formal.

Program Pengembangan pendidikan non formal (BLK dan PKBM).

Program Kerjasama dengan jejaring eksternal ( Swasta dan Lembaga Keahlian Profesi) untuk
mengembangkan daya saing Tenaga Kerja.

Program kerjasama dengan jejaring eksternal (LIPI, Perguruan Tinggi, Swasta, Jejaring
Perantau, dll) untuk pengembangan kewirausahaan.

Program kerjasama dengan jejaring eksternal (Swasta, Jejaring Perantau, dll) untuk
pengembangan pemasaran.

2. Program Satria Agam

Progam ini merupakan langkah yang dilakukan untuk menguatkan kembali nilai budaya dan kearifan
lokal terutama di Agam bagian barat. Satria yang dimaksud dalam program ini adalah agen
perubahan. Dimana dalam program ini, dilakukan pemberdayaan komunitas dari tetua hingga
generasi muda serta tokoh masyarakat di nagari nagari sebagai agen perubahan komunitas dalam
pengelolaan dan pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal

Adapun indikasi program pengembangan sumber daya manusia secara rinci, berikut dengan lokasi
dan instansi penanggung jawabnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 106


Tabel Error! No text of specified style in document..26 Arahan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

Dinas Pertanian
Tanaman Pangan
Kec. Palupuh Hortikultura dan
Peternakan
Kec. Matur
Peningkatan Ketahanan
Dinas Kelautan dan
Pangan (Pertanian, Kec. Malalak
Perikanan
Perkebunan, Peternakkan,
Perikanan) Kec. Pelembayan
Badan Penyuluhan
Kecamata Ampek Pertanian,
Menguatkan dan
Nagari Perikanan,
mengaplikasikan kearifan
Pembinaan teknik Kehutanan, dan
lokal dalam rangka
pertanian yang Ketahanan Pangan
1 mengembangkan pertanian
berkelanjutan bagi para
berkelanjutan yang memiliki Kec. Palupuh
petani
nilai tambah tinggi dan
ramah lingkungan Kec. Matur Badan Penyuluhan
Pemberdayaan penyuluh Pertanian,
Kec. Malalak
pertanian/perkebunan Perikanan,
lapangan Kec. Pelembayan Kehutanan, dan
Ketahanan Pangan
Kecamata Ampek
Nagari

Kec. Palupuh Dinas Pertanian


Program Peningkatan
Tanaman Pangan
Kualitas SDM Bidang Kec. Matur
Hortikultura dan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 107


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

Pertanian Kec. Malalak Peternakan

Kec. Pelembayan

Kecamata Ampek
Nagari

Kec. Palupuh

Kec. Matur
Mengembangkan program
Pengembangan kurikulum,
muatan lokal mengenai Kec. Malalak
bahan ajar dan model Dinas Pendidikan
teknik pertanian yang
pembelajaran Kec. Pelembayan
berkelanjutan
Kecamata Ampek
Nagari

Lubuk Basung (SMKN


Meningkatkan mutu Peningkatan Akreditasi
2 Lubuk Basung yang
pendidikan sekolah dan Penerapan ISO Dinas Pendidikan
berbasis pertanian
pertanian (SMK Pertanian) 9001:2008
dan teknologi)

Kec. Palupuh
Meningkatkan kemampuan Dinas Pertanian
petani dalam Peningkatan penerapan Kec. Matur Tanaman Pangan
memanfaatkan teknologi teknologi pertanian/
Kec. Malalak Hortikultura dan
informasi untuk mengakses perkebunan
Peternakan
ilmu dan pengetahuan serta Kec. Pelembayan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 108


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

pengembangan jejaring Kecamata Ampek


Nagari

Kec. Palupuh

Kec. Matur
Optimalisasi pemanfaatan DInas Perhubungan,
Kec. Malalak
teknologi informasi di Komunikasi dan
bidang pertanian Kec. Pelembayan Informatika

Kecamata Ampek
Nagari

Mengoptimalkan kerjasama Peningkatan Kualitas dan Kab. Agam Bagian Dinas Sosial dan
dengan pemerintah provinsi Produktivitas Tenaga Kerja Barat Tenaga Kerja
Sumatera Barat dalam
Pengembangan mengembangkan Dinas Koperasi,
keterampilan tenaga kerja Pengembangan
kompetensi yang Kab. Agam Bagian UMKM,
yang dibutuhkan serta Kewirausahaan dan
didukung oleh sarana dan Barat Perindustrian dan
2 mengembangkan Keunggulan Kompetitif
prasarana pendidikan Perdagangan
yang mendukung keterampilan wirausahawan
pengembangan ekonomi Meningkatkan keterampilan Dinas Sosial dan
Peningkatan kerjasama
agroindustri dan pariwisata Tenaga Kerja
dengan dunia usaha dan Kec. Lubuk Basung
melalui pelatihan dan
industri
pemagangan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 109


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

Mengotimalkan peran Dinas Sosial dan


pemerintah dalam Program pengembangan Kab. Agam Bagian Tenaga Kerja
mengembangkan Pusat pendidikan non formal Barat
Kegiatan Belajar Masyarakat

Pengembangan
Dinas Koperasi,
masyarakat yang kreatif Pengembangan kegiatan
Program penerapan Kab. Agam Bagian UMKM,
3 dan inovatif dalam ekonomi berbasis teknologi
teknologi industri Barat Perindustrian dan
peningkatan nilai tambah informasi
Perdagangan
komoditas unggulan

Menguatkan nilai-nilai
Peningkatan kesadaran budaya dalam mereplikasi
masyarakat dalam pentingnya menjaga Program Pengembangan Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan
4
menjaga kelestarian kelestarian lingkungan yang Nilai Budaya Barat dan Pariwisata
lingkungan telah dilakukan di Nagari
Koto Malintang

Pengembangan Mengoptimalkan peran


masyarakat yang pemerintah dalam
memanfaatkan kearifan memperkenalkan dan Pengelolaan Kekayaan Dinas Kebudayaan
5 Kec. Tanjung Raya
lokal dalam mengelola mengembangkan kegiatan Budaya dan Pariwisata
sumber daya alam dan ekonomi alternatif selain
lingkungan KJA

Peningkatan kemampuan Melakukan Kerjasama Kab. Agam Bagian Dinas Koperasi,


6 Pelaksanaan kerjasama
produksi di luar pertanian dengan Perguruan Tinggi Barat UMKM,
secara kelembagaan di
dalam mengembangkan Perindustrian dan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 110


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

SDM yang mampu bidang pendidikan Perdagangan


melakukan pengolahan hasil
Peningkatan kemampuan pertanian maupun non Dinas Pertanian
ekonomi masyarakat pertanian yang Tanaman Pangan
7
dalam mengantisipasi memperhatikan kelestarian Hortikultura dan
dampak bencana lingkungan Peternaka.

Meningkatkan keterampilan
Peningkatan kerjasama
agroindustri dan pariwisata Kab. Agam Bagian
dengan dunia usaha dan Dinas Pendidikan
melalui pelatihan dan Barat
industri
pemagangan

Melakukan Kerjasama
Pengembangan manusia dengan Perguruan Tinggi
yang mampu dalam mengembangkan
Dinas Pertanian
mengaplikasikan ilmu SDM yang mampu Peningkatan kerjasama
Kab. Agam Bagian Tanaman Pangan
pengetahuan dan melakukan pengolahan hasil antar lembaga penelitian
8 Barat Hortikultura dan
teknologi dalam kegiatan pertanian maupun non yang dan industri terkait
Peternakan
usaha yang didukung oleh sesuai dengan
Research and perkembangan riset dan
Development. teknologi

Meningkatkan kemampuan
Pengembangan Dinas Koperasi,
wirausahawan dalam
Kewirausahaan dan Kab. Agam Bagian UMKM,
mengakses dan
Keunggulan Kompetitif Barat Perindustrian dan
memanfaatkan teknologi
Usaha Kecil Menengah Perdagangan
informasi.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 111


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

Peningkatan kualitas SDM


Peningkatan Mutu dan
pariwisata dan Meningkatkan mutu
Kualitas Pendidikan
wirausahawan yang pendidikan sekolah
9 (Peningkatan Akreditasi Kec. Matur Dinas Pendidikan
mampu menjaga kualitas pertanian (SMKN 1 Matur :
dan Penerapan ISO
komoditas unggulan yang SMK Berbasis Pariwisatan)
9001:2008)
telah berkembang

Pengembangan
Mengoptimalkan peran Dinas Koperasi,
keterampilan jaringan Penyuluhan pemasaran
pemerintah dalam Kab. Agam Bagian UMKM,
10 pemasaran produk olahan produksi
memperkenalkan jaringan Barat Perindustrian dan
berkualitas di tingkat pertanian/perkebunan
pemasaran produk olahan Perdagangan
provinsi

Pengembangan Penguatan modal sosial Program Pengembangan Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan
masyarakat dengan mata diantara masyarakat yang Nilai Budaya Barat dan Pariwisata
pencaharian yang mengembangan ekonomi
Pengelolaan Keragaman Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan
11 berkelanjutan dengan alternatif yang sudah
Budaya Barat dan Pariwisata
mengembangkan berjalan melalui
keterampilan usaha selain pembentukan kelompok Pengembangan lembaga Kab. Agam Bagian
dari perikanan KJA usaha BPMPN
ekonomi pedesaan Barat

Mendayagunakan Dinas Pertanian


pengembangan Peningkatan pemasaran
Paguyuban Para Perantau Kab. Agam Bagian Tanaman Pangan
12 kemampuan masyarakat hasil produksi pertanian/
jejaring perantau serta Barat Hortikultura dan
untuk masuk dalam perkebunan
jejaring lainnya untuk Peternakan
jejaring sosial dalam
mengembangkan jejaring

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 112


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

lingkup lebih luas sosial dan ekonomi


eksternal

Mengembangkan SDM yang


mampu memanfaatkan DInas Perhubungan,
Optimalisasi pemanfaatan Kab. Agam Bagian
teknologi informasi untuk Komunikasi dan
teknologi informasi Barat
pengembangan jejaring Informatika
eksternal

Peningkatan kualitas SDM Dinas Sosial dan


pariwisata berstandar Tenaga Kerja
13 nasional, melalui uji Program Pengembangan
kompetensi dan sertifikasi Kemitraan Pengembangan
Mengembangkan sertifikasi
di tingkat nasional SDM di bidang kebudayaan Kab. Agam Bagian
dan profesi kepariwisataan
dan pariwisata Barat
Pengembangan yang berstandar nasional
bekerjasama dengan
kemampuan pemasaran lembaga terkait Dinas Kebudayaan
14
pariwisata dan produk dan Pariwisata
olahan di tingkat nasional

Pengembangan Pengembangan kerjasama


masyarakat sebagai agen dengan tokoh masyarakat
perubahan dalam (datuk/alim ulama/cerdik Pengelolaan Keragaman Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan
15 pemanfaatan Danau pandai) dalam memimpin Budaya Barat dan Pariwisata
Maninjau yang masyarakat
memperhatikan mengaplikasikan kearifan
kelestarian lingkungan lokal dalam menjaga

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 113


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

kelestarian lingkungan

Pengembangan kapasitas Kab. Agam Bagian


Memperkenalkan
pelaku usaha yang Peningkatan penerapan Barat
masyarakat dengan Dinas Kebudayaan
16 mampu mengembangkan teknologi pertanian/
teknologi industri pertanian dan Pariwisata
industri pertanian dan perkebunan
dan industri kecil lainnya
industi kecil lainnya

Peningkatan pemasaran Kab. Agam Bagian


Dinas Kebudayaan
Mengembangkan informasi hasil produksi pertanian/ Barat
Pegembangan SDM dan Pariwisata
potensi pasar dan daya perkebunan
wirausahawan dalam
17 saing ekonomi wilayah Kab. Agam Bagian Dinas Koperasi,
memperluas kegiatan Peningkatan pemasaran
sebagai dasar ekspansi Barat UMKM,
usahanya hasil produksi uindustri
kegiatan usaha Perindustrian dan
kecil dan menengah
Perdagangan

Pengembangan Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan


Program Pengembangan Barat dan Pariwisata
masyarakat yang memiliki Mengembangkan kerjasama
Kemitraan Pengembangan
wawasan internasional dengan asosiasi profesi
SDM di bidang kebudayaan
dan kemampuan kepariwisataan yang
18 dan pariwisata
berkomunikasi secara berstandar internasional Dinas Sosial dan
bekerjasama dengan
interpersonal di Tenaga Kerja
lembaga lainnya
lingkungan Internasional
Penyelengaraan pelatihan Kab. Agam Bagian Dinas Pendidikan
dan pemagangan untuk Barat
Dinas Kebudayaan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 114


Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4

penguasaan bahasa asing dan Pariwisata


dan wawasan serta etika
pergaulan internasional

Pengembangan produk Pengembangan sumber Kab. Agam Bagian DInas Perhubungan,


Optimalisasi pemanfaatan
19 ekonomi lokal berstandar daya manusia berbasis Barat Komunikasi dan
teknologi informasi
internasional teknologi Informasi Informatika

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 115


Indikasi Program Sarana dan Prasarana

Dengan mengacu pada konsep pengembangan wilayah dan strategi pengembangan wilayah yang
dibagi menjadi 4 tahapan yaitu reinforcement (Penguatan) infrastruktur, tahap development
(Pembangunan) infrastruktur yang lebih mengacu pada infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi,
tahap integration yang merupakan tahap peningkatan konektivitas dan tahapan akhir yaitu tahap
expansion yang merupakan tahapan optimalisasi penyediaan infrastruktur. Dalam program
pengembangan infrastruktur di Kabupaten Agam akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan akan
penyediaan infrastruktur, baik infrastruktur penunjang kegiatan sosial maupun ekonomi masyarakat.
Secara garis besar, tema program pengembangan saran dan prasarana di Kabupaten Agam Bagian
Barat adalah sebagai berikut:

1. PROGRAM GAP FILLING

Program gap filling merupakan program pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar (air
bersih, listrik, sekolah, peribadatan, kesehatan) baik dengan penyediaan baru maupun perbaikan.

2. PROGRAM SINERGITAS (peningkatan Sistem INformasi, EneRgi dan KonektiviTAS)

Program Sinergitas merupakan program peningkatan dan penyediaan sarana dan prasarana yang
mampu menghubungkan sentra sentra produksi dan usaha lokal di tiap kecamatan dengan
kegiatan pariwisata, mendukung peningkatan daya saing wilayah, serta membuka konektivitas Agam
dengan dunia global melalui pengembangan konektivitas non fisik dan sistem informasi. Dengan
demikian sinergitas dalam program ini juga mengandung makna sebagai pengembangan
infrastruktur yang terpadu dalam mendukung pengembangan wilayah. Rangkaian program dalam
SINERGITAS ini antara laian meliputi pengembangan jaringan internet hingga skala komunitas (RW),
peningkatan sistem informasi dan energi.

3. PROGRAM LINGKUNGAN BERSIH, MASYARAKAT SEJAHTERA

Program lingkungan bersih merupakan program penerapan sistem pengelolaan persampahan yang
ramah lingkungan dan dapat menjadi sumber mata pencaharian alternatif bagi masyarakat setempat
melalui program Bank Sampah. Program ini juga meliputi pengelolaan persampahan dengan prinsip
5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan Replant).

Program pengelolaan sampah berbasis 5 R ini meliputi

Pembangunan Fasilitas Persampahan Terpadu 5R

Pembentukan Kawasan Percontohan Penerapan 5R

Program pengembangan infrastruktur Kabupaten Agam Bagian Barat dalam mendukung kegiatan
sosial dan ekonomi masyarakat, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 116


Tabel Error! No text of specified style in document..27 Indikasi Program Pengembangan Infrastruktur Kabupaten Agam Bagian Barat

Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

1. Pengembangan Pengembangan jarigan irigasi Perbaikan jaringan irigasi yang Lubuk Basung, Dinas PU
sarana prasarana rusak dan pembangunan Tanjung Mutiara, IV Kabupaten
pendukung sektor sIstem jaringan irigasi pada Nagari, Palembayan,
pertanian yang wilayah yang belum terlayani Tanjung Raya,
memadai dan Palupuh, Matur dan
sesuai dengan Malalak
kebutuhan
pengembangan

2. Pengembangan Pemerataan ketersediaan Pembangunan sekolah dan Lubuk Basung,


sarana prasarana infrastruktur utama sarana kesehatan(puskesmas) Tanjung Mutiara, IV
pendidikan dasar (pendidikan, kesehatan, listrik, pada tiap kecamatan sesuai Nagari, Palembayan,
air dan telekomunikasi) dengan kebutuhan hingga Tanjung Raya, Dinas
tahun 2035 Palupuh, Matur dan Pendidikan
Malalak dan Dinas
Kesehatan

Pembangunan jaringan Lubuk Basung, PDAM


perpipaan pada wilayah yang Tanjung Mutiara, IV
belum telayani Nagari, Palembayan,
Tanjung Raya,
Palupuh, Matur dan
Malalak

Pembangunan BTS pada Lubuk Basung, Telkom


Tanjung Mutiara, IV

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 117


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

wilayah yang belum terlayani Nagari, Palembayan, danSwasta


Tanjung Raya,
Palupuh, Matur dan
Malalak

Pembangunan instalasi baru PLTM di Palupuh, PLN, Swasta


pembangkit listrik berupa Lubuk Basung dan dan
PLTM, PLTMH dan PLTGL malalak; Organisasi
pembangunan
PLTMH pada tip
kecamatan dan PLTGL
di Kecamatan
Tanjung Mutiara

3. Pengembangan Pembangunan Infrastruktur Pembangunan instalasi Lubuk Basung, Dinas PU


Infrastruktur pengolahan limbah dan pengolahan air limbah di Tanjung Mutiara, IV Kabupaten
pengolahan limbah persampahan terpadu setiap kecamatan Nagari, Palembayan,
dan perampahan Tanjung Raya,
terpadu Palupuh, Matur dan
Malalak

Pengadaan sarana prasana Lubuk Basung, Dinas


persampahan (TPS) Tanjung Mutiara, IV Kebersihan
pendukung program 5R pada Nagari, Palembayan,
tiap kecamatan Tanjung Raya,
Palupuh, Matur dan
Malalak

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 118


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

Penetapan Kawasan Lubuk Basung, Pemda,


Percontohan Penerapan 5R Tanjung Raya dan Bappeda dan
Malalak Dinas
Kebersihan

7. Peningkatan pengembangan dan perbaikan Perbaikan jalan rusak dan Lubuk Basung, Dinas PU
kualitas pelayanan jaringan jalan pengembangan jalan kolektor Tanjung Mutiara, IV Kabupaten
jaringan jalan primer yang menghubungkan Nagari, Palembayan,
kabupaten antar pusat kegiatan (PKL) Tanjung Raya,
Palupuh, Matur dan
Malalak

8. Peningkatan Pemerataan ketersediaan Pembangunan SD, SLTP, SMA, Lubuk Basung, Dinas
kualitas dan sarana prasarana pendidikan SMK (perikanan, pariwisata Tanjung Mutiara, IV Pendidikan
pemerataan dasar dan pertanian) sesuai dengan Nagari, Palembayan,
persebaran kebutuhan masing-masing Tanjung Raya,
saranan prasarana kecamatan Palupuh, Matur dan
pendidikan Malalak

Penyediaan sarana dan Pembangunan balai pelatihan Dinas


prasarana pendidikan Pendidikan
informal (balai pelatihan) dan Swasta

9. Pengembangan Pembangunan sarana dan Perbaikan jasa penginapan, Tanjung Raya Dinas
kondisi sarana dan prasarana penunjang tempat belanja dan kuliner Kebudayaan
prasarana pariwisata dan pembangunan dermaga di dan
penunjang danau maninjau Pariwisata
pariwisata

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 119


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

10. Pengembangan penyediaan angkutan umum, Penyediaan angkutan umum Dinas


sistem transportasi jaringan jalan dan terminal yang menghubungkan antar Perhubungan
yang mendukung yang telah terintegrasi dalam objek wisata
konektivitas antar menunjang kegiatan antar
Perbaikan jaringan jalan yang Lubuk Basung, Dinas
objek wisata objek wisata
menghubungkan antar objek Tanjung Mutiara, IV Pekerjaan
wisata Nagari, Palembayan, umum
Tanjung Raya,
Palupuh, Matur dan
Malalak

Perbaikan fungsi terminal dan Lubuk Basung Dinas


peningkatan kelas terminal Perhubungan
tipe B di Lubuk Basung dan
pembangunan terminal tipe C

11. Pengembangan peningkatan Kualitas dan Perbaikan jaringan jalan Jaringan jalan Dinas
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan internal Kabupaten Agam penghubung antar Pekerjaan
jangkauan jalan telah memadai dan pusat kegiatan pada umum
pelayanan terkoneksi antar kecamatan Kecamatan Lubuk
infratsruktur dan wilayah eksternal Basung, Tanjung
Mutiara, IV Nagari,
Palembayan, Tanjung
Raya, Palupuh, Matur
dan Malalak

12. Pengembangan Pengembangan Infrastruktur pembangunan jaringan Lubuk Basung, Dinas


Infrastruktur pengolahan limbah dan pembuangan limbah pada tiap Tanjung Mutiara, IV Pekerjaan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 120


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

pengolahan limbah perampahan terpadu kecamatan Nagari, Palembayan, umum


dan perasampahan Tanjung Raya,
terpadu Palupuh, Matur dan
Malalak

Lubuk Basung, Dinas


Tanjung Mutiara, IV Kebersihan
Nagari, Palembayan,
Peningkatan kualitas sarana Tanjung Raya,
prasarana persampahan di Palupuh, Matur dan
tiap kecamatan Malalak

5. Peningkatan Pembangunan perguruan Lubuk Basung Dinas


kualitas dan tinggi negeri/swasta Pendidikan
pemerataan
persebaran sarana Penyediaan sarana dan
prasarana prasarana pendidikan berupa
pendidikan perguruan tinggi

6. Peningkatan Pembangunan sarana dan Pembangunan jasa Tanjung Raya dan Dinas
kondisi sarana dan prasarana penunjang penginapan, tempat belanja Tanjung Mutiara Kebudayaan
prasarana pariwisata dan kuliner di kawasan wisata dan
penunjang Pariwisata
pariwisata

7. Pengembangan Pembangunan pelabuhan Pembangunan pelabuhan Tanjung Mutiara Dinas


prasarana regional di Tiku sebagai Perhubungan
transportasi pelabuhan pengumpul

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 121


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

Pembangunan Jaringan Kereta Pembangunan Jalur Kereta Api pembangunan baru Dinas
Api jaringan jalan kereta Perhubungan
api dari Naras dan PTKAI
Sungai Limau
Simpang Empat
Pasaman

8. Peningkatan Lubuk Basung, Dinas


kualitas sarana Tanjung Mutiara, IV Pekerjaan
Optimalisasi dan
prasarana air Nagari, Palembayan, Umum
pemeliharaan infrastruktur monitoring terhadap
limbah dan Tanjung Raya,
pengolahan limbah dan infrastruktur secara berkala
persampahan yang Palupuh, Matur dan
persampahan
ramah lingkungan Malalak
yang berkelanjutan

6. Optimalisasi Mengoptimalkan penyediaan Pengembangan jaringan jalan Jaringan jalan lintas Dinas
kualitas jaringan jaringan jalan ke wilayah menuju wilayah eksternal barat sumatera Pekerjaan
distribusi eksternal Kabupaten Agam, yaitu jalan Umum
kolektor 1 menjadi primer

7. Pengembangan Pemeliharaan dan penyediaan Pemeliharaan sarana Lubuk Basung, Dinas


kualitas dan sarana prasarana pendidikan prasarana secara rutin melalui Tanjung Mutiara, IV Pendidikan
kuantitas sarana swadaya masyarakat di tiap Nagari, Palembayan,
dan prasarana kecamatan Tanjung Raya,
pendidikan sesuai Palupuh, Matur dan
dengan kebutuhan Malalak

8. Peningkatan Optimalisasi dan Peningkatan kualitas dan Tanjung Raya dan Dinas

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 122


Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Periode ke Lokasi Instansi

1 2 3 4

kondisi sarana dan pemeliharaan sarana alternatif pengembangan baru Tanjung Mutiara Kebudayaan
prasarana prasarana penunjang jasa penginapan, tempat dan
pendukung pariwisata belanja dan kuliner khususnya Pariwisata
pariwisata di Kecamatan Tanjung Raya
dan Tanjung Mutiara

9. Pengembangan Mengoptimalkan penyediaan Pembangunan jaringan jalan Pesisir Barat Dinas


aksesibilitas jaringan jalan Arteri Kabupaten Agam Pekerjaan
menuju bandara Umum

10. Pengembangan Optimalisasi dan monitoring terhadap Lubuk Basung, Dinas


Sarana prasarana pemeliharaan infrastruktur infrastruktur secara berkala Tanjung Mutiara, IV Kebersihan
air limbah dan pengolahan limbah dan Nagari, Palembayan,
persampahan yang persampahan Tanjung Raya,
ramah lingkungan Palupuh, Matur dan
yang berkelanjutan Malalak

Sumber: Hasil Analisis Studio, 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 123


Indikasi Program Kelembagaan dan Pembiayaan

Program-program kelembagaan dan pembiayaan yang disusun guna mewujudkan pengembangan


wilayah berbasis Growth Pole dan Endogenous Development, dibagi menjadi 3 (tiga) grand program
yakni Program Agam Tangguh, program Maninjau Lestari dan Program Mitra Membangun Agam.
Masing - masing dijelaskan sebagai berikut:

1. Program Agam Tangguh

Program Agam Tangguh merupakan program untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
ketahanan, kemandirian ekonomi dan kapasitas untuk terlibat dalam pembangunan. Program ini
menerapkan upaya pembelajaran bersama (social learning) melalui pemberdayaan (empowerment)
komunitas lokal, termasuk pelaku usaha.

2. Program Maninjau Lestari

Program ini merupakan program kelembagaan dan pembiayaan dalam mendukung kelestarian
Danau Maninjau, antara lain meliputi:

pembentukan lembaga pengelola untuk kepentingan pemulihan dan pengelolaan Danau


Maninjau dengan melibatkan peran aktif masyarakat, lembaga adat sebagai penggerak,
serta pada pakar.

Penerapan skema imbalan jasa lingkungan pada kegiatan yang memanfaatkan Danau
Maninjau sebagai sumber pendapatan ekonomi

3. Program Mitra Membangun Agam

Program mitra membangun Agam merupakan program untuk mendorong kemitraan dan kerjasama
pembangunan antara pemerintah, swasta dan masyarakat di Agam bagian barat. Program ini
diantaranya meliputi:

peningkatan iklim usaha, realisasi dan kerjasama investasi serta promosi berorientasi ekspor
untuk mendorong diverisifikasi tanaman berbasis ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-
kawasan konservasi

Pengembangan kemitraan antara perusahaan pariwisata dan seniman, masyarakat dan


pengrajin lokal dalam memasarkan produk kerajinan atau produk olahan makanan

Ketiga grand program diatas secara lebih rinci penerapannya, waktu penerapan serta instansi
penanggung jawabnya dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 124


Tabel Error! No text of specified style in document..28 Indikasi Program Pengembangan
Kelembagaan dan Pembiayaan

N Arahan Strategi Indikasi Periode ke


Lokasi Instansi
o Pengembangan Pengembangan Program 1 2 3 4

Penguatan Peningkatan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan Seluruh
kapasitas dan aparatur BPMPN
sektor pertanian Wilayah
peran pemerintah
tingkat kecamatan
kelembagaan desa
dan pemanfaatan
1 dalam
teknologi untuk Seluruh Dinas
pengembangan
peningkatan Penataan Wilayah Kependudu
wilayah berbasis
produktifitas dan Administrasi kan dan
penghidupan
pemasaran hasil Kependudukan Catatan
berkelanjutan
produksi pertanian Sipil

Peningkatan Seluruh
partisipasi Wilayah
Peningkatan peran masyarakat
Meningkatkan BPMPN
lembaga dalam
kapasitas membangun
pendidikan dan
koordinasi pelaku desa
pelatihan dalam
sektor UMKM
2 mengembangkan Pengembangan Seluruh Dinas
melalui
kewirausahaan Kewirausahaan Wilayah Koperasi,
pemanfaatan
dan peningkatan dan UMKM,
teknologi dan ilmu
kapasitas tenaga Keunggulan Perindustria
pengetahuan
kerja Kompetitif n dan
Usaha Kecil Perdaganga
Menengah n

Pengembangan Seluruh
Meningkatkan lembaga Wilayah
BPMPN
kapasitas dan ekonomi
Penguatan sistem peran pedesaan
kelembagaan yang kelembagaan Seluruh Dinas
3 mendukung dalam Wilayah Koperasi,
pengembangan pengembangan Peningkatan
UMKM,
ekonomi lokal. wilayah berbasis Kualitas
Perindustria
penghidupan Kelembagaan
n dan
berkelanjutan Koperasi
Perdaganga
n

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 125


N Arahan Strategi Indikasi Periode ke
Lokasi Instansi
o Pengembangan Pengembangan Program 1 2 3 4

Peningkatan Seluruh
kapasitas Wilayah
kelembagaan
BAPPEDA
perencanaan
pembangunan
daerah

Pengendalian Seluruh
Badan
Peningkatan Pencemaran Wilayah
Pengelola
kapasitas dan Perusakan
Menginisiasi Lingkungan
kelembagaan yang Lingkungan
pembentukan Hidup
mampu Hidup
lembaga profit
mengorganisir
berbasis Peningkatan Seluruh
semua
pengembangan Kualitas dan Wilayah
kepentingan baik
berkelanjutan Akses Badan
ekonomi maupun
dalam bentuk Informasi Pengelola
lingkungan
BPDM Sumber Daya Lingkungan
4
Alam dan Hidup
Meningkatkan Lingkungan
Optimalisasi peran
kapasitas dan Hidup
nagari dalam
kuantitas aparatur
peningkatan Seluruh Dinas
pemerintah dalam
kesadaran Wilayah Koperasi,
mewujudkan Perlindungan
masyarakat dalam UMKM,
pembangunan Konsumen dan
menjaga Perindustria
berkelanjutan pengamanan
kelestarian n dan
lingkungan perdagangan
Perdaganga
n

Meningkatkan Seluruh Dinas


kapasitas Pengembangan Wilayah Kebudayaan
Pengembangan pemerintah dan Kemitraan dan
kerjasama antara pelaku usaha Pariwisata
pemerintah dan mengenai
diversifikasi Seluruh Dinas
kelompok usaha
5 ekonomi melalui Peningkatan Wilayah Pertanian
dalam
mengembangkan pendidikan dan penerapan Tanaman
diversifikasi pelatihan teknologi Pangan
ekonomi pertanian/perk Hortikultura
Mengidentifikasi ebunan dan
potensi kegiatan Peternakan
diversifikasi

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 126


N Arahan Strategi Indikasi Periode ke
Lokasi Instansi
o Pengembangan Pengembangan Program 1 2 3 4

ekonomi

Meningkatkan Peningkatan Seluruh


kapasitas Iklim Investasi Wilayah Penanaman
pemerintah dan dan Realisasi Modal
pelaku usaha Investasi
dalam upaya
spesialisasi tenaga Seluruh Dinas
kerja Wilayah Pertanian
Tanaman
Peningkatan
Melaksanakan Pangan
Kesejahteraan
pendidikan dan Hortikultura
Petani
pelatihan dan
mengenai Peternakan
Peningkatan peran pemasaran & BAPELUH
asosiasi dalam produksi bagi para Seluruh
6
upaya spesialisasi pelaku usaha
Wilayah
tenaga kerja. kreatif dan inovatif

Pemerintah Dinas
memfasilitasi dan Penciptaan Koperasi,
mengkoordinasi iklim Usaha UMKM,
peluang kerjasama Kecil Perindustria
antara para pelaku Menengah n dan
terutama antara yang kondusif Perdaganga
kelompok dengan n
pengusaha sebagai
peluang
pembiayaan
(contract farming)

Optimalisasi Seluruh Dinas


Pengembangan
dukungan peran Wilayah Kebudayaan
Meningkatkan Destinasi
struktur dan
koordinasi antar Pariwisata
kelembagaan dan Pariwisata
peningkatan peran pelaku usaha
7 BPDM di bidang sebagai upaya Seluruh Dinas
merumuskan Peningkatan Wilayah Koperasi,
pariwisata serta
strategi pemasaran Efisiensi UMKM,
menambah relasi
tingkat provinsi Perdagangan Perindustria
dengan komunitas
Dalam Negeri n dan
penggerak
pariwisata di Perdaganga

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 127


N Arahan Strategi Indikasi Periode ke
Lokasi Instansi
o Pengembangan Pengembangan Program 1 2 3 4

berbagai n
Kabupaten/Kota di
Sumatera.

Meningkatkan Pengembangan Seluruh


koordinasi antar ekowisata dan Wilayah
Penegakan aturan Dinas
pelaku usaha jasa lingkungan
secara tegas dalam Kebudayaan
8 sebagai upaya di kawasan-
menjaga fungsi dan
menyusun strategi kawasan
lindung Pariwisata
pemasaran tingkat konservasi laut
provinsi dan hutan

Pemanfaatan Seluruh Dinas


alokasi dana desa Pemberdayaan Wilayah Sosial,
untuk Kelembagaan Tenaga
pembangunan dan Kesejahteraan Kerja dan
pemeliharaan Meningkatkan Sosial Transmigras
infrastruktur peran pemerintah i
dalam
9 Pengembangan Seluruh Dinas
Optimalisasi peran memfasilitasi
organisasi lokal kerjasama antara Sistem Wilayah Koperasi,
dalam pelaku usaha Pendukung UMKM,
mengembangkan Usaha Bagi Perindustria
jaringan dengan Usaha Mikro n dan
sumber daya Kecil Perdaganga
eksternal Menengah n

Seluruh Dinas
Pengembangan Mewujudkan
Wilayah Koperasi,
lembaga Research pembentukan Peningkatan
UMKM,
1 and Development lembaga Research Kapasitas Iptek
Perindustria
0 untuk mendorong and Development Sistem
n dan
penciptaan untuk mendorong Produksi
Perdaganga
inovasi. penciptaan inovasi.
n

Peningkatan Seluruh
kerjasama antara Mewujudkan Wilayah
Rehabilitasi
pemerintah kerjasama dengan Badan
dan Pemulihan
1 dengan pemerintah daerah Pengelola
Cadangan
1 pemerintah lain baik di tingkat Lingkungan
Sumber daya
Kabupaten/Kota kabipaten/kota Hidup
Alam
lainnya dalam maupun provinsi
mengembangkan

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 128


N Arahan Strategi Indikasi Periode ke
Lokasi Instansi
o Pengembangan Pengembangan Program 1 2 3 4

jangkauan pasar
khususnya pasar
nasional

Optimalisasi peran Mengoptimalkan Seluruh


Perlindungan Badan
lembaga dalam peran lembaga Wilayah
1 dan Konservasi Pengelola
menjaga dalam menjaga
2 Sumber Daya Lingkungan
kelestarian kelestarian
Alam Hidup
lingkungan. lingkungan.

Memfasilitasi dan Seluruh


Optimalisasi Dinas
meningkatkan Wilayah
dukungan peran Koperasi,
peran BUMD Peningkatan
struktur UMKM,
1 Kecamatan/Nagari dan
kelembagaan dan Perindustria
3 melalui pemberian Pengembangan
peningkatan peran n dan
kemudahan dalam Ekspor
BUMD Perdaganga
perizinan dan
Kecamatan/Nagari. n
berinvestasi.

Meningkatkan Seluruh
kapasitas pelaku Wilayah
Peningkatan Dinas
usaha ekonomi
sinergitas antar Peningkatan Pertanian
melaui pendidikan
lembaga dalam Ketahanan Tanaman
1 dan pelatihan
menjamin Pangan Pangan
4 dalam upaya
masyarakat lokal pertanian/perk Hortikultura
mewujudkan
sebagai pelaku ebunan dan
masyarakat lokal
utama ekonomi Peternakan
sebagai pelaku
utama ekonomi

Peningkatan Seluruh Kantor


Peningkatan
kerjasama antara Meningkatkan Wilayah Penanaman
Promosi dan
pemerintah koordinasi antar Modal dan
Kerjasama
dengan pemerintah daerah Pelayanan
Investasi
pemerintah perbatasan dalam Terpadu
1
Kabupaten/Kota upaya
5 Seluruh Dinas
lainnya dalam mengembangkan Peningkatan
mengembangkan jangkauan pasar Wilayah Koperasi,
Kerjasama UMKM,
jangkauan pasar tingkat Perdagangan
khususnya pasar internasional Perindustria
Internasional n dan
internasional
Perdaganga

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 129


N Arahan Strategi Indikasi Periode ke
Lokasi Instansi
o Pengembangan Pengembangan Program 1 2 3 4

Seluruh Dinas
Peningkatan Wilayah Pertanian
pemasaran Tanaman
hasil produksi Pangan
pertanian/perk Hortikultura
ebunan dan
Peternakan

Mengoptimalkan Seluruh
peran lembaga Wilayah
pelestarian
Optimalisasi peran
lingkungan, dalam Dinas
lembaga dalam Pengembangan
1 mewujudkan Kebudayaan
menjaga Pemasaran
6 pengembangan dan
kelestarian Pariwisata
wilayah Pariwisata
lingkungan.
berkelanjutan dan
berbasis
lingkungan

Sumber: Hasil Analisis Studio, Tahun 2015

RENCANA GROWTH POLE & ENDOGENOUS DEVELOPMENT | 130

Anda mungkin juga menyukai