Penetapan skenario pengembangan wilayah berimplikasi pada adanya target yang harus dicapai
dalam setiap tahap pengembangan. Arahan pengembangan disusun berdasarkan kesenjangan
antara target yang diharapkan pada tiap tahap pengembangan dengan kondisi saat ini. Arahan
pengembangan tersebut terdiri dari beberapa aspek pengembangan wilayah yaitu aspek fisik dan
lingkungan, sumber daya menusia, infrastruktur dan kelembagaan.
Arahan pengembangan fisik dan lingkungan Kabupaten kuantan singingi akan difokuskan kepada
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam. Disamping itu juga arahan pengembangan
Kabupaten kuantan singingi, sesuai dengan konsep yang ditetapkan yang mengangkat Danau
Maninjau sebagai destinasi pariwisata utama yang akan dikembangkan, maka terdapat pula arahan
pengembangan terhadap pengembalian fungsi danau maninjau. Arahan pengembangan dilihat dari
aspek fisik dan lingkungan secara rinci adalah sebagai berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Arah Pengembangan Fisik dan Lingkungan
Sumber daya manusia di Kabupaten kuantan singingi diharapkan merupakan pelaku utama kegiatan
ekonomi yang akan dikembangkan di wilayah tersebut. Dengan demikian, pembangunan sumber
daya manusia yang akan diarahkan kepada pembangunan tingkat pendidikan dan pengembangan
keterampilan, dengan demikian diharapakan dalam perencanaan pengembangan wilayah Kabupaten
kuantan singingi masyarakat mampu berperan sebagai penggerak ekonomi utama dan
mendoniminasi tenaga kerja tingkat menengah sampai dengan atas. Untuk mencapai sumber daya
manusia yang diharapkan tersebut, maka arahan pengembangan sesuai dengan tahapan
pengembangannya adalah sebagai berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document..2 Arah Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan
keterampilan
jaringan
pemasaran produk
olahan berkualitas
di tingkat provinsi
Pengembangan
masyarakat dengan
mata pencaharian
yang berkelanjutan
dengan
mengembangkan
keterampilan
usaha selain dari
perikanan KJA
Masyarakat Pengembangan
memiliki kemampuan
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan
kemampuan pemasaran
manajerial, pariwisata dan
pemasaran produk produk olahan di
dan keterampilan tingkat nasional
personal
Pengembangan
Masyarakat yang masyarakat
memiliki kualitas sebagai agen
SDM Pariwisata perubahan dalam
berstandar pemanfaatan
nasional sungai yang
memperhatikan
Masyarakat kelestarian
memiliki
lingkungan
kemampuan
pemasaran
pariwisata dan
produk olahan
berkualitas di
tingkat nasional
dalam Pengembangan
mengembangkan produk ekonomi
pariwisata dan lokal berstandar
produk olahan internasional
berkualitas
kualitas SDM
pariwisata yang
berstandar
internasional
(menguasai bahasa
dan wawasan
internasional)
Berdasarkan gambaran umum sistem infrastruktur yang didapatkan baik melalui survey lapangan
yang dilakukan maupun dokumen-dokumen yang terkait penyediaan infrastruktur dan analisis yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan infrastruktur di Kabupaten kuantan singingi
masih belum mencukupi kebutuhan penduduk yang ada di wilayah tersebut, mulai dari infrastruktur
dasar, sistem transportasi dan infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi wilayah. Selain dari jumlah
infrastruktur yang belum mencukupi, permasalahan lainnya yaitu sebaran infrastruktur yang tidak
merata antar kecamatan dan kondisi infrastruktur yang kurang baik. Dengan demikian, untuk
meningkatkan ketersediaan infrastruktur di Kabupaten kuantan singingi , maka perlu adanya
pengembangan pada tiap-tiap infrastruktur yang ada terutama infrastruktur dasar yang wajib
disediakan pada tiap kecamatan. Arahan pengembangan infrastruktur akan difokuskan pada
pemenuhan kebutuhan infrastruktur berdasarkan jumlah penduduk yang harus dilayani. Arah
pengembangan infrastruktur yaitu sebagai berikut.
Sarana dan
prasarana Pengembangan
pendidikan dasar kualitas dan
dengan kualitas jangkauan
yang baik dan pelayanan
merata infratsruktur
Sarana dan
prasarana yang
mampu
mendukung
kegiatan
pariwisata
Infrastruktur yang
memadai dalam
mendukung
pendistribusian
produk ke pasar
Nasional (jalan,
terminal dan
pelabuhan
Pengembangan
Sarana prasarana
air limbah dan
persampahan yang
ramah lingkungan
yang berkelanjutan
Arahan kelembagaan Kabupaten kuantan singingi akan difokuskan kepada pembentukan dan
penguatan kelembagaan yang mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan penguatan sistem
investasi. Arahan pengembangan kelembagaan juga akan diperkuat dalam pengelolaan lomba pacu
jalur yang dalam konsep yang telah ditentukan merupakan kutub pertumbuhan. Pada saat ini telah
terdapat beberapa lembaga baik pendukung ekonomi secara keseluruhan misalnya pertaian,
perkebunan dan perikanan maupun lembaga yang bergerak dalam penjagaan budaya pacu jalur
namun permasalahannyaadalah kinerja kelembagaan yang belum optimal dalam mendukung
kegiatan ekonomi. Dengan demikian, dalam aspek kelembagaan utamanya akan diarahkan kepada
penguatan dan pembentukan kelembagaan.
mampu menjaga
kelestarian
kawasan lindung
dan konservasi
Kelembagaan Peningkatan
mempromosikan sinergitas antar
dan memasarkan lembaga dalam
Obyek dan Daya menjamin
Tarik Wisata masyarakat lokal
Kondisi Saat Ini Tahap Kondisi Target Arahan Pengembangan
Peningkatan
kerjasama antara
pemerintah
dengan
pemerintah
Kabupaten/Kota
lainnya dalam
mengembangkan
jangkauan pasar
khususnya pasar
internasional
Optimalisasi peran
lembaga dalam
menjaga
kelestarian
lingkungan.
Untuk mewujudkan pengembangan wilayah Kabupaten kuantan singingi melalui pendekatan konsep
kutub pertumbuhan (growth pole) dan pengembangan endogen (endogenous development)
diperlukan suatu pendekatan yang strategis untuk mencapai tujuan dan sasaran. Hal ini tertuang
dalam strategi yang akan dibahas dalam bagian ini. Perumusan strategi diawali dengan menentukan
Grand Strategy atau strategi utama pengembangan wilayah. Selanjutnya baru dirumuskan strategi
sesuai dengan aspek pengembangan wilayah yang meliputi aspek fisik dan lingkungan, sumber daya
manusia dan sosial, sarana dan prasarana wilayah serta kelembagaan dan pembiayaan.
Grand Strategy pengembangan wilayah Kabupaten kuantan singingi disusun sesuai skenario
pengembangan wilayah yang dimulai dari reinforcement atau penguatan yang dilakukan pada tahap
awal (tahun 2017-2021), beranjak ke development atau pengembangan yang dilakukan pada tahap
kedua (tahun 2021-2026) kemudian menuju integration atau pemaduan ditahap ketiga (tahun 2027-
2031) hingga pada tahap keempat yaitu expansion atau perluasan (tahun 2032-2036). Secara rinci
masing-masing Grand Strategy dalam perwujudan pengembangan wilayah Kabupaten kuantan
singingi akan diuraikan sebagai berikut :
Pada tahap ini yaitu pengembangan, strategi pengembangan wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat
difokuskan pada dua hal, yang pertama adalah pengembalian fungsi Danau Maninjau sebagai
kawasan wisata andalan baik lingkup Kabupaten Agam dan Sumatera Barat maupun Nasional. Jika
menengok kebelakang, Danau Maninjau merupakan objek wisata unggulan Kabupaten Agam dengan
keindahan danau dan alam sekitarnya yang indah. Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi
masyarakat di Danau Maninjau maupun sekitarnya menyebabkan kualitas lingkungan menurun dan
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir berdampak pada sektor pariwisata di Danau Maninjau. Setelah
sebelumnya ditetapkan strategi penciptaan kegiatan ekonomi alternatif bagi masyarakat untuk
mengurangi beban pencemaran Danau Maninjau, kemudian diperkuat dengan instrumen kebijakan
Perda No. 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau, dalam kurun waktu 10
tahun kedepan, diharapkan Danau Maninjau kembali pulih dan menjadi objek wisata andalan
regional dan nasional.
Fokus yang kedua adalah mengembangkan inovasi dan pemasaran hasil produk unggulan Kabupaten
Agam Bagian Barat dan meningkatkan daya saing wilayah. Strategi ini terkait dengan pengembangan
ekonomi masyarakat lokal disetiap kecamatan. Setiap kecamatan mempunyai karakteristik fisik,
penduduk, dan sumber daya yang berbeda-beda. Hal ini membuat potensi masing-masing
kecamatan akan menjadi berbeda dalam kegiatan ekonomi di Kabupaten Agam Bagian Barat.
Kecamatan Tanjung Mutiara memiliki pinang dan perikanan tangkap, Kecamatan Lubuk Basung
memiliki komoditi unggulan kelapa, jagung dan pinang, Kecatamatan Ampek Nagari memiliki jagung
dan kelapa, Kecamatan Palembayan memiliki kakao, sapi dan kerbau dan perikanan budidaya,
Kecamatan Palupuh memiliki kopi, sapi dan kerbau, kecamatan Matur memiliki tebu dan kacang
tanah, Kecamatan Tanjung Raya memiliki padi dan perikanan budidaya dan Kecamatan Malalak
memiliki kayu manis dan sapi.
Penguatan kualitas produk lokal yang dilakukan di tahap pertama akan dilanjutkan dengan
pengembangan inovasi dan pemasaran hasil produksi dari masing-masing sentra produksi.
Pengembangan inovasi komoditi unggulan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang
berupaya memberikan nilai tambah (added value). Pengembangan inovasi juga menekankan pada
interaksi masyarakat sebagai pelaku utama, kelembagaan, jaringan, dan proses produktif yang
mempengaruhi arah perngembangan komoditi. Pengembangan inovasi dan pemasaran hasil
produksi akan memberikan pengaruh pada keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah
Kabupaten Agam Bagian Barat dan diharapkan akan meningkatkan daya saing dalam menghadapi
regionlisasi dan globalisasi .
Pada tahap ini yaitu integrasi, strategi pengembangan wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat
difokuskan pada pemaduan dua konsep yang mendasari pengembangan wilayah Kabupaten Agam
Bagian Barat, yaitu kegiatan pariwisata dengan kegiatan ekonomi lokal masyarakat di setiap sentra
produksi. Setiap kecamatan yang dikembangkan sebagai sentra produksi akan menghasilkan produk
sesuai dengan potensi lokal masing-masing. Hasil produk dari setiap kecamatan (padi, buah-buahan,
daging sapi, ayam, susu, bumbu dapur, dan lain-lain) dapat disuplai untuk kebutuhan hotel, restoran
dan toko oleh-oleh. Hasil kerajinan masyarakat lokal berupa tenun atau cinderamata juga dapat
dipasarkan untuk kebutuhan kegiatan pariwisata baik disetiap kecamatan maupun di kutub
pertumbuhan di Kawasan Danau Maninjau.
Pada tahap ini yaitu perluasan/ekspansi, strategi pengembangan wilayah Kabupaten Agam Bagian
Barat difokuskan pada pengembangan jejaring pasar serta meningkatkan fungsi Danau Maninjau
sebagai destinasi wisata internasional. Membangun jejaring pasar bertujuan untuk melebarkan
jangkauan pemasaran hasil komoditi uggulan Kabupaten Agam Bagian Barat, tidak hanya dalam
lingkup lokal Kabupaten Agam ataupun regional (provinsi dan pulau), tetapi juga dalam lingkup
nasional dan internasional. Saat ini komoditi unggulan yang sudah memiliki prestasi ekspor adalah
kayu manis yang dipasarkan ke eropa selain tentunya di pasar lokal. Dalam rentang waktu 20 tahun
kedepan, produk-produk unggulan yang dihasikan dari masing-masing sentra produksi di Kabupaten
Agam Bagian Barat diharapkan akan mampu bersaing secara nasional dan global. Hal ini perlu
dikuatkan dengan perluasan jaringan pasar. Dalam pengembangan jejaring pasar ini masyarakat
didorong untuk memasarkan produknya secara bersama-sama yang diorganisir oleh suatu unit usaha
Gapoktan/Kelompok Usaha Bersama (KUB)/asosiasi petani/koperasi tani/kelembagaan ekonomi
petani lainnya. KUB/ kelembagaan usaha petani lainnya ini akan mengorganisir para anggota
jejaringnya baik dalam bidang pemasaran hasil usahanya dan penyediaan sarana prasarana maupun
pembinaan budidaya ternak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) terhadap pasokan
yang harus ditaati serta penyediaan permodalan untuk pengembangan usaha kelompok/
kelembagaan usahanya.
Gapoktan/Kelembagaan ekonomi petani ini menjalin jaringan usaha/kemitraan usaha dengan para
mitra usaha yang bergerak dalam usaha pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pariwisata
dalam bentuk kerjasama bidang pemasaran. Organisasi petani (Gapoktan/kelembagaan ekonomi
petani) secara langsung melakukan kerjasama usaha/kemitraan dengan para eksportir/industri
pengolahan hasil ternak dan dengan pasar ternak/pasar lelang dalam pemasaran produk pertanian.
Sehingga mata rantai pemasaran dapat diperpendek dan harga dapat ditetapkan sesuai dengan
harga ternak dari kesepakatan harga dari organisasi petani.
Disamping itu, pada tahap ini juga diharapkan Danau Maninjau sudah memiliki identitas sebagai
destinasi wisata internasional dengan mengandalkan danau, alam serta budaya masyarakat yang
kuat. Meningkatnya peran Danau Maninjau sebagai daya tarik wisata internasional akan
memberikan dampak positif tidak hanya bagi perekonomian masyarakat lokal di Kabupaten Agam
Bagian Barat tetapi juga pemasukan devisa bagi Kabupaten Agam dan nasional.
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Grand Strategy Pengembangan Wilayah
Kabupaten Agam Bagian Barat
Merujuk pada Grand Strategy yang dijelaskan diatas, perlu dirumuskan pula strategi pengembangan
fisik dan lingkungan. Strategi ini merupakan pendekatan strategis yang dibutuhkan untuk menuju
arah pengembangan fisik dan lingkungan sebagaimana yang dijelaskan pada sub bab 4.2 laporan ini.
Secara umum, strategi pengembangan fisik dan lingkungan dalam setiap tahap pengembangan,
dituangkan dalam Grand Strategy sebagaimana gambar berikut.
Gambar Error! No text of specified style in document..2 Grand Strategy Pengembangan Fisik dan
Lingkungan
Sesuai dengan skenario, pengembangan fisik dan lingkungan pada tahap Reinforcement atau pada
tahap pertama akan difokuskan pada pemulihan ekosistem Sungai kuantan. Dalam upaya pemulihan
tersebut, dari sisi fisik dan lingkungan akan didekati melalui penguatan kearifan lokal dalam
mengurangi kerusakan lingkungan dan mendorong pengelolaan sumber daya alam yang sesuai daya
dukung lingkungan hidup. Hal ini dilakukan mengingat sebetulnya saat ini di Sungai kuantan telah
berkembang berbagai kearifan lokal baik dalam mengelola penangkapan ikan di sungai maupun yang
terkait penjagaan dan pemeliharaan penggunaan lahan sekitar sungai untuk menjaga kelestarian dan
mencegaah terjadinya longsor di sekitar Sungai..
Pada tahap kedua Development, pengembangan fisik dan lingkungan secara umum diarahkan untuk
pengembangan kegiatan ekonomi lokal yang terpadu dengan pengelolaan lingkungan hidup. Sesuai
dengan arahan tersebut, maka strategi yang diupayakan adalah mengembangkan kawasan budidaya
terpadu dan pengolahan produk dengan konsep zero waste untuk perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup. Termasuk dalam strategi ini adalah pencegahan pemanfaatan lahan pada daerah
yang mudah mengalami kerusakan jika terjadi bencana.
Pada tahap ketiga yakni integration, pengembangan ekonomi lokal dan pariwisata dengan pusat
Sungai kuantan sudah terintegrasi dan saling menguatkan satu sama lain. Sentra sentra produksi
lokal di masing masing kecamatan akan semakin berkembang seiring dengan efek penjalaran dan
penggandaan dari kegiatan pariwisata. Peningkatan skala ekonomi dari kegiatan ekonomi lokal ini
akan berimplikasi pada peningkatan pemanfaatan sumber daya alam. Jika tidak diiringi dengan
mekanisme pengendalian yang tepat, dikhawatirkan akan membahayakan keberlanjutan kehidupan
sosial dan ekonomi masyarakat kuansing. Sehingga pada tahap ini, strategi yang diupayakan adalah
mengembangkan mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dengan memanfaatkan
kearifan lokal dan kemitraan dengan lembaga penelitian agar pemanfaatan sumber daya alam dan
kegiatan wisata tetap berkembang pada wilayah yang aman, sesuai dengan daya dukung lingkungan
dan tidak mengancam kelestarian lingkungan hidup.
Pada tahap keempat, yakni tahap Expansion, seiring dengan kegiatan ekonomi wilayah yang sudah
berkembang pada skala global, maka mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan
pengembangan wisata yang sudah dikembangkan dan diterapkan pada tahap ketiga perlu
dimantapkan. Strategi pemantapan dalam hal ini termasuk mengembangkan skema skema
pembayaran jasa lingkungan atas kegiatan wisata maupun kegiatan lainnya yang memanfaatkan
alam kuansing maupun sungainya .
Perumusan strategi sesuai dengan tahap dan arahan pengembangannya, secara rinci dijelaskan
dalam tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..3 Strategi Pengembangan Fisik dan Lingkungan
berdasarkan Tahap Pengembangannya
Berdasar Grand Strategi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perlu disusun suatu strategi
pengembangan Sumber Daya Manusia. Strategi ini merupakan pendekatan strategis yang
dibutuhkan untuk menuju arah pengembangan sumber daya manusia sebagaimana yang dijelaskan
pada sub bab 4.2 laporan ini. Secara umum, strategi pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
setiap tahap pengembangan,
Pengembangan Sumber Daya Manusia pada tahap pertama yaitu Reinforcement atau Penguatan
Kembali difokuskan pada penguatan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal serta mengoptimalkan dan
mengembangkan sistem pendidikan dalam rangka menciptakan SDM yang mampu mendukung
perekonomian berkelanjutan. Tahapan ini merupakan tahapan terpenting dalam strategi
pengembangan sumber daya manusia, karena menjadi dasar pondasi bagi pengembangan sumber
daya manusia yang mampu mengembangkan Sungai kuantan sebagai pusat pertumbuhan dan
sumber daya manusia yang mampu mengembangkan pengembangan endogen melalui
pengembangan kewirausahaan lokal. Apabila pada tahapan ini berhasil diwuujudkan dengan baik
maka dapat memuluskan tahapan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia selanjutnya.
Pada tahap kedua yaitu Development atau Pengembangan, yaitu pengembangan kemampuan
Sumber Daya Manusia agar dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
meningkatkan inovasi yang diterapkan dalam berbagai bidang seperti kemampuan kewirausahaan
industri kecil dan menengah yang remah lingkungan, pertanian yang ramah lingkungan, dsb. Hal ini
melalui pengembangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai think tank dan
Research and Development (RnD) seperti perguruan tinggi dan LIPI. Selain itu dikembangkan
kerjasama untuk meningkatkanprofesionalisme ketenagakerjaan khususnya bidang kepariwisataan,
antara lain dengan pihak swasta, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) serta asosiasi profesi.
Tahap ketiga adalah Integration atau Penggabungan, yaitu pada tahap ini merupakan integrasi dari
tahap satu dan tahap dua, ketika pariwisata sudah bangkit dan bersinergi dengan kewirausahaan
lokal yang sudah berkembang, maka kemampuan pemasaran pariwisata dan produk ekonomi lokal
melalui jejaring sosial yang ada harus terus dikembangkan melalui pemanfaatan teknologi informasi
untuk mendukung kemampuan pemasaran di tingkat nasional.
Tahap keempat adalah Expansion atau Perluasan, yaitu setelah Sumber Daya Manusia sudah mampu
mengembangkan jejaring di tingkat internasional, sehingga perlu dikembangkan suatu sistem
pendidikan yang mampu menciptakan SDM yang memiliki daya saing di tingkat nasional
mengembangan sistem pendidikan bertaraf internasional dan kerjasama untuk mengembangkan
SDM berdaya saing global, sehingga Sumber Daya Manusia yang ada secara mandiri
mengembangkan jaringan baik people to people atau community to community dalam pergaulan di
dunia internasional.
Arah pengembangan aspek sumber daya manusia merupakan arahan pengembangan yang disusun
setelah membandingkan kondisi antara implikasi dari skenario pengembangan Sumber Daya
Manusia yang telah ditetetapkan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Kemudian dikembangan arah
pengembangan untuk menjembataninya dan suatu pendekatan strategis untuk mencapai arahan
pengembangan tersebut.. Perumusan strategi sesuai dengan tahap dan arahan pengembangannya,
secara rinci dijelaskan dalam tabel berikut.
Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya berdasarkan Tahap
Pengembangannya
Meningkatkan kemampuan
wirausahawan dalam mengakses dan
memanfaatkan teknologi informasi.
Pengembangan kemampuan
pemasaran pariwisata dan produk
olahan di tingkat nasional
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, infrastruktur yang terdapat di Kabupaten singingi pada
saat ini belum cukup terpenuhi dalam menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Dengan
demikian, diperlukan pembangunan infrastruktur yang memadai dan dapat melayani seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten singingi, baik sebagai pendukung kegiatan sosial masyarakat
maupun kegiatan ekonomi. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk mencapai
infrastruktur yang memadai tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap 1, Reinforcement (Tahun 2016-2020). Tahap ini adalah tahap penguatan infrastruktur
dengan strategi pengembangan yaitu rehabilitasi dan pengembangan infrastruktur dasar
penunjang kegiatan sosial masyarakat. Pada tahapan ini, kegiatan yang akan dilakukan
berupa perbaikan infrastruktur yang saat ini dalam kondisi kurang baik dan penambahan
jumlah dan sebaran infrastruktur sesuai dengan kekurangan tiap kecamatan berdasarkan
hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Tahap 2, Development (Tahun 2021-2025). Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah
pembangunan yang merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Pada tahap ini,
pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada pengambangan infrastruktur penunjang
kegiatan ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi ekonomi Kabupaten Agam Bagian
Barat yaitu pariwisata, pertanian, perkebunanan, peternakan dan perikanan.
Tahap 4, Expansion (Tahun 2030-2035). Tahap ini merupakan tahapan akhir dalam
pembanguan infrastruktur. Tahapan ini merujuk pada optimalisasi pelayanan infrastruktur
dengan kegiatan yang dilakukan yaitu monitoring infrastruktur yang telah dikembangkan
secara berkala dan pembangunan infrastrktur dengan penggunaan teknologi yang lebih baik
untuk mempermudah kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Selain strategi berdasarkan tahapan yang akan dilakukan pada tiap fase, disusun pula strategi yang
dapat dikembangkan berdasarkan arahan pengembangan pada tiap sarana prasarana yang ada.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Merujuk pada Grand Strategy yang dijelaskan diatas, perlu dirumuskan pula strategi pengembangan
kelembagaan dan pembiayaan ini, yang merupakan pendekatan strategis yang dibutuhkan untuk
menuju arah pengembangan kelembagaan dan pembiayaan sebagaimana yang dijelaskan pada sub
bab 4.2 laporan ini. Secara umum, strategi pengembangan kelembagaan dan pembiayaan dalam
setiap tahap pengembangan, dituangkan dalam Grand Strategy sebagaimana dijelaskan dalam
gambar berikut.
Sesuai dengan skenario, pengembangan kelembagaan dan pembiayaan pada tahap Reinforcement
atau pada tahap pertama akan difokuskan pada penguatan kelembagaan melalui pemberdayaan
(empowerment). Dalam upaya penguatan tersebut, penguatan kembali kelembagaan dilakukan
dalam upaya menyediakan informasi yang melatarbelakangi kebutuhan akan lahan. Hal ini dilakukan
mengingat sebetulnya saat ini di Kabupaten Agam telah memiliki struktur kelembagaan yang
lengkap, sehingga langkah yang dianggap tepat dilakukan dalam tahap awal ini adalah
pemberdayaan disertai dengan penguatan peran kelembagaan pemerintahan dalam sektor
pertambangan dan peningkatan fungsi pengawasan dan pengendalian khususnya dalam
mengembalikan peran lingkungan Danau Maninjau. Pembentukan Lembaga Pengelola Danau
Maninjau (LPDM) menjadi kebutuhan mendesak, dan perlu segera direalisasikan. Selain itu, guna
mendukung peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan kembali peran kelompok pelaku usaha serta
koperasi dianggap menjadi langkah yang tidak kalah penting yang harus dilakukan.
Pada tahap kedua Development, pengembangan kelembagaan dan pembiayaan secara umum
diarahkan untuk pengembangan jejaring informasi kelembagaan. Sesuai dengan arahan tersebut,
penyediaan informasi ditujukan untuk mengetahui seberapa besar target aktivitas yang perlu
disediakan dan seberapa besar potensi pemasaran serta potensi alternatif pendapatan. Langkah
tersebut diperkuat melalui optimalisasi peran lembaga teknis dalam kemudahan menyediakan
informasi yang didukung melalui teknologi informasi. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal guna
mengantisipasi rencana pelaksanaan strategi diversifikasi kegiatan ekonomi di tahap ketiga,
diharapkan dengan informasi yang akurat mengenai data dan informasi mampu mendukung
optimalisasi kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten Agam secara keseluruhan.
Pada tahap ketiga yakni integration, pengembangan ekonomi lokal dan pariwisata dengan pusat
Danau Maninjau sudah terintegrasi dan saling menguatkan satu sama lain, merupakan isu utama
dalam tahap ini. Sehingga diperlukan peran kelembagaan dalam mengembangkan jaringan informasi
dan teknologi sebagai upaya untuk mendukung kebijakan optimalisasi jangkauan pemasaran melalui
penyusunan strategi pemasaran yang tepat. Upaya-upaya seperti pelatihan, penelitian (research and
development), pemberian modal dan pengembangan teknologi inovasi perlu dilakukan guna
mendukung terciptanya proses transformasi kegiatan ekonomi lokal melalui skema diversifikasi yang
berazaskan keberlanjutan.
Pada tahap keempat, yakni tahap Expansion, seiring dengan kegiatan ekonomi wilayah yang sudah
berkembang pada skala global, maka mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan
pengembangan wisata yang sudah dikembangkan dan diterapkan pada tahap ketiga perlu
dimantapkan. Strategi pemantapan dalam hal ini melalui upaya koordinasi diantara suatu kegiatan
yang berlangsung dengan kelompok kegiatan lain melalui integrasi jaringan lintas komoditas. Peran
lembaga seperti asosiasi akan muncul, seiring munculnya kebutuhan pasar mengenai standarisasi
mutu produk dan tenaga kerja. Standarisasi yang tidak hanya untuk tingkat lokal hingga nasional,
melainkan hingga tingkat global. Terdapat tuntutan bagi para pelaku usaha dan kelompoknya, skema
usaha yang semula koperasi, pada tahap akhir ini diharapkan mampu ditingkatkan menjadi Badan
Usaha Milik Daerah / Nagari (BUMD/Nag).
Arah pengembangan aspek kelembagaan membandingkan kondisi kelembagaan saat ini dengan
kondisi yang diharapkan dalam setiap fase. Pada dasarnya, pengembangan kelembagaan ini
mengarah pada peningkatan kapasitas kelembagaan untuk dapat mewujudkan Kabupaten Agam
yang sejahtera dan berdaya saing tinggi dengan berbasis pengembangan ekonomi lokal dan
pariwisata yang berkelanjutan. Perumusan strategi sesuai dengan tahap dan arahan
pengembangannya, secara rinci dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..5 Strategi Pengembangan Kelembagaan dan
Pembiayaan berdasarkan Tahap Pengembangannya
Rencana pengembangan pariwisata baik di Kawasan Danau Maninjau sebagai kutub pertumbuhan
wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat maupun disetiap kecamatan disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing kecamatan. Pengembangan pariwisata akan dikombinasikan dengan kegiatan
masyarakat lokal baik pertanian, peternakan, perkebunan, maupun perikanan. Untuk lebih jelasnya
rencana pengembangan pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut ini.
3. Pemantapan penyediaan
fasilitas penunjang seperti bank,
money changer, masjid,
mushola, penginapan, rental
kendaraan, puskesmas, rumah
sakit
Rencana pengembagan ekonomi endogen di Kabupaten Agam Bagian Barat fokus pada dua hal
utama, yaitu pengembangan komoditas di setiap sentra produksi dan peningkatan inovasi komoditas
unggulan melalui diversifikasi. Rencana pengembangan komoditas dilakukan dengan melihat kinerja
dari masing-masing komoditas yang ada. Berdasarkan tahapannya, pengembangan komoditas dibagi
menjadi tiga bagian yaitu tahap pertumbuhan, tahap pengembangan dan tahap pemantapan. Tahap
pertumbuhan merupakan tahap dimana produktivitas komoditas masih sangat rendah dan
cenderung subsisten. Tahap pengembangan dimana komoditas memiliki produktivitas rata-rata dan
mutu hasil belum optimal, sedangkan tahap pemantapan dimana komoditas memiliki produktivitas
tinggi dan mutu hasil belum optimal. Secara jelas rencana pengembangan komoditas berdasarkan
kinerjanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tahapan
No Komoditas Rencana Pengembangan
Pengembangan
4. Bawang Merah
5. Tebu
6. Cengkeh
4. Pinang
5. Pala
6. Kopi
6. Kakao
Fokus yang kedua dalam pengembangan ekonomi di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah
diversifikasi komoditas unggulan. Tahapan analisis menghasilkan beberapa komoditas yang menjadi
unggulan di Kabupaten Agam Bagian Barat. Penentuan komoditas unggulan didasarkan pada
kapasitas produksi, potensi ketersediaan lahan, ketersediaan sumber daya manusia (petani) serta
peluang pengembangan kedepannya. Komoditas-komoditas ini diharapkan akan terus berkembang
dan terjadi diversifikasi, sehingga hasil budidaya pertanian akan berubah menjadi produk olahan
setengah jadi maupun produk olahan jadi. Saat ini sebagina besar komoditi dijual dalam bentuk
bahan mentah sehingga nilai tambahnya masih rendah. Diversifikasi ini diharapkan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal dan mampu memperluas jangkauan
pemasaran karena produk tersebut memiliki nilai tambah yang semakin meningkat. Pada tahap
terakhir jangkauan pemasaran mampu mencapai pasar Nasional, menguasai pasar ASEAN dan
menguasai pasar Asia dan Internasional.
Pada tahap awal perencanaan terdapat 22 produk hasil diversifikasi baik produk jadi maupun produk
setengah jadi dari seleruh komoditas unggulan yang ada. Pada tahap kedua diharapkan akan
menghasilkan 10 produk jadi dan setengah dari proses diversifikasi. Pada tahap ketiga diharpakan
akan menghasilkan 22 produk jadi dan stengah jadi dari komoditas unggulan sehingga total produk
olahan dari proses diversifikasi akan berjumlah 54 produk jadi dan setengah jadi. Keragaman produk
ini akan mendorong ekonomi masyarakat lokal dan akan meningkatkan nilai tambah (value added)
dari komoditas unggulan di Kabupaten Agam Bagian Barat.
Tabel Error! No text of specified style in document..8 Rencana Diversifikasi Komoditas Unggulan
1 Padi
Sawah Nasional Jerami Kompos Regional
Kertas Regional
Arang Lokal
Pangan
Dedak Regional Serat Regional
Ringan
2 Obat/Jam
Jagung Nasional Daun u Regional
Pakan
Kulit Buah ternak Regional
Kompos Regional
Jagung
Pipilan Tepung Regional Roti Regional
3 Kacang
Hijau Regional Biji Panganan Regional
Daun dan
batang Pupuk Regional
Pakan
ternak Lokal
4 Tandan dan
Pisang Regional buah Pupuk Regional
Kripik Nasional
Tepung Nasional
Sirup Nasional
Pakan
Batang Tepung Nasional Ternak Regional
Pupuk
Kertas Regional Organik Regional
Handicraft Regional
Pakan
Ternak Lokal
Pakan
Ampas Ternak Lokal
Minyak
Kulit Buah Lemon Regional
Segmen
tanpa biji Sari buah Regional
Jelly Regional
6 Internasi Internasion
Kakao onal Biji Lemak Coklat al
Internasion
Bubuk Coklat al
Internasion
Pasta Coklat al
Internasion
Pod al
Bunga
Minyak
8 Internasi Bungkus
Pinang onal Daun Makanan Lokal
Buah
Bahan Internasi
N Komodit Target Target Target
Komponen Setengah Jadi Jadi
o as Pasar Pasar Pasar
Makanan onal
Bahan Internasi
Kosmetik onal
9 Perikana Ikan
n Regional Daging Kaleng Regional
Tepung
Ikan Regional
Minyak
Hati Minyak Ikan Regional Goreng Regional
Obat-
obatan Lokal
Makanan dari
Sirip Sirip Regional
Tepung
Kepala Pakan Ternak Lokal Ikan Regional
Obat-
Kulit obatan Lokal
Kerajinan dari
Tulang Tulang Regional
Keterangan :
Untuk mendukung rencana pengurangan jumlah KJA di Danau Maninjau sesuai dengan daya
tampung dan daya dukung lingkungan, diperlukan rencana peralihan mata pencaharian sebagian
masyarakat yang terkena dampak sebagai salah satu respon dalam mengantisipasi instabilitas
pendapatan masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ekonomi rumahtangga yang akan beralih
usaha ekonomi dari Danau Maninjau perlu dilakukan diversifikasi pekerjaan, baik vertikal (masih
berkaitan dengan komoditas perikanan) maupun horisontal (tidak berkaitan dengan komoditas
perikanan). Strategi diversifikasi ini merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan
lain selain pekerjaan pokok untuk menambah pendapatan atau menganekaragamkan
pekerjaan/usaha.
Diversifikasi vertikal yaitu peralihan usaha masyarakat ke bidang yang masih berkaitan dengan
komoditas perikanan. Beberapa alternatif kegiatan budidaya ikan yang dapat dilakukan selain di
perairan Danau Maninjau adalah pada kolam air deras dan air tenang yang ada dibeberapa tempat.
Keramba irigasi, sungai, persawahan (minapadi) merupakan beberapa jenis media pembudidayaan
ikan air tawar yang dapat dilakukan masyarakat di sekitar Danau Maninjau. Sedangkan diversifikasi
horisontal adalah peralihan usaha masyarakat diluar kegiatan perikanan, seperti pertanian,
peterakan, perkebunan dan pariwisata. Sektor pertanian, ada peluang pengembangan pertanian
organik serta penerapan contract farming dengan pelaku-pelaku agribisnis. Pada sektor peternakan
peluang yang dapat dilakukan adalah mengusahakan sapi potong, ayam ras dan lainnya serta
melakukan kerjasama dengan pelaku agrisbisnis dalam penyediaan daging. Selain beralih pada
sektor ekonomi diatas, pariwisata juga dapat dijadikan sebagai tumpuan dalam usaha ekonomi
masyarakat lokal. Dengan sumberdaya alam yang indah dan budaya yang kaya, masyakat di sekitar
Danau Maninjau dapat menjadi pelaku utama dalam kegiatan pariwisata. Dengan pengembangan
ekowisata dan desa wisata di Kawasan Danau Maninjau dan sekitarnya, masyarakat selain sebagai
pelaku, juga dapat menjadi objek wisata itu sendiri. Selain dapat berkontribusi sebagai pelaku
melalui penyedia homestay, jasa pemandu, dan lain-lain, masyarakat juga dapat menjadi objek
wisata dengan memberikan pengetahuan dan informasi mengenai budaya dan kearifan lokal
masyarakat Agam dalam berkehidupan.
Sapi Potong
Ayam Ras & Buras maupun
unggas lainnya
PETERNAKAN
Kemitraan dengan sektor swasta
Agroforestry
Produk Olahan Perkebunan
PERKEBUNAN
Rencana pengembangan sumber daya manusia dan sosial budaya di Kabupaten Agam Bagian Barat
diarahkan untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia dalam melakukan diversifikasi
ekonomi, memiliki kemampuan kewirausahaan yang inovatif dalam mengolah komoditi yang
dihasilkan sektor primer di Kabupaten Agam bagian barat sehingga memberikan nilai tambah secara
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Agam Bagian Barat. Kemudian
rencana pengembangan manusia juga diarahkan untuk mengembangkan kemampuan Nelayan KJA di
Danau Maninjau dalam mengembangkan ekonomi alternatif selain KJA, sehubungan dengan
pengurangan jumlah KJA agar sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Dalam mengembangkan
rencana pokok tersebut serta rencana pengembangan manusia lainnya maka dikembangkan
kerjasama dengan beberapa stakeholder yang terkait, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 4.10
berikut.
Jejaring Eksternal
Lembaga Jejaring
Perguruan Asosiasi
LIPI Swasta Sertifikasi Perantau
Tinggi Profesi
Profesi
Pemagangan
Research & Sertifikasi Peningkatan Kerjasama
Think Tank Kerjasama
Development Keahlian Profesionalise Pemasaran
Pemasaran
Pemerintah
Pengembangan Pendidikan Tokoh Masyarakat
dan Pelatihan Penguatan Kearifan
(Pengembangan Kreatifitas Lokal (Kelestarian
dan Inovasi) Lingkungan)
Penguatan Nilai-Nilai Budaya
Gambar Error! No text of specified style in document..7 Rencana Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Agam hingga tahun 2035 dilakukan
dengan:
Pengembangan kurikulum ini diharapkan mampu memperkuat nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
sebagai jati diri masyarakat Kabupaten Agam Bagian Barat dan memanfaatkan nilai-nilai budaya dan
kearifan lokal tersebut dalam mengembangkan SDM yang mampu melaksanakan pengembangan
ekonomi secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial, budaya dan lingkungan.
2) Meningkatkan mutu pendidikan formal (akreditasi dan ISO 9001:2008) di semua jenjang baik
umum, madrasah maupun kejuruan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas calon
angkatan kerja (wirausahawan dan tenaga kerja) yang memiliki daya saing lokal, regional dan
internasional.
Peningkatan mutu pendidikan formal dilakukan secara menyeluruh di semua jenjang pendidikan dan
di prioritaskan di sekolah-sekolah yang mampu mendukung rencana pengembangan ekonomi di
Kabupaten Agam bagian barat, antara lain jurusan yang berhubungan dengan pertanian yang
merupakan sektor utama di Kabupaten Agam terdapat di SMKN 2 Lubuk Basung, antara lain jurusan
Agribisnis Tanaman Pangan yang belum terakreditasi dan Jurusan Holtikultura dan Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian yang memiliki peringkat akreditasi C dan belum memiliki sertifikasi ISO
9001:2008. Sedangkan jurusan yang berhubungan dengan pariwisata yang saat ini sedang
dikembangkan terdapat di SMK Negeri 1 Matur antara lain jurusan Teknik Komputer dan Jaringan,
Usaha Perjalanan Wisata, Akomodasi Perhotelan, Jasa Boga, dan Akuntansi saat ini belum
terakreditasi sertifikasi ISO 9001:2008.
3) Mengoptimalkan peran pendidikan non formal (BLK dan PKBM) dalam mengembangkan
kreatifitas dan inovasi dalam diversifikasi ekonomi, antara lain:
i) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan BLK yang saat ini berada
di tingkat provinsi agar mampu memberikan keterampilan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masyarakat sendiri.
Melakukan kerjasama dengan pihak swasta antara lain pemanfaatan CSR untuk pengembangan
kualitas SDM pengusaha dan calon tenaga kerja melalui kegiatan pelatihan dan pemagangan bagi
calon tenaga kerja. Pihak swasta yang memiliki pengalaman dan terus berinovasi dalam melayani
pasarnya diharapkan mampu membagi pengalamannya kepada calon pengusaha atau tenaga kerja.
Mengembangkan kerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam sertifikasi profesi
pariwisata. Sertifikasi diperlukan agar para pekerja kepariwisataan mampu menghadapi era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai akhir Tahun 2015. Selain itu SDM pariwisata
mampu mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Agam Bagian Barat di tingkat
Internasional.
Rencana pengembangan struktur ruang Kabupaten Agam bagian barat terdiri dari rencana
penetapan pusat pusat kegiatan dan rencana sarana dan prasarana pengembangan wilayah.
Rencana pusat pusat kegiatan ini dikembangkan mengacu pada konsep pengembangan struktur
ruang yang dibahas pada bab 2. Penetapan pusat kegiatan ini juga mempertimbangkan skenario,
strategi dan arah pengembangan wilayah Agam bagian barat. Rencana pengembangan pusat pusat
kegiatan di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah sebagai berikut:
Pada tahun 2035, Kecamatan Lubuk Basung direncanakan sudah menjadi Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) atau meningkat dibandingkan statusnya saat ini sebagai pusat kegiatan lokal (PKL). Sebagai
PKW, tentu Kecamatan Lubuk Basung mempunyai peran dan fungsi yang berbeda, yakni sebagai
berikut:
- Pusat kegiatan yang berfungsi melayani kegiatan skala wilayah atau kabupaten.
- Pusat pelayanan jasa dan perdagangan (koleksi dan distribusi dari wilayah
disekitarnya)
2. Pengembangan Kecamatan Tanjung Raya dan Tanjung Mutiara sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) dengan fungsi utama sebagai pusat pengembangan kegiatan pariwisata
Pusat kegiatan lokal merupakan pusat kegiatan yang melayani beberapa kecamatan dan kawasan
hinterlandnya. Kedua kecamatan ini ditingkatkan statusnya menjadi PKL pada tahun 2035 untuk
mendukung kegiatan wisata yang merupakan kutub pertumbuhan wilayah Agam bagian barat. Peran
dan fungsi lainnya dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ini adalah sebagai berikut:
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan yang berfungsi melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa nagari, dalam hal ini yang merupakan Pusat Pelayanan Kawasan adalah
Kecamatan Ampek Nagari, Palembayan, Palupuh, Matur dan Malalak. Selain dari kecamatan Ampek
Nagari, kecamatan lainnya saat ini berstatus sebagai pusat pelayanan lingkungan. Peningkatan status
pusat kegiatan pada tahun 2035 ini dimaksudkan untuk mendukung peran dan fungsi sebagai
berikut:
- Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa dari wilayah hinterlandnya;
1. Jaringan Jalan
Rencana jaringan jalan di Kabupaten Agam Bagian Barat meliputi rencana peningkatan dan
pembangunan jaringan jalan yaitu:
- Peningkatan jaringan jalan menjadi kolektor primer pada tiap jalan yang menghubungkan
antar pusat kegiatan pada masing-masing kecamatan.
- Peningkatan status jalan lintas barat sumatera menjadi jalan arteri primer.
- Pembangunan jaringan jalan arteri primer di pesisir pantai Kabupaten Agam Bagian Barat.
Pengembangan dan pembangunan jalan tersebut, merupakan bagian dari upaya peningkatan
konektivitas baik antar pusat pelayanan maupun konektivitas dengan wilayah eksternal Kabupaten
Agam Bagian Barat. Selain itu juga, pengambangan dan pembangunan jalan diharapkan dapat
mendukung kegiatan pariwisata yang akan dikembangkan menjadi penggerak ekonomi utama dan
juga potensi ekonomi lainnya yang akan dikembangkan.
2. Terminal
Pengembangan terminal yang akan dilakukan di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah peningkatan
status terminal Antokan yang saat ini merupakan terminal tipe C yang berfungsi melayani kendaraan
umum kelas kecil seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan menjadi terminal tipe B yang
berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan
angkutan pedesaan. Rehabilitasi dan peningkatan fungsi terminal di Kabupaten Agam Bagian Barat
tersebut, direncanakan untuk dapat mendukung peran dan fungsi Kecamatan Lubuk Basung sebagai
PKW dan mendukung keterhubungan wilayah internal Kabupaten Agam Bagian Barat maupun
dengan wilayah eksternalnya.
Rencana Pengembangan jaringan jalur kereta api berikut prasarananya mengacu kepada RTRWN dan
RTRWP Sumatera Barat yaitu pengembangan jaringan pada lintas Barat Sumatera di Provinsi
Sumatera Barat yang merupakan bagian dari rencana peningkatan dan pembangunan jaringan
kereta api Trans Sumatera (Connecting Trans Sumatera Railway). Untuk pengembangan jaringan
kereta api yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat berupa peningkatan dan
pembangunan baru jaringan jalan kereta api dari Naras Sungai Limau Simpang Empat Pasaman.
Pembangunan jaringan kereta api di Kabupaten Agam Bagian Barat, selain diarahkan sebagai sarana
transportasi umum juga akan diarahkan sebagai pendukung kegiatan wisata.
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang tertuang dalam Peta Sarana
Transportasi Provinsi Sumatera Barat, di Kabupaten Agam akan dikembangkan pelabuhan Tiku.
Sesuai dengan potensi yang ada Kabupaten Agam, pengembangan pelabuhan Tiku diarahkan sebagai
pelabuhan perikanan serta pelabuhan barang dan jasa terutama sebagai pelabuhan
pengumpan.Pengembangan pelabuhan Tiku ini direncanakan sebagai salah satu simpul moda
transportasi laut dipesisir Sumatera Barat.
Sarana prasarana dasar yang dimaksud dalam sub bab ini merupakan sarana prasarana utama yang
mendukung kegiatan masyarakat yang terbagi atas sarana prasarana sosial, sarana prasarana
pengelolaan lingkungan, sarana prasarana energi dan sarana prasarana telekomunikasi.
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di Agam bagian barat selain dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan juga diarahkan untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan
dan penguatan ekonomi khas lokal. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan pendidikan hingga tahun
2035, maka sekolah menengah setingkat SLTP dan SMU di Kabupaten Agam bagian barat masih
mengalami kekurangan (defisit). Hasil proyeksi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document..10 Proyeksi Kebutuhan Sarana Prasarana
Pendidikan Tahun 2035
Tanjung 32 22 10 3 7 -4 2 7 -5
Mutiara
Ampek Nagari 22 18 4 8 6 2 1 6 -5
Tanjung Raya 41 25 16 5 8 -3 2 8 -6
Matur 23 13 10 3 4 -1 1 4 -3
Malalak 12 7 5 3 2 1 0 2 -2
Palembayan 41 22 19 6 7 -1 2 3 -1
Palupuh 19 10 9 5 3 2 1 3 -2
Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai, dimana
sarana pendidikan dan pembelajaran ini harus memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara optimal. Sejalan dengan rencana pengembangan
SDM dan sosial budaya, pengembangan pendidikan di Kabupatan Agam bagian barat diarahkan pada
peningkatan kualitas pada sekolah- sekolah kejuruan yang terkait dengan pertanian, peternakan,
perikanan, ekonomi dan manajemen serta pariwisata. Sehingga pada akhir tahun 2035,
pengembangan sarana dan prasarana pendidikan SMU dan sederajat direncanakan untuk
Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan sarana
kesehatan di Kabupaten Agam bagian barat, hingga tahun 2035 secara jumlah masih mencukupi dan
tersebar di setiap kecamatan, minimal setingkat puskesmas pembantu. Hasil proyeksi sarana
kesehatan di Kabupaten Agam Bagian Barat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..11 Kebutuhan sarana Kesehatan Kabupaten
Agam Bagian Barat, Tahun 2035
1 Tanjung 1 0 1 10 1 9
Mutiara
2 Lubuk Basung 2 1 1 12 3 9
3 Ampek Nagari 2 0 2 8 1 7
4 Tanjung Raya 2 0 2 11 1 10
5 Matur 1 0 1 8 1 7
6 Malalak 1 0 1 3 0 3
7 Palembayan 2 0 2 8 1 7
8 Palupuh 1 0 1 6 1 5
Namun jika dilihat dari kebutuhan tenaga kesehatan, terutama dokter dan bidan, masing masing
kecamatan masih kekurangan jumah tenaga kesehatan. Hasil proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan
di Kabupaten Agam bagian barat hingga tahun 2035 dapat dilihat pada tabel berikut.
/Defisit /Defisit
1 Tanjung Mutiara 0 7 -7 1 1 0
3 Ampek Nagari 0 6 -6 1 6 -5
4 Tanjung Raya 0 8 -8 0 8 -8
5 Matur 0 4 -4 0 4 -4
6 Malalak 0 2 -2 0 2 -2
7 Palembayan 0 7 -7 0 7 -7
8 Palupuh 0 3 -3 0 3 -3
Hasil proyeksi kebutuhan diatas dilakukan berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk. Selain
pertimbangan kebutuhan berdasarkan jumlah penduduk, rencana pengembangan sarana kesehatan
juga memperhatikan pertimbangan lain yakni limitasi dan kondisi fisik wilayah, serta dukungan bagi
skenario pencapaian tujuan dan sasaran pengembangan wilayah. Sedangkan seperti Kecamatan
Merujuk pada pertimbangan pertimbangan tersebut, maka rencana pengembangan sarana
kesehatan di Kabupaten Agam bagian barat hingga akhir tahun 2035 adalah:
a. Pengembangan dan rehabilitasi kondisi Rumah Sakit yang terletak di Kecamatan Lubuk Basung
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
b. Menempatkan puskesmas pembantu dan balai pengobatan di setiap nagari, pada kecamatan
yang rawan bencana dan berpotensi terhambat aksesnya ke luar wilayah jika terjadi bencana.
Hal ini dimaksudkan Kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Malalak, Kecamatan
Palembayan dan Kecamatan Palupuh.
c. Menempatkan puskesmas di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yakni di Kecamatan Tanjung Raya dan
Kecamatan Tanjung Mutiara. Puskesmas dibutuhkan seiring dengan peningkatan kunjungan
wisata pada kedua kecamatan ini, sehingga pelayanannya tidak hanya untuk masyarakat lokal
namun juga mengantisipasi wisatawan yang membutuhkan layanan kesehatan.
d. Menempatkan sarana kesehatan posyandu, tempat praktek dokter, balai pengobatan warga di
setiap Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan
(PPK).
Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu
disediakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang
bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang
akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selama beberapa waktu.
Pendekatan perencanaan yang diatur adalah dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta
kepercayaan.
Penduduk Kabupaten Agam Bagian Barat mayoritas beragama Islam, saat ini sarana peribadatan
berupa masjid/musholla telah tersebar hampir di seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten
Agam Bagian Barat. Dengan acuan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Perumahan,
maka kebutuhan akan sarana peribadatan di masa yang akan datang (sampai 20 tahun ke depan)
dapat diproyeksikan. Selengkapnya mengenai hasil proyeksi kebutuhan sarana peribadatan di
Kabupaten Agam Bagian Barat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..13 Proyeksi Kebutuhan Sarana Prasarana
Peribadatan
5 Matur 34 8 26 47 81 -34
6 Malalak 34 8 26 41 44 -3
8 Palupuh 27 6 21 43 64 -21
Persampahan
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan kegiatan pariwisata dan peningkatan
skala ekonomi di sentra sentra produksi komoditas lokal di Agam bagian barat, timbulan sampah
Rencana sarana dan prasarana persampahan hingga akhir tahun 2035 selain mempertimbangkan
timbulan sampah dari jumlah penduduk juga perlu mempertimbangkan sistem pengelolaan
persampahan yang akan diterapkan. Kondisi fisik dan lingkungan, juga menjadi pertimbangan utama
dalam rencana ini. Merujuk pada pertimbangan pertimbangan ini, maka sistem persampahan yang
direncanakan adalah sebagai berikut:
- Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun
bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter. Tong sampah di setiap rumah
disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana
kota di sediakan oleh pemerintah.
- Sistem Pengumpulan, yang proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik secara
individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di setiap
unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan
pemerintahan/perkantoran. Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai
gerobak sampah ukuran 1 m3 ke lokasi tempat pengolahan sampah oleh pengelola swadaya
masyarakat di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial
dan pemerintahan/perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh
instansi terkait.
- Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun sampah dari tiap
lokasi tempat pengolahan sampah diangkut oleh kendaraan truk sampah maupun armroll
truck /dump truck ke lokasi tempat pemrosesan akhir (TPA) yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah.
- Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, Sistem persampahan yang akan
diterapkan di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah sistem persampahan 5R yang terdiri atas
reduce, reuse, recycle, replace dan replant. Pengolahan sampah dengan prinsip 5R,
bermakna:
Prinsip reduce dilakukan dengan minimisasi barang atau material yang digunakan
Prinsip reuse dilakukan dengan memilih menggunakan barang yang dapat digunakan kembali
(tidak sekali pakai)
Prinsip recycle dilakukan dengan mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak digunakan
lagi..
Prinsip replace dilakukan dengan teliti dalam penggunaan barang yang dipakai sehari hari
dan sebisa mungkin menghindari penggunaan barang barang yang berbahaya bagi
lingkungan hidup
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar baik
lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain.
Gambar di atas merupakan tahapan pengolahan sampah 5R yang akan diterapkan di Kabupaten
Agam Bagian Barat, dengan penjelasan sebagai berikut:
Tahap 1: Pengelolaan sampah 5R yang maksud, dimulai dari pengolahan sampah individual baik dari
rumah tangga maupun kegiatan perekonomian skala kecil sampai dengan besar.
Tahap 2: Pengumpulan dan pemilahan sampah yang dilakukan di tempat pengelolaan sampah yang
terletak di tiap kecamatan. Pada tahapan ini terdapat kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah
berdasarkan jenisnya yang merupakan residu dari pengolahan sampah secara individual. Dalam
tahapan ini, bentuk sampah dipisahkan antara sampah organik dan non organik.
Tahap 3: Pengelolaan sampah. Dalam tahap ini akan dikembangkan kerjasama antara pemerintah
dan swasta dalam pengolahan sampah.
Tahap 4: Tahap akhir dalam pengolahan sampah ini yaitu pembuangan sampah yang tidak dapat
diolah atau merupakan buangan hasil pengolahan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Untuk mendukung sistem pengelolaan persampahan berbasis 5R di Kabupaten Agam Bagian Barat,
maka diperlukan sarana prasarana penunjang. Berdasarkan hasil proyeksi timbulan sampah,
kebutuhan dan prasarana persampahan di Kabupaten Agam Bagian Barat hingga tahun 2035 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..14 Proyeksi Kebutuhan Sarana Prasarana
Persampahan Tahun 2035
10 Dump-Truck 8 m3 86 90 94 98 102
11 Arm-Roll Truck 10 m3 69 72 75 78 82
Adapun rencana pengembangan yang akan dilakukan untuk mendukung kegiatan 5R sebagai upaya
membentuk Kabupaten Agam Bagian Barat yang bersih adalah sebagai berikut:
- Melibatkan peran masyarakat dan pihak swasta melalui penyelenggaraan Bank Sampah yang
dapat sekaligus berfungsi sebagai sumber mata pencaharian bagi masyarakat.
Semakin tingginya aktivitas penduduk dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Agam bagian barat
berimplikasi pada peningkatan kebutuhan air bersih. Terlebih dengan pengembangan kegiatan
pariwisata dan peningkatan skala ekonomi sentra produksi lokal, menambah total kebutuhan air
bersih hingga tahun 2035. Pelayanan air bersih untuk setiap rumah tangga dibedakan menurut tipe
rumah dan sumber air baku yang memungkinkan dikembangkan jaringan perpipaan. Proyeksi
kebutuhan air bersih dan potensi pelayanan dengan jaringan perpipaan dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..15 Kebutuhan Air Kabupaten Agam Bagian
Barat
I. Kebutuhan Domestik
II. Kebutuhan Non Domestik Liter/hari 3,306,269 3.449.189 3.598.286 3.753.878 3.916.181
(20 % dari Kebutuhan
Domestik)
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih baik domestik maupun non domestik, maka rencana
penyediaan air bersih di Kabupaten Agam bagian barat diarahkan untuk :
a) Meningkatkan kualitas dan optimalisasi pelayanan air bersih oleh PDAM yang sudah ada
b) Pengembangan jaringan perpipaan yang dilayani oleh PDAM pada kawasan perkotaan
terutama pada PKW di Kecamatan Lubuk Basung, PKL di Kecamatan Tanjung Raya dan
Kecamatan Tanjung Mutiara serta Kecamatan Ampek Nagari. Pengembangan jaringan
perpipaan PDAM ini dilakukan dengan:
- Memperbaiki jaringan distribusi yang rusak serta memelihara dengan baik jaringan
tersebut guna meminimalisasi kebocoran yang terjadi selama distribusi
c) Pengembangan sistem penyediaan air bersih non perpipaan di kawasan perdesaaan yang
menyebar di setiap kecamatan yakni Kecamatan Tanjung Mutiara, Ampek Nagari, Tanjung
Raya, Palembayan, Palupuh, Matur dan Malalak. Bentuknya berupa pengelolaan dan
penyediaan air bersih berbasis masyarakat dengan memanfaatkan sumur bor pada nagari di
kawasan perbukitan, penampungan air hujan dan melalui hidran umum.
Melihat kondisi perlistrikan di Kabupaten Agam Bagian Barat yang ada saat ini maka perlu adanya
perencanaan terhadap penyediaan fasilitas listrik, agar semua penduduk Kabupaten Agam Bagian
Barat dapat menikmati penerangan listrik. Hal-hal yang perlu dijadikan prioritas dalam penyediaan
listrik, adalah :
Perluasan jaringan distribusi pelayanan penerangan untuk dapat menjangkau dan melayani
daerah/kawasan yang belum mendapat fasilitas listrik.
Kebutuhan energi listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat antara lain untuk keperluan domestik dan
non domestik. Untuk keperluan domestik, kebutuhan energi listrik dibedakan berdasarkan tipe
rumahnya, dengan asumsi bahwa semakin besar tipe rumah, kebutuhan listriknya akan besar pula
demikian pula sebaliknya. Standar yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan energi listrik
domestik dan non domestik di Kabupaten Agam Bagian Barat yaitu:
1. Rumah tipe kecil, daya yang disalurkan sebesar 900 watt tiap rumah.
2. Rumah tipe sedang, daya yang disalurkan sebesar 1.300 watt tiap rumah.
3. Rumah tipe besar, daya yang disalurkan sebesar 2.200 watt tiap rumah.
4. Untuk pelayanan umum maka dipertimbangkan pula penerangan jalan umum sebesar 10%
dan fasilitas sosial ekonomi 20% dari total kebutuhan domestik.
Hasil analisis menunjukan bahwa kebutuhan energi listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat sampai
akhir tahun perencanaan 2035 agar dapat melayani kebutuhan listrik domestik sebesar 54,530,700
watt dan kegiatan non domestik sebesar 16,359,210 watt. Lebih jelasnya mengenai proyeksi
kebutuhan listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..16 Kebutuhan Listrik Kabupaten Agam Bagian
Barat
o Tipe Asumsi Proyeksi 2015 Proyeksi 2020 Proyeksi 2025 Proyeksi 2030 Proyeksi 2035
Rumah
KK Listrik KK Listrik KK Listrik KK Listrik KK Listrik
(Watt) (Watt) (Watt) (Watt) (Watt)
abupaten Agam
Kebutuhan Domestik
Tipe 900 24,020 21,617,820 25,058 22,552,560 26,141 23,526,720 27,271 24,544,080 28,451 25,605,72
Kecil
Tipe 1,300 12,010 15,612,870 12,529 16,287,960 13,070 16,991,520 13,636 17,726,280 14,225 18,493,02
Sedang
umlah 40,033 46,037,950 41,764 48,028,600 43,568 50,103,200 45,452 52,269,800 47,418 54,530,70
Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa, kebutuhan listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat tidak
dapat terpenuhi pada saat terjadi kemarau yag mengakibatkan kurangnya pasokan air terhadap
PLTA yag ada. Permasalahan yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang dari ketersediaan
lintrik wilayah kajian adalah debit sungai dan danau yang tidak stabil. Pada kondisi kemarau, PLTA
danau maninau hanya dapat menghasilkan sebanyak 25% listrik, sedangkan batang agam hanya
sebanyak 30%. Dengan kondisi tersebut maka kebutuhan listrik Kabupaten Agam Bagian Barat harus
dibantu oleh sumber listrik dari wilayah lain dan untuk memaksimalkan ketersediaan listrik
Kabupaten Agam.
Adanya kekurangan pasokan listrik di Kabupaten Agam Bagian Barat, maka direncanakan untuk
dikembangkan:
Prasarana telekomunikasi mempunyai arti penting yaitu sebagai stimulan pertumbuhan ekonomi
wilayah dan berperan penting dalam pengembangan kualitas masyarakat (sosial-budaya). Salah satu
prasarana telekomunikasi yang cukup penting di Kabupaten Agam Bagian Barat adalah telepon dan
jaringan internet yang dikelola oleh PT. Telkom. Pengembangan jaringan telekomunikasi penting
untuk menciptakan konektivitas non fisik antar kecamatan dalam Agam bagian barat maupun
dengan wilayah luar. Penciptaan konektivitas melalui jaringan telekomunikasi ini juga akan
membuka dan mengurangi keterisolasian wilayah, membantu peningkatan produktivitas sentra
sentra produksi di kecamatan serta kemudahan bagi promosi produk dan promosi pariwisata yang
memanfaatkan internet. Terlebih dalam era teknologi dan informasi yang semakin maju saat ini,
maka ketersediaan jaringan prasarana telekomunikasi baik telepon maupun internet dibutuhkan
hingga pelosok wilayah.
- Jaringan lokal, yaitu saluran kabel yang menghubungkan pelanggan dengan sentral
penyambung.
b) Jenis pelayanan, yang terdiri dari telepon, faximile, telex, komunikasi data, LAN/WAN,
videotex
Mempertimbangkan peran pentingnya bagi pengembangan wilayah Agam bagian barat, maka
rencana jaringan prasarana telekomunikasi di Agam bagian barat hingga tahun 2035 meliputi 3 (tiga)
rencana utama yakni (1) pemenuhan kebutuhan jaringan telepon; (2) pengembangan jaringan
telepon; dan (2) pengembangan layanan teknologi komunikasi tanpa kabel (wireless). Masing
masing rencana dijelaskan sebagai berikut:
[1] Pemenuhan kebutuhan telepon untuk kebutuhan rumah tangga maupun non rumah
tangga (diutamakan untuk usaha mikro, kecil dan menengah UMKM) dengan
prioritas utama pada pusat - pusat kegiatan (PKW, PKL, PPK)
Perkiraan jumlah satuan sambungan telepon di Kabupaten Agam Bagian Barat sampai akhir tahun
2035 sebanyak 2.174 SST, dengan rincian untuk kebutuhan domestik sebanyak 1.553 SST dan non
domestik 621 SST. Selengkapnya mengenai proyeksi jumlah sambungan telepon di Kabupaten Agam
Bagian Barat pada tahun perencanaan 2015 sampai dengan tahun 2035 dapat dilihat pada tabel
berikut.
I Kebutuhan Domestik
b. Rumah Tipe Sedang dan Kecil 7,206 7,518 7,842 8,181 8,535
(20 %)
Gambar Error! No text of specified style in document..14 Sistem Distribusi Telepon dengan STO
Pengembangan penggunaan layanan teknologi tanpa kabel baik telepon seluler maupun internet
diprioritaskan pada Kecamatan Malalak, Palupuh, Palembayan dan sebagian Kecamatan Matur.
Operator sistem jaringan telepon selular yang sudah beroperasi di Kabupaten Agam Bagian Barat
saat ini, meliputi Telkomsel, Indosat dan lain-lain. Dengan beroperasinya sistem jaringan telepon
seluler ini akan memberi alternatif bagi penduduk untuk menggunakan operator telepon yang ada
sesuai kebutuhan dan tingkat jangkauan pelayanan masing-masing operator. Sedangkan
pengembangan jaringan internet direncanakan untuk dikembangkan hingga dapat diakses pada
skala komunitas atau setingkat RW.
Adanya pengembangan sistem jaringan di udara, maka kebutuhan akan menara telekomunikasi BTS
(Based Transceiver Station) juga meningkat hingga seluruh wilayah Agam bagian barat dapat
memiliki akses pada layanan telekomunikasi baik telepon, telepon genggam dan internet.
Penempatan tower komunikasi diarahkan pada lokasi-lokasi lahan kosong/ruang terbuka dan
sebaiknya tidak berada pada kawasan padat, sehingga tidak mengganggu aktivitas dan guna lahan
yang ada di sekelilingnya. Selain hal tersebut penempatan tower ini didasarkan pada jarak
penerimaan sinyal telekomunikasi dan ketinggian lahan.
Rencana pengembangan pola ruang berbasis growth pole dan endogenous development ini
merupakan gambaran rinci konsep pengembangan pola ruang dan pengejewantahan arah
pengembangan wilayah dalam pola ruang. Rencana pola ruang terdiri dari 2 (dua) yakni rencana pola
ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. Penetapan kawasan lindung ini
sudah memperhatikan analisis kemampuan dan kesesuaian lahan serta kawasan rawan bencana
yang ada di wilayah Agam bagian barat. Dengan demikian, kawasan rawan bencana dalam hal ini
bukan sebagai bagian dari rencana namun sebagai bagian dari pertimbangan penetapan kawasan
lindung dan kawasan budidaya.
Tabel Error! No text of specified style in document..18 Luas Penggunaan Lahan berdasarkan
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Agam Bagian Barat Tahun 2035
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Sumber: Hasil Perhitungan Peta Rencana Pola Ruang, Studio Pengembangan Wilayah Tahun 2015
Dalam Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan lindung
didefinisikan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Rencana kawasan lindung Kabupaten
Agam bagian barat hingga tahun 2035, meliputi:
1) Hutan Lindung
4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yang meliputi: kawasan suaka
alam, suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka marga satwa dan suaka margasatwa laut,
kawasan cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional
dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut
dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
5) Kawasan rawan bencana alam yang meliputi: kawasan rawan gerakan tanah/longsor,
kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir.
6) kawasan lindung lainnya, meliputi kawasan perlindungan plasma nutfah, ekosistem pulau
pulau kecil dan hutan mangrove
Rencana kawasan lindung di Kabupaten Agam bagian barat meliputi 36, 95 % dari luas wilayah Agam
bagian barat keseluruhan atau seluas 65.029 ha. Rencana pengembangan kawasan lindung ini
merupakan pengembangan kawasan lindung yang sudah ada saat ini ditambah dengan
pengembalian fungsi lindung pada beberapa kawasan di Agam bagian barat. Pengembalian fungsi
lindung dilakukan pada kawasan hutan di kecamatan Ampek Nagari dan Kecamatan Palembayan.
Mengacu pada hasil analisis kemampuan dan kesesuaian lahan, hutan di kedua kecamatan tersebut
tidak sesuai dikembangkan untuk pemanfaatan selain hutan lindung.
Rencana pola ruang kawasan lindung, secara rinci dijelaskan sebagai berikut.
a) Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung yang diusulkan dalam rencana ini terdiri dari hutan yang sudah ada ditambah
dengan pengembalian fungsi lindung. Pengembalian fungsi lindung ini terdapat di Kecamatan Ampek
Nagari, Palembayan dan Palupuh. Pengembalian fungsi hutan sebagai hutan lindung ini dilandasi
hasil analisis kemampuan dan kesesuaian lahan. Dimana kawasan - kawasan tersebut selain memiliki
kerawanan bencana, perlu dijaga dan dilindungi fungsi ekologisnya terutama dalam menjaga tata air
dan kesuburan tanah.
Luas hutan lindung dalam rencana ini mencapai 18,41 % dari total luas wilayah Agam bagian barat
dan tersebar di semua kecamatan. Dibandingkan dengan luas hutan lindung secara keseluruhan,
proporsi hutan terbesar 29 % terdapat di kecamatan Palembayan dan 27 % nya terdapat di
Kecamatan Palupuh. Hampir sepertiga wilayah kecamatan ini ditutupi hutan lindung. Rencana
b) Kawasan Bergambut
Wilayah yang termasuk kawasan bergambut di Kabupaten Agam yang memiliki ketebalan 3 meter
menyebar di bagian barat daerah Tiku dan Masang Kecamatan Tanjung Mutiara, juga menyebar di
Kecamatan Ampek Nagari dan Lubuk Basung dengan total seluas 5249.82 Ha. Kawasan bergambut
sebagian besar sudah beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit. Padahal kawasan bergambut ini
penting untuk dilindungi dan tidak dibuka lahannya untuk pemanfaatan lain karena lahan gambut
akan melepas karbon dan jika sudah terdegradasi sulit untuk pulih kembali.
Tabel Error! No text of specified style in document..19 Luas Hutan Lindung di Wilayah Agam bagian
barat dan Sebarannya
Malalak 3.663,15 -
Matur 1.727,65 -
Palembayan 9.282,82 -
Palupuh 8.730,19 -
Sumber: Hasil Perhitungan Peta Rencana Pola Ruang, Studio Pengembangan Wilayah Tahun 2015
Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan danau.
Penetapan garis sempadan ini masing masing dijelaskan sebagai berikut.
Sempadan Sungai
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang sungai, maka sempadan sungai
berfungsi sebagai ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daaratan, agar fungsi sungai dan
kegiatan manusia tidak saling terganggu. Pada garis sungai tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan, garis sempadan sungai besar tidak bertanggul ditentukan paling sedikit berjarak 100 m
(seratus meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai. Sedangkan untuk
Pada wilayah Agam bagian barat, sungai besar yang melewatinya adalah Batang Antokan yang
merupakan outlet Danau Maninjau dan Sungai Batang Masang yang melewati Kecamatan Lubuk
Basung hingga Kecamatan Tanjung Mutiara. Sedangkan sungai sungai kecil tersebar di semua
kecamatan.
Hingga tahun 2035, sempadan sungai ini mencakup 2,44 % luas wilayah keseluruhan wilayah Agam
bagian barat dengan luas tertinggi di Kecamatan Tanjung Mutiara. Hal ini menunjukkan bahwa
banyak sungai yang melewati dan bermuara di laut kecamatan ini.
Sempadan Pantai
Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Penetapan
sempadan pantai merujuk pada Undang Undang Nomor 27 Tahun 2007 jo Undang Undang
Nomor 1 Tahun 2014 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau pulau Kecil.
Sempadan pantai ini berfungsi sebagai pengatur iklim, sumber plasma nutfah, serta melindungi
wilayah pesisir dari pengaruh negatif dinamika laut seperti abrasi atau kerusakan lainnya. Rencana
kawasan sempadan pantai berada di Kecamatan Tanjung Mutiara yang memiliki garis pantai
sepanjang 43 km. Dengan jarak 100 meter dari titik pasang tertinggi, diperkirakan luas sempadan
pantai ini mencapai 283, 70 ha.
Sempadan Danau
Kawasan lindung sempadan danau berada di Kecamatan Tanjung Raya yakni di sekitar Danau
Maninjau, yang ditentukan dengan jarak 50 hingga 100 m dari titik pasang tertinggi air danau.
Sempadan danau berfungsi untuk melindungi Danau dari beban pencemaran dan kerusakan.
Pemanfaatan lahan secara terbatas untuk kegiatan rekreasi atau sebagai ruang terbuka pada
kawasan sempadan ini masih memungkinkan, selama tidak mengganggu dan membahayakan danau.
Kawasan suaka alam dan pelestarian alam hingga tahun 2035, direncanakan sesuai dengan Cagar
Alam yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri dan keputusan Gubernur Sumatera Barat.
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam di Kabupaten Agam sebagian besar memang berada di
Agam bagian barat. Dari total luas 27.533,40 Ha, 80 % nya berada di Agam bagian barat.
Berdasarkan hasil analisis data spasial, luas kawasan suaka Alam dan Pelestarian Alam di Agam
bagian barat mencapai 22.271,2 ha dan tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Tanjung
Mutiara. Kawasan suaka alam dan pelestarian alam di Agam bagian barat ini meliputi:
- Kecamatan Palupuh: Cagar Alam Bukit Sirabungan seluas 1.930 Ha dan Cagar Alam Batang
Palupuh dengan luas 3.40 Ha
- Cagar Alam Maninjau Utara dan Selatan yang berada di Kecamatan Matur, Tanjung Raya, IV
Koto, dan Palembayan dengan luas 17.910 Ha,
Selain kawasan lindung diatas, juga akan terdapat rencana kawasan lindung lainnya yakni kawasan
perlindungan ekosistem pulau-pulau kecil (terumbu karang) dan kawasan hutan mangrove atau
hutan bakau. Kawasan perlindungan ekosistem pulau pulau kecil direncanakan di perairan sekitar
Pulau Tangah dan Pulau Ujung yang merupakan ekosistem terumbu karang.
Sedangkan rencana kawasan hutan bakau dikembangkan di Kecamatan Tanjung Mutiara, dan
diarahkan untuk pengembalian fungsi lindung dan pemulihan kerusakan hutan mangrove. Hutan
mangrove ini selain berfungsi sebagai perlindungan bagi juga sebagai perlindungan dari bahaya
abrasi.
Berdasarkan Undang Undang 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, kawasan budi daya
merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibdidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Merujuk pada kondisi
fisik dan lingkungan Kabupaten Agam bagian barat yang memiliki limitasi dalam pengembangannya,
maka rencana pengembangan kawasan budidaya hingga tahun 2035, dilakukan dengan 3 (tiga)
kategori kawasan budidaya, yakni:
Termasuk dalam kategori kawasan yang dikendalikan ini adalah kawasan budidaya yang berfungsi
lindung. Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 1 tahun
2012 tentang Program menuju Indonesia Hijau, kawasan berfungsi lindung didefinisikan sebagai
kawasan yang secara fisik memiliki fungsi perlindungan tatanan lingkungan hidup, seperti kawasan
tangkapan air, kawasan resapan air, lahan dengan kemiringan lebih besar dari 40% (empat puluh
persen), sekitar mata air, lahan gambut, sekitar danau/waduk, sempadan sungai, dan sempadan
pantai. Mengacu pada definisi ini, maka kawasan berfungsi lindung tidak selalu berada dalam
kawasan lindung. Namun, dapat merupakan kawasan budidaya yang melindungi tatanan lingkungan
hidup didalamnya. Dalam rencana hingga tahun 2035 mendatang, kawasan budidaya berfungsi
lindung di Agam bagian barat diarahkan berupa kawasan hutan produksi.
Rencana pola ruang kawasan budi daya hingga tahun 2035 meliputi 57, 4 % dari luas wilayah Agam
bagian barat atau seluas 101.019, 6 Ha. Kawasan budi daya ini terbagi dalam 6 (enam) jenis
peruntukkan lahan yakni (1) kawasan peruntukan hutan produksi; (2) kawasan pertanian; (3)
kawasan perkebunan; (4) kawasan perikanan; (5) kawasan peternakan; dan (6) kawasan
permukiman.
Hingga tahun 2035, rencana kawasan hutan produksi di Agam bagian barat mencapai luas
22.037.86 Ha, yang terdiri dari hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas. Hutan produksi
tetap paling luas berada di Kecamatan Palembayan, diikuti dengan Kecamatan Ampek Nagari dan
Kecamatan Matur. Jenis tanaman yang dikembangkan selain menunjang kegiatan ekonomi
masyarakat juga perlu mempertimbangkan ekosistem yang dilindungi pada kawasan ini. Kawasan
hutan produksi ini juga dapat berfungsi sebagai penyangga hutan lindung maupun hutan konservasi
(suaka alam dan pelestarian alam) sebagaimana yang terdapat di Kecamatan Ampek Nagari,
Palembayan dan Kecamatan Matur. Pengelolaan hutan produksi tetap ini dilakukan dengan sistem
tebang pilih bukan dengan sistem tebang habis.
Hutan Produksi terbatas terdapat di Kecamatan Palembayan dan Palupuh, yang kelerengannya lebih
curam dibandingkan dengan kecamatan lainnya, namun masih boleh dimanfaatkan sebagai kawasan
budidaya dengan pengembangan hutan produksi terbatas dengan sistem tebang pilih. Hutan
produksi terbatas paling luas berada di kecamatan Palupuh. Rencana perwujudan kawasan hutan
produksi ini membutuhkan penanaman kembali (reboisasi) terutama di Kecamatan Palupuh, dimana
dilakukan pengembalian tutupan hutan sebagai hutan produksi terbatas secara bertahap. Hal ini
dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa kondisi fisik lahan di Kecamatan Palupuh rawan gerakan
tanah sehingga lebih sesuai dikembangkan sebagai hutan produksi terbatas. Adapun sebaran dan
luas hutan produksi di Kabupaten Agam bagian barat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Error! No text of specified style in document..20 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan Hutan
Produksi di Tiap Kecamatan (dalam Ha)
Tanjung - - 0
Mutiara
Tanjung Raya - - 0
Rencana lahan untuk sawah akan ditingkatkan di Kecamatan Ampek Nagari, diikuti dengan
Kecamatan Lubuk Basung, Tanjung Raya dan Kecamatan Palembayan. Pada tahun 2013, produksi
padi terbesar bersumber dari ketiga kecamatan yang disebutkan terakhir. Nilai produktivitas sawah
per hektar di Kecamatan Ampek Nagari juga tergolong tinggi yakni 5,27 ton/ ha, lebih tinggi
dibandingkan dengan produktivitas Kecamatan Tanjung Raya, sama dengan kecamatan Palembayan
dan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas pertanian sawah di Lubuk Basung yang
mencapai 5,52 ton/ ha. Namun, karena pemusatan kegiatan terbangun akan dilakukan di Kecamatan
Lubuk Basung, maka penggunaan lahan sawah didorong pengembangannya di kecamatan lain
terutama Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Palembayan dan
Kecamatan Tanjung Mutiara. Secara rinci, rencana luas dan sebaran kawasan pertanian baik sawah
maupun pertanian tanaman pangan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel Error! No text of specified style in document..21 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan
Pertanian Tiap Kecamatan (dalam Ha)
Kecamatan Luas
3. Malalak 389,59
4. Matur 463,65
5. Palembayan 3157,64
6. Palupuh 658,14
Total 17.742,37
c) Kawasan Perkebunan
Rencana kawasan perkebunan di Kabupaten Agam bagain barat mencakup 31 % luas kawasan, yang
meliputi peruntukkan untuk tanaman pangan, perkebunan kelapa, kelapa sawit dan kebun
campuran. Pengembangan kawasan perkebunan ini disesuaikan dengan jenis komoditas ekonomi di
Rencana kawasan perkebunan untuk tanaman keras seperti Kakao, Karet, Kayu Manis dan komoditas
ekonomi lainnya seperti Pinang, Cengkeh dan sebagainya diarahkan untuk dikembangkan pada
kebun campuran dengan sistem penanaman tumpang sari. Kebun campuran untuk tanaman keras
dikembangkan pada kecamatan yang rawan longsor seperti Kecamatan Palembayan, Palupuh dan
Kecamatan Matur. Sedangkan untuk komoditas perkebunan lainnya, direncanakan untuk
dikembangkan di seluruh kecamatan sesuai dengan potensi khasnya.
Tabel Error! No text of specified style in document..22 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan
Pertanian Tiap Kecamatan Tahun 2035 (dalam Ha)
Kawasan peruntukkan peternakan menyebar di seluruh kecamatan di kabupaten Agam bagian barat.
Pengembangan kawasan peternakan diintegrasikan dengan pemanfaatan lain seperti perkebunan
dan pertanian. Berdasarkan jenis ternaknya, rencana pengembangan kawasan peternakan hingga
Tahun 2035 adalah sebagai berikut:
- Peternakan sapi potong dan kerbau. Pengembangan peternakan sapi potong dengan sistem
yang terpadu dengan kegiatan perkebunan ini akan dipusatkan di Kecamatan Malalak,
Palembayan dan Palupuh.
- Peternakan unggas meliputi ternak ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging dan bebek.
Peternakan unggas, akan didorong pengembangannya di Kecamatan Tanjung Raya sebagai
bagian dari kegiatan ekonomi alternatif dalam peralihan mata pencaharian dari KJA
Maninjau.
Kawasan perikanan budidaya, dalam konsep ini diarahkan pada Kecamatan Tanjung Raya,
Kecamatan Lubuk Basung dan Kecamatan Palembayan. Kegiatan budidaya perikanan yang
direncanakan di Kecamatan Tanjung Raya akan didominasi pada pola budidaya tambak, karena
budidaya dengan sistem KJA sudah dikurangi. Peralihan pada perikanan budidaya tambak dengan
memanfaatkan lahan disekitar Danau Maninjau telah mempertimbangkan kesesuaian lahan pada
kawasan tersebut. Sedangkan pada kecamatan lain, kawasan budidaya perikanan dikembangkan
dengan sistem terpadu dengan penggunaan lahan lain terutama sawah, serta pengembangan
budidaya di kolam air deras.
f) Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman di Kabupaten Agam bagian barat mencakup 2, 52 % atau seluas 4.442,69 ha.
Pengembangan kawasan permukiman hingga tahun 2035 didorong untuk memusat di Kecamatan
Lubuk Basung dengan luas sekitar 2.902,17. Kawasan permukiman ini tidak hanya terdiri dari
perumahan, namun juga kawasan terbangun lainnya seperti kegiatan perdagangan dan jasa yang
memang diarahkan pada kecamatan ini. Kawasan permukiman di kecamatan lainnya seperti
Kecamatan Ampek Nagari, Tanjung Mutiara dan Kecamatan Matur direncanakan untuk berkembang
di ibukota kecamatan. Sedangkan di kecamatan dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi,
pengembangan kawasan permukiman dikendalikan dan diarahkan pada lokasi lokasi yang relatif
lebih aman dari kerusakan akibat bencana alam.
Tabel Error! No text of specified style in document..23 Rencana Luas dan Sebaran Kawasan
Permukiman Tiap Kecamatan Tahun 2035 (dalam Ha)
Kecamatan Luas
3. Malalak 84,74
4. Matur 414,83
5. Palembayan 202,417
6. Palupuh 90,86
Total 4.442,69
Rencana pengembangan kelembagaan dan pembiayaan di Kabupaten Agam bagian Barat secara
umum menjabarkan mengenai Rencana Pengelolaan Danau Maninjau dan Rencana Pendukung
Pembangunan Endogen. Kedua rencana besar tersebut merupakan representasi dari konsep
pengembangan wilayah yang menjadi tujuan dari kegiatan ini, yaitu pengembangan wilayah berbasis
Growth Pole dan Endogenous Development. Rencana tersebut diselenggarakan secara bersamaan
dimana dua tahap pertama lebih fokus pada pengelolaan Danau Maninjau, khususnya dalam upaya
mengembalikan lagi fungsi pelestarian lingkungannya.
Rencana Pengelolaan Danau Maninjau sangat bertumpu pada pembentukan Lembaga Pengelola
Danau Maninjau (LPDM). Selaras dengan konsep pengembangan wilayah berbasis Growth Pole dan
konsep pengembangan kelembagaan, maka rencana pengelolaan ini akan terpusat pada LPDM.
Penting untuk memahami lembaga tersebut, mulai dari apa dan siapa stakeholder terkaitnya di
Kabupaten Agam, bagaimana prinsip pengelolaannya, apa tugas utamanya dan sampai sejauh mana
fungsi yang diemban oleh lembaga tersebut, secara sekilas tergambarkan dalam Gamba 4.22
berikut.
Prinsip pengelolaan yang dikembangkan dalam lembaga ini yang Pertama adalah bersifat semi profit,
dengan sifat non- profit guna mewujudkan pemulihan, pemeliharaan dan pelestarian Danau
Maninjau serta orientasi profit dalam hal imbalan jasa lingkungan dan pengelolaan pariwisata yang
diharapkan akan tumbuh sejalan dengan pulihnya fungsi lingkungan Danau Maninjau. Kedua,
Collective Action dan Co- Manajemen artinya lebih kepada aksi-aksi langsung dilapangan secara
teratur, yang dihasilkan berdasarkan prinsip Iteratif yaitu pembentukan lembaga berdasarkan trial
Mengembangkan basis data dan informasi bagi pengelolaan Danau Maninjau yang
diperoleh dari proses riset, identifikasi dan monitoring;
Mengelola potensi keuangan dari skema imbalan jasa lingkungan dan retribusi kegiatan
pariwisata di Danau Maninjau;
Mengelola, serta mengorganisasi data dan informasi yang diperoleh dari proses riset,
identifikasi dan monitoring dengan memanfaatkan metode yang tepat.
Peran para stakeholder yang aktif dalam pengembangan dan pengelolaan Danau Maninjau terdiri
dari:
5. Peran Penyediaan Data & Informasi. Mencakup kegiatan pengumpulan data dan informasi,
penyediaan data bagi kegiatan analisis oleh para ahli, dan formulasi kebijakan oleh lembaga-
lembaga publik, menjadi tugas utama BAPPEDA dan LIPI.
6. Peran Pakar. Mencakup keterlibatan para ahli atau pakar yang sesuai dengan bidang
keahlian, baik yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga riset maupun dari berbagai hasil
kelompok profesi, menjadi tugas utama Asosiasi dan Kelompok Pakar (Exppert) dlm LPDM.
Khusus memenuhi fungsi fiskal lembaga, LPDM adalah lembaga yang berfungsi fiskal berorientasi
profit maupun non-profit dengan potensi sumber dana lebih besar dari urusan lingkungan dan
pariwisata. Potensi sumber dana pariwisata yang mungkin dapat dihasilkan adalah retribusi dari
seluruh kegiatan pariwisata yang memanfaatkan Danau Maninjau sebagai objek utamanya, baik itu
kuliner, atraksi dan kegiatan wisata lainnya yang secara lebih jelas diulas dalam rencana
pengembangan ekonomi wilayah yang terdapat dalam sub-bab Error! Reference source not found..
Sedangkan, potensi sumber dana lingkungan yang khusus menjadi fokus dalam rencana pembiayaan
adalah Skema Imbalan Jasa Lingkungan (IJL).
Berdasarkan pengaturan kelembagaan, Imbalan Jasa Lingkungan (IJL) dapat diterapkan dalam
mekanisme kerjasama pengelolaan Danau Maninjau. Yang perlu diperkuat adalah terkait
kelengkapan peraturan perundangan, mekanisme teknis dan bentuk insentif, perkuatan SDM
pemerintah, dan pemantauan formal. Dalam menjalankan kebijakan insentif IJL kerangka aturan,
insentif, dan pemantauan (komponen komitmen institusi) memiliki peranan penting yang dapat
mempengaruhi kewenangan, kapabilitas, dan dukungan organisasi.
Terdapat 3 model pembiayaan yang analog dengan IJL (Deviana & Sutriadi, n.d.) yaitu: pajak air
permukaan, biaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA), dan corporate social responsibility
(CSR). IJL sebagai Transaksi sukarela (Wunder, 2005) sulit dilakukan, oleh karena itu dukungan
command and control berupa kerangka aturan (van noordwijk & Leimona, 2010; Tomich dkk, 2004;
Weimer dan Vining, 2011). Kerangka aturan dapat dijadikan sebagai komitmen awal dalam inisiasi
IJL. Komitmen awal dapat dilakukan secara mandatory (kewajiban) ataupun voluntary (sukarela)
yang membentuk dua mekanisme kerjasama yaitu kerjasama antara pemerintah pusat, badan, usaha
dan masyarakat yang merupakan skema pembayaran publik dan kerjasama antara badan usaha dan
Pemantauan
Penyedia Jasa Pokja Jasa Lingkungan Provinsi
Masyarakat pemilik lahan Forum koordinasi
(pemilik lahan privat) Lembaga Pengelola Danau
Masyarakat penyewa lahan Pola tanam multi strata Maninjau
(penyewa lahan privat) dan menggunakan
Masyarakat perambah hutan sistem cost sharing
lindung (penghuni informal dari Target Lokasi
lahan publik) Zona lindung (Hutan Lindung dan
Kawasan Resapan Air
Perum Perhutani Pengadaan lahan untuk
Pemerintah Daerah Kabupaten / perluasan kawasan
Kota lindung
Jenis Jasa
Peningkatan kualitas dan kuantitas
air baku
Skema Pembiayaan
Pengguna Jasa
Skema pembiayaan publik PLTA
melalui Kas Daerah (Kabupaten/ Sumber Dana PDAM
Kota) dan pembayaran kas Dukungan pembiayaan melalui Industri
perusahaan (BPJSDA) BPJSDA, pajak air permukaan, Koperasi Petani Pemakai Air
CSR, dan bayaran dari Perikanan jaring apung
Kesepakatan yang diatur sendiri pengguna secara sukarela Masyarakat
BUMD Nagari di bidang
sumber daya air
Gambar Error! No text of specified style in document..17 Skema Imbalan Jasa Lingkungan (IJL)
dalam Pengelolaan Air Baku di Danau Maninjau
Dalam menyusun mekanisme yang lebih teknis terkait dengan implementasi IJL, diperlukan
penyusunan PP turunan dari UU No. 32 tahun 2009. Sedangkan untuk memberikan kepastian hukum
akan mekanisme IJL dalam pengelolaan Danau Maninjau, seharusnya mekanisme IJL tersebut
menjadi bagian dari pola pemanfaatan ruang, minimal dalam RTRW Kabupaten Agam. Selain itu, IJL
dalam pengelolaan Danau Maninjau direkomendasikan untuk diperkuat dengan penyusunan Perda
IJL di Tingkat Provinsi. Lembaga Pengelola Jasa Lingkungan yang terbentuk dalam mekanisme
kerjasama sebaiknya menjadi bagian dari Kelompok Kerja Lembaga Pengelola Danau Maninjau,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari pelaksanaan IJL melalui koordinasi dalam satu lembaga.
Selain itu, direkomendasikan pula mengenai pemberian insentif baik dari badan usaha maupun
kepada badan usaha, menjadi salah satu bagian dari pemberian insentif yang tercantum dalam PP
No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Tabel Error! No text of specified style in document..24 Jenis Insentif dan Disinsentif
INSENTIF DISINSENTIF
Pengurangan retribusi
Urun saham;
Penghargaan;
Untuk meningkatkan peran Koperasi dan UMKM dalam mendayagunakan potensi potensial daerah
di kawasan perbatasan sebagaimana temuan hasil kajian ini, maka perlu dibuat model peningkatan
peran Koperasi dan UMKM bagi pemberdayaan potensi lokal tersebut. Penyusunan model harus
bersifat dinamis dan melindungi kepentingan petani sebagai produsen atau penghasil komoditi.
Untuk itu, kelembagaan petani/peternak/pedagangh perlu diperkuat mulai dari pemberdayaan
Dasar pemikiran pembuatan model ini melihat pada karakteristik perkembangan peran koperasi dan
UMKM, dan dukungan instansi terkait/pembina dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun hal- hal
yang mendasari penyusunan model antara lain :
Model merupakan suatu proses yang mesti dilakukan dalam upaya pemberdayaan Koperasi
dan UMKM
Model merupakan acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM
Model dibuat terutama untuk melindungi kepentingan Usaha Mikro dan Kecil (petani,
peternak dan pedagang kecil) yang selama ini selalu berada pada pihak yang dirugikan
(mendapatkan nilai tambah paling kecil).
Model harus memberikan manfaat/keuntungan yang wajar dan terukur bagi Koperasi dan
UMKM untuk diperankan dalam pemberdayaan potensi lokal/unggulan lokal,
Memperhatikan hal-hal yang dikemukakan di atas maka disusun rancangan Model Peningkatan
Peran Koperasi dan UMKM serta Badan Usaha di Kabupaten Agam seperti yang digambarkan pada
gambar 4.24 dan Gambar 4.25 berikut.
Modal
Teknologi
Pemerintah Pengembangan Pasar Lokal,
SDM Nasional,
Diversifikasi Internasional
DEMOPLOT
(Diversifikasi) Pengolahan Hasil
Kelompok Usaha
Gambar Error! No text of specified style in document..18 Rencana Peningkatan Peran Koperasi dan
UMKM
DEMOPLOT
(Diversifikasi) Pengolahan Hasil
Kelompok Usaha
Gambar Error! No text of specified style in document..19 Rencana Peningkatan Peran Badan Usaha
Milik Daerah/Nagari (BUMD/Nag) dan UMKM
Model yang disusun sebagaimana terlihat pada gambar diatas biasa diimplementasikan dalam
bentuk pilot proyek yang dikelola secara khusus dalam arti semua stakeholder harus tunduk pada
ketentuan dan kesepakatan yang dibuat bersama yang tujuannya adalah untuk pemberdayaan
potensi lokal dan pemberantasan kemiskinan dengan memposisikan peningkatan peran Koperasi
dan UMKM, dimana keuntungan finansial bukanlah merupakan tujuan utama. Rancangan model
pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Model ini ditujukan untuk peningkatan peran Koperasi dan UMKM dalam mengelola
komoditi potensial daerah atau komoditi unggulan. Koperasi merupakan wadah
kelembagaan yang berperan dalam menjaga keseimbangan dan posisi tawar anggota
(petani/peternak/pedagang) sebagai kelompok usaha mikro dalam berbisnis dengan Usaha
Kecil dan Usaha Menengah. Keberadaan Koperasi tentunya diharapkan memberikan
manfaat atau keuntungan yang optimal kepada anggotanya.
Peran pemerintah diharapkan masih besar karena tanpa dukungan pemerintah baik dalam
kebijakan maupun pendanaan masih sulit untuk mendorong pembangunan wilayah
termasuk dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
LPDM berperan aktif mencari dukungan baik dari pemerintah pusat maupun investor swasta
dalam dan luar negeri. LPDM bersama pemerintah daerah membuat aturan pelaksanaan
yang bisa disepakati semua pihak dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya,
Mitra usaha adalah UKM yang melakukan hubungan kemitraan dengan koperasi sebagai
lembaga institusi petani untuk melakukan proses produksi, pengolahan hasil produksi,
pembangunan pabrik dan pemasaran.
Rancangan model yang bersifat umum di atas bisa dibuat secara lebih spesifik untuk Kabupaten
Agam sesuai dengan temuan lapangan terhadap komoditi potensial/unggulan yang akan
dikembangkan pada kawasan-kawasan tertentunya, seperti Kawasan Danau Maninjau. Model tentu
dikembangkan sesuai kelayakan untuk menangani komoditi yang menjadi prioritas dalam
pemberdayaan masyarakat. Pengembangan model ditujukan untuk memperoleh manfaat yang
optimal dan saling menguntung bagi Koperasi dan UMKM yang terlibat.
Peran yang akan diuraikan dalam bagian ini adalah peran dari seluruh stakeholder yang melakukan
kegiatan ekonomi di wilayah perencanaan, mulai dari peran pemerintah daerah, koperasi, UMKM,
Pengusaha, Expert dan Asosiasi.
Quality Control hasil produksi, Sebagai marketing agent dan Arranger kemitraan
Mitra perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta penyedia modal bagi anggota/pelaku
usaha.
Peningkatan jaminan pasokan bahan baku dan melakukan diversivikasi produk olahan
Memperkuat mitra bisnis, jaringan usaha dan permodalan bagi Koperasi dan UKM
Membeli dan memasarkan hasil produksi serta menjaga stabilitas pasokan bahan baku
5. Peran Expert :
6. Peran Asosiasi :
Memperkuat posisi tawar dalam perdagangan baik dalam harga maupun system
pembayaran dan menciptakan persaingan usaha yang sehat
Selain peran-peran tersebut diatas ada beberapa peran khusus yang disematkan pada koperasi dan
Badan Usaha Milik Daerah/Nagari (BUMD/Nag), yang merupakan lembaga yang memiliki peran
sentral dalam mendukung pengembangan endogen di wilayah perencanaan.
Peran Koperasi :
Peran BUMD:
Tidak terlepasnya peran pemerintah dalam mendukung pengembangan rencana ini, maka perlu
diketahui pula instansi-instansi yang berpotensi memiliki peran khusus dalam mendukung rencana
ini. Instansi yang dimaksud telah memiliki tupoksinya masing-masing, sehingga yang perlu
diterapkan adalah pemberdayaan (empowerment) dan optimalisasi perannya terutama dalam
merencanakan program dan kegiatan yang mendukung pengembangan endogen melalui diversifikasi
kegiatan ekonomi berkelanjutan melalui social learning, tugas koordinasi tersebut tersemat dalam
tupoksi BAPPEDA.
Implementasi strategi dituangkan dalam program dan kegiatan pengembangan wilayah. Penjelasan
indikasi program dalam konsep ini selain dirinci dalam program per tahap pengembangan, juga
dirumuskan tema masing masing program atau grand program. Adanya tema dan grand program
ini diharapkan dapat memudahkan pemerintah Kabupaten Agam dalam menerapkan dan
mensosialisasikannya kelak.
Program pengembangan wilayah Agam bagian barat berbasis konsep growth pole dan endogenous
development ini bertemakan WISDOM MANINJAU,
Wisata Domestik dan Mancanegara berkembang dengan MeMANtapkan sumber daya INsani,
kearifan lokal dan kegiatan ekonomi hiJAU
Tema program ini secara teknis diarahkan dalam 4 (empat) program utama sebagai berikut.
Program ini merupakan program untuk mengarahkan kegiatan ekonomi dan usaha lokal yang lebih
ramah lingkungan. Ramah lingkungan alam hal ini bukan saja penggunaan pakan/pupuk organik,
Pengembangan skala usaha (scaling up) dalam produksi dan difusi input pertanian organik,
seperti pupuk organik, pakan organik, dan sebagainya
Pro Agam dalam tema program ini selain merupakan singkatan, juga bermakna pada keberpihakan
pada produk lokal agam. Programnya antara lain berupa promosi produk lokal untuk pemenuhan
kebutuhan pangan setempat dengan menerapkan Pasar lokal yang hanya menjual produk pangan
lokal. Program ini merupakan bagian dari pengarusutamaan kampanye eat local, feed global,
dimana pasar setempat, hanya menjual produk produk lokal (terutama pangan) dan masyarakat
didorong untuk mengkonsumsi produk pangan lokal ini (eat local). Namun, produk lokal ini tidak
hanya dipasarkan di Kabupaten Agam saja, namun juga mampu memenuhi kebutuhan pangan di
wilayah luar Agam.
Program ini bertujuan untuk mengharmonikan antara pengembangan usaha ekonomi yang mampu
mensejahterakan masyarakat dengan kelestarian alam. Termasuk dalam program ini adalah
pengembangan ekowisata dan desa wisata berbasis masyarakat dengan menggabungkan potensi
alam maupun seni dan budaya lokal. Sehingga alam, seni dan budaya tetap terjaga, dan
kesejahteraan meningkat.
Program ini merupakan bagian dari program pengurangan kemiskinan, melalui promosi pariwisata,
peningkatan kualitas manusia dan pengembangan kegiatan ekonomi alternatif di Danau Maninjau
sebagai pilihan aktivitas ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan .
Penyusunan indikasi program secara langsung merujuk pada arah pengembangan dan strategi serta
rencana yang telah disusun. Dalam pengembangan fisik dan lingkungan, terdapat 3 (tiga) tema
program atau grand program yang diusulkan yakni:
Program ini merupakan bagian dari program fisik dan lingkungan untuk membersihkan Danau
Maninjau melalui pengurangan Keramba Jaring Apung (KJA) dan relokasi budidaya perikanan sesuai
dengan zona perikanan. Diantara indikasi program yang diusulkan adalah penerapan aktivitas ramah
lingkungan di sekitar danau.
Merupakan program pengendalian dan pengawasan pemanfaatan lahan maupun sumber daya alam
lainnya agar tidak berlokasi pada kawasan rawan bencana, khususnya pada kawasan yang mudah
mengalami kerusakan akibat bencana. Selain itu pengawasan dan pengendalian ini juga dilakukan
agar aktivitas masyarakat tidak merusak ekosistem alami dan melampaui daya dukung lingkungan
hidup. Sesuai dengan namanya: nagari siaga, program ini melibatkan komunitas lokal dalam
mekanisme pengendalian dan pengawasannya.
Adapun indikasi program secara rinci, berikut dengan lokasi dan instansi penanggung jawabnya,
dapat dilihat pada tabel berikut.
1 2 3 4
- KJA Ramah
Lingkungan
1 2 3 4
1 2 3 4
- Pengurangan KJA di - mendorong dan Penetapan zona kawasan Tanjung Raya Dinas Perikanan
Danau Maninjau memfasilitasi peralihan perikanan khusus KJA
hingga mencapai dari KJA ke mata
jumlah sesuai dengan Fasilitasi KJA Ramah Dinas Perikanan
pencaharian baru
daya dukung danau Lingkungan
(6000 petak) - memperkenalkan sumber - Program Budidaya Tanjung Raya BPLHD
mata pencaharian baru periaknan klolam
seperti peternakan, deras dan kolam air
budidaya jamur dan hasil tenang (tambak)
1 2 3 4
- Pengembangan
kegiatan peternakan
- Program pertanian
organik
1 2 3 4
Indikasi program pengembangan Sumber Daya Manusia disusun sebagai langkah implementasi
strategi pengembangan wilayah yang berbasis Growth Pole dan Endogenous Development. Sebagai
gambaran program pengembangan penduduk dan sumber daya manusia ini, disusun tagline yang
merupakan filosofi bagi pengembangan program, sebagai berikut:
Masyarakat Agam yang Kreatif dan Inovatif dalam Mengembangkan Ekonomi Lokal Melalui
Kemampuan Indutri Kecil Menengah yang Hijau (MAKIN ELOK MANINJAU)
Adapun program utama pengembangan sumber daya manusia ini terdiri dari 2 (dua) program yakni
Program Jejaring AKTIF (Jejaring Anak Nagari Kreatif dan Inovatif) dan Program Satria Agam. Masing
masing dijelaskan sebagai berikut.
Program pengembangan kurikulum Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau sejak dari
pendidikan dasar untuk menanamkan budaya usaha dan budaya melestarikan lingkunan
Program Kerjasama dengan jejaring eksternal ( Swasta dan Lembaga Keahlian Profesi) untuk
mengembangkan daya saing Tenaga Kerja.
Program kerjasama dengan jejaring eksternal (LIPI, Perguruan Tinggi, Swasta, Jejaring
Perantau, dll) untuk pengembangan kewirausahaan.
Program kerjasama dengan jejaring eksternal (Swasta, Jejaring Perantau, dll) untuk
pengembangan pemasaran.
Progam ini merupakan langkah yang dilakukan untuk menguatkan kembali nilai budaya dan kearifan
lokal terutama di Agam bagian barat. Satria yang dimaksud dalam program ini adalah agen
perubahan. Dimana dalam program ini, dilakukan pemberdayaan komunitas dari tetua hingga
generasi muda serta tokoh masyarakat di nagari nagari sebagai agen perubahan komunitas dalam
pengelolaan dan pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
Adapun indikasi program pengembangan sumber daya manusia secara rinci, berikut dengan lokasi
dan instansi penanggung jawabnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
Periode ke
No Arahan Pengembangan Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi
1 2 3 4
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan
Kec. Palupuh Hortikultura dan
Peternakan
Kec. Matur
Peningkatan Ketahanan
Dinas Kelautan dan
Pangan (Pertanian, Kec. Malalak
Perikanan
Perkebunan, Peternakkan,
Perikanan) Kec. Pelembayan
Badan Penyuluhan
Kecamata Ampek Pertanian,
Menguatkan dan
Nagari Perikanan,
mengaplikasikan kearifan
Pembinaan teknik Kehutanan, dan
lokal dalam rangka
pertanian yang Ketahanan Pangan
1 mengembangkan pertanian
berkelanjutan bagi para
berkelanjutan yang memiliki Kec. Palupuh
petani
nilai tambah tinggi dan
ramah lingkungan Kec. Matur Badan Penyuluhan
Pemberdayaan penyuluh Pertanian,
Kec. Malalak
pertanian/perkebunan Perikanan,
lapangan Kec. Pelembayan Kehutanan, dan
Ketahanan Pangan
Kecamata Ampek
Nagari
Kec. Pelembayan
Kecamata Ampek
Nagari
Kec. Palupuh
Kec. Matur
Mengembangkan program
Pengembangan kurikulum,
muatan lokal mengenai Kec. Malalak
bahan ajar dan model Dinas Pendidikan
teknik pertanian yang
pembelajaran Kec. Pelembayan
berkelanjutan
Kecamata Ampek
Nagari
Kec. Palupuh
Meningkatkan kemampuan Dinas Pertanian
petani dalam Peningkatan penerapan Kec. Matur Tanaman Pangan
memanfaatkan teknologi teknologi pertanian/
Kec. Malalak Hortikultura dan
informasi untuk mengakses perkebunan
Peternakan
ilmu dan pengetahuan serta Kec. Pelembayan
Kec. Palupuh
Kec. Matur
Optimalisasi pemanfaatan DInas Perhubungan,
Kec. Malalak
teknologi informasi di Komunikasi dan
bidang pertanian Kec. Pelembayan Informatika
Kecamata Ampek
Nagari
Mengoptimalkan kerjasama Peningkatan Kualitas dan Kab. Agam Bagian Dinas Sosial dan
dengan pemerintah provinsi Produktivitas Tenaga Kerja Barat Tenaga Kerja
Sumatera Barat dalam
Pengembangan mengembangkan Dinas Koperasi,
keterampilan tenaga kerja Pengembangan
kompetensi yang Kab. Agam Bagian UMKM,
yang dibutuhkan serta Kewirausahaan dan
didukung oleh sarana dan Barat Perindustrian dan
2 mengembangkan Keunggulan Kompetitif
prasarana pendidikan Perdagangan
yang mendukung keterampilan wirausahawan
pengembangan ekonomi Meningkatkan keterampilan Dinas Sosial dan
Peningkatan kerjasama
agroindustri dan pariwisata Tenaga Kerja
dengan dunia usaha dan Kec. Lubuk Basung
melalui pelatihan dan
industri
pemagangan
Pengembangan
Dinas Koperasi,
masyarakat yang kreatif Pengembangan kegiatan
Program penerapan Kab. Agam Bagian UMKM,
3 dan inovatif dalam ekonomi berbasis teknologi
teknologi industri Barat Perindustrian dan
peningkatan nilai tambah informasi
Perdagangan
komoditas unggulan
Menguatkan nilai-nilai
Peningkatan kesadaran budaya dalam mereplikasi
masyarakat dalam pentingnya menjaga Program Pengembangan Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan
4
menjaga kelestarian kelestarian lingkungan yang Nilai Budaya Barat dan Pariwisata
lingkungan telah dilakukan di Nagari
Koto Malintang
Meningkatkan keterampilan
Peningkatan kerjasama
agroindustri dan pariwisata Kab. Agam Bagian
dengan dunia usaha dan Dinas Pendidikan
melalui pelatihan dan Barat
industri
pemagangan
Melakukan Kerjasama
Pengembangan manusia dengan Perguruan Tinggi
yang mampu dalam mengembangkan
Dinas Pertanian
mengaplikasikan ilmu SDM yang mampu Peningkatan kerjasama
Kab. Agam Bagian Tanaman Pangan
pengetahuan dan melakukan pengolahan hasil antar lembaga penelitian
8 Barat Hortikultura dan
teknologi dalam kegiatan pertanian maupun non yang dan industri terkait
Peternakan
usaha yang didukung oleh sesuai dengan
Research and perkembangan riset dan
Development. teknologi
Meningkatkan kemampuan
Pengembangan Dinas Koperasi,
wirausahawan dalam
Kewirausahaan dan Kab. Agam Bagian UMKM,
mengakses dan
Keunggulan Kompetitif Barat Perindustrian dan
memanfaatkan teknologi
Usaha Kecil Menengah Perdagangan
informasi.
Pengembangan
Mengoptimalkan peran Dinas Koperasi,
keterampilan jaringan Penyuluhan pemasaran
pemerintah dalam Kab. Agam Bagian UMKM,
10 pemasaran produk olahan produksi
memperkenalkan jaringan Barat Perindustrian dan
berkualitas di tingkat pertanian/perkebunan
pemasaran produk olahan Perdagangan
provinsi
Pengembangan Penguatan modal sosial Program Pengembangan Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan
masyarakat dengan mata diantara masyarakat yang Nilai Budaya Barat dan Pariwisata
pencaharian yang mengembangan ekonomi
Pengelolaan Keragaman Kab. Agam Bagian Dinas Kebudayaan
11 berkelanjutan dengan alternatif yang sudah
Budaya Barat dan Pariwisata
mengembangkan berjalan melalui
keterampilan usaha selain pembentukan kelompok Pengembangan lembaga Kab. Agam Bagian
dari perikanan KJA usaha BPMPN
ekonomi pedesaan Barat
kelestarian lingkungan
Dengan mengacu pada konsep pengembangan wilayah dan strategi pengembangan wilayah yang
dibagi menjadi 4 tahapan yaitu reinforcement (Penguatan) infrastruktur, tahap development
(Pembangunan) infrastruktur yang lebih mengacu pada infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi,
tahap integration yang merupakan tahap peningkatan konektivitas dan tahapan akhir yaitu tahap
expansion yang merupakan tahapan optimalisasi penyediaan infrastruktur. Dalam program
pengembangan infrastruktur di Kabupaten Agam akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan akan
penyediaan infrastruktur, baik infrastruktur penunjang kegiatan sosial maupun ekonomi masyarakat.
Secara garis besar, tema program pengembangan saran dan prasarana di Kabupaten Agam Bagian
Barat adalah sebagai berikut:
Program gap filling merupakan program pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar (air
bersih, listrik, sekolah, peribadatan, kesehatan) baik dengan penyediaan baru maupun perbaikan.
Program Sinergitas merupakan program peningkatan dan penyediaan sarana dan prasarana yang
mampu menghubungkan sentra sentra produksi dan usaha lokal di tiap kecamatan dengan
kegiatan pariwisata, mendukung peningkatan daya saing wilayah, serta membuka konektivitas Agam
dengan dunia global melalui pengembangan konektivitas non fisik dan sistem informasi. Dengan
demikian sinergitas dalam program ini juga mengandung makna sebagai pengembangan
infrastruktur yang terpadu dalam mendukung pengembangan wilayah. Rangkaian program dalam
SINERGITAS ini antara laian meliputi pengembangan jaringan internet hingga skala komunitas (RW),
peningkatan sistem informasi dan energi.
Program lingkungan bersih merupakan program penerapan sistem pengelolaan persampahan yang
ramah lingkungan dan dapat menjadi sumber mata pencaharian alternatif bagi masyarakat setempat
melalui program Bank Sampah. Program ini juga meliputi pengelolaan persampahan dengan prinsip
5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan Replant).
Program pengembangan infrastruktur Kabupaten Agam Bagian Barat dalam mendukung kegiatan
sosial dan ekonomi masyarakat, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
1 2 3 4
1. Pengembangan Pengembangan jarigan irigasi Perbaikan jaringan irigasi yang Lubuk Basung, Dinas PU
sarana prasarana rusak dan pembangunan Tanjung Mutiara, IV Kabupaten
pendukung sektor sIstem jaringan irigasi pada Nagari, Palembayan,
pertanian yang wilayah yang belum terlayani Tanjung Raya,
memadai dan Palupuh, Matur dan
sesuai dengan Malalak
kebutuhan
pengembangan
1 2 3 4
1 2 3 4
7. Peningkatan pengembangan dan perbaikan Perbaikan jalan rusak dan Lubuk Basung, Dinas PU
kualitas pelayanan jaringan jalan pengembangan jalan kolektor Tanjung Mutiara, IV Kabupaten
jaringan jalan primer yang menghubungkan Nagari, Palembayan,
kabupaten antar pusat kegiatan (PKL) Tanjung Raya,
Palupuh, Matur dan
Malalak
8. Peningkatan Pemerataan ketersediaan Pembangunan SD, SLTP, SMA, Lubuk Basung, Dinas
kualitas dan sarana prasarana pendidikan SMK (perikanan, pariwisata Tanjung Mutiara, IV Pendidikan
pemerataan dasar dan pertanian) sesuai dengan Nagari, Palembayan,
persebaran kebutuhan masing-masing Tanjung Raya,
saranan prasarana kecamatan Palupuh, Matur dan
pendidikan Malalak
9. Pengembangan Pembangunan sarana dan Perbaikan jasa penginapan, Tanjung Raya Dinas
kondisi sarana dan prasarana penunjang tempat belanja dan kuliner Kebudayaan
prasarana pariwisata dan pembangunan dermaga di dan
penunjang danau maninjau Pariwisata
pariwisata
1 2 3 4
11. Pengembangan peningkatan Kualitas dan Perbaikan jaringan jalan Jaringan jalan Dinas
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan internal Kabupaten Agam penghubung antar Pekerjaan
jangkauan jalan telah memadai dan pusat kegiatan pada umum
pelayanan terkoneksi antar kecamatan Kecamatan Lubuk
infratsruktur dan wilayah eksternal Basung, Tanjung
Mutiara, IV Nagari,
Palembayan, Tanjung
Raya, Palupuh, Matur
dan Malalak
1 2 3 4
6. Peningkatan Pembangunan sarana dan Pembangunan jasa Tanjung Raya dan Dinas
kondisi sarana dan prasarana penunjang penginapan, tempat belanja Tanjung Mutiara Kebudayaan
prasarana pariwisata dan kuliner di kawasan wisata dan
penunjang Pariwisata
pariwisata
1 2 3 4
Pembangunan Jaringan Kereta Pembangunan Jalur Kereta Api pembangunan baru Dinas
Api jaringan jalan kereta Perhubungan
api dari Naras dan PTKAI
Sungai Limau
Simpang Empat
Pasaman
6. Optimalisasi Mengoptimalkan penyediaan Pengembangan jaringan jalan Jaringan jalan lintas Dinas
kualitas jaringan jaringan jalan ke wilayah menuju wilayah eksternal barat sumatera Pekerjaan
distribusi eksternal Kabupaten Agam, yaitu jalan Umum
kolektor 1 menjadi primer
8. Peningkatan Optimalisasi dan Peningkatan kualitas dan Tanjung Raya dan Dinas
1 2 3 4
kondisi sarana dan pemeliharaan sarana alternatif pengembangan baru Tanjung Mutiara Kebudayaan
prasarana prasarana penunjang jasa penginapan, tempat dan
pendukung pariwisata belanja dan kuliner khususnya Pariwisata
pariwisata di Kecamatan Tanjung Raya
dan Tanjung Mutiara
Program Agam Tangguh merupakan program untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
ketahanan, kemandirian ekonomi dan kapasitas untuk terlibat dalam pembangunan. Program ini
menerapkan upaya pembelajaran bersama (social learning) melalui pemberdayaan (empowerment)
komunitas lokal, termasuk pelaku usaha.
Program ini merupakan program kelembagaan dan pembiayaan dalam mendukung kelestarian
Danau Maninjau, antara lain meliputi:
Penerapan skema imbalan jasa lingkungan pada kegiatan yang memanfaatkan Danau
Maninjau sebagai sumber pendapatan ekonomi
Program mitra membangun Agam merupakan program untuk mendorong kemitraan dan kerjasama
pembangunan antara pemerintah, swasta dan masyarakat di Agam bagian barat. Program ini
diantaranya meliputi:
peningkatan iklim usaha, realisasi dan kerjasama investasi serta promosi berorientasi ekspor
untuk mendorong diverisifikasi tanaman berbasis ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-
kawasan konservasi
Ketiga grand program diatas secara lebih rinci penerapannya, waktu penerapan serta instansi
penanggung jawabnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Penguatan Peningkatan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan Seluruh
kapasitas dan aparatur BPMPN
sektor pertanian Wilayah
peran pemerintah
tingkat kecamatan
kelembagaan desa
dan pemanfaatan
1 dalam
teknologi untuk Seluruh Dinas
pengembangan
peningkatan Penataan Wilayah Kependudu
wilayah berbasis
produktifitas dan Administrasi kan dan
penghidupan
pemasaran hasil Kependudukan Catatan
berkelanjutan
produksi pertanian Sipil
Peningkatan Seluruh
partisipasi Wilayah
Peningkatan peran masyarakat
Meningkatkan BPMPN
lembaga dalam
kapasitas membangun
pendidikan dan
koordinasi pelaku desa
pelatihan dalam
sektor UMKM
2 mengembangkan Pengembangan Seluruh Dinas
melalui
kewirausahaan Kewirausahaan Wilayah Koperasi,
pemanfaatan
dan peningkatan dan UMKM,
teknologi dan ilmu
kapasitas tenaga Keunggulan Perindustria
pengetahuan
kerja Kompetitif n dan
Usaha Kecil Perdaganga
Menengah n
Pengembangan Seluruh
Meningkatkan lembaga Wilayah
BPMPN
kapasitas dan ekonomi
Penguatan sistem peran pedesaan
kelembagaan yang kelembagaan Seluruh Dinas
3 mendukung dalam Wilayah Koperasi,
pengembangan pengembangan Peningkatan
UMKM,
ekonomi lokal. wilayah berbasis Kualitas
Perindustria
penghidupan Kelembagaan
n dan
berkelanjutan Koperasi
Perdaganga
n
Peningkatan Seluruh
kapasitas Wilayah
kelembagaan
BAPPEDA
perencanaan
pembangunan
daerah
Pengendalian Seluruh
Badan
Peningkatan Pencemaran Wilayah
Pengelola
kapasitas dan Perusakan
Menginisiasi Lingkungan
kelembagaan yang Lingkungan
pembentukan Hidup
mampu Hidup
lembaga profit
mengorganisir
berbasis Peningkatan Seluruh
semua
pengembangan Kualitas dan Wilayah
kepentingan baik
berkelanjutan Akses Badan
ekonomi maupun
dalam bentuk Informasi Pengelola
lingkungan
BPDM Sumber Daya Lingkungan
4
Alam dan Hidup
Meningkatkan Lingkungan
Optimalisasi peran
kapasitas dan Hidup
nagari dalam
kuantitas aparatur
peningkatan Seluruh Dinas
pemerintah dalam
kesadaran Wilayah Koperasi,
mewujudkan Perlindungan
masyarakat dalam UMKM,
pembangunan Konsumen dan
menjaga Perindustria
berkelanjutan pengamanan
kelestarian n dan
lingkungan perdagangan
Perdaganga
n
ekonomi
Pemerintah Dinas
memfasilitasi dan Penciptaan Koperasi,
mengkoordinasi iklim Usaha UMKM,
peluang kerjasama Kecil Perindustria
antara para pelaku Menengah n dan
terutama antara yang kondusif Perdaganga
kelompok dengan n
pengusaha sebagai
peluang
pembiayaan
(contract farming)
berbagai n
Kabupaten/Kota di
Sumatera.
Seluruh Dinas
Pengembangan Mewujudkan
Wilayah Koperasi,
lembaga Research pembentukan Peningkatan
UMKM,
1 and Development lembaga Research Kapasitas Iptek
Perindustria
0 untuk mendorong and Development Sistem
n dan
penciptaan untuk mendorong Produksi
Perdaganga
inovasi. penciptaan inovasi.
n
Peningkatan Seluruh
kerjasama antara Mewujudkan Wilayah
Rehabilitasi
pemerintah kerjasama dengan Badan
dan Pemulihan
1 dengan pemerintah daerah Pengelola
Cadangan
1 pemerintah lain baik di tingkat Lingkungan
Sumber daya
Kabupaten/Kota kabipaten/kota Hidup
Alam
lainnya dalam maupun provinsi
mengembangkan
jangkauan pasar
khususnya pasar
nasional
Meningkatkan Seluruh
kapasitas pelaku Wilayah
Peningkatan Dinas
usaha ekonomi
sinergitas antar Peningkatan Pertanian
melaui pendidikan
lembaga dalam Ketahanan Tanaman
1 dan pelatihan
menjamin Pangan Pangan
4 dalam upaya
masyarakat lokal pertanian/perk Hortikultura
mewujudkan
sebagai pelaku ebunan dan
masyarakat lokal
utama ekonomi Peternakan
sebagai pelaku
utama ekonomi
Seluruh Dinas
Peningkatan Wilayah Pertanian
pemasaran Tanaman
hasil produksi Pangan
pertanian/perk Hortikultura
ebunan dan
Peternakan
Mengoptimalkan Seluruh
peran lembaga Wilayah
pelestarian
Optimalisasi peran
lingkungan, dalam Dinas
lembaga dalam Pengembangan
1 mewujudkan Kebudayaan
menjaga Pemasaran
6 pengembangan dan
kelestarian Pariwisata
wilayah Pariwisata
lingkungan.
berkelanjutan dan
berbasis
lingkungan