Anda di halaman 1dari 7

Analisa Data Seismogram Tiga Komponen

Terhadap Momen Tensor Gempa Bumi


Gempa bumi dapat diakibatkan oleh lempeng-lempeng raksasa yang bergerak
menyebabkan terjadinya gesekan, tekanan dari bidang yang saling bertemu tersebut. Tekanan
yang akibat pergerakan lempeng itu akan menimbulkan getaran atau gelombang. Terdapat
salah satu mekanisme gempa bumi melalui estimasi parameter sumber gempa Centroid
Moment Tensor (CMT). Penentuan CMT gempa bumi ini menggunakan fungsi Green satu
komponen yakni pada arah sumbu Z saja. Gelombang seismic merambat dari sumber menuju
stasiun observasi dalam ruang tiga dimensi, oleh karena itu dikembangkan fungsi Green
untuk 3 komponen dimana berguna untuk mengestimasi parameter sumber gempa tersebut
lebih teliti. Penelitian ini membandingkan waveform terukur oleh stasiun dan waveform
sintetik yang telah terhitung dengan fungsi Green.

Terjadinya gempa bumi disebabkan adanya gerakan suatu sesar dengan karakter gerak
tertentu. Model gerak sesar dan karakter sesar penyebab gempa bumi dapat diketahui
berdasarkan momen tensor gempa bumi. Momen tensor ini digunakan untuk menggambarkan
arah gaya penyebab gempa bumi. Dimana menggunakan persamaan dari fungsi Green
sebagai berikut,

u ( x) G ( x; x' ) f ( x' )dx' (1)

Konsep momen tensor dapat memberi deskripsi yang lengkap tentang gaya dari
sumber titik seismic. Pada umumnya momen tensor [Mij] mempunyai 6 komponen moment
tensor dasar independen. Apabila Gki (x , xs, t) adalah fungsi Green yang juga
melambangkan seismogram sintetik pada stasiun ke-k dan tensor ke-I; Mi.

Metode Penelitian ini juga menggunakan inversi momen tensor. Kita dapat
memperhitungkan sintetik seismogram yang dapat diperbandingkan dengan seismogram hasil
pengamatan. Berbagai macam proses seperti proses sumber seismik dan proses perambatan
(respon struktur bumi dan pelambatan) mempengaruhi pergerakan pada titik pengamatan, dan
semuanya dikombinasikan dalam operator sintetik konvolusi. Karena efek-efek ini dapat
diperlakukan sebagai garis penghubung untuk orde pertama, maka ini menjadi mudah untuk
menguji perubahan signifikan dalam sintetik yang disebabkan oleh bermacam-macam
operator yang terpisah.

Fungsi Green secara umum adalah penggabungan dari fungsi respon, efek proses
perambatan, dengan unit impulsif dan/atau gaya (Gambar 1). Adalah penting untuk
menggunakan secara akurat fungsi Green dalam upaya memperoleh solusi-solusi yang sesuai,
karena fungsi Green sensitif terhadap mekanisme sumber dan kedalaman di dalam proses
menganalisis sumber pecahan.
Gambar 1. Konsep fungsi Green dalam proses sumber seismik.

Dengan menggunakan inversi momen tensor, proses sumber gempa secara detail
dapat didapatkan dari pengamatan data. Momen tensor untuk berbagai jenis gempa bumi
dapat di tentukan secara rutin. Juga mencoba dan melakukan modeling kesalahan dengan
memperlakukan secara hati-hati dan seksama dari data tersebut dapat menghasilkan
pengetahuan penting sekitar sumber gempa (Yoshida 1995).

Karena momen tensor seismik selalu simetris, maka momen tensor dapat
dideskripsikan sebagai pasangan ganda pada setiap saat. Juga kita dapat memperlakukan
sumber dan proses perambatan sebagai penghubung linear. Sehingga dimungkinkan untuk
membangun pengamatan bentuk gelombang dengan menjumlahkan perpindahan berat
momen tensor untuk tiap-tiap momen tensor (fungsi konvolusi dari fungsi Green dan fungsi
waktu sumber). Karena hanya untuk pasangan ganda, jumlah komponen-komponen bebas
dari momen tensor adalah lima. Kita dapat memilih pasangan ganda, m1, , m5, sebagai
dasar momen tensor. Umumnya, komponen vertical dari pengamatan bentuk gelombang
seismik di stasiun untuk gempa yang biasa dapat di tunjukkan sebagai berikut
5
u j (t ) d G jq (t , x, y, z ) M q ( , x, y, z )dV e0 (2)
V
q 1

dimana V mewakili sumber ruang, Gjq adalah fungsi Green lengkap, Mq adalah densitas dasar
momen tensor dan eo adalah kesalahan pengamatan. Kita menggambarkan proses sumber
seismik sebagai titik sumber model
5
u j (t ) G jq (t , xc , yc , zc )M q' ( , xc , yc , zc )d eo em
q 1

5
M q" G jq (t , xc , yc , zc )T (t )d eo em (3)
q 1
dimana M q' dan M q" adalah momen tensor pada pusat sumber ( xc , yc , z c ) , T(t) adalah fungsi
sumber waktu, dan em adalah kesalahan modeling. Untuk sederhananya, kita asumsikan
eo em menjadi Gaussian dengan nilai tengah nol dan kovarian 2j I . j adalah standar
deviasi gelombang P, yang proporsional dengan amplitudo bentuk gelombang. Kita
asumsikan j proporsional terhadap amplitudo maksimum gelombang masing-masing dari
bentuk gelombang hasil pengamatan. Rumus pengamatan (3) dapat ditulis ulang dalam
bentuk vektor:

d j G (T (t ), xc , yc , zc ) j m e j (4)

Juga dapat ditulis ulang dalam bentuk vector sederhana seperti berikut :

uud (t1 ) Gud


m1 m2
(t1 ) Gud (t1 ) Gud m5
(t1 ) m1
u (t ) m m m
m
ud 2 Gud1 (t 2 ) Gud2 (t 2 ) Gud5 (t 2 ) 2
d G m m3 (5)

uns (t1 ) Gnsm1 (t1 ) Gnsm5 (t1 ) m4
m5

dan dimana secara berturut-turue d dan e adalah N-dimensi data dan vector kesalahan, a
adalah vector parameter model 5-dimensi, G adalah N x 5 koefisien matriks. Penyelesaian
persamaan matriks di atas diperoleh dengan menggunakan pendekatan least square, jika
bentuk gelombang pengamatan (d) dan konvolusi fungsi Green dengan fungsi waktu dari
sumber (G) telah diketahui. Kita menentukan kedalaman hiposentral dan durasi dan bentuk
fungsi waktu sumber dengan metode grid karena ini diperlukan untuk inversi momen tensor.

Jika kita asumsikan velocity gelombang P dan S dekat dengan area sumber gempa,
kita dapat menentukan kedalaman hiposentral menggunakan pick pP dan sP. Informasi
mekanisme patahan terkandung dalam bentuk radiasi. Jika kita sederhanakan penjelasan
tentang inversi momen tensor, kita dapat memperkirakan komponen momen tensor (atau
mekanisme fokal) untuk menyesuaikan amplitudo dari pengamatn bentuk gelombang dan
amplitudo bentuk pola radiasi. Untuk memperoleh solusi momen tensor, kita asumsikan
segitiga sederhana fungsi waktu sumber, dan memvariasikan durasi waktu sumber dan
kedalaman pusat gempa.

Penyelesaian persamaan matriks di atas diperoleh dengan menggunakan pendekatan


least square, jika bentuk gelombang pengamatan (d) dan konvolusi fungsi Green dengan
fungsi waktu dari sumber (G) telah diketahui. Kita menentukan kedalaman hiposentral dan
durasi dan bentuk fungsi waktu sumber dengan metode grid karena ini diperlukan untuk
inversi momen tensor.

Kita konversikan proses sumber dari bidang patahan ke momen tensor dengan
menggunakan persamaan sederhana berikut :
M xx M o (sin cos sin 2 sin 2 sin sin 2 )

1
M xy M yx M o (sin cos sin 2 sin 2 sin sin 2 )
2

M xz M zx M o (cos cos cos cos 2 sin sin ) (6)

M yy M o (sin cos sin 2 sin 2 sin cos 2 )

M yz M zy M o (cos cos sin cos 2 sin cos )

M zz M o sin 2 sin

dimana adalah strike, dip, slip ( x: utara, y: timur, z: arah kebawah).

Untuk memperoleh momen seismik dan mekanisme fokal gempa bumi dari komponen
momen tensor, kita menggunakan metode transformasi untuk mengkonversi momen tensor
pada dua bidang patahan. Jika memiliki vektor eigen (t, b, p) dari momen tensor,

M xx M xy M xz Mo 0 0

M yx M yy M yz (t b p) (t b p) 0 0 0 (7)
0 0 M
M M M o
zx xy zz

Kita dapat memperoleh vector patahan (n : unit normal vector pada bidang patahan, d : unit
vector slip) dari persamaan

1 1
Model bidang patahan satu : n (t p), d (t p ) (8)
2 2

1 1
Model bidang patahan lainnya : n (t p), d (t p ) (9)
2 2

Persamaan-persamaan ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat mendeteksi bidang patahan
dari momen tensor. Kita dapat menentukan parameter patahan dari vector patahan dengan
menggunakan persamaan di bawah ini :

n1
arctan (10)
n2

arccos n3 (11)
d3
arcsin (12)
sin

Untuk memperoleh penyelesaian momen tensor dari bentuk gelombang tubuh (P


wave), kita asumsikan segitiga sederhana fungsi waktu sumber dan lima komponen-
komponen dasar momen tensor (Kikuchi dan Kanamori, 1991), dan memvariasikan durasi
waktu sumber gempa dan kedalaman pusat gempa. Fungsi Green dihitung dengan metode
Kikuchi dan Kanamori (1991). Kita menggunakan prem-modify-model untuk menghitung
teleseismik tubuh gelombang (Gambar 2).

Gambar 2. Struktur velocity model dari Vp dan Vs (prem-modify-model).

Teleseismik gelombang tubuh terbuka selama 60 detik, mulai 10 detik sebelum waktu
datangnya P, dan kemudian dikonversi ke perpindahan dengan waktu sampling 0.25 detik.
Untuk menghilangkan pengaruh dari detail proses sumber dan detail struktur 3D, kita
terapkan penyaringan yang rendah dalam inversi momen tensor. Batas frekuensi dipilih oleh
try and error.
Hasil inversi momen tensor dari 5 kejadian gempa bumi ditunjukkan pada Gambar 3.
Bentuk gelombang hasil pengamatan dan teori hampir identik secara sistematik. Artinya, kita
dapat menggunakan hasil-hasil tersebut untuk mempelajari lebih lanjut karakteristik
seismotektonik daerah tersebut. Metode telusur grid (grid search) dari inversi momen tensor
digunakan untuk membatasi kedalaman hiposenter. Dengan memvariasikan kedalaman
dengan ragam minimum, kita memperoleh pembatasan kedalaman yang baik yang dikenal
sebagai kedalaman titik berat
Gambar 3. Hasil inversi tensor momen dari 5 kejadian gempa bumi. (a) Asumsi fungsi
sumber waktu dan mekanisme fokus.. (b) Bentuk gelombang teoritis (kurva
merah) dari suatu sumber titik dan bentuk gelombang hasil pengamatan (kurva
hitam)

Anda mungkin juga menyukai