I. DASAR TEORI
I.I Logam Transisi
Logam logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda dengan logam-logam
golongan utama. Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau
f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation.
Logam transisi umumnya memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas
dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi. Salah satu yang menarik pada logam
transisi adalah kemampuan logam-logam transisi untuk membentuk senyawa koordinasi.
Selain itu karena senyawa kompleks dapat membentuk warna-warna. Senyawa kompleks
dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar tampak.
Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada
atom pusat. Pada kompleks yang berkarakter d1-d9 merupakan kompleks yang memiliki warna
dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d. Bila kedua orbital molekul yang
memungkinkan transisi memiliki karakter utama d, transisinya disebut transisi d-d. Pada
orbital d terjadi pembelahan atau splitting orbital yang akan menghasilkan dua tingkat energi
yaitu eg dan t2g pada oktahedral. Pada kompleks d0 dan d10 memiliki keistimewaan karena
terdapat senyawa dari kompleks ini yang menghasilkan warna. Hal ini dikarenakan adanya
transisi transfer muatan (Charge Transfer). Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas
transfer muatan logam ke ligan (MLCT) dan transfer muatan ligan ke logam (LMCT).
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 2
Reaksi Ion Logam Transisi
Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan molekul
dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan diklasifikasikan
berdasarkan jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya dibedakan menjadi:
- Ligan monodentat, yaitu ligan yang mendonorkan satu pasang elektron bebasnya kepada
logam atau ion logam. Contoh : NH3, H2O, NO2-, dan CN-.
- Ligan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau
ion logam. Contoh : etyhlendiamine, NH2CH2CH2NH2.
Namun demikian, molekul netral seperti H2O dan NH3 dan anion seperti F-,Cl-,Br-,CN-
dapat bertindak sebagai ligan. Apabila satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan
ion logam akan menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion
kompleks. Misalnya ion-ion logam transisi sebagian besar membentuk ion kompleks dengan
molekul-molekul air ketika di dalam larutan air, misalnya [Co(H2O)6]3+ dan [Ni(H2O)6]2+. Jika
satu atau lebih anion berkoordinasi dengan ion logam, dihasilkan ion kompleks yang
bermuatan negatif, contohnya [Co(NO2)6]3- dan [Fe(CN)6]4-.
Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa kerak
bumi) dan jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam
bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).
Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada
ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, maka diperoleh kompleks yang bermuatan
kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.
Kromium (Cr)
Kromium di alam berada dalam bentuk senyawa : kromik sulfat, kromik oksida, kromik
klorida, kromik trivalent, timbal kromat, kalium dikromat, natrium dikromat, seng kromat.
Ion kompleks berperan sebagai asam dengan memberikan ion hidrogen kepada molekul
air dalam larutan. Air, sudah tentu, berperan sebagai basa yang menerima ion hidrogen.
Tetapi proses tidak berhenti sampai disini. Ion hidrogen yang lebih benyak akan
dihilangkan untuk menghasilkan ion seperti [Cr(H2O)2(OH)4]- dan [Cr(OH)6]3-. Sebagai
contoh :
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 5
Reaksi Ion Logam Transisi
Endapan larut kembali karena ion tersebut larut dalam air. Pada tabung reaksi, perubahan
warna yang terjadi adalah:
Endapan tersebut larut secara luas jika ditambahkan amonia berlebih (terutama jika
amonianya pekat). Amonia menggantikan air sebagai ligan untuk menghasilkan ion
heksaaminkrom(III).
Mangan (Mn)
Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan.
Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting.
Kobalt (Co)
Amonia dapat berperan sebagai basa maupun ligan. Dengan jumlah kecil amonia, ion
hidrogen ditarik ion heksaaquo dengan tepat seperti pada kasus perubahan ion hidroksida
menjadi kompleks netral.
Nikel (Ni)
Nikel memiliki ciri-ciri atom dengan bilangan oksidasi 2 dan 3. Kemudian nikel memiliki
struktur kristal cubic face centered.
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Zink merupakan logam dari golongan transisi yang sangat reaktif dan strukturnya lunak.
Garam Zn merupakan garam yang larut dalam air, larutan kompleks ion Zn merupakan
larutan yang tak berwarna. Kemudian, umumnya padatan garamnya terhidrat. Selanjutnya
penambahan basa menyebabkan terbentuknya endapan putih gelatin zink hidroksida:
[Zn(H2O)3(OH)]+ + OH- Zn(OH)2 +3H2O
Tetapi endapan ini larut kembali dalam basa berlebih oleh karena sifat amfoterik dengan
membentuk ion kompleks:
Zn(OH)2 + 2OH- [Zn(OH)4]2-
Endapan zink hidroksida juga larut dalam amonia membentuk ion kompleks menurut
persamaan berikut:
Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ +2OH-
Sianida sering dipakai sebagai zat penutup, misalnya adalah untuk menutupi tembaga
sebagai identifikasi cadmium.
Tiosianat dipakai dalam beberapa kasus untuk mendeteksi ion. Reaksinya dengan ion
besi (III) sangat khas dan dapat dipakai untuk mendeteksi kedua ion tersebut. Warna merah
tua yang terlihat disebabkan oleh pembentukan sejumlah ion-ion tiosianatoferat (III) dan juga
molekul yang tak bermuatan [Fe(SCN)3]. Kompleks tetratiosianatokobaltat (II), [Co(SCN)4]2-,
yang biru kadang-kadang dipakai untuk mendeteksi kobalt.
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 10
Reaksi Ion Logam Transisi
Alat :
1. Tabung reaksi 47 buah
2. Pembakar spiritus 1 buah
3. Pengaduk kaca 1 buah
4. Rak tabung 1 buah
5. Gelas ukur 2 buah
6. Gelas kimia 2 buah
7. Pipet tetes 11 buah
Bahan :
1. Akuades 16. K4[Fe(CN)6] 0,1 M
2. Amonia pekat dan 2M 17. KSCN jenuh
3. CoCl2 0,1 M 18. NaOH 0,6 M; 1 M; 2M; 6M
4. CrCl3.6H2O 0,1 M 19. Latutan Na2C2O4
5. CuSO4.5H2O(s) 20 Larutan Na2EDTA
6. CuSO4.5H2O 0,1 M 21. NiCl2 0,1 M
7. CuCl2.2H2O(s) 22. NaNO2 jenuh
8. Dimetilglioksim (DMG) 23. MnSO4 0,1 M
9. Etanol 24. NH4CNS 0,1 M
10. FeCl3 0,1 M 25. 1,10-phenanthroline
11. Fe(NH3)2SO4 0,1 M 26. Ni(NO3)2
12. Fe(NO3)2 0,1 M 27. Larutan ZnCl2
13. HCl 2 M, pekat(12M) 28. Serbuk Zn
14. HNO3 2 M, pekat
15. K2Cr2O7 0,1 M
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 12
Reaksi Ion Logam Transisi
2. Alur Kerja
Percobaan 1
Masing-maisng sebanyak 1 ml
dimasukkan kedalam tabung reaksi
Hasil pengamatan
Masing-maisng sebanyak 1 ml
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
segera mandi
Hasil pengamatan
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 13
Reaksi Ion Logam Transisi
Masing-maisng sebanyak 1 ml
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
segera mandi
Hasil pengamatan
Percobaan 2
a. Kompleks Cr (III)
2 ml larutan CrCl3
Dikocok
hasil
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 14
Reaksi Ion Logam Transisi
1 ml larutan Fe (II)
hasil
2 ml larutan FeCl3
Dikocok
Hasil
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 15
Reaksi Ion Logam Transisi
c. Kompleks Co (II)
1 ml larutan Co (II)
Dimasukkan
tabung reaksi 1
Ditambah Na-
EDTA
hasil
d. Kompleks Ni (II)
hasil hasil
e. Kompleks Cu(II)
Hasil
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 16
Reaksi Ion Logam Transisi
Dimasukkan tabung
reaksi 1
Ditambah Na-EDTA
Dikocok dan diamati
Hasil
Percobaan 3
1 ml FeSO4
Hasil
2 ml kalium dikromat
Hasil
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 17
Reaksi Ion Logam Transisi
Pengamatan
Garam Setelah penambahan tetes Setelah penambahan NH3 Rumus ion Ket
Sebelum Rumus senyawa
demi tetes NH3 pekat pekat berlebih kompleks yang
reaksi yang terbentuk
(5 tetes) (7 tetes) terbentuk
Hijau Endapan hijau sedikit, Endapan hijau (+), larutan Endapan
CrCl3 [Cr(H2O)4(OH)2]+ [Cr(NH3)3(H2O)3]
kebiruan larutan hijau hijau kebiruan bertambah
Tidak Endapan coklat muda, larutan Endapan
Mn(SO4) Larutan kuning keruh [Mn(H2O)5(OH)]+ [Mn(H2O)4(OH)2]
berwarna tidak berwarna bertambah
Awal = End. hijau dibagian Awal = Endapan hijau
Kekuningan atas dibagian atas Endapan
Fe(NH3)2SO4 [Fe(H2O)5(OH)]+ [Fe(H2O)5(OH)]+
(---) Setelah dikocok = tidak Setelah dikocok = tidak tetap
berwarna berwarna
Tidak ada
FeCl3 Kuning Larutan jingga [Fe(H2O)5(OH)]2+ Larutan jingga kemerahan [Fe(H2O)4(OH)2]+
endapan
Merah Endapan biru, larutan biru Endapan biru (+), larutan Endapan
CoCl2 [Co(H2O)5(OH)]+ [Co(H2O)4(OH)2]
muda keruh tidak berwarna bertambah
Endapan hijau muda, larutan Endapan hijau muda (+), Endapan
NiCl2 Hijau(-) [Ni(H2O)5(OH)]+ [Ni(H2O)4(OH)2]
hijau muda keruh larutan tidak berwarna bertambah
Endapan biru muda, larutan Endapan biru muda (+), Endapan
CuSO4 Biru(-) [Cu(H2O)5(OH)]+ [Cu(H2O)4(OH)2]
biru muda keruh larutan biru keruh bertambah
Tidak
ZnCl2 - - - - -
berwarna
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 19
Reaksi Ion Logam Transisi
Pengamatan
Larutan
Setelah penambahan NH4CNS Rumus ion
Garam Sebelum reaksi
(7 tetes) kompleks
Larutan Pengamatan
a. Kompleks Cr (III)
Warna larutan CrCl3.6H2O : hijau kebiruan
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Larutan hijau
Na2C2O4 (5 tetes) Tidak berwarna [Cr(C2O4)3]3-
kebiruan (+)
b. Kompleks Fe
Kompleks Fe (II)
Warna larutan fero sulfat : kekuningan (---)
Pengamatan
Garam Setelah penambahan 1,10 Rumus ion kompleks yang
phenanthroline terbentuk
FeSO4 + 2 tetes = Larutan kuning(-) [Fe(1,10-phenanthroline)3]2+
Kompleks Fe (III)
Warna larutan FeCl3 : kuning
Pengamatan
Setelah
Larutan penambahan tetes Rumus ion Setelah Rumus ion
Garam demi tetes kompleks yang penambahan kompleks yang
NH4CNS terbentuk Na2C2O4 terbentuk
c. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Larutan Na2EDTA Merah muda
Tidak berwarna [Ni(EDTA)2]2+
(15 tetes) (tetap)
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 21
Reaksi Ion Logam Transisi
d. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : hijau (-)
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Dimetil glioksim Larutan merah
Tidak berwarna [Ni(DMG)]2+
(5 tetes) muda (+)
Larutan Na2EDTA
Tidak berwarna Larutan hijau (+) [Ni(EDTA)2]2+
(10 tetes)
e. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : biru
Warna CuCl2.2H2O : hijau
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Larutan Na2EDTA Tidak berwarna Larutan biru (+) [Cr(EDTA)2]2+
Percobaan 1
Prinsip reaksi
Pada percobaan satu, mengenai reaksi yang berlangsung pada beberapa ion logam transisi
bertujuan untuk mengetahui reaksi-reaksi garam logam transisi, yang menggunakan jenis
kompleks amina, hidroksokompleks (hidroksida amfoter), dan kompleks tiosianat. Larutan
yang digunakan dalam percobaan satu adalah larutan CrCl3 yang berupa larutan hijau
kebiruan, Mn(SO4) yang berupa larutan tidak berwarna, Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan
kekuningan(---), FeCl3 yang berupa larutan kuning, CoCl2 yang berupa larutan merah muda,
NiCl2 yang berupa larutan hijau (-), CuSO4 yang berupa larutan biru (-), dan ZnCl2 yang
berupa larutantidak berwarna. Konsentrasi yang digunakan oleh kedelapan larutan tersebut
adalah sama, yaitu 0.1M.
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 24
Reaksi Ion Logam Transisi
Mn(SO4) 0.1M
Mn(SO4) yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Mn(H2O)6SO4], dimana
ion Mn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Mn(H2O)6]2+. Larutan Mn(SO4) 0.1M
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 25
Reaksi Ion Logam Transisi
Fe(NH3)2SO4 0.1M
Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)6SO4],
dimana ion Fe2+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan Fe(NH3)2SO4
0.1M dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH
1M yang berupa larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan
NaOH 1M sebanyak 5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya
endapan hijau di bagian atas, namun setelah dikocok endapan menjadi tidak berwarna.
Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Fe(H2O)5(OH)]+
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan
larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, tidak memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
tetap berupa endapan hijau di bagian atas, dan setelah dikocok endapan menjadi tidak
berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa belum terjadi pembentukan hidroksokompleks,
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 26
Reaksi Ion Logam Transisi
dikarenakan penambahan basa (NaOH 1M) berlebihnya masih kurang. Reaksi yang terjadi
adalah:
Fe(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Fe(H2O)5(OH)]+
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(H2O)2(OH)4]2-.
FeCl3 0.1M
FeCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)3Cl3], dimana ion
Fe3+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan FeCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya larutan coklat kemerahan. Larutan
coklat kemerahan yang dihasikan merupakan tanda dari pembentukan hidroksida amfoter
mulai terbentuk. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq) [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan
larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
terbentuk endapan coklat kemerahan dan larutan tidak berwarna. Endapan yang terbentuk dari
penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi pembentukan
hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
yaitu sebanyak 9 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)4(OH)2]+(s) + OH-(aq) [Mn(H2O)3(OH)3](s)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(H2O)(OH)5]2-.
CoCl2 0.1M
CoCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Co(H2O)4Cl2], dimana ion
Co2+ membentuk akuokompleks menjadi [Co(H2O)6]2+. Larutan CoCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak 5 tetes
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 27
Reaksi Ion Logam Transisi
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan coklat muda dan larutan
tidak berwarna. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang
terjadi adalah:
[Co(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Cr(H2O)4(OH)2](s)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan
larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang tidak terlalu signifikan,
yaitu endapan yang terbentuk sedikit larut dan terbentuk larutan hijau kebiruan yang keruh.
Endapan yang sedikit larut dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah
terjadi pembentukan hidroksokompleks. Namun, endapan yang larut hanyalah sedikit,
terbentuklah hidoksokompleks yang tidak sempurna. Hal ini dikarenakan penambahan basa
(NaOH 1M) berlebihnya masih kurang. Reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)4(OH)2](s) + OH-(aq) [Co(H2O)3(OH)3]-(aq)
Apabila endapan yang terbentuk larut dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih, maka
akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Co(H2O)2(OH)4]2-.
NiCl2 0.1M
NiCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Ni(H2O)4Cl2], dimana ion
Ni2+ membentuk akuokompleks menjadi [Ni(H2O)6]2+. Larutan NiCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan hijau muda dan larutan
hijau muda keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang
terjadi adalah:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Ni(H2O)5(OH)]+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan
larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu
endapan hijau muda yang terbentuk semakin bertambah dan larutan tidak bertambah. Endapan
yang terbentuk dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi
pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (NaOH
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 28
Reaksi Ion Logam Transisi
1M) berlebih, yaitu sebanyak 9 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq) [Ni(H2O)4(OH)2](s)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Ni(H2O)2(OH)4]2-.
CuSO4 0.1M
CuSO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cu(H2O)6SO4], dimana
ion Cu2+ membentuk akuokompleks menjadi [Cu(H2O)6]2+. Larutan CuSO4 0.1M dimasukkan
ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan biru muda dan
larutan tidak berwarna. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi
yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Cu(H2O)5(OH)]+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan
larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu
endapan biru kehitaman yang banyak. Endapan yang terbentuk dari penambahan basa (NaOH
1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna.
Sehingga pada penambahan basa (NaOH 1M) berlebih, yaitu sebanyak 9 tetes belum
terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq) [Cu(H2O)4(OH)2](s)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Cu(H2O)2(OH)4]2-.
Dari percoban satu yang dilakukan, yaitu reaksi ion logam transisi dengan larutan NaOH
1M dengan tujuh larutan yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa larutan CrCl3 dan CoCl2
membentuk hidroksi amfoter dengan penambahan 5 tetes NaOH 1M dan membentuk
hidroksokompleks yang belum sempurna dengan penambahan NaOH 1M berlebih; sedangkan
larutan Mn(SO4), FeCl3, NiCl2, dan CuSO4 membentuk hidroksi amfoter yang sempurna
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 29
Reaksi Ion Logam Transisi
Mn(SO4) 0.1M
Mn(SO4) yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Mn(H2O)6SO4], dimana
ion Mn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Mn(H2O)6]2+. Larutan Mn(SO4) 0.1M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M
yang berupa larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia
1M sebanyak 5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya larutan
kuning keruh. Larutan keruh yang dihasikan merupakan tanda dari pembentukan hidroksida
amfoter mulai terbentuk. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Mn(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan
larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
terbentuk endapan coklat muda dan terbentuk larutan tidak berwarna. Endapan yang terbentuk
dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi pembentukan
hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
yaitu sebanyak 7 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)5(OH)]+(s) + NH3(l) [Mn(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Mn(NH3)2(OH)4]2-.
Fe(NH3)2SO4 0.1M
Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)6SO4],
dimana ion Fe2+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan Fe(NH3)2SO4
0.1M dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia
1M yang berupa larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan
amonia 1M sebanyak 5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya
endapan hijau di bagian atas, namun setelah dikocok endapan menjadi tidak berwarna.
Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan
larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, tidak memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 31
Reaksi Ion Logam Transisi
tetap berupa endapan hijau di bagian atas, dan setelah dikocok endapan menjadi tidak
berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa belum terjadi pembentukan hidroksokompleks,
dikarenakan penambahan basa (amonia 1M) berlebihnya masih kurang. Reaksi yang terjadi
adalah:
Fe(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(NH3)2(OH)4]2-.
FeCl3 0.1M
FeCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)3Cl3], dimana ion
Fe3+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan FeCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya larutan jingga. Larutan
jingga yang dihasikan merupakan tanda dari pembentukan hidroksida amfoter mulai
terbentuk. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)5(OH)]2+(aq) + NH4+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan
larutan NaOH berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu
terbentuk larutan jingga kemerahan. Hasil yang terbentuk dari penambahan basa (amonia 1M)
berlebih menandai bahwa belum terjadi pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna.
Sehingga pada penambahan basa (amonia 1M) berlebih, yaitu sebanyak 7 tetes belum
terbentuk juga hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq) + NH4+(aq)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(NH3)(OH)5]2-.
CoCl2 0.1M
CoCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Co(H2O)4Cl2], dimana ion
2+
Co membentuk akuokompleks menjadi [Co(H2O)6]2+. Larutan CoCl2 0.1M dimasukkan ke
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 32
Reaksi Ion Logam Transisi
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan biru dan larutan biru
keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Co(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Cr(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan
larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan,
yaitu endapan biru yang terbentuk lebih banyak dan terbentuk larutan tidak berwarna. Hasil
dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa belum terjadi pembentukan
hidroksokompleks. Namun, endapan yang terbentuk semakin banyak, terbentuklah hidoksi
amfoter yang sempurna. Reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(l) [Co(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)
Apabila endapan yang terbentuk larut dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih, maka
akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Co(NH3)2(OH)4]2-.
NiCl2 0.1M
NiCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Ni(H2O)4Cl2], dimana ion
Ni2+ membentuk akuokompleks menjadi [Ni(H2O)6]2+. Larutan NiCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan hijau muda dan
larutan hijau muda keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter.
Reaksi yang terjadi adalah:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan
larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan,
yaitu endapan hijau muda yang terbentuk semakin bertambah dan larutan tidak bertambah.
Endapan yang terbentuk dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa telah
terjadi pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 33
Reaksi Ion Logam Transisi
(amonia 1M) berlebih, yaitu sebanyak 7 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi
yang terjadi adalah:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(l) [Ni(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Ni(NH3)2(OH)4]2-.
CuSO4 0.1M
CuSO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cu(H2O)6SO4], dimana
ion Cu2+ membentuk akuokompleks menjadi [Cu(H2O)6]2+. Larutan CuSO4 0.1M dimasukkan
ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan biru muda dan
larutan biru muda keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter.
Reaksi yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Cu(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)
Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan
larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan,
yaitu endapan biru muda yang terbentuk semakin banyak dan larutan biru keruh. Endapan
yang terbentuk dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi
pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (amonia
1M) berlebih, yaitu sebanyak 7 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Cu(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(l) [Cu(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)
Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Cu(NH3)2(OH)4]2-.
Dari percoban dua yang dilakukan, yaitu reaksi ion logam transisi dengan larutan amonia
1M dengan tujuh larutan yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa larutan CrCl3, Mn(SO4),
FeCl3, CoCl2, NiCl2, dan CuSO4 membentuk hidroksi amfoter yang sempurna dengan
penambahan amonia 1M berlebih, tetapi tidak membentuk hidroksokompleks sama sekali;
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 34
Reaksi Ion Logam Transisi
dan pada larutan Fe(NH3)2SO4 membentuk hidroksi amfoter dengan penambahan 7 tetes
amonia 1M, tetapi tidak membentuk hidroksokompleks dengan penambahan amonia berlebih;
sedangkan pada larutan FeCl3 tidak membentuk hidroksi amfoter yang sempurna dengan
penambahan 7 tetes amonia 1M maupun yang berlebih.
c. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan Ammonium Tiosianat, (NH4SCN), 0.1M
Pada reaksi ketiga yang dilakukan adalah reaksi ion logam transisi dengan larutan
ammonium tiosianat, (NH4SCN), 1M, yang merupakan jenis reaksi kompleks tiosianat. Pada
percobaan ini menggunakan delapan larutan. Hasil dari percobaan ini akan menunjukkan
kation manakah yang yang membentuk ion kompleks dengan ion CNS- dari delapan larutan
tersebut. Tiosianat dipakai dalam beberapa kasus untuk mendeteksi ion.
CrCl3 0.1M
CrCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cr(H2O)3Cl3], dimana ion
Cr3+ membentuk akuokompleks menjadi [Cr(H2O)6]3+. Larutan CrCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan CrCl3 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan hijau kebiruan (-). Reaksi pada
larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti
halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan.
Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan
tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan hijau tua. Reaksi yang
terjadi adalah:
[Cr(H2O)6]3+(aq) + NH4SCN(aq) [Cr(SCN)]3+
Mn(SO4) 0.1M
Mn(SO4) yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Mn(H2O)6SO4], dimana
ion Mn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Mn(H2O)6]2+. Larutan Mn(SO4) 0.1M
dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 35
Reaksi Ion Logam Transisi
yang telah berisi larutan Mn(SO4) akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko.
Untuk pembuatan larutan blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak
berwarna, menghasilkan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan tidak
berwarna. Reaksi pada larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh
pelarut polar, seperti halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu
signifikan. Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang
berupa larutan tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan putih
keruh. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Mn(SCN)]2+
Fe(NH3)2SO4 0.1M
Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)6SO4],
dimana ion Fe2+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan Fe(NH3)2SO4
0.1M dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL. Tabung
reaksi yang telah berisi larutan Fe(NH3)2SO4akan diberikan label U untuk uji dan B untuk
blanko. Untuk pembuatan larutan blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan
tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan tidak
berwarna. Reaksi pada larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh
pelarut polar, seperti halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu
signifikan. Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang
berupa larutan tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan jingga.
Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH4SCN(aq) [Fe(SCN)]2+
FeCl3 0.1M
FeCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)3Cl3], dimana ion
Fe3+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan FeCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan FeCl3 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 36
Reaksi Ion Logam Transisi
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan kuning (-). Reaksi pada larutan
blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya
proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada
larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan merah tua. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Fe(SCN)]2+
CoCl2 0.1M
CoCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Co(H2O)4Cl2], dimana ion
2+
Co membentuk akuokompleks menjadi [Co(H2O)6]2+. Larutan CoCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan CoCl2 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan merah muda (-). Reaksi pada larutan
blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya
proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada
larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan merah muda. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Co(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Co(SCN)]2+
NiCl2 0.1M
NiCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Ni(H2O)4Cl2], dimana ion
Ni2+ membentuk akuokompleks menjadi [Ni(H2O)6]2+. Larutan NiCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan NiCl2 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan hijau (--). Reaksi pada larutan blanko
adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya proses
pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada larutan
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 37
Reaksi Ion Logam Transisi
uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan hijau muda. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Ni(SCN)]2+
CuSO4 0.1M
CuSO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cu(H2O)6SO4], dimana
ion Cu2+ membentuk akuokompleks menjadi [Cu(H2O)6]2+. Larutan CuSO4 0.1M dimasukkan
ke dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah
berisi larutan CuSO4 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan
larutan blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan biru (--). Reaksi pada
larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti
halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan.
Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan
tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan hijau. Reaksi yang
terjadi adalah:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Cu(SCN)]2+
ZnCl2 0.1M
ZnCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Zn(H2O)2Cl2], dimana ion
Zn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Zn(H2O)4]2+. Larutan ZnCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan ZnCl2 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan tidak berwarna. Reaksi pada larutan
blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya
proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada
larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 38
Reaksi Ion Logam Transisi
menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Zn(H2O)4]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Zn(SCN)]2+
Percobaan 2
Percobaan 2 bertujuan untuk mengenal pembentukan ion kompleks dengan logam
transisi. Pembentukan ion kompleks yang akan dipelajari antara lain kompleks Cr(III), Fe (II)
dan Fe (III), Co(II), Ni(II), dan Cu(II). Pembentukan kompleks ini biasanya disertai dengan
perubahan warna dari larutan awal.
a. Kompleks Cr(III)
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan yang mengandung kation
Cr3+, yaitu CrCl3 sebanyak 2 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Warna awal larutan
CrCl3 hijau kebiruan. Kemudian ditambahkan Na2C2O4 yang berupa larutan tidak berwarna.
Setelah ditambah reagen Na2C2O4 dihasilkan larutan berwarna hijau kebiruan(+). Fungsi dari
penambahan reagen Na2C2O4 yaitu sebagai penyedia ligan. Dimana 3 ion Cl- digantikan
oleh 3 ion C2O42- sehingga terbentuk kompleks [Cr(C2O4)3]3-. Hal ini dapat dilihat melalui
persamaan di bawah ini:
CrCl3 + 3Na2C2O4 [Cr(C2O4)3]3- + 6Na+ + 3Cl-
Kompleks yang terbentuk memiliki bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk
koordinasi oktahedral. Dengan struktur senyawa kompleks sebagai berikut :
Ion trioksalatokromat(III)
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 39
Reaksi Ion Logam Transisi
b. Kompleks Fe
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan yang mengandung kation
Fe2+, yaitu FeSO4 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Warna awal
larutan FeSO4 kekuningan(---). Kemudian ditambahkan 2-3 tetes 1,10-phenantrhroline yang
berupa larutan tidak berwarna. Setelah ditambah reagen 1,10-phenantrhroline dihasilkan
larutan berwarna kuning(-) Fungsi dari penambahan reagen 1,10-phenantrhroline yaitu
sebagai penyedia ligan. Perubahan warna ini dari kekuningan(---) menjadi kuning(-) karena
ligan SO42- digantikan oleh molekul H2O sebanyak 6 molekul.
Untuk larutan Fe(III), disiapkan sebanyak 2 mL larutan FeCl3 dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Keadaan awal larutan FeCl3 adalah kuning. Setelah itu ditambahkan 2 tetes
larutan NH4CNS untuk memberi warna gelap larutan yang mengandung Fe(CNS)2+. Secara
teori penambahan reagen ini akan memberi warna merah bata pada larutan. Hal ini sesuai
dengan percobaan kami, dimana setelah penambahan NH4SCN larutan berubah dari kuning
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 40
Reaksi Ion Logam Transisi
menjadi berwarna merah tua kecoklatan. Perubahan warna ini terjadi karena adanya substitusi
ligan CNS- menggantikan Cl-. Reaksinya sebagai berikut :
FeCl3 + NH4CNS [Fe(CNS)]2+ + NH4+ + 3Cl-
Selanjutnya ditambahkan dengan 10 tetes Na2C2O4, larutan berubah warna dari merah tua
kecoklatan menjadi jingga(+). Reaksinya sebagai berikut :
c. Kompleks Co(II)
Percobaan ini dilakukan untuk membentuk kompleks kobalt (II). Prosedur yang
dilakukan adalah dengan memasukkan 1 ml CoCl2 yang berwarna jingga kedalam tiga tabung
reaksi. Tabung pertama dilakukan penambahan reagen etilendiamin, namun dalam praktikum
ini terjadi keterbatasan bahan, dimana reagen etilendiamin tidak tersedia sehingga tidak ada
hasil dari tabung pertama ini. Seharusnya secara teoritis CoCl2 yang ditambahkan dengan
etilendiamin larutan berubah menjadi berwarna merah tua. Berubahnya warna larutan
menandakan bahwa terbentuk kompleks dengan Co sebagai atom pusat dan etylendiamin
sebagai ligan, dalam hal ini etylendiamin merupakan ligan bidentat. Dan logam kolbalt
bermuatan +2
Selanjutnya pada tabung kedua dilakukan peambahan reagen Na2EDTA yang tidak
berwarna dan setelah penambahan ini ternyata tidak terjaadi perubahan, dan kompleks yang
terbentuk adalah [Co(EDTA)]2-.
d. Kompleks Ni(II)
percobaan ini dilakukan untuk pembentukan ion kompleks Ni (II). Prosedur yang
dilakukan adalah menyiapkan tiga tabung reaksi, langkah selanjutnya adalah dengan
memasukkan 1 ml larutan Ni yang berwarna hijau muda kedalam masing-masing tabung
reaksi. Tabung reaksi pertama dilakukan penambahan reagen etilendiamin. Namun
dikarenakan keterbatasan bahan, dimana reagen eilendiamin tidak tersedia sehingga tidak
diperoleh hasil. Namun seharusnya menurut teori reagen etilendiamin yaitu larutan larutan
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 41
Reaksi Ion Logam Transisi
e. Kompleks Cu(II)
percobaan selanjutnya bertujuan untuk pembentukan kompleks Cu (II). Terdapat dua cara
kerja disini, cara kerja pertama prosedur yang dilakukan adalah dengan menempatkan
CuSo4.5H2O (merupakan padatan berwarna biru (++)) dan CuCl2.2H2O (berwarna biru jernih
(+))pada kaca arloji. Dan cara kerja kedua adalah disediakan dua tabung reaksi, tabung reaksi
pertama dimasukkan kristal CuSo4.5H2O dan pada tabung kedua CuCl2.2H2O. selanjutnya
tabung pertama ditambahkan dengan beberapa tetes etilendiamin, namun karena keterbatasan
bahan dimana larutan etilendiamin tidak tersedia sehingga hasil tidak ada. Seharusnya
menurut teori warna larutan berubah menjadi ungu tua, Hal ini menandakan terbentuknya
kompeks antara Cu dengan etilendiamin yaitu [Cu(en)]. Selanjutnya tabung kedua
ditambahkan reagen Na2EDTA dan terbentuk hasil larutan yang tidak berwarna, dan
kompleks yang terbentuk adalah Cu(EDTA).
Percobaan 3
Percobaan 3 bertujuan untuk mengetahui dan mengamati perubahan warna karena
perubahan bilangan oksidasi dari senyawa ion logam transisi. Pada percobaan ini kita akan
mempelajari perubahan warna karena perubahan biloks dari ion logam Fe dan Cr dalam
larutan FeSO4 dan K2Cr2O7.
ditambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat, tujuan penambahan ini adalah untuk mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ karena HNO3 pekat merupakan suatu oksidator kuat. Secara teori, oksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ terjadi dengan lambat ketika terkena udara. Oksidasi yang cepat jika direaksikan
dengan oksidator kuat seperti HNO3, H2O2 HCl pekat, dsb.
Hasil yang didapatkan setelah penambahan HNO3 pekat adalah perubahan warna larutan
dari warna kekuningan (---) Fe2+ menjadi larutan berwarna hijau kekuningan. Seperti pada
teori diatas, perubahan warna ini terjadi cukup cepat, tepat terjadi ketika HNO3 pekat
ditambahkan lalu dikocok-kocok sedikit. Artinya, oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ sudah terjadi
pada tahap ini, karena pengaruh penambahan suatu oksidator kuat HNO3 pekat. Reaksi
oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ dituliskan sebagai berikut :
+2 oksidasi +3
+5 reduksi +2
Langkah selanjutnya adalah memanaskan di atas penangas selama 1-2 menit. Tujuan
pemanasan ini adalah agar reaksi antara FeSO4 dan HNO3 pekat tadi berlangsung dengan
sempurna, sehingga oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ juga demikian. Hasil yang didapatkan setelah
pemanasan adalah larutan berwarna kuning. Secara teori, garam-garam Fe(II) dalam larutan
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Sedangkan dalam larutannya , kation-
kation Fe3+ berwarna kuning. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini reaksi oksidasi
Fe2+ menjadi Fe3+ berlangsung dengan sempurna, hal ini diindikasi dari warna larutan yang
dihasilkan berubah dari hijau kekuningan menjadi berwarna kuning yang merupakan warna
kation Fe3+ dalam larutan.
Larutan didinginkan lalu ditambah NaOH 2M. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk
membuktikan apakah Fe2+ sudah benar-benar teroksidasi menjadi Fe3+. Seperti sudah
dipelajari pada percobaan 1a, larutan FeCl3(mengandung kation Fe3+) jika direaksikan dengan
NaOH akan memberikan warna jingga. Hasil yang kami dapatkan setelah penambahan ini
adalah larutan berubah warna dari kuning menjadi larutan berwarna jingga. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil percobaan kami sudah sesuai karena Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+.
Reaksi Fe3+ dengan NaOH dituliskan sebagai berikut :
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 43
Reaksi Ion Logam Transisi
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan K2Cr2O7 sebanyak 2 mL lau
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan 1-2 menit. Keadaan awal larutan K2Cr2O7
adalah jingga. Lalu ditambahkan berturut-turut 1-2 butir seng dan 1,5 mL HCl pekat dan
dipanaskan kembali. Fungsi Zn dan HCl pekat adalah sebagai reduktor untuk mereduksi Cr6+
menjadi Cr3+ . Fungsi pemanasan agar butir Zn larut sempurna dan secara otomatis mereduksi
secara sempurna. Secara teori, pada pemanasan suatu kromat atau dikromat dengan asam
klorida pekat akan dihasilkan suatu larutan yang mengandung ion Cr(III). Artinya pada tahap
ini reduksi Cr6+ menjadi Cr3+ sudah terjadi. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan kami,
dimana setelah penambahan Zn dan HCl pekat lalu dipanaskan larutan berubah dari warna
jingga menjadi hijau kebiruan. Reaksinya dituliskan sebagai berikut :
0 oksidasi +2
+6 reduksi +3
Selanjutnya didiamkan dan diambil 1 mL larutan, ditambahkan setets demi setetes larutan
HNO3 pekat sambil dikocok. Penambahan ini secara teori akan mereduksi Cr3+ menjadi Cr2+
seperti dijelaskan pada reaksi berikut :
Cr3+ + 4H+ + 2NO3- + 3e- Cr2+ + 2NO2 + 2H2O
reduksi
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 44
Reaksi Ion Logam Transisi
Secara teori, warna ion Cr2+ dalam larutan adalah biru. Sedangkan hasil yang kami
dapatkan setelah penambahan HNO3 pekat adalah warna hijau dimana warna hijau merupakan
warna ion Cr3+. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ion Cr2+ tidak stabil dan mudah
teroksidasi menjadi Cr3+.
Simpulan lain yang dapat diambil dari percobaan ini adalah ion Cr6+ lebih stabil daripada
ion Cr3+ dalam larutan.
V. SIMPULAN
1. Tulislah seluruh reaksi yang ada pada percobaan I sampai IV serta berikan perubahan warnanya.
Percobaan 1
Pengamatan
Garam Setelah penambahan tetes Setelah penambahan NH3 Rumus ion Ket
Sebelum Rumus senyawa
demi tetes NH3 pekat pekat berlebih kompleks yang
reaksi yang terbentuk
(5 tetes) (7 tetes) terbentuk
Hijau Endapan hijau sedikit, Endapan hijau (+), larutan Endapan
CrCl3 [Cr(H2O)4(OH)2]+ [Cr(NH3)3(H2O)3]
kebiruan larutan hijau hijau kebiruan bertambah
Tidak Endapan coklat muda, larutan Endapan
Mn(SO4) Larutan kuning keruh [Mn(H2O)5(OH)]+ [Mn(H2O)4(OH)2]
berwarna tidak berwarna bertambah
Awal = End. hijau dibagian Awal = Endapan hijau
Kekuningan atas dibagian atas Endapan
Fe(NH3)2SO4 [Fe(H2O)5(OH)]+ [Fe(H2O)5(OH)]+
(---) Setelah dikocok = tidak Setelah dikocok = tidak tetap
berwarna berwarna
Tidak ada
FeCl3 Kuning Larutan jingga [Fe(H2O)5(OH)]2+ Larutan jingga kemerahan [Fe(H2O)4(OH)2]+
endapan
Merah Endapan biru, larutan biru Endapan biru (+), larutan Endapan
CoCl2 [Co(H2O)5(OH)]+ [Co(H2O)4(OH)2]
muda keruh tidak berwarna bertambah
Endapan hijau muda, larutan Endapan hijau muda (+), Endapan
NiCl2 Hijau(-) [Ni(H2O)5(OH)]+ [Ni(H2O)4(OH)2]
hijau muda keruh larutan tidak berwarna bertambah
Endapan biru muda, larutan Endapan biru muda (+), Endapan
CuSO4 Biru(-) [Cu(H2O)5(OH)]+ [Cu(H2O)4(OH)2]
biru muda keruh larutan biru keruh bertambah
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 47
Reaksi Ion Logam Transisi
Tidak
ZnCl2 - - - - -
berwarna
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 48
Reaksi Ion Logam Transisi
Pengamatan
Larutan Setelah penambahan
Rumus ion
Garam Sebelum reaksi NH4CNS
kompleks
(7 tetes)
CrCl3 Hijau kebiruan Larutan hijau tua [Cr(SCN)]2+
Mn(SO4) Tidak berwarna Larutan putih keruh [Mn(SCN)]+
Fe(NH3)2SO4 Larutan kekuningan (---) Larutan jingga [Fe(SCN)]+
FeCl3 Kuning Larutan merah tua [Fe(SCN)]2+
CoCl2 Merah muda Larutan merah muda(+) [Co(SCN)]+
NiCl2 Hijau(-) Larutan hijau muda [Ni(SCN)]+
CuSO4 Biru(-) Larutan hijau [Cu(SCN)]+
ZnCl2 Tidak berwarna Larutan tidak berwarna [Zn(SCN)]+
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 49
Reaksi Ion Logam Transisi
a. Kompleks Cr (III)
Warna larutan CrCl3.6H2O : hijau kebiruan
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Larutan hijau
Na2C2O4 (5 tetes) Tidak berwarna [Cr(C2O4)3]3-
kebiruan (+)
b. Kompleks Fe
Kompleks Fe (II)
Warna larutan fero sulfat : kekuningan (---)
Pengamatan
Garam Setelah penambahan 1,10 Rumus ion kompleks yang
phenanthroline terbentuk
FeSO4 + 2 tetes = Larutan kuning(-) [Fe(1,10-phenanthroline)3]2+
Kompleks Fe (III)
Warna larutan FeCl3 : kuning
Pengamatan
Setelah
Larutan penambahan tetes Rumus ion Setelah Rumus ion
Garam demi tetes kompleks yang penambahan kompleks yang
NH4CNS terbentuk Na2C2O4 terbentuk
c. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Larutan Na2EDTA Merah muda
Tidak berwarna [Ni(EDTA)2]2+
(15 tetes) (tetap)
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 50
Reaksi Ion Logam Transisi
d. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : hijau (-)
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Dimetil glioksim Larutan merah
Tidak berwarna [Ni(DMG)]2+
(5 tetes) muda (+)
Larutan Na2EDTA
Tidak berwarna Larutan hijau (+) [Ni(EDTA)2]2+
(10 tetes)
e. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : biru
Warna CuCl2.2H2O : hijau
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen Pengamatan
kompleks yang
ditambahkan yang ditambahkan setelah bereaksi
terbentuk
Larutan Na2EDTA Tidak berwarna Larutan biru (+) [Cr(EDTA)2]2+
2. Kompleks [Cr(H2O)4Cl2]+ memiliki isomer. Buatlah struktur molekulnya dan berilah nama!
Isomer dari [Cr(H2O)4Cl2]+, adalah :
- [Cr(H2O)6]Cl3 berwarna ungu
Nama senyawa : heksakuotriklorokromat(III)
- [Cr(H2O)5Cl]Cl2H2O berwarna biru-hijau
- [Cr(H2O)4Cl2]Cl2H2O berwarna hijau
Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 52
Reaksi Ion Logam Transisi
DAFTAR PUSTAKA
Lee, J. D. 1991. Consice Inorganic Chemistry Fourth Edition. London: Champ & Hall.
Svehla, G. 1979. Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. London
: Longman Group Limited.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III. Surabaya:
UNESA Press