Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah
dengan judul Permasalahan Pendidikan ini tepat pada waktunya.Selesainya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada yang
terhormat :
1. Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan
tugas,petunjuk kepada penulis sehingga termotivasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan ,bantuan dan doa serta
pengertian yang besar kepada penulis baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Secara khusus penulis sampaikan terima kasih kepada kakak futri yang telah
membantu meminjamkan kartu perpustakaan sehingga saya mendapat bahan untuk
membuat makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa dalam mengupas


permasalahan di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal
sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain karena keterbatasan
kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan mendalam. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya penulis harapkan, sebagai
masukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang.
Demikianlah makalah ini , penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, bagi pembaca umumnya, dalam memberikan informasi
tentang Permasalahan Pendidikan .

Yogyakarta, 11 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... I


DAFTAR ISI ........................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN MATERI.................................................................... 3
2.1 Pengertian Permasalahan Pendidikan ......................................................... 3
2.2 Permasalahan Pokok Pendidikan ................................................................ 3
2.3 Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan ....................................................... 3
2.3.1 Masalah Pemerataan Pendidikan ....................................................... 3
2.3.2 Masalah Mutu Pendidikan ................................................................. 4
2.3.3 Masalah Efisiensi Pendidikan ............................................................ 5
2.3.4 Masalah Relevansi Pendidikan .......................................................... 5
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan ........... 5
2.4.1 Perkembangan Iptek Dan Seni ........................................................... 6
2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk ............................................................. 6
2.4.3 Aspirasi Masyarakat ........................................................................... 6
2.4.4 Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan ............................. 6
2.5 Permasalahan Aktual Pendidikan Di Indonesia ........................................... 7
2.5.1 Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran ............................................. 7
2.5.2 Masalah Kurikulum............................................................................ 8
2.5.3 Masalah Peranan Guru ....................................................................... 8
2.5.4 Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun ................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
3.2 Saran ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia
dimuka bumi ini.Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam
kondisi apapun, manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan
menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan
secara terorganisasi dan berjenjang.Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA
dan perguruan tinggi negeri maupun swasta.Pendidikan informal adalah jenis
pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang
diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu.Pendidkan nonformal adalah segala
bentuk pendidikan yang diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan
formal.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam
dampak yang saling bertentangan.Kedua dampak itu adalah dampak positif dan
dampak negatif.Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan dari
pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai tujuan.
Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan
dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau
masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan
pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan
hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai
Permasalahan Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan permasalahan pendidikan ?
2. Bagaimana permasalahan pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja jenis permasalahan pokok pendidikan di Indonesia?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan ?
5. Apa permasalahan aktual pendidikan di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Mengetahui pengertian permasalahan pendidikan.
b. Mengetahui permasalahan pendidikan di Indonesia.
c. Mengetahui jenis permasalahan pokok pendidikan.
d. Mengetahui faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan.
e. Mengetahui permasalahan aktual pendidikan di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
a. Memberikan gambaran masalah pendidikan.
b. Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
c. Menambah pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang keadaan pendidikan
sekarang ini.
d. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan.
e. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian Permasalahan Pendidikan


Istilah permasalahan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu problem. Masalah
adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata
permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi
Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam
pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat juga disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan
Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program
pendidikan di negara Indonesia.

2.2 Permasalahan Pokok Pendidikan


Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di
tanah air kita dewasa ini, yaitu:
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja
yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.

2.3 Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan


Ada empat jenis permasalahan pokok pendidikan yang telah menjadi
kesepakatan nasional. Masalah yang dimasud yaitu:
1. Masalah pemerataan pendidikan.
2. Masalah mutu pendidikan.
3. Masalah efisiensi pendidikan.
4. Masalah relevansi pendidikan.
2.3.1 Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem
pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh
warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi
wahana bagi pemabangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Pada masa awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah
dinyatakan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Pada Bab XI, Pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama untuk
diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk
pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI, Pasal 10 Ayat 1,
menyatakan: Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah
berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya. Ayat 2
menyatakan: Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan mentri
agama dianggap telah memenuhi kewajiaban belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya,
sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar
ketinggalan kita sebagai bangsa yang pernah di jajah oleh bangsa lain.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya
pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah pelaksanaan upaya pemerataan
pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya berkembangnya mutu
pendidikan.
2.3.2 Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf
seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh
lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian
dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes untuk
kerja (performance test).Lazimnya sesudah itu masih dilakukan pelatihan/
pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja di
lapangan.
Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar
yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya
hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optiimal menghasilkan skor
ujian yang baik maka hampir dipastikan bahwa hasil ujian belajar tersebut adalah
semu. Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada
masalah pemrosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan
ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga
kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran bahkan juga masyarakat sekitar.
Seberapa besar dukungan tersebut diberikan oleh komponen pendidikan, sangat
terkandung kepada kualittas komponen dan kerja samanya serta mobilitas komponen
yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di
dalam Tap MPR RI 1998 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan
pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan,
dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan
ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika. (BP-7 Pusat. 1989: 68)
umumnya kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di
daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah
perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar sistem,
pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di
seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan
sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
2.3.3 Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya
tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.
2.3.4 Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat
menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan,
yaitu yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-lain. Baik
dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan
luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual (yang
tersedia) maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh
lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan


Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:

2.4.1 Perkembangan Iptek Dan Seni


a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek.Ilmu pengetahuan
merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta,
dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b. Pekembangan Seni
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia yang
seutuhnya,aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi
pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif serta keterampilan
disamping kognitif dan psikomotorik.
Dilihat dari segi lapangan kerja,dewasa ini dunia seni telah mendapat tempat
dalam kehidupan masyarakat sebagai mata pencaharian.
Masalahnya adalah walaupun dunia seni begitu penting namun di sekolah sekolah
saat ini masih menduduki posisi kelas dua.Selain itu,sulit untuk menyediakan tenaga
pendidiknya dan sarana penunjang yang mahal.

2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk


Masalah ini bersumber pada dua hal yaitu:
a. Pertambahan Penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk ,maka penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan harus ditambah.
b. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air ini tidak merata.Kondisi yang
seperti ini juga menyulitkan dalam hal penempatan tenaga pendidik.
2.4.3 Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat harusnya menjadi baik ketika masih dalam keadaan
standar.Namun menjadi masalah ketika terjadinya massalisasi pendidikan dimana di
suatu wilayah terjadi lamaran di sekolah sekolah,sementara sekolah di wilayah
tersebut tidak mencukupi baik dari fasilitas ataupun pengajar.
2.4.4 Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disini di maksudkan dengan kurang tahunya sebuah
masyarakat akan perkembangan baru seperti teknologi pada alat transportasi dan
telekomunikasi,paham ber-KB dan lain sebagainya.Dimana permasalahan timbul
karena masyarakat yang keterbelakang budaya menjadi tidak dapat ikut berperan
serta dalam pembangunan,sebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju.Jadi
permasalahan nya adalah bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut akan
ketertinggalannya,bagaimana menyediakan sarana kehidupan dan bagaimana sistem
pendidikan dapat melibatkan masyarakat tersebut.Karena bukankah pendidikan
mempunyai misi sebagai tranformasi budaya.
2.5 Permasalahan Aktual Pendidikan
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan
antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat di capai dari proses pendidikan.
Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi
dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi
masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, dan pendidikan
dasar 9 tahun.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai
pelaksanaannya.Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep.
Apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis (merupakan penjabaran
undang-undang pendidikan) dan secara psikologis (berdasarkan hukum
perkembangan peserta mendasarkan diri pada proses kematangan anak). Konsep
seperti itu bermasalah. Selanjutnya jika suatu kurikulum sudah andal, dapat
dilaksanakan apa tidak. Jika tidak, timbullah masalah pelaksanaan atau masalah
operasional. Perlu di pahami bahwa tidak semua masalah aktual tersebut merupakan
masalah baru. Bahkan ada yang sudah lama. Sudah sejak lama masalah aktual itu kita
sepakati untuk mengatasinya, tetapi dari tahun ke tahun hasilnya tetap sama.Berikut
ini masalah aktual tersebut:

2.5.1 Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran


Didalam UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sisten Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya.Kemudian dipertegas dalam GBHN butir 2a dan b
tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud dengan manusia yang utuh
itu adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani.Tetapi dalam pelaksanaannya
pendidikan afektif belum ditangani semestinya.Kecendrungan mengarah kepada
pengutamaan aspek kognitif.
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan misalnya yang
semestinya mengutamakan pemahaman nilai nilai agama dan kewarganegaraan
bergeser menjadi pengetahuan pelajaran tersebut.Pengrmbangan daya fikir di nomor
satukan sementara pengembangan perasaan dan hati terabaikan.Padahal pemahaman
terhadap nilai nilai tidak hanya cukup dengan pengenalan atas
pengetahuannya.Berdasarkan sistem pendidikan kita sekarang apakah masih ada
memberi peluang demi terjadinya pengamalan pengamalan seperti semangat
kebangsaan,kesetiakawanan sosial,kedisiplinan,minat belajar,ketakwaan pada Allah
dan lain lain.

2.5.2 Masalah Kurikulum


Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan pelaksanaannya.Yang menjadi
sumber masalah adalah bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik
untuk terjun ke lapangan kerja bagi yang tidak melanjutkan sekolah dan memberikan
bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi bagi yang melajutkan sekolah.
Menurut Tirtarahardjapada (2010:252) Konsep kurikulum 1984 juga memiliki
kelebihan kareana adanya keluwesan antara lain:
1) Disediakannya aneka program belajar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
dan untuk memasuki lapangan kerja
2) Adanya program inti yang sifatnya nasioal
3) Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal)

2.5.3 Masalah Peranan Guru


Untuk memandu proses pembelajaran murid,guru dibantu oleh petugas lainnya
seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboratorium dan teknisi sumber belajar. Jadi
guru tidak mengemban multi tugas selain mengajar.Maka dari itu waktu itu dapat
digunakan utuk :
1) Melakukan kontak dan pendekatan manusiawi yang lebih intensif dengan
murid-muridnya.
2) Dari sisi pembelajaran ia mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai
manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran (koordinataor), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber
belajar (komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar
(fasilitatator), dan memberikan doronagn belajar (stimulator)
Masalahnya adalah di beberapa sekolah di tanah air masih belum mempunyai
pendamping guru tersebut.Hal ini dikarenakan penempatan tenaga pengajar yang
masih belum merata.
2.5.4 Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI
Nomor 2 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti
pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan pasal 13 menyatakan
tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun,
terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di
SLTP, pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu, memberikan bekal kemampuan
dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Ketetapan-ketetapan tersebut merupakan realisasi GBHN 1993 tentang arah
pendidikan nasional butir 26 yang antara lain menyatakan perlunya peningkatan
kualitas serta pemerataan, terutama peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan dasar yaitu 9 tahun,kita
sudah mengalami langkah maju dibanding dengan masa-masa sebelumnya yang
menetapkan wajib belajar hanya 6 tahun yaitu tingkat SD. Secara konseptual dan
acuan yang diberikan oleh ketetapan-ketetapan resmi tersebut sudah sejalan dengan
kebutuhan pembangunan, antara lain:
a) Untuk memasuki PJPT II diperlukan sumber daya manusia yang lebih
berkualitas.
b) Persyaratan kerja yang dituntut dunia kerja semakin meningkat sehingga
dengan basis pendidikan dasar 9 tahun tentunya lebih baik daripada hanya 6 tahun.
Khususnya persyaratan usia, usia tamat pendidikan dasa semakin mendekati usia
kerja menurut peraturan Menaker No: Per-01/Men/1987, pasal 1 tentang batas umur
layak kerja yaitu 14 tahun.

Hambatan nya berasal dari sambutan masyarakat, utamanya dari orang tua
yang kalangan yang kurang mampu. Mereka mungkin cenderung untuk tidak
menyekolahkan anaknya karena harus membiayai anaknya lebih lama. Padahal tidak
dapat berharap banyak dari anaknuya untuk segera memperoleh pekerjaan setelah
tamat dari sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh
pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga
dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan
kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang
penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara
unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan
pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan
dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
3. Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan
profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.

3.2 Saran
Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai
berikut.
1. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
2. Masyarakat luas selalu mengikuti kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru, jangan
sampai masyarakat tidak tahu menahu tentang apa program yang dicanangkan
pemerintah, ini tentunya akan menghambat proses menuju keberhasilan pendidikan.
3. Kita sebagai mahasiswa yang di persiapkan untuk menjadi tenaga pendidik harus
mempunyai kualitas dan peranan aktif. Untuk itu, kita sebaiknya ikut
mensosialisasikan program-program pemerintah kepada masyarakat dan ikut
mengevaluasi apakah kebijakan yang di cetuskan pemerintah baik bagi masyarakat
ataukah tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Munib,Achmad,dkk. 2011.Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang:Universitas Negeri


Semarang Press.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:PT Rineka
Cipta.
Tirtaraharja,Umar dan Sulo, La.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:Depdiknas,PT
Rineka Cipta.
http://forum.detik.com.
http://www.sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/Lhani di/pada Maret 8, 2009/
http://zuhdifirdaus.wordpress.com/2008/08/29/permasalahan-pendidikan-masa-kini/
https://smandoe-sawahlunto.sch.id/index/17-masalah-pendidikan-di-indonesia/
arrieffatriansyah.blogspot.com/.../makalah-pengantar-pendidikan
http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/permasalahan-pokok-pendidikan-dan.html
https://fatamorghana.wordpress.com/tag/masalah-aktual-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai