Chasis Otomotif
Dosen Pengampu : Nurcholish Arifin H, M.pd.
Oleh :
Aulia Chairul Rizal (2017006096)
Tegar
ABSTRAK
Pada saat ini alat transportasi sangatlah penting sebagai sarana pendukung mobilitas,
bahkan sekarang alat transportasi sudah menjadi alat yang sangat dibutuhkan. Dengan adanya
alat transportasi khususnya kendaraan dapat mempercepat dalam mobilitas pengendara. Di
era modern ini tidak heran jika produksi kendaraan semakin meningkat. Pada setiap
kendaraan terdapat teknologi ataupun asesoris pendukung guna mencapai keamanan dan
kenyamanan dalam berkendara. Dalam upaya mencapai keamanan dan kenyamanan dalam
menggunakan kendaraan, produsen kendaraan menambahkan teknologi-teknologi yang
dipercaya dapat mengoptimalkan hal tersebut salah satunya pada sistem keamanan (safety
system).
Produsen kendaraan berlomba-lomba dalam membuat teknologi guna meningatkan
kenyamanan dan keamanan konsumen dalam menggunakan kendaraan. Dari fitur keamanan
yang umum digunakan hingga yang tidak semua kendaraan memilikinya. Salah satu
teknologi yang merupakan sistem keamanan dalam berkendara adalah sistem rem. Seiring
perkembangan teknologi yang semakin maju, sistem pengereman semakin ditingkatkan
dengan menambah berbagai teknologi seperti ABS, BA, EBFD.
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang Electronic Brake Force
Distribution (EBFD). Dimana Electronic Brake Force Distribution adalah sub bagian dari
sistem ABS yang berguna untuk meningatkan keamanan pada sistem pengereman khususnya
pada distribusi tenaga pengereman pada setiap roda kendaraan. Penulisan artikel ini akan
mencoba untuk menjabarkan mengenai pengertian,prinsip kerja,komponen hingga fungsi dari
sistem Elektroni Brake Force Distribution (EBFD).
1
PENDAHULUAN
Peran dari sistem pengereman sangatlah penting pada setiap kendaraan. Dengan adanya
sistem pengereman akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. Mengingat angka
kecelakaan yang disebabkan dari kendaraan semakin lama semakin meningkat. Penyebab dari
kecelakaan sendiri bermacam-macam mulai dari kesalahan pengguna sendiri, keadaan jalan
yang sudah tidak layak serta keadaan dari kendaraan yang tidak didukung fitur keamanan
yang mendukung. Oleh karena itu sistem pengereman pada setiap kendaraan menjadi bagian
yang penting dalam hal keamanan.
Pada saat ini teknologi pada sistem keamanan kendaraan khususnya pengereman sudah
dilengkapi dengan fitur keamanan yang memggunakan sensor elektronik. Salah satu fitur
yang digunakan yaitu sistem ABS dimana fitur ini akan membantu pengendara dalam
mengendalikan jalannya kendaraan saat dilakukan pengereman. Sistem ini dirancang anti
mengunci dengan kata lain dirancang untu mencegah selip. Selain itu membantu pengemudi
memantapkan kendali pada setir dalam situasi pengereman mendadak untuk mencegah roda
mengunci.
Dalam perkembangan sistem ABS yang dianggap belum cukup, sehingga produsen dan
para pakar otomotif otomotif mengembangkan teknologi pendukungnya. Teknologi
pendukung ini diberi nama Electronic Brake Force Distribution (EBFD) yang dirancang
untuk memperpendek jarak pengereman yaitu saat rem diinjak sampai mobil benar-benar
berhenti. EBD bekerja menggunakan sensor yang memonitor beban pada setiap roda.
2
PEMBAHASAN
Gb. Fungsi EBFD serta perbedaan distribusi tenaga antara mobil yg menggunakan sistem EBFD serta
tidak memakai sistem EBFD.
3
Selanjutnya dengan otomatis menyesuaikan daya pengereman dan
mendistribusikannya secara optimal. EBFD dapat mengurangi efek dari cuaca, kondisi jalan,
beban seluruh kendaraan yang akan mengurangi daya pengereman, dan distribusi dari beban
dalam kendaraan, dengan cara begini membuat pengereman lebih optimal.
Selain itu, selama pengereman dilakukan, jika satu roda berada di atas lubang atau
permukaan jalan yang tidak rata, maka tenaga pengeraman tidak akan maksimal. Nah pada
sistem ini nantinya teknologi ini akan menyeimbangkan tenaga pengereman, dan juga ketika
kendaraan berjalan di atas es ataupun jalan yang licin maka teknologi EBFD ini akan
memperkuat cengkeraman roda terhadap jalan.
Dalam penggunaan sistem EBFD ini selalu berkaitan dan mempunyai hubungan
dengan sistem pengereman ABS dan kerja dari EBFD ini hampir mirip dengan sistem ABS.
Perbedaan penting antara EBFD dan ABS adalah selama kedua sistem mencegah roda
mengunci, EBFD dapat juga mendistribusikan tenaga pengereman ke setiap roda agar
performa dari pengereman akan lebih baik lagi. .
Seperti pada susunan ABS modern, modul EBFD dan ECU terdapat di dalamnya,jadi
walaupun keduanya mempunyai perbedaan fungsi, mereka terdapat dalam satu unit. ECU
akan memonitor setiap pengereman dari roda-roda yang dikirim oleh sensor, dan kemudian
menyesuaikan jumlah dari tenaga pengereman yang digunakan pada setiap roda. Jika sistem
4
EBFD mendeteksi adanya satu dari roda-roda yang terkunci saat pengereman, atau roda-roda
terjadi selip terlalu banyak, sistem ini akan mendistribusikan kekuatan rem untuk melakukan
pengereman yang lebih maksimal.
Manfaat dari EBFD sendiri belum diuji secara luas. Bagaimanapun, karena sistem ini
hanya melengkapi atau pengembangan pada sistem ABS, EBFD diharapkan dapat paling
sedikit menyamai efektifitas dari ABS. Lebih khusus lagi, EBFD dirancang untuk membantu
pengemudi dalam memberhentikan kendaraan lebih cepat, sedangkan ABS dirancang untuk
membantu menahan pengendalian dalam mengemudi. Ketika dipasangkan bersama-sama,
kemungkinan menghindari kecelakaan dengan cara berhenti lebih cepat dan
memberhentikannya sebelum menabrak atau mengerem dan membelokkan keluar dari
peningkatan bahaya.
5
KESIMPULAN
Electonic Brake-Force Distribution atau (EBFD) adalah sebuah fitur aktif untuk
keamanan kendaraan yang dirancang untuk membuat pengereman se-efisien mungkin. Yang
merupakan sub bagian dari sistem ABS. EBFD mendistribusikan tenaga pengereman sesuai
tenaga yang roda butuhkan untuk melakukan pengereman. Sistem ini membantu pengemudi
dalam mempercepat proses pemberhentian kendaraan disaat melakukan pengereman. Proses
kerjanya sistem ini saat rem diinjak, maka komputer akan membagi tekanan yang digunakan
dalam pengereman sesuai dengan beban yang dipikulnya. Dengan ini proses pembegian atau
distribusi tenaga akan sesuai tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman.
Dampaknya jarak berhenti kendaraan saat dlakukan pengereman akan semakin pendek.
Karena sistem EBFD juga merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari sistem
ABS maka keduanya saling bekerja sama dalam meningkatkan keselamatan. Sensor yang
berada di setiap roda memonitor kapan roda terkunci saat pengereman. Setiap sensor
memberikan sinyal ke modulator EBFD untuk mengatur kapan harus melepaskan tekanan
hidraulis atau memberi tekanan kembali dalam waktu singkat. Dengan adanya
penyempurnaan dengan sistem ini maka tingkat keamanan dalam berkendara akan tercapai
sehingga kenyamanan dalam berkendara pun akan didapatkan setiap pengendara.
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Toyota. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT Toyota Astra Motor.
2. Anonim. (2013). Electronic Brake-Force Distribution.
http://brainonboard.ca/safety_features/active_safety_features_ebfd.php. Diakses pada
2 Mei 2014
3. Lampton, Christopher. (2013). How Electronic Brake Force Distribution Works.
http://auto.howstuffworks.com/car-driving-safety/safety-regulatory-
devices/electronic-brake-force-distribution.htm. Diakses pada tanggal 2 Mei 2014
4. Anonim.(2011). Toyota Star Safety System™ Electronic Brake-Force Distribution
Demo. http://vimeo.com/25588405. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014
5. Panji. (2010). Rem ABS (Anti-Lock Braking System).
http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-braking-sistem/.
Diakses pada tanggal 4 Mei 2014