Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN

Suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus
dengue DEN-1, DEN-2, DEN-3, atau DEN-4 (genus Flavivirus, famili Flaviviridae) yang
ditandai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan/syok
dan kematian. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui perantara gigitan
nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada saat ini suhu turun,
yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada DBD berat
merupakan tanda awal syok.
Demem Berdarah Dengue ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Penyakit Demam
Berdarah

ANAMNESIS
Tanyakan kepada orang tua atau yang merawat sehari-hari:
1. Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari
2. Adanya manifestasi perdarahan spontan berupa: perdarahan kulit (petekie, purpura,
ekimosis), perdarahan gusi, mimisan (epistaksis), perdarahan saluran cerna
(hematemesis, melena)
Tanyakan juga apakah ada keluhan atau gejala:
3. Nyeri perut/ulu hati
4. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala dan nyeri otot/sendi
5. Disertai lesu, tidak mau makan dan muntah
6. Diare kadang-kadang dapat ditemukan

PEMERIKSAAN FISIK
Lakukan pemeriksaan fisik:
1. Ukur suhu badan : demam mendadak tinggi suhu >38,5C
2. Periksa manifestasi perdarahan:
a. Spontan: perdarahan kulit (petekie, purpura, ekimosis), perdarahan gusi,
mimisan (epistaksis), perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena)
b. Uji tourniquet (+)
3. Periksa pembesaran hepar : hepatomegali (sering ditemukan pada DBD/DSS)
4. Periksa tanda-tanda kebocoran plasma (ditemukan pada DBD/DSS) berupa:
a. edema palpebra,
b. asites,
c. efusi pleura (umumnya paru kanan),
d. tanda-tanda renjatan/syok
1) nadi lemah, cepat, dan kecil sampai tak teraba;
2) tekanan nadi <20 mmHg;
3) tekanan darah turun;
4) akral teraba dingin dan lembab;
5) pemanjangan waktu pengisian kapiler;sianosis sekitar mulut

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
1. Pemeriksaan Darah Rutin dilakukan setiap 12 jam pada hari pertama
dan ke dua perawatan, dan selanjutnya dilakukan dilakukan pemeriksaan setiap 24
jam. Pemeriksaan darah rutin meliputi;
2. Uji serologis IgG- IgM anti Dengue dilakukan pada hari ke 5 sakit

Bila dicurigai komplikasi efusi pleura, maka perlu dilakukan pemeriksan radiologis foto
toraks AP dan RLD

KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis DBD:
1. Diagnosis klinis
a. bila didapatkan >2 gejala klinis
b. trombositopenia dan
c. hemokonsentrasi
2. Diagnosis pasti dengan uji serologis

Kriteria WHO berdasarkan:


1. Gejala Klinis:
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan:
1) Spontan: perdarahan kulit (petekie, purpura, ekimosis), perdarahan gusi,
mimisan (epistaksis), perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena)
2) Uji tourniquet (+)
2. Hepatomegali
3. Tanpa atau dengan gejala renjatan/syok:
a. Nadi lemah, cepat, dan kecil sampai tidak teraba
b. Tekanan nadi <20 mmHg
c. Kulit teraba dingin dan lembab, terutama daerah akral (ujung hidung, jari, kaki)
- Pemanjangan waktu pengisian kapiler
- Sianosis sekitar mulut
4. Laboratorium:
- Trombositopenia (<100.000/m3)
- Hemokonsentrasi (Ht >20%)

DIAGNOSIS BANDING
Bila diduga Demam tifoid, dilakukan pemeriksaan serologis Widal
Infeksi virus lain : rubella, demamchikingunya (konfirmasi secara klinis)
Penyakit infeksi lain : sepsis, meningitis meningokokus (konfirmasi secara klinis)
Penyakit darah seperti : ITP, leukemia, dan anemia aplastik (konfirmasi secara klinis)

TINDAKAN DAN TERAPI


Tindakan yang dilakukan:

1. Untuk Demam Dengue dan DBD tanpa syok (derajat I dan II)
Pemberian Cairan intra vena (RL/Ringer Asetat/NaCl 0,9%) dengan kebutuhan:
a. Inisial: 10 ml/kgbb untuk setiap kehilangan 1% dari BB normal
b. Rumatan: dengan rumus Holliday segar (BB 0-10 kg: 100 ml/kgbb; BB 11-20
kg: 1000 ml+50 ml/kgbb; >20 kg: 1500 ml+20 ml/kgbb)

2. Untuk DBD dengan syok/DSS ( derajat III dan IV )


a. Penggantian volume plasma segera cairan IV larutan RL 10 20 ml / kgbb
secara bolus diberikan dalam waktu 30 menit . Apabila syok belum teratasi
tetap berikan RL 20 ml/kgbb, ditambah koloid 20 30 ml/kgbb/jam, maksimal
1500 ml/hr
b. Pemberian cairan 10 ml/kgbb/jam, tetap diberikan sampai 24 jam pasca syok.
Volume cairan diturunkan menjadi 7ml/kg/jam, selanjutnya 5 ml/kgbb/j,
kemudian 3 ml /kgbb/j, apabila tanda vital baik.
c. Jumlah urine 1 ml/kg /jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik.
d. Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi.
e. Oksigen 2-4 l/m
f. Koreksi asidosis metabolik dan elektrolit
g. Indikasi pemberian darah:
1) Terdapat perdarahan secara klinis
2) Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid , syok menetap, Ht turun,
Diduga telah terjadi perdarahan, beri kan darah segar 10 ml/kg.
3) Apabila kadar Ht tetap > 40 vol %, maka berikan darah dalam volume kecil.
4) Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi
gangguan koagulopati atau koagulopati intravaskuler diseminata ( KID) dan
pada syok berat yang menimbulkan perdarahan masif.
5) Pemberian tranfusi suspensi trombosit pada KID harus selalu disertai
plasma segar (berisi faktor koagulasi yang diperlukan ) untuk mencegah
perdarahan lebih hebat.

3. DBD ensefalopati
Pada ensefalopati cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, maka bila syok
telah teratasi, cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HCO3 dan
jumlah cairan segara kurangi. Larutan RL segera ditukar dengan larutan NaCl
( 0,9%) : glukosa (5%) = 3:1

Pemantauan:
1. adakah pembesaran hati, tanda-tanda perdarahan, tanda ensefalopati, dan
tanda-tanda renjatan
2. kadar Hb, Ht, dan trombosit tiap 6 jam, minimal tiap 12 jam.
3. balans cairan dicatat (jumlah cairan yang masuk, diuresis, dan perdarahan)
pada DSS, lakukan cross match darah untuk persiapan transfusi darah apabila
diperlukan

Pengobatan yang diberikan:

1. Untuk Demam Dengue dan DBD tanpa syok (derajat I dan II)
a. Antipiretik: parasetamol tiap 6 jam bila hiperpireksia (suhu >38,5C) atau
mempunyai kecenderungan kejang demam
b. Kortikosteroid diberikan pada DBD dengan ensefalopati. Apabila terdapat
perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan.
c. Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati atau pada DSS.
d. Ranitidin (bila diperlukan) diberikan dengan dosis 1-2 mg/kgbb tiap 12 jam
e. Suportif : Banyak minum bisa berupa air teh, sirop, susu, oralit, jus orange, jus
jambu, dll.

2. Untuk DBD dengan syok/DSS ( derajat III dan IV )


a. Jumlah urine 1 ml/kg /jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik.
b. Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi.
c. Oksigen 2-4 l/m
d. Koreksi asidosis metabolik dan elektrolit
e. Indikasi pemberian darah:
1) Terdapat perdarahan secara klinis
2) Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid , syok menetap, Ht turun,
Diduga telah terjadi perdarahan, beri kan darah segar 10 ml/kg.
3) Apabila kadar Ht tetap > 40 vol %, maka berikan darah dalam volume kecil.
4) Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi
gangguan koagulopati atau koagulopati intravaskuler diseminata ( KID) dan
pada syok berat yang menimbulkan perdarahan masif.
5) Pemberian tranfusi suspensi trombosit pada KID harus selalu disertai
plasma segar (berisi faktor koagulasi yang diperlukan ) untuk mencegah
perdarahan lebih hebat.

3. DBD ensefalopati
Pada ensefalopati cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, maka bila syok
telah teratasi, cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HCO3 dan
jumlah cairan segara kurangi. Larutan RL segera ditukar dengan larutan NaCl
( 0,9%) : glukosa (5%) = 3:1

EDUKASI
1. Orangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan
bila ditemukan hal sebagai berikut : demam tinggi kembali, kesadaran menurun.
2. Langkah promotif/preventif :
a. ASI tetap diberikan bila anak masih menyusu
b. Kebersihan perorangan
c. Kebersihan lingkungan dan edukasi pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M,
menguras penampungan air seminggu sekali, mengurangi gantungan pakaian
yang terlalu lama.
Memberikan makanan dengan gizi yang cukup

KRITERIA PEMULANGAN
Kriteria memulangkan pasien:
1. tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
2. nafsu makan membaik
3. secara klinis tampak perbaikan
4. hematokrit stabil (tidak hemokonsentrasi)
5. jumlah trombosit >50.000/mm3
6. tidak dijumpai distress pernapasan
7. tiga hari setelah syok teratasi
PROGNISIS
Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai