LAPORAN KEGIATAN
MUSYAWARAH MUFAKAT DESA (MMD)
RW 10 KELURAHAN KEMBANGARUM SEMARANG
OLEH
PROFESI NERS 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang Maha Penyayang yang telah
melimpahkan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kegiatan Musyawarah Mufakat Desa (MMD) RW 10 Kelurahan
Kembangarum Semarang . Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita. Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan safaatnya
di Yaumul Qiyamah.
Pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya pelatihan ini, antara lain:
1. Bapak Ns. Fatkhul Mubin, S.Kep., M.Kep., Sp. Jiwa. sebagai dosen
pembimbing akademik NERS Universitas Muhammadiyah Semarang
2. Ibu Ns. Desi Ariyana, S.Kep., M.Kep. dosen pembimbing yang bersedia
membimbing kami
3. Kepala Puskesmas beserta perawat kesehatan yang telah bersedia
membimbing kami.
4. Ketua RW 10 dan Ketua RT 01-09 Kelurahan Kembangarum yang telah
bersedia berpartisipasi dalam kegiatan MMD
5. Teman temanku satu kelompok yang telah memberikan sumbangannya
baik pikiran, waktu, materi, maupun tenaga
6. Serta pihak pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
terlibat dalam pembuatan penugasan ini.
Penulis menyadari atas kekurangan penulisan laporan ini. Oleh sebab itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
agar kelak dapat menghasilkan karya yang lebih baik.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya. Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Semarang, 29 Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
574/Menkes/SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi Pembangunan Kesehatan,
yaitu Indonesia Sehat 2015. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun
2015 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup
bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi
tingginya.
Pencanangan Visi Indonesia Sehat 2010 tersebut, ternyata target yang
dicapai masih jauh dari harapan, sehingga pemerintah membuat terobosan
baru dengan mencanangkan Desa Siaga sebagai daya ungkit tercapainya
Indonesia Sehat 2010 guna meningkatkan derajat kesehatan bagi seluruh
penduduk Indonesia.
Pada langkah lebih lanjut Departemen Kesehatan telah merumuskan
suatu visi dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Visinya adalah
Departemen Kesehatan Itu Adalah Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup
Sehat, dengan Misi Membuat Masyarakat Sehat. Strateginya antara lain
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas,
meingkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, serta
meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya
gangguan jiwa, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong
5
royong, menuju Desa Siaga. Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk
pengembangan dari pencanangan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat
ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum
terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang telah dirawat di rumah
sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat.
Permasalahan gagguan jiwa tidak hanya berpengaruh terhadap
produktivitas manusia, juga berkaitan dengan kasus bunuh diri. Temuan
WHO menunjukkan, diperkirakan 873.000 orang bunuh diri setiap tahun.
Lebih dari 90% kasus bunuh diri berhubungan dengan gangguan jiwa seperti
Depresi, Skizofrenia, dan ketergantungan terhadap alkohol.
Menurut WHO, masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah
menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada satu
dari empat orang di dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada
sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa
(Prasetyo, 2006 dalam Yulian, 2008).
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menyatakan 14,1% penduduk
Indonesia mengalami skizofrenia dari yang ringan hingga berat. Data jumlah
pasien skizofrenia di Indonesia terus bertambah. Dari 33 Rumah Sakit Jiwa
diseluruh Indonesia diperoleh data bahwa hingga kini jumlah penderita
gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Kenaikan jumlah penderita
gangguan jiwa terjadi di sejumlah kota besar. Di Rumah Sakit Jiwa Pusat
Jakarta, tercatat 10.074 kunjungan pasien jiwa pada 2006, meningkat menjadi
17.124 pasien pada 2007. sedangkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara, jumlah pasien meningkat hingga 100% dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya. Pada tahun 2006-2007, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara hanya menerima 25-30 penderita perhari, dan pada awal 2008
mengalami peningkatan, 50 penderita perhari untuk menjalani rawat inap dan
sekitar 70-80 penderita untuk rawat jalan (Garcia, 2009).
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas di Indonesia pertama kali
diaplikasikan secara nyata pada tahun 2005 di Nangroe Aceh Darussalam
(NAD) yang dilakukan berdasarkan kerjasama antara Kelompok Keilmuan
keperawatan Jiwa FIK UI, Forum Komunikasi Keperawatan Jiwa Jakarta,
6
Depkes RI dan WHO dalam usaha untuk menangani dampak berupa masalah
psikososial atau gangguan jiwa lainnya akibat terjadinya bencana Tsunami
dan gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 dengan membentuk desa siaga
sehat jiwa.
Desa Manyaran merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan
Semarang Barat Kab. Semarang Jawa Tengah. Fasilitas kesehatan yang
dimiliki adalah Puskesmas. Fasilitas kesehatan lainnya yaitu dokter praktek
dan bidan praktek.
Pencanangan musyawarah mufakat desa di wilayah Manyaran ini
adalah yang kedua setelah desa Keteb, Kab.Magelang, dan pencanangan yang
kedua di Jawa Tegah. Pencanangan ini merupakan upaya perwujudan RW
Siaga Sehat Jiwa di wilayah Desa Kebumen. Gambaran hasil yang diperoleh
yaitu masyarakat maupun kader antusias dengan kegiatan tersebut dan
menginginkan adanya upaya tindak lanjut. Rencana tindak lanjut sangat perlu
dilakukan dalam mewujudkan Musyarah Mufakat Desa di Desa
Kembangarum. Pencanangan lebih lanjut untuk perwujudan RW siaga Sehat
Jiwa, maka pada tahap ini akan dikembangkan di RW 10 di wilayah Desa
Kembangarum Kec. Semarang Barat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mensosialisasikan tentang kesehatan jiwa terkait dengan RW siaga sehat
jiwa
2. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti sosialisasi Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
masyarakat/peserta dapat :
a.Melaksanakan program RW yaitu Membentuk Musyawarah Mufakat
Desa
b.Melakukan deteksi dini keluarga sehat, keluarga beresiko masalah
psikososial dan kelompok keluarga dengan gangguan jiwa di
masyarakat
7
C. Sasaran
Perangkat dan tokoh masyarakat RW 10 di kelurahan Kembangarum
Semarang.
BAB II
PELAKSANAAN
A. WAKTU PELAKSANAAN
8
B. STRATEGI PELAKSANAAN
Proses yang mendukung kegiatan Musyawarah Mufakat Desa melalui
beberapa tahap yaitu survey atau pengkajian, pengumpulan data,
pengumpulan proposal yang telah dikumpulkan dengan pembimbing
akademik. Adapun proses pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Mufakat Desa
melalui beberapa tahap; pertama penyajian materi tentang Musyawarah
Mufakat Desa, kedua diskusi atau tanya jawab dan praktek deteksi dini yang
dilakukan oleh kader di tiap RT dan mempresentasikan hasil rekapitulasi pada
hari kedua.
1. Pendahuluan :
a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam.
b. Memperkenalkan diri. b. Menunjukkan sikap terbuka
c. Menjelaskan tujuan. c. Mendengarkan dengan 10 menit
d. Menyamakan persepsi aktif.
sesuai dengan latar d. Mendengarkan dan
belakang kader memberikan respon.
2. Isi :
a. Menjelaskan pengertian a. Mendengarkan dan
DSSJ memperhatikan dengan
seksama penjelasan materi.
b. Menjelaskan Karakteristik
DSSJ b. Menanyakan hal yang
belum dimengerti.
c. Menjelaskan Tujuan DSSJ 30 menit
(Tujuan umum dan Tujuan
khusus)
d. Menjelaskan Sasaran DSSJ
e. Menjelaskan Pembentukan
DSSJ
9
3. Penutup :
a. Evaluasi dengan a. Menjawab pertanyaan
mengajukan beberapa pemateri dengan aktif.
pertanyaan kepada peserta
b. Memperhatikan dengan
b. Menyimpulkan hasil seksama yang disampaikan 20 menit
pendidikan kesehatan. pemateri.
c. Mengucapkan salam. c. Menjawab salam.
BAB III
HASIL KEGIATAN
10
Tindak lanjut kegiatan ini akan diteruskan oleh kelompok komunitas jiwa
yang kedua dalam kegiatan pemilihan kader dan pelatihan kader RW siaga
sehat jiwa.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
B. SARAN
1. Puskesmas
Diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam
pelayanan klinik kesehatan jiwa
2. Masyarakat
Diharapkan masyarakat Desa Kembangarum dapat menjadi masyarakat
yang sehat jiwa
3. Institusi
Diharapkan institusi dapat melakukan persiapan dan koordinasi yang lebih
baik lagi dalam membuat kegiatan Musyawarah Mufakat Desa.
Lampiran