Anda di halaman 1dari 2

VIII.

THERAPY
Terapi obat merupakan penanganan awal dan utama untuk penanganan glaukoma sudut
terbuka-primer. Meskipun program ini dapat diganti namun diteruskan seumur hidup. Bikla
terapi in I gagal menurunkan TIO dengan adekuat, pilihan berikutnya pada kebanyakan pasien
adalah trabekuloplasti laser dengan pemberian obat tetap dilanjutkan. beberapa pasien
memerlukan trabekulotomi. namun pembedahan laser atau insisional biasanya merupakan
anjuran bagi terapi obat dan bukannya menggantikannya.
Glaukoma penutupan-sudut akut dengan sumbatan pupil biasanya jarang merupakan
kegawatan bedah. Obat digunakan untuk mengurangi TIO sebanyak mungkin sebelum
iridektomi laser atau insisional.
Penanganan glaukoma sekunder dujukan untuk kondisi yang mendasarinya begitu pula
untuk menurunkan tingginya TIO. Uveitis dengan glaucoma diterapi dengan bahan antiinflamasi.
bahan antivirus, sikloplegik, dan kortokosteroid topical diresepkan bagi pasien glaukoma yang
berhubungan dengan herpes simpleks dan herpes zoster.
Penggunaan obat dilatators pupil merupakan kontraindikasi pada pasien dengan
glaukoma. Efek samping yang biasa terdapat pada pemakaian obat topikal adalah pandangan
kabur, pandangan meremang khususnya menjelang malam dan kesulitan memfokuskan
pandangan. kadang-kadang frekuensi denyut jantung dan respirasi juga terpengaruh. Obat
sistemik dapay menyebabkan rasa kesemutan pada jari dan jari kaki, pusing, kehilangan nafsu
makan, defekasi tidak teratur, dan kadang batu ginjal.
1. Antagonis Beta-adrenergik
mengurangi TIO dengan mengurangi pembentukan humor aqueos.
2. Bahan Kilonergik
Digunakan dalam penanganan glaukoma jangka pendek dengan penyumbatan pupil akibat efek
langsungnya pada reseptor parasimpatis iris dan badan silinder.
3. Agonis Adrenergik
Digunakan bersama dengan bahn penghambat beta-adrenergik, berfungsi saling sinergi dan
bukan berlawanan.
4. Inhibitor Anhidrase Karbonat
Diberikan secara sistemik untuk menurunkan IOP dengan menurunkan pembuatan humor
aqueos.
5. Diuretika Osmotik
Dapat menurun TIO dengan meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik air dari mata ke
dalam peredaran darah.

IX. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksaan glaukoma adalah menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten
dengan mempertahankan penglihatan. Penatalaksaan bisa berbeda bergantung pada klasifikasi
penyakit dan responsnya terhadap terapi. Terapi obat, pembedahan laser, pembedahan
konvensional dapat dipergunakan untuyk mengontrol kerusakan progresif yang diakibatkan oleh
glaukoma.
1. Bedah laser untuk Glaukoma
Pembedahan laser untuk memperbaiki aliran humor aqueos dan menurun TIO dapat
diindikasikan sebagai penangana primer untuk glaukoma, atau bisa juga dipergunakan bila terapi
obat tidak bisa ditoleransi, atau tidak dapat menurunkan TIO dengan adekuat. Laser dapat
digunakan pada berbagai prosedur yang berhubunag dengan penanganan glaukoma.
2. Bedah Konvensional
Prosedur bedah konvensional dilakukan bila tehnik laser tidak berhasil, atau peralatan laser
tidak tersedia, atau pasien tidak cocok untuk dilakukan bedah laser (mis. pasien yang tidak dapat
duduk diam atau mengikuti perintah). Prosedur filtrasi rutin berhubungan dengan keberhasilan
penurunan TIO pada 80 sampai 90% pasien.
Iridektomi perifer atau sektoral dilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk
memungkinkan aliran humor aqueos dari kamera posterior ke kamera anterior. Diindikasikan
pada penanganan glaukoma dengan penyumbatan pupil bila pembedahan laser tidak berhasil atau
tidak tersedia.
Trabekulektomi (prosedur filtrasi) dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru
melalui sklera. Dilakukan dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah (half-tickness)
sklera dengan engsel di limbus. satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sclera ditutup
kembali, dan konjungtiva dijahit rapat untuk mencegah kebocoran cairan aqueus.
Trabekulektomi meningkatkan aliran keluar humor aqueus dengan memintas strukturr
pengaliran yang alamiah. Ketika cairan mengalir melalui saluran baru ini, akan terbentuk bleb
(gelembung). Dapat diobservasi pada pemeriksan konjungtiva. Komplikasi setelah prosedur
filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal), hifema (darh di kamera anterior mata),
infeksi, dan kegagalan filtrasi.
Prosedur seton meliputi penggunaan berbagai alat pintasan aqueus sintetis untuk menjaga
kepatenan fistula pengaliran. tabung terbuka diimplantasikan ke kamera anterior dan
menghubungkan dengan medan pengaliran episklera. alat ini paling sering digunakan pada
pasien dengan TIO tinggi, pada mereka yang beresiko tinggi terhadap pembedahan, atau mereka
yang prosedur filtrasi awalnya gagal. Kemungkinan komplikasi implant pengaliran meliputi
pembentukan katarak, hipotoni, dekompensasi kornea, dan erosi apparatus.
X. KOMPLIKASI
 Peningkatan TIO
Ditandai dengan nyeri okular, nyeri di atas alis dan mual. Cegah klien membungkuk,
mengangkat benda berat, mengejan pada saat buang air besar, batuk dan muntah.

 Hipotoni (penurunan TIO)


Dapat menyebabkan perdarahan koroid, atau lepasnya koroid, ditandai dengan nyeri yang dalam
di dalam mata dengan awitan pasti, diaphoresis atau perubahan tanda vital.

 Infeksi
Pantau tanda vital. Infeksi harus dicegah karena klien dapat mengalami kehilangan pandangan
atau kehilangan mata itu sendiri.

 Jaringan parut
Dapat mengurangi keefektifan jalur baru. Steroid topikal dapat digunakan karena efek samping
penggunaan steroid adalah memperpanjang pemulihan luka.

Anda mungkin juga menyukai