Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit-penyakit akibat perubahan gaya hidup kini mengancam

masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah diabetes (Sari, 2014). Diabetes

merupakan penyakit yang disebabkan menurunnya hormon insulin yang

diproduksi kelenjar pankreas.Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh

gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna.

Sehingga kadar gula dalam tubuh meningkat (R.A,Nabyl, 2012).

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit menahun yang di tandai oleh

kadar glukosa darah meningkat atau melebihi normal dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan

hormone insulin secara relative maupun absolute.Hidayat, 2012 (Hasdianah

H.R, 2012). Data dari Global status report on Noncommunicable Diseases

(NCD) World Health Organization (WHO) Diabetes Melitus menempati

peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. International Diabetes Federation

(IDF) Memperhitungkan angka kejadian Diabetes Melitus di dunia pada tahun

2012 adalah 371 juta jiwa, tahun 2013 meningkat menjadi 382 juta jiwa dan

diperkirakan pada tahun 2035 Diabetes Melitus akan meningkat menjadi 592

juta jiwa.

Prevalensi Diabetes Melitus akan semakin meningkat, dengan

meningkatnya keadaan ekonomi masyarakat di indonrsia. Pengelolaan Diabetes

Melitus pun akan semakin maju, sehingga mau tidak mau persoalan komplikasi

1
2

kronik Diabetes Melitus akan semakin menonjol termasuk persoalan kaki

diabetik. Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi Diabetes Melitus

yang masih Luput dari perhatian. Konsekuensi dari diabetik yang terlanjur

memburuk dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi.

Kaki diabetik merupakan komplikasi yang serius dan mahal dari Diabetes

Melitus (R.A,Nabyl, 2012). Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah

akibat Diabetes Melitus tidak terkendali. Kelainan kaki diabetik dapat

disebabkan adanya ganggun pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan

adanya infeksi (Soegondo,2013).

Gejala umum penyakit Diabetes seperti banyak makan, minum, dan

kencing diabaikan oleh penderita Diabetes Melitus. Sehingga tanpa mereka

sadari hal tersebut disebabkan karena tingginya kadar glukosa dalam darah. Hal

tersebut sesuai yang dimakud kan oleh Regina (2012) menyatakan bahwa kadar

gula darah yang tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan aliran darah

yang buruk dan kerusakan saraf.Aliran darah yang terganggu menyebabkan

kaki tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga kulit menjadi lemah

mudah luka, dan sukar sembuh jika terjadi luka. Sedangkan kerusakan saraf

menyebabkan kepekaan seorang pasien Diabetes Melitus terhadap rasa nyeri

lebih berkurang, sehingga pasien tidak sadar saat kakinya terluka (Regina,

2012).

Di Indonesia angka kejadian Diabetes Melitus termasuk urutan terbesar

ke-7 dunia yaitu sebesar 7,6 juta jiwa, prastica, 2013 (Utami,T,D,2014).

Berdasarkan surveilans rutin penyakit tidak menular berbasis rumah sakit di

Sulawesi selatan tahun 2008, Diabetes Melitus terasuk dalam urutan keempat
3

penyakit tidak menular (PTM) terbanyak yaitu sebesar 6,65% dan urutan

kelima terbesar penyakit tidak menular (PTM) penyebab kematian yaitu

sebesar 6,28%. Bahkan padathun 2010, Diabetes Melitus menjadi penyebab

kematian tertinggi penyakit tidak menular (PTM) di Sulawesi selatan yaitu

sebesar 41,56%, Dinkes Provinsi Sulsel, 2012 (Fachruddin,I,

2013).Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kota Makassar, Angka kejadian

penyakit Diabetes Melitus pada tahun 2011 yaitu 5700 kasus, Pada tshun 2012

angka kejadian kasus Diabetes Melitus meningkat menjadi 7000 kasus. Dinkes

kota Makassar, 2012 (Fachruddin,I, 2013).

Sementara itu, hasil data awal rekam medis di RS TK.II Pelamonia

Makassar jumlah penderita diabetes melitius tahun 2014 sebanyak 271 kasus,

pada tahun 2015 jumlah kasus diabetes mellitus sebanyak 234 kasus dan pada

tahun 2016 bulan Januari s/d Juli sebanyak 128 kasus..

Dalam uraian latar belakang tersebut diatas peneliti ingin melakukan

penelitian tentang hubungan pengetahaun keluarga tentang terjadinya penyakit

diabetes melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kejaidian penyakit

diabetes melitius di ruangan Melati RS TK.II Pelamonia Makassar?

2. Apakah ada hubungan merokok dengan kejadian penyakit diabetes melitius

di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar?

3. Apakah ada hubungan obesitas dengan kejaidian penyakit diabetes melitius

di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar?


4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga, riwayat

merokok dan obesitas dengan kejadian diabetes mellitus di ruang Melati RS

TK.II Pelamonia Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui hubungan pengetahuan keluarga dengan kejaidian penyakit

diabetes melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar?

b. Diketahui hubungan merokok dengan kejaidian penyakit diabetes

melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar?

c. Diketahui hubungan obesitas dengan kejaidian penyakit diabetes

melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini untuk mempertegas konsep teori tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan risiko kejadian kaki diabetik bagi pembaca atau

peneliti berikutnya.

2. Institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan atau referensi bagi

institusi dan pelayanan kesehatan terkait tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan risiko kejadian pada penderita Diabetes Melitus.


5

3. Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan risiko kejadian kaki diabetik pada penyakit

Diabetes Melitus.

Anda mungkin juga menyukai