Anda di halaman 1dari 21

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus

1. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana terjadi kelainan dalam

metabolisme glukosa (salah satu jenis gula monosakarida) di dalam tubuh

(Kurniali, 2013).

Diabetes Melitus atau disebut juga dengan penyakit kencing

manis adalah gejala peningkatan kadar gula dalam darah diatas batas

normal (Purwanto, 2014).

2. Patofisiologi

Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut adalah kelenjar

penghasil insulin yang berentuk di belakang lambung. Di dalamnya

terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada beta, karena itu

disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan

hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur glukosa darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak

kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk

kemudian di dalam glukosa tersebut dimetabolismekan menjadi tenaga.

Bila insulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk

kedalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan

inilah yang terjadi pada Diabets Melitus tipe 1. (Soegomdo,S. 2013).

6
7

Pada keadaan Diabetes Melitus tipe 2, jumlah insulin biasa

normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penagkapan) insulin

di lunang kunci pinu masuk ke dalam sel. Pada keadaan Diabetes Melitus

tipe 2, jumlah lumbang kuncinya lebih kurang, sehingga meskipun anak

kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor kurang,

maka glukosa yang masuk kedalam sel sedikit), sehingga sel kekurangan

bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Dengan

demikian keadaan ini sama dengan keadaan Diabetes Mellitus tipe 1,

bedanya adalah Diabetes Melitus tipe 2 di samping kadar glukosa tinggi,

kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada Diabetes Mellitus tipe 2 juga

bias di temukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang

baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Disamping

penyebab diatas Diabetes Melitus juga bias terjadi akibatgangguan

transport glukosa di dalam sel sehingga gagal di gunakan sebagai bahan

bakar untuk metabolisme energi.(Soegondo,S. 2013).

3. Tipe-Tipe Diabetes Melitus

Berikut ini adalah penjelasan atas tipe-tipe penyakit Diabetes Melitus:

a. Diabetes Melitus tipe 1

Pada diabetes jenis ini, pankreas mengalami kerusakan dan tidak ada

pembentukan insulin sehingga penderita memerlukan suntikan insulin

setiap hari.

b. Diabetes Melitus tipe 2

Selain resistensi insulin, pada penderita tipe 2 juga bisa muncul

gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang


8

berlebihan. Namun demikian, tidak terjadi kerusakan sel-sel beta

langerhans secara autoimun sebagaimana yang terjadi pada tipe 1.

c. Diabetes gestasional

Diabetes melitus gestasional adalah kehamilan normal yang disertai

peningkatan resistensi insulin (ibu hamil gagal mempertahankan

euglycemia).

d. Diabetes tipe lain

Ini merupakan diabetes yang timbul akibat penyakit lain yang

mengakibatkan gula darah meningkat, misalnya infeksi berat,

kortikosteroid dan lain-lain (R.A, Nabyl2012).

4. Faktor Penyebab Diabetes Melitus

Diabetes Melitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis

mempunyai beberapa faktor pemicu penyakit tersebut, antara lain:

a. Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang

dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus.

Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi

insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula

dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan Diabetes

Melitus.

b. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 cenderung memiliki

peluang lebih besar untuk terkena penyakit Diabetes Melitus. Sembilan

dari sepuluh orang gemuk berpotens iuntuk terserang Diabetes melitus.


9

c. Faktor genetis

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen

penyebab Diabetes Mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya

menderita Diabetes Melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai kecucunya

bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.

d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan

radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi

pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk

proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat

yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

e. Kurangnya aktivitas Fisik.

Para ahli percaya bahwa latihan jasmani merupakan salah satu cara

penatalaksanaan Diabetes Melitus, dari data yang diperoleh seperti

suatu penelitian yang dilakukan di USA ditemukan bahwa risiko

menderita penyakit Diabetes Melitus lebih rendah pada kelompok yang

berolahraga 5 kali seminggu dibandingkan dengan kelompok yang

berolahraga 1 kali seminggu (Soegondo, S. 2013). Seperti yang

diketahui penyakit Diabetes Melitus adalah penyakit akibat adanya

gangguan metabolisme karbohidrat di dakam tubuh. Penyakit ini

ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang tinggi dan

ditemukannya glukosa dalam urin. Ada beberapa macam penyakit

Diabetes Melitus dengan penyebab dan patofisiologi yang berbeda

namun tetap ditandai dengan gejala yang kurang lebih sama. Sejak
10

berpuluh tahun yang lalu dikenal 3 cara utama penatalaksanaan

Diabetes Melitus yaitu pengaturn makan, obat-obatan dan katihan

jasmani. Khususnya latihan jasmani manfaatnya ditentukan oleh tipe

penyakit Diabetes Melitus. (Soegondo,S. 2013). latihan jasmani yang

dilakukan oleh para penyandang diabetes tetap mengikuti beberapa

prinsip dengan ketat dan seksama. Hal ini disebabkan oleh efek

samping latihan jasmani pada penyandang diabetes cukup

membahayakan. (Soegondo, S. 2013).

Prinsip latihan jasmani bagi penyandang diabetes yaitu:

a. frekuensi latihan 3-5 kali perminggu secara teratur

b. latihan yang dianjurkan yaitu latihan yang ringan dan sedang

c. waktu pelatihan 30-60 menit setiap melakukan latihan jasmani

d. jenis latihan yang dianjurkan yaitu aerobik ( jalan kaki, jogging,

renang dan bersepeda)

Latihan atau olahraga pada penderita diabetes bertujuan untuk

meningkatkan stamina dan mengurangi kebutuhan insulin. Mafaat

olahraga atau latihan jasmani bagi penderita Diabetes Melitus

diantaranya meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah

kegemukan, ikut berperan dalam mengataasi kemungkinan terjadinya

komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan

darah, hiperkoangulasi darah serat meningkatkan kualitas hidup

diabetisi dengan meningkatnya kemampuan kerja dan juga memberikan

keuntungan secara psikologis. Olahraga pada diabetisi dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang


11

aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat menyebabkan penurunn

glukosa darah,Chaveu dan Kaufman. 1889, (Soegondo, S. 2013).

Olahraga aerobik yang teraturakan mengurangi kebutuhan insulin

sebesar 30-50% pada diabetisi tipe 1 yang terkontrol dengan baik,

sedangkan diabetisi tipe 2 yang dikombinasikan dengan pnurunan BB

akan mengurangi kebutuhan insulin 100%. (Soegondo,S. 2013)

f. Penyakit dan infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat

menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi

pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses

metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi

dan displidemia dapat meningkatkan resiko terkena Diabetes Melitus.

g. Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab Diabetes

Melitus. Jika orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi

untuk terkena penyakit Diabetes Mellitus karena olahraga berfungsi

untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang

tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab Diabetes

Melitus selain disfungsi pankreas.

h. Obat-obat yang merusak pankreas.

Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari

insulin(Hasdianah, 2012).

5. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

Beberapa tanda dan gejala dari penyakit diabetes adalah:


12

a. Banyak kencing. Ginjal tidak dapat menyerap kembali gula yang

berlebihan di dalam darah. Akibatnya, gula ini akan menarik air keluar

dari jaringan.

b. Rasa haus. Untuk mengatasi dehidrasi, penderita diabetes akan banyak

minum dan terus minum. Kesalahan yang sering didapatkan adalah

penderita akan mencari softdrink yang manis dan segar untuk mengatasi

rasa haus. Akibatnya, gula darah akan semakin naik dan hal ini dapat

menimbulkan komplikasi akut yang membahayakan.

c. Berat badan turun. Sebagai kompensasi dari dehidrasi dan harus banyak

minum, penderita mungkin mulai lebih banyak makan. Memang pada

mulanya berat badan akan meningkat, namun lama-kelamaan otot tidak

akan mendapat cukup gula untuk tumbuh dan sumber energi.

Akibatnya, jaringan otot dan lemak harus dipecah untuk memenuhi

kebutuhan energi sehingga berat badan menjadi turun, meskipun

makanya banyak.

d. Rasa seperti flu dan lemah. Keluhan diabetes dapat menyerupai sakit

flu, rasa capek, lemah dan nafsu makan menurun. Pada diabetes, gula

bukan lagi sumber energi karena glukosa menumpuk dalam peredaran

darah dan tidak dapat diangkut ke dalam sel untuk menjadi energi.

e. Mata kabur. Gula darah yang tinggi akan menarik keluar cairan dari

dalam lensa mata sehingga lensa mata menjadi tipis. Akibatnya, mata

mengalami kesulitan untuk memfokus dan penglihatan menjadi kabur.

f. Luka yang sukar sembuh. Penyebab luka yang sukar sembuh adalah

infeksi yang hebat karena kuman atau jamur mudah tumbuh pada
13

kondisi gula darah yang tinggi, kerusakan dinding pembuluh darah

sehingga aliran darah yang tidak lancer pada kapiler (pembuluh darah

kecil) menghambat penyembuhan luka dan kerusakan saraf yang

menyebabkan penderita diabetes tidak merasakan luka yang dialami

dan membiarkannya semakin membusuk.

g. Kesemutan. Kerusakan saraf disebabkan oleh glukosa yang tinggi

merusak dinding pembuluh darah sehingga mengganggu nutrisi pada

saraf. Karena kerusakan saraf sensoris, keluhan paling sering adalah

rasa kesemutan atau tidak terasa, terutama pada tangan dan kaki.

Selanjutnya bisa timbul rasa nyeri pada anggota tubuh, betis, kaki,

tangan dan lengan bahkan bisa terasa seperti terbakar.

h. Gusi merah dan bengkak. Kemampuan rongga mulut penderita menjadi

lemah untuk melawan infeksi. Akibatnya, gusi akan membengkak dan

memerah. Timbul infeksi serta gigi tampak tidak rata dan mudah

tanggal.

i. Kulit kering dan gatal. Kulit terasa kering, sering gatal dan infeksi.

Keluhan ini biasanya menjadi penyebab si pasien datang memeriksakan

diri ke dokter, lalu pada pemeriksaan akhirnya ditemukan ada diabetes.

j. Muda kena infeksi. Leukosit ( sel darah putih) yang biasanya dipakai

untuk melawan infeksi, tidak dapat berfungsi dengan baik pada keadaan

gula darah yang tinggi.

k. Gatal pada kemaluan. Infeksi jamur juga menyukai suasana gula darah

yang tinggi. Vagina mudah terkena infeksi jamur, mengeluarkan cairan

kental putih kekuningan, serta timbul rasa gatal (Tandra, 2013).


14

B. Tinjauan tentang variabel yang di teliti

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera manusia yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuaan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas persepsi terhadap obyek. Sebagian

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ( Notoatmodjo,

2009)

Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip

oleh Notoatmodjo (2009), salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

a. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat yaitu : (Notoatmodjo, 2009)

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu uang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
15

dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami(Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tantang obyek diketahui dan dimana dapat

menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

obyek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan sebagainya terhadap suatu obyek yang

dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi ataupun penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atausyatu

objek kedalam komponen-komonen tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam seluruh

suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemamuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.


16

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal

a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-

cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2009),

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasukjuga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk

sikap berpern serta dalam pembangunan (Notoatmodjo,2009)

pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

b) Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Notoatmodjo

(2009), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang


17

dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan

kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur Menurut Elisabeth BH yang dikutip Notoatmodjo (2003),

usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998)

semakin cukup umur, tingkat kematanngan dan kekuatan

seseorang akan leih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya

dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan

sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari

Notoatmodjo (2009), lingkungan merupakan seluruh kondisi yang

ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya System social budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2. Tinjauan Umum Tentang Merokok

1. Definisi Rokok

Rokok adalah tembakau yang dibalut berbentuk silinder samada

daripada kertas mahupun daripada berbagai jenis daun berukuran antara

70mm hingga 120mm dengan diameter 10mm berbeda mengikut negara.

Rokok dibakar pada salah satu hujungnya dan dibiarkan membara agar
18

asapnya dapat dihirup melalui mulut pada ujung yang lain (Wikipedia,

2014).

Kaki diabetik adalah salah satu komplikasi kronik dari Diabetes

Melitus yang paling ditakuti diabetisi. Salah satu faktor terjadinya kaki

diabetik adalah merokok. Zat-zat yang terkandung dalam rokokakan

menyebabkan kerusakan endotel yang kemudian akan menyebabkan

atherosclerosis dan akan menyebabkan insufisiensi vaskuler sehingga aliran

darah yang menuju ke kaki juga akan menurun(Kamalah aisyah, 2013).

Telah diketahui bahwa hormon insulin diproduksi oleh sel beta di

pulau langerhans (islets of Langerhans) dalam pankreas, jika terjadi

kerusakan pada pankreas maka mempengaruhi produksi insulin yang akan

menghambat jalan masuk glukosa kedalam sel dan akhirnya akan

menimbulkan kadar glukosa yang meningkat dalam darah menyebabkan

kaki diabetik (Tsiarah, 2010).

2. Dampak Merokok

Dampak merokok bagi kesehatan antara lain (Moci, 2013):

a. Diabetes

Merokok juga bisa meningkatkan risiko terjadinya Diabetes. Menurut

Cleveland Clinic, merokok bisa menyebabkan komplikasi dari diabetes,

seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke, penyakit pembuluh

darah, penyakit ginjal, dan masalah pada kaki.

b. Kanker

Merokok bisa menyebabkan kanker paru bagi pria dan wanita. Risiko

kematian karena kanker paru 23 kali lebih tinggi pada pria perokok dan
19

13 kali lebih tinggi pada wanita perokok dibandingkan dengan mereka

yang bukan perokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukan

perokok yang tinggal bersama orang yang merokok memiliki risiko

24% lebih tinggi untuk mengidap kanker paru. Selain itu, orang yang

merokok juga bisa menyebabkan Anda mengidap kanker kantung

kencing, rongga mulut, pita suara, serviks, ginjal, pankreas, dan perut.

c. Jantung

Seseorang yang merokok bisa mengidap penyakit jantung koroner.

Penyakit itu merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di

Indonesia. Ketahuilah bahwa perokok memiliki peluang 2-4 kali lebih

tinggi untuk mengidap penyakit jantung dibandingkan dengan orang

yang bukan perokok. Semakin banyak rokok yang Anda isap, semakin

besar pula kesempatan mengembangkan penyakit jantung atau

menderita serangan jantung atau stroke.

d. Menimbulkan kebutaan

Seseorang yang merokok bisa meningkatkan risiko degenerasi makula

yaitu penyebab kebutaan yang dialami orangtua. Hasil riset yang

dipublikasikan dalam Archives of Ophthalmology pada tahun 2007

menunjukkan bahwa orang perokok 4 kali lebih mungkin mengalami

degenerasi makula yang merusak makula, pusat retina, dan

menghancurkan penglihatan sentral tajam.


20

e. Penyakit mulut

Penyakit mulut juga bisa diderita oleh perokok. Penyakit mulut

tersebut, diantaranya kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi, dan

penyakit pada gigi dan napas.

f. Gangguan janin

Bagi para wanita yang merokok, ketahuilah bahwa merokok bisa

berakibat buruk pada kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan

dan kehamilan. Selain itu, merokok juga bisa membuat Anda

mengalami kemandulan, keguguran, kematian janin,bayi lahir dengan

berat badan rendah, dan sidrom kematian mendadak bayi.

g. Gangguan pernapasan

Merokok bisa meningkatkan risiko kematian karena penyakit paru

kronis hingga 10 kali lipat. Sekitar 90% kematian karena npenyakit

paru kronis yang disebabkan oleh rokok.

h. Kerontokan rambut

Perokok berat berisiko tinggi mengalami kerontokan rambut dan

berujung pada kebotakan prematur. Kasus ini kebanyakan dialami oleh

pria yang terbiasa merokok dalam waktu lama.

i. Merusak indra pengecap

Jika Anda termasuk dalam perokok berat, maka ada kemungkinan akan

kehilangan rasa dalam mengecap makanan. Biasanya, para perokok

cenderung suka makanan pedas tanpa mengeluh tentang rasanya. Hal

tersebut disebabkan karena indra mereka sudah mati.


21

a. Dehidrasi

Merokok juga mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Jadi,

perokok berat akan lebih sering merasa haus daripada orang yang tidak

merokok. Dampak jangka panjang dehidrasi sendiri yaitu bibir kering,

kulit kering, dan gangguan saluran kencing.

3. Tinjauan Umum Tentang Obesitas

a. Definisi Obesitas. Menurut kamus Dorland, Obesitas adalah Peningkatan

berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat

akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh (Hasdianah,2012).

b. Penyebab Obesitas

Adapun penyebab dari obesitas antara lain :

1) Genetik Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada

generasi berikutnya di dalam sebuah keluarga.

2) Kerusakan pada salah satu bagian otak Sistem pengontrol yang

mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang

disebut hipotalamus, Sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang

langsung berhubungn dengan bagian-bagian lain dari otak dan

kelenjar di bawah otak.

3) Pola Makan Berlebihan Orang yang kegemukan lebih responsif

dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar

eksternal,seperti rasadan bau makanan, atau saatnya waktu makan.

4) Kurang gerak/Olahraga Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka

terhadap pengendalian berat tubuh.


22

5) Tingkat aktifitas dan olahraga secara umum Angka metabolisme basal

atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankanfungsi

minimal tubuh.

6) Pengaruh emosional Sebuah pandangan popular adalah bahwa

obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi.

7) Lingkungan Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi

seseorang untuk menjadi gemuk(Hasdianah, 2012):

c. Klasifikasi indeks massa tubuh

Salah satu cara untuk mengetahui apakah anda termasuk berat badan

berlebih atau obesitas adalah dengan menghitung indeks massa tubuh

(IMT) (R.A, Nabyl 2012). Rumus perhitungan IMT atau BMI (Body

Mass Indek) Berat badan (kg) / tinggi badan (m2) (Hasdianah, 2012

Tabel 2.1. Klasifikasi indeks massa tubuh

IMT(Kg/m2) Kategori

< 18,5 Berat badan kurang

18,5-24,9 Berat badan normal

25-29,9 Berat badan berlebih

=30 Obesitas

Sumber: R.A, Nabyl 2012.

d. Tipe-tipe Obesitas

Obesitas di golongkan menjadi 3 yaitu (Hasdianah, 2012) :

a) Obesitas ringan : 120% - 140% BB Ideal

b) Obesitas sedang : 140%-200% BB Ideal


23

c) Obesitas berat atau abnormal : >200% BB Ideal. Oesitas berat

ditemukan sebanyak 5% dri antara oramg-orang gemuk.

e. Penatalaksanaan Obesitas

Hal-Hal yang dilakukan untuk mengurangi berat badan:

1) Makan dengan porsi yang kecil

2) Ketika makan diluar rumah,berikan sebagian porsi andauntuk teman

atau anggota keluarga lain.

3) Awali dengan makan buah atau sayuran setiap kali anda makan

4) Ganti snack tinggi kalori dan tinggi lemak dengan snack yang lebih

sehat (R.A, Nabyl, 2012).


24

C. Kerangka Konsep.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan,

riwayat merokok, Obesitas yang merupakan variabel independen sedangkan

variabel dependen adalah kejadian diabetes mellitus. Pada gambar ini bisa

dihubungkan antar variabel sbb;

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat pengetahuan

Kejadian
Riwayat merokok
Diabetes Melitus

Obesitas

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hubungan antar Variabel yang di teliti

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan

Pengetahuan dapat mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan

dan sebagainya. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

responden mengetahui tentang pencegahan diabetes mellitus.

Kriteria Objektif :

Baik : Jika skor yang diperoleh responden 5

Kurang : Jika skor yang diperoleh responden < 5


25

2. Riwayat merokok

Riwayat merokok adalah suatu kondisi dimana pasien Diabetes Melitus

pernah merokok sebelum terkena kaki diabetik atau merokok sampai saat

ini.

Kriteria objektif

Ada riwayat merokok : jika pernah merokok

Tidak ada riwayat merokok : tidak pernah merokok

3. Obesitas

Obesitas adalah suatu kondisi dimana seorang penderita Diabetes Mellitus

berat badannya melebihi berat badan normal.

Kriteria objektif

Ada riwayat obesitas : Ya

Tidak ada riwayat obesitas : Tidak

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan

duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibukitkan dalam

penelitian tersebut, (Setiadi, 2013). Hipotesa dalam penelitian ini yaitu :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Adalah tidak adanya hubungan atau perbedaan antara dua fenomena yang

diteliti (Setiadi, 2013). Hipotesa Alternatif dalam penelitian ini yaitu :

a. Ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kejaidian penyakit

diabetes melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar

b. Ada hubungan merokok dengan kejadian penyakit diabetes melitius di

ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar


26

c. Ada hubungan obesitas dengan kejaidian penyakit diabetes melitius di

ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar

2. Hipotesis Nol (H0)

Adalah adanya perbedaan antara dua fenomena yang diteliti atau lawan

dari Hipotesa Alternatif, (Setiadi, 2013), Hipotesa Nol dalam penelitian ini

yaitu :

a. Tidak ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kejaidian penyakit

diabetes melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar

b. Tidak ada hubungan merokok dengan kejadian penyakit diabetes

melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar

c. Tidak ada hubungan obesitas dengan kejaidian penyakit diabetes

melitius di ruang Melati RS TK.II Pelamonia Makassar

Anda mungkin juga menyukai