Anda di halaman 1dari 25

Keperawatan

Sbg profesi harus memberi pelayanan /


asuhan professional kpd masyarakat
professional services / care

Praktik Keperawatan
dlm Sistem Pelayanan / Asuhan
Keperawatan
Keperawatan
Memiliki kewenangan bertanggung jawab atas
pelaksanaan Sistem Pemberian Pelayanan /
Asuhan Keperawatan kpd masyarakat
(Nursing Care Delivery Systems)

Bagian integral dari :


Pemberian Pelayanan Kesehatan kpd
Masyarakat
Praktik Keperawatan
Memberi bantuan kpd klien / pasien utk
mengatasi masalah keperawatan yg dihadapi
( nursing problems )

Menggunakan bbg btk intervensi keperawatan


(nursing intervention)
Pelayanan Profesi
(professional services)

Selalu berbasis kompetensi kompetensi


professional (professional competence).
Mencakup sikap, tingkah laku profesi, etika
profesi, pengetahuan ilmiah dan teknologi
professional, serta keterampilan
professional; dipertanggungjawabkan kpd
masyarakat.
URGENSI UU KEPERAWATAN

MENATA SISTEM KEPERAWATAN DI


INDONESIA
- Pengakuan
- Bentuk Praktik/ Asuhan
- Kualifikasi dan kompetansi
- Standarisasi
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
1. Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi
masyarakat yang akan memanfaatkan pelayanan
keperawatan

2. Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi


tenaga perawat yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan keperawatan

3. Meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan


mutu pelayanan keperawatan

4. Mempercepat keberhasilan upaya peningkatan


derajat kesehatan masyarakat
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
Hakekad setiap UU adalah mengatur perilaku
anggota masyarakat yang akan menjamin
berlangsungnya interaksi antar anggota
masyarakat secara harmonis dan lancar
Untuk warga profesi keperawatan, pengaturan
perilaku dalam bentuk UU Keperawatan, terutama
pada dua interaksi pokok
Interaksi antara sesama warga keperawatan
Interaksi antara warga keperawatan dengan pihak-pihak
lain diluar keperawatan
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
75% Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas adalah
kegiatan Keperawatan (DEPKES 2005)
80 % Kegiatan pelayanan di Rumah Sakit adalah
pelayanan/Asuhan Keperawatan (Gilles, 2000)
60 % tenaga Kesehatan adalah Perawat yang tersebar
tidak terbatas kondisi geografis
Survei 2010: Ada kesenjangan antara harapan
masyarakat dengan kompetensi saat ini yaitu 92,3% :
68,7%
Survei 2010: mayoritas perawat menyatakan bahwa
beban kerja sangat berat karena tidak sesuai dengan
tugas dan fungsinya perawat (studi kualitatif)
PERMASALAHAN HUKUM

Sejak tahun 2005 ada 33 Kasus Penagkapan Perawat


yg sedang manjalani pelayanan di 7 Propinsi yang
baru dilaporkan datanya.
Tidak ada perlindungan hukum perawat di Puskesmas
karena tidak jelas pengaturan Kewenangan dan
metode Pelimpahan Wewenang
Lebih dari 80 % tindakan yang dilakukan oleh
Perawat di RS dapat dikatagorikan ilegal karena tidak
jelas pengaturannya.
Kontroversi kewajiban Perawat menolong Gawat
Darurat (di pidana) disisi lain tidak boleh menyimpan
obat
Tidak ada perlindungan perawat dalam melakuakan
Pekerjaan di Sarana Kesehatan
PERMASALAHAN HUKUM

(Depkes & WHO :2005): perawat di praktek-


praktek swasta: (1) melakukan diagnosa medis
(92.6%); (2) tulis resep (93.1%); (3) memberi
pengobatan (97.1%); (4) melakukan pre-natal
periksa (70.1%) dan tindakan postnatal
Landasan Filosofis

Pelayanan Keperawatan adalah bagian Integral


dari Pelayanan Kesehatan, karenanya Perawat
sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
Kesehatan.
Hampir sebagian besar tindakan atau
intervensi keperawatan terhadap manusia
adalah melanggar hukum, karenanya perlu ada
perlindungan dalam pelaksanaannya.
Tugas dan Fungsi Perawat dalam yankes yang
luas mencakup dimensi : fisik, psikososial,
spiritual Manusia, perlu penguatan untuk
memfungsikan cakupan agar diterima
seutuhnya oleh masyarakat
Landasan Filosofis

Tugas dan Fungsi Perawat dalam yankes


yang luas mencakup dimensi : fisik,
psikososial, spiritual Manusia, perlu
penguatan untuk memfungsikan cakupan
agar diterima seutuhnya oleh masyarakat
Sifat Keperawatan yang melayani secara
Kontinyu (24 jam), sangat dekat dengan
Pasien dan
LANDASAN YURIDIS

Amanat UUD 1945 pasal 28 H ayat (1): setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Negara menyediakan pengaturan yang kuat
untuk menjamin pelayanan Kesehatan masyarakat dengan
Professionalitas dan akuntabilitas Perawat.

UU No 36 tahun 2009 pasal 63 ayat (1),(2),(3),(4). Menerangkan


bahwa keperawatan adalah sebuah entitas yang telah diakui secara
Yuridis, dalam hal penyembuhan, pemulihan dan pengendalian
memerlukan Perawatan yang berdasarkan ilmu Keperawatan, tentu
memerlukan pengaturan lebih lanjut secara teknis Profesi dalam
bentuk UU keperawatan.
EKSISTENSI KEPERAWAATAN
UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehaatan

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan


pengendalian pengobatan dan/atau perawatan

ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan

.Pelaksanaannya
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
14
PERAWAT SEBAGAI NAKES
(Pasal 1 butir 6 UU No.36/2009)

SETIAP ORANG YANG MENGABDIKAN DIRI


N DALAM BIDANG KESEHATAN

A SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN DAN


ATAUKETRAMPILAN (dlm bidang kes)

K
MELALUI PENDIDIKAN DI BID. KESEHATAN
E
YANG UNTUK JENIS TERTENTU MEMERLUKAN
S KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA
KESEHATAN

15
Landasan Sosiologis

Perawat adalah jumlah tenaga kesehatan


terbesar dari selurh tenaga kesehatan (60%),
Perkembangan zaman memposisikan
perawat saat ini rentan terhadap
KRIMINALISASI dalam melaksanakan tugas
Profesinya yg dipaksakan oleh kondisi
kebijakan kesehatan. Sementara ada
kewajiban pelayanan Kesehatan harus
diterima masyarakat didaerah-daerah
terpencil dan perifer.
Landasan Sosiologis

Kasus Perawat Misran yang sedang menanti


Keputusan MA terkait Kasasi yang diajukan, dalam
menempuh Upaya hukum atas putusan PN dan PT
yang memvonis 3 bulan kurungan subsider Rp. 2,5 juta
dalam kasus memberikan pengobatan pada
masyarakat dimana daerah tersebut tidak ada dokter,
apoteker dan Apotik, sementara Misran adalah
petugas negara yang ditunjuk sebagai penanggung
jawab Yankes
40 % puskesmas di In donesia tidak memiliki dokter
seluruh pelayanan kesehatan dilakukan oleh Perawat.
Landasan Sosiologis
Fenomena Ponari menunjukkan pelayanan kesehatan
yg rasional tidak didapatkan masyarakat karena
kekurangan pengetahuan dlm yankes perawat sangat
dekat dg masyarakat dapat mengatasi fenomena karena
perawat bertanggung jawab juga terhadap peningkatan
perilaku sehat masyarakat.
Pemberdayaan Peran Perawat yg kurang contoh, tidak
ada kebijakan peran perawat di puskesmas, sejak tahun
2003 Program PERKESMAS dihapus dari program pokok
puskesmas, sehingga perawat sulit melayani masyarakat
sesuai dengan fungsi sebenarnya Asuhan
Keperawatan.Sehingga fungsi-fungsi esensial dalam
kesmas seperti Case finding, Home visite tidak terlaksana
untuk masyarakat.
Landasan Sosiologis

saat ini ada Permenkes yg mengatur Prtaktik


Perawat terutama didaerah terpencil dan perifer,
karena Level Peraturan sebatas keputusan
Menteri maka pada kebijakan OTDA Praktik
Perawat tidak menjadi acuan (tdk mengikat)
menjadi penghambat akses masyarakat
mendapat yankes.
Landasan Sosiologis

Globalisasi adalah ancaman serius, dan martabat bangsa


pertaruhannya. Dan Indonesia belum punya sistem
Register nurse (RN) spt kebanyakan negara di dunia

Lebih dari 1000 perawat Indoesia bekerja di jepang 50 %


nya tidak menjadi perawat tetapi Candidate nurse, 50 %
lainnya bahkan menjadi care worker yg sama sekali tidak
menggunakan kompetensi perawat dlm pekerjaaanya.
(DOWN GRADE)
Landasan Sosiologis

Hampir semua perawat di timur tengah dan


sebagian eropa bekerja dibawah supervisi
perawat negara lain (karena bukan RN)
ASEAN Mutual Recognition Arangement (MRA)
on Nursing services. Mengharuskan mempunyai
sitem yang sama dengan kompetensi yang
direkognisi, saat ini yg belum ada : Indonesia,
Laos
Landasan TEKNIS kEPERAWATAN

Perawat adalah Profesi, dengan Keilmuan


tersendiri (Body Of Knowladge) perlu
mengamalkan Profesi dengan keilmuannya
secara OTONOMI
Kejelasan Kewenagan dan batas tanggung jawab
dalam pelayanan Kesehatan penting untuk
totalitas melayani masyarakat
Perlu pengaturan mekanisme Pendelegasian
wewenang, dan sistem Rujukan untuk
peningkatan cakupan dan kualitas Pelayanan
Pelayanan Perawat perlu diakui oleh Masyarakat
Mengangkat CITRA PERAWAT INDONESIA
KEWENANGAN PERAWAT
1. PRAKTIK PERAWAT PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT I, II, III

2. MELAKSANAKAN keperawatan yang ditujukan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWTAN

MELAKUKAN UPAYA PROMOTIF, PREVENTIVE, PEMULIHAN &


pemberdayaan Masyarakat

MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER


PERAWAT DAPAT MELAKUKAN DILUAR
KEWENANGAN
KONDISI GAWAT DARURAT
DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA DOKTER
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERINTAH

Anda mungkin juga menyukai