Penyakit dengue
- Infeksi salah satu serotipe imunitas homotipik bertahan lama , imunitas heterotipik
bertahan singkat
- Asimptomatis
- Dengue fever
- Hepatomegali
- Jaundice
- Gagal hepar akut
Kriteria WHO:
- Leukosit rendah
-> DF:
- Leukosit rendah
- Trias dengue
- Serologi positif
- Pendarahan
- Serologi negatif
-> DHF
- 200 kasus->
Sampel darah:
- AST, ALT-> Plain container, STAT FAX 330 semi auto analisis dengan ERBA
- PT, APTT-> tri sodium citrate container, semi automated coagulometer tipe COA, DATA501
dengan TULIP
Analisis Statistik
Hasil
- 64 (61%)-> DF
- Peningkatan transaminase:
- AST lebih tinggi dari ALT. [Wong (2008) dan Kuo et al(1992)]
- Peningkatan APTT
- APTT Prediktor terjadinya perdarahan pada DHF, Peningkatan APTT prediktor awal
komplikasi pada dengue. [Chuansumrit A et al (2010) dan Huang YH et al (2001)]
- DBD menyebabkan kerusakan hepar tingkat sedang-berat, beberapa pasien gagal hati
akut menuju ensepalopati. (Nguye et al, 1997)
- Kejadian gagal ginjal akut 14,3% pada DF dan 13,7% pada diduga DF
- Keterlibatan ginjal terkait dengan tingkat keparahan kerusakan hati -> sindrom hepato-renal
atau virulensi langsung.
- pasien dengue + ensefalopati-> kerusakan hati grade 4
- Dengue dengan kelompok usia < 1 tahun rentan untuk tingkat parah kerusakan hati dan
komplikasi.
Kesimpulan
- Hepatik marker awal yang berguna dalam infeksi dengue adalah AST dan APTT
- AST membedakan fase akut dengue dari penyakit demam lain
- APTT memprediksi tingkat keparahan pada infeksi dengue selama fase awal akut.
- Evaluasi LFT selama fase akut infeksi dengue penting -> untuk menilai prognosis