Bab Iii
Bab Iii
3
KONDISI SAAT INI
(BENGKULU)
Sejak zaman prasejarah Tanah Bengkulu sudah didiami oleh penduduk. Ini dapat
dibuktikan dengan adanya penemuan prasasti–prasasti yang merupakan
peninggalan sejarah dari beberapa kerajaan kecil yang terdapat di bagian Utara
Bengkulu dan bangunan megalithic bertipe budaya Dongson yang ditemukan di
bagian Selatan Bengkulu. Beberapa kerajaan kecil ini antara lain adalah
Kerajaan Selebar, Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Empat Petulai, dan Kerajaan
Indrapura.
kolonial Inggris itu tidak terwujud karena kapal–kapal dagang dari Eropa lebih
suka memilih Selat Malaka yang merupakan jalur langsung dari India ke Cina
Belanda kemudian menguasai Benteng Malborough hingga pendudukan
Sumatera oleh bala tentara Jepang. Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu
dan Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Benteng Malborough digunakan
oleh TNI hingga tahun 1970. Setelah kemerdekaan, Bengkulu resmi berdiri
sebagai propinsi pada tahun 1968.
Propinsi Bengkulu yang pada mulanya terdiri dari 3 (tiga) kabupaten, pada saat
ini telah menjadi delapan kabupaten dan satu Kota Bengkulu. Kabupaten-
kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bengkulu Utara yang ibu kotanya
Argamakmur, Kabupaten Rejang Lebong yang ibu kotanya Curup dan Kabupaten
Bengkulu Selatan yang ibukotanya Manna. Lima Kabupaten baru yang terbentuk
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir adalah:
1) Kabupaten Mukomuko dengan ibu kotanya Mukomuko.
2) Kabupaten Kaur dengan ibu kotanya Bintuhan
3) Kabupaten Seluma dengan ibu kotanya Tais.
4) Kabupaten Kepahyang dengan ibu kotanya Kepahyang
5) Kabupaten Lebong dengan ibu kotanya Tubei
A. Geografis
Secara geografi propinsi Bengkulu terletak di antara 2016’ – 3031’ Lintang Selatan
dan 101001’–103041’ Bujur Timur. Propinsi Bengkulu terletak di pantai barat
Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan sepanjang Bukit Barisan yang
merupakan wilayah hutan lindung dan hutan suaka. Propinsi Bengkulu bagian
Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat, bagian Selatan berbatasan
dengan Propinsi Lampung, bagian Timur berbatasan dengan Propinsi Jambi dan
Propinsi Sumatera Selatan, dan bagian Barat berbatasan dengan Samudera
Indonesia. Pembagian wilayah propinsi Bengkulu ditunjukan pada gambar 3.1.
Peta Pembagian Wilayah propinsi Bengkulu berikut ini.
Luas wilayah Propinsi Bengkulu kurang lebih 1.978.870 hektar atau 19.788,7
Sumatera Barat
km2, terletak pada posisi sepanjang Bukit Barisan yang membuat daerah dataran
tinggi bagian timurnya sangat subur. Tetapi bagian baratnya merupakan daratan
dari utara ke selatan. Propinsi ini memiliki pantai yang sangat panjang dengan
B. Topografis
Tekstur tanah di Propinsi Bengkulu terdiri atas tekstur tanah halus seluas
1.201.529 ha, tekstur tanah yang agak halus seluas 39.319 ha, tekstur tanah
yang agak halus seluas 1.201.529 ha, tekstur tanah sedang seluas 469.247 ha,
dan tekstur tanah yang agak kasar seluas 268.755 ha.
C. Klimatologis
Secara klimatologis, Propinsi Bengkulu memiliki curah hujan tahunan yang cukup
tinggi, dengan rata–rata 287,08 mm. Curah hujan yang terendah terjadi pada
bulan Mei yaitu 197,3 mm. Sedangkan curah hujan yang tertinggi terjadi pada
bulan Januari dengan curah hujan rata–rata 346 mm, September dengan curah
hujan rata–rata 350 mm, Oktober dengan curah hujan rata–rata 434 mm, dan
bulan Desember dengan curah hujan rata–rata 344 mm.
Dari segi temperatur, Bengkulu memiliki suhu udara rata–rata maksimum antara
300C–330C dan suhu rata–rata minimum antara 220C–230C, sedangkan
kelembaban udara rata-rata 85,35%. Kelembaban terendah terjadi pada bulan
Juli yaitu 84,22%, dan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Nopember yaitu
86,39%. Kecepatan angin bertiup terendah adalah 2 knots dan kecepatan
tertinggi adalah 4 knots.
D. Hidrologis
Dari aspek hidrologis, Bengkulu memiliki 120 sungai besar dan kecil dengan
hulunya terdapat sepanjang sisi bukit barisan dan berhilir ke barat yaitu
Samudera Indonesia dan sebagian juga berhilir ke sebelah timur. Sungai–sungai
Bengkulu dimanfaatkan untuk air bersih, pengairan, pembangkit tenaga listrik,
dan angkutan sungai.
Dari luas wilayah 1.978.870 ha atau 19.788,7 km2 itu tersedia cukup sumber
daya lahan yang digunakan untuk pemukiman, pembangunan sarana sosial
ekonomi, pertanian, perhubungan, perindustrian, pertambangan, pariwisata,
transmigrasi dan sebagainya. Sedangkan sumber daya hutan Bengkulu meliputi
hutan lindung seluas 730.623,88 ha yang terdiri atas taman, hutan lindung, hutan
wisata/suaka alam, kawasan lindung pantai dan lindung setempat.
Bengkulu juga mempunyai sumber daya mineral yang cukup dan beragam. Yakni
bahan galian golongan strategis yang terdiri atas: emas, batubara, bitumen cair,
dan belerang. Bahan galian golongan C antara lain adalah andesit, tanah liat,
pasir apung, granit, obsidian, kaolin, marmer, dan batu gamping.
Selain yang disebutkan di atas, Propinsi Bengkulu juga memiliki berbagai jenis
fauna dan flora. Di antara berbagai flora Bengkulu, ada yang merupakan barang
langka dan bernilai ekonomis yang tinggi, seperti: bunga Raflesia Arnoldi,
Anggrek Vanda Hookerania, Bunga Bangkai Amorpophalus Titanum, dan kayu
merbabu. Fauna yang dimiliki Bengkulu antara lain adalah: gajah, harimau,
siamang, buaya, tapir, kerbau liar, rusa dan penyu.
Potensi sumber daya fauna dan flora yang dimiliki Bengkulu sangat prospektif
untuk dikembangkan, baik untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata maupun
untuk dijadikan untuk objek penelitian ilmiah. Pemerintah Daerah Bengkulu kini
sedang mengembangkan “Taman Hutan Raya Rajo Lelo” di Kota Bengkulu untuk
dijadikan sebagai objek wisata dan pendidikan dan Hutan Suaka Alam Kerinci
Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan untuk kepentingan penelitian ilmiah.
Keaneka ragaman hayati yang dimiliki oleh kedua hutan lindung ini akan menarik
banyak peneliti untuk melakukan penelitian disana.
Dari Tabel 3.1. terlihat bahwa kabupaten yang paling luas wilayahnya adalah
kabupaten Muko-Muko dan yang paling sempit wilayahnya adalah kabupaten
Lebong. Jumlah penduduk yang paling banyak adalah kabupaten kabupaten
Bengkulu Utara dan yang paling sedikit adalah kabupaten kabupaten Lebong.
Tingkat pertumbuhan penduduk untuk semua kabupaten belum ada data yang
tersdia di BPS propinsi maupun Kabupaten karena masih baru.
Pertumbuhan ekonomi makro Propinsi Bengkulu pada tahun 1999 dan 2000
masing-masing sebesar 2,88% dan 3,93 %. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang
positif dari tahun ke tahun ini menjadi mungkin karena terjaminnya kondisi
keamanan dan kepastian berusaha dan meningkatnya daya beli masyarakat.
Selain sektor pertanian, sektor-sektor lain yang juga cukup tinggi kontribusinya
bagi PDRB Bengkulu adalah, sektor perdagangan sebesar 17,48 %. Kemudian
disusul oleh sektor komunikasi sebesar 11,88 %. Jadi total kontribusi keempat
sektor tersebut bagi pertumbuhan ekonomi makro Propinsi Bengkulu adalah
84,10%. Sedangkan sisanya sebesar 15,90% merupakan kontribusi dari sektor-
sektor lain yaitu pertambangan, listrik dan air bersih, keuangan, bangunan dan
sektor industri dan sebagainya.
Sesuai dengan Data Pokok Propinsi Bengkulu Tahun 2002, untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam rangka otonomi daerah,
Pemerintah Propinsi Bengkulu telah menggariskan serangkaian program yang
dalam pelaksanaannya tentu dapat menciptakan peluang dan prospek bagi para
investor untuk melakukan investasi di Bengkulu. Program-program tersebut
meliputi antara lain: pengembangan agrobisnis dan agroindustri berbasis
keunggulan kompetitif, peningkatan dan pengembangan potensi kelautan dan
C. Sosial Kemasyarakatan
Muara Sahung
Bintuhan
Tatrawil Propinsi Bengkulu 3-9
SWP XI SWP IX
Pulau Enggano
Bab III. Kondisi Propinsi Bengkulu Saat Ini
Kawasan
Mukomuko Kepahiyang –
Taba Penanjung
Muara Aman
Kawasan
Argamakmur
Mukomuko
CURUP
BENGKULU
Tais
Kawasan Talo
Ketahun Pino
MANNA
Muara Sahung
Kawasan Bintuhan
Talo-Pino
Pulau Enggano
1) KAWASAN KETAHUN
2) KAWASAN MUKOMUKO
Kawasan ini terletak di bagian paling utara dan merupakan pintu masuk
Propinsi Sumatera Barat. Kawasan ini berjarak kurang lebih 230 Km dari
Kotamadya Bengkulu dan dihubungkan dengan jaringan jalan regional
(poros jalan Pantai Barat Sumatera). Kawasan ini dapat dikembangkan
sebagai lahan pertanian, perkebunan, perhubungan darat dan laut, dan juga
sebagai lahan penempatan transmigrasi.
Kawasan ini merupakan kawasan strategis yang terletak di bagian timur Propinsi
Bengkulu dan berjarak kurang dari 40 Km dari Ibukota Propinsi Bengkulu ke arah
utara. Kawasan ini sulit dikembangkan karena faktor kemiringan lereng yang
besar sehingga hanya sebagian dapat dikembangkan.
4) KAWASAN TALO-PINO
Menurut rencana tata ruang wilayah sumatera dari 11 (sebelas) SWP yang
ada pada RTRW Propinsi Bengkulu tahun 1999 tersebut dikembangkan
menjadi pengembangan kota berdasarkan fungsi dari kotanya dapat dilihat
sebagai berikut :
1) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kota Bengkulu sebagai Pusat pelayanan primer
pemerintahan dan pelayanan sekunder pertanian, industri,
perkebunan, pariwisata dan perikanan.
Kota Manna sebagai Pusat pelayanan sekunder
pemerintahan, pertanian, perkebunan perikanan dan industri.
Kota Curup sebagai Pusat pelayanan sekunder
pemerintahan, pertanian, perkebunan perikanan dan industri.
2) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Secara visual PKW dan (PKL) dapat dilihat pada Gambar 3.4. berikut::
PKL
PKL
Mukomuko
Argamakmur
CURUP
PKW PKL
Kepahiyang
BENGKULU
PKL
Tais
PKL Talo
PKL
Pino
PKL MANNA
Muara Sahung
PKW Bintuhan
PKL
Pulau Enggano
Gambar 3.4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
propinsi Bengkulu
Dari sisi hidrologis, Kabupaten Bengkulu Utara memiliki ± 17 sungai yang berhulu
di sisi timur bukit barisan dan mengalir ke Samudera Indonesia. Di antara sungai-
sungai yang ada terdapat beberapa sungai yang dapat dilayari oleh kapal
dengan bobot mati 25 ton.
Kabupaten Bengkulu Utara berada pada ketinggian 0-180 m, beriklim tropis dan
berudara sejuk, sebagai akibat dari pengaruh angin musim dan perpaduan
antara angin laut dan angin darat. Jumlah curah hujan di Kabupaten Bengkulu
Utara pada setiap bulannya rata-rata 295,92 mm, dengan curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Desember. Pembagian wilayah kabupaten Bengkulu Utara
ditunjukan pada Gambar 3.5. Peta Pembagian Wilayah Kabupaten Bengkulu
Utara berikut ini.
Secara geografis Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di sisi pantai barat Pulau
Sumatera bagian selatan dan berhadapan langsung dengan Samudera
Indonesia dengan panjang garis pantai lebih kurang 250 km. Pada umumnya
tanahnya subur yang terbagi atas bagian pesisir pantai terdiri dataran rendah
dan rawa yang merupakan areal persawahan, sedangkan pada bagian yang
terletak di kaki Bukit Barisan sangat baik bagi perkembangan komoditi tanaman
perkebunan. Pada bagian ini terdapat pula hutan lebat dan hutan lindung.
Karena sebagian besar daerah ini berbatasan dengan pegunungan Bukit
Barisan, maka di daerah tersebut banyak terdapat sungai besar dan kecil yang
bermuara ke Samudera Indonesia.
Pembagian wilayah kabupaten Bengkulu Kaur ditunjukan pada Gambar 3.7. Peta
Pembagian Wilayah Kabupaten Kaur berikut ini.
Dari segi posisinya yang strategis dekat dengan Kota Bengkulu, kabupaten
Seluma bisa dijadikan sebagai daerah pendukung Kota Bengkulu terutama untuk
memenuhi hasil-hasil pertanian dan buah-buahan.
Jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2003 berdasarkan data
SURVEY PEMILU 2003 berjumlah 215.897 jiwa, dengan tingkat kepadatan
penduduk adalah 72 jiwa per km2.
Daerah ini merupakan daerah ketinggian dengan iklim sejuk sehingga sangat
cocok untuk sayur-sayuran dan buah-buahan. Karena kondisi alamnya yang
demikian, dari 100.886 jiwa penduduknya sebagian besar berprofesi sebagai
petani. Tetapi ada juga yang memilih jadi PNS/ABRI, pedagang, peternak dan
sektor jasa.
Kota Bengkulu terletak di tepi Samudera Indonesia (Pantai Barat Pulau Sumatera
) di antara 102016‘ Bujur Timur dan 2048‘ Lintang Selatan dengan luas 144,52 Km
2
dan secara administratif dengan batas sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara.
Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Pada tahun 2002 jumlah penduduk Kota Bengkulu 304.188 jiwa dengan
kepadatan penduduk 2.104 jiwa/km2, yang terdiri dari penduduk laki–laki 152.482
jiwa dan penduduk perempuan 151.706 jiwa dengan luas wilayah 144,52 Km 2
Curah hujan di daerah Bengkulu termasuk type A, curah hujan yang tinggi jatuh
pada bulan Oktober–Januari dengan hujan rata–rata di atas 300 mm/bulan,
dengan jumlah hari hujan berkisar antara 210–266 hari pertahun.
Mata pencarian penduduk dapat dibagi dalam 8 kelompok yaitu; petani, nelayan,
peternak, pedagang, industri jasa, pemerintah/ABRI, jasa bangunan dan jasa
lainnya. Jumlah yang terbanyak dalam kelompok ini adalah pada kelompok
petani.
A. Infrastruktur
Tersedianya infrastruktur atau prasarana fisik yang memadai merupakan
salah satu prasyarat penting bagi kelancaran kegiatan investasi maupun
kegiatan bisnis di setiap daerah. Untuk Propinsi Bengkulu, telah tersedia
fasilitas prasarana fisik yang baik dan akan terus dibangun dan ditingkatkan
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, sehingga memacu kegiatan
para investor. Infrastruktur yang sudah disiapkan meliputi:
1) INFRASTRUKTUR DARAT
2) INFRASTRUKTUR LAUT
3) INFRASTRUKTUR UDARA
Arus kendaraan penumpang bus selama 4 tahun terakhir (1998 s/d 2001)
mencapai 181.146 unit kendaraan yang mengangkut penumpang mencapai
4.709.799 orang. Rata-rata setiap tahunnya jumlah arus kendaraan
mencapai 564.427 unit dan arus penumpang per tahun rata-rata 1.171.284
orang. Peningkatan arus penumpang rata-rata 16,9 % per tahun.
Gambaran arus kendaraan dan penumpang bus tahun 1998 sampai tahun
2001 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.3. Perusahaan Bus antar Propinsi yang Berdomisili dalam Kota Propinsi
Nama Perusahaan Alamat Trayek
Bengkulu-Jakarta-Bandung
PO. Putra Raflesia Jl. S. Parman
Solo-Jogya-Riau-Padang
Tabel 3.4. Perusahaan Bus yang melayani Trayek ke Bengkulu dari Propinsi lain
Nama Perusahaan Alamat Trayek
PO. Palapa Jl. Merapi Padang – Bengkulu
PO. Mawar Selatan Jl. Bangka Medan – Bengkulu
Tabel 3.6 Arus Kunjungan Kapal Dalam dan Luar Negeri di Pelabuhan
Pulau Baai Tahun 2000-2003
I. Jaringan Penerbangan
Dari hasil data terakhir bulan Desember 2003 arus lalu lintas Bandar udara
Fatmawati Soekarno sangat meningkat, terlihat bahwa besarnya load factor
untuk penumpang yang datang sebesar 87,72%, sedangkan penumpang
yang berangkat sebesar 83,45%. Ini menunjukan jumlah penumpang yang
cukup banyak. Rute yang ada pada saat ini adalah sebagai berikut :
1) Bengkulu – Jakarta (PP) 1 kali sehari.
2) Bengkulu – Palembang 4 kali seminggu.
Sarana dan prasarana kebandarudaraan dan keselamatan penerbangan masih
perlu ditingkatkan. Sebagai gambaran pada Tabel 3.11. dan 3.12. disajikan
fasilitas dan aktivitas bandara:
JKT –
BKL - JKT
BKL
1. PT. Merpati Nusantara F-100-B737- Tiap hari 08.00 wib 06.30
200 wib
2. PT. Sriwijaya Air F-100-B737- Tiap hari 20.00 wib 18.00
200 wib
3. PT. Bouraq Indonesia B 737-200 Tiap hari 09.30 wib 11.30
Airlines wib
Sumber : Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, 2003