4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke
darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan
tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan
(defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit. Zat-zat yang berpengaruh
dalam mekanisme regulasi ini adalah faktor pertumbuhan hemopoesis,
sitokin, hormone hemopoetik spesifik, dan hormone non spesifik.
ERITROPOIESIS
Proeritroblas
suatu sel besar dengan kromatin berupa anyaman longgar, anak inti, dan
sitoplasma basofilik
Eritroblas basofilik
sitoplasma basofilik kuat, inti padat, dan anak inti tidak terlihat.
Pada tahap proeritroblas dan eritroblas basofilik memiliki sifat basofilia yang
dikarenakan banyaknya poliribosom yang terlibat dalam sintesis hemoglobin.
Eritroblas polikromatofilik
Poliribosom berkurang dan sitoplasma mulai dipenuhi oleh hemoglobin yang
membentuk regio asidofilia dan basofilia di sel.
Eritroblas ortokromatofilik
Volume sel dan inti memadat, tidak terdapat basofilia
Pada suatu saat, sel ini akan mendorong intinya keluar dan difogositosis oleh
makrofag, sel ini masih mempunyai sedikit poliribosom yang bila dipulas dengan
pewarna brilliant cresyl blua atau new methyl blue, membentuk jaringan pulasan dan
sel ini yang disebut retikulosit. retikulosit menuju sirkulasi dan ditempat ini,
retikulosit dapat membentuk 15 dari sel sel darah merah, kehilangan poliribosom
dan cepat mengalalami pemtangan sebagai eritrosit.
Faktor yang mempengaruhi eritropiesis.
Jangka hidup sel darah merah normal adalah 12o hari. Pengendalian eritropoiesis
dipengaruhi jumlah SDM yang beredar. Bila SDM yang beredar menurun, sumsum
tulang akan menghasikan lebih banyak SDM. Juga tekanan oksigen darah arteri
(PO2), bila menurun. Eritropoietin merangsangsumsum tulang untuk eritropoiesis,
jika volume SDM yang beredar naik, eritropoiesis dihambat. Hormone androgen juga
meningkatkan produksi SDM dan volume darah total. Inilah sebabnya jumlah SDM
pda pria lebih banyak daripada vanita.
GRANULOPOIESIS
Mieloblas adalah sel imatur yang paling dapat dikenali dalam seri myeloid. Sel
ini memiliki kromatin yang tersebar merata dan anak inti yang pucat. Pada tahap
berikutnya, promielosit ditandai dengan sitoplasma yang basofilik dan adanya
granula azurofilik ynagm engandung enzim lisosom dan mieloperoksidase. Berbagai
promielosit menghasilkan berbagai set gen, yang menghasilkan garis keturunan
untuk ektiga jenis granulosit. Tanda diferensiasi pertama muncul dalam mielosit,
dengan granul spesifik secara bertahap dan akhirnya memenuhi sebagian besar
sitoplasma pada tahap metamielosit. Metamielosit basofilik, neutrofilik, dan
eosinofilik mengalami pematangan dan pemadatan init lebih lanjut. Sebelum
menjadi matang sepenuhnya, granulosit neutrofil harus melalui tahap perantara, sel
batang atau pita (band cell)dengan intinya memanjang tetapi belum polimorfik.
Monosit
Monoblast adalah sel progenitor yang hampir identik dengan mieloblas dilihat dari
cir morfoliginya. Diferensiasi selanjutnya menghasilkan promonosit, yakni suatu sel
besar dengan sitoplsma basofilik dan sebuah inti besar, yang sedikit berlekuk.
Kromatinnya jarang dan anak intinya tidak jelas. Promonosit membelah dua kali
dalam perkembangannya menjadi monosit. Terdapat banyak RE kasar, begitu pula
badan golgi, yang memperlihatkan kondensasi granul. Granul ini adalah lisosom
primer yang tampak sebagai granul azurofil halus dalam monist darah. Monosit
darah masuk ke aliran darah, beredar sekitar 8 jam, dan kemudian memasuki
jaringan ikat, tempat sel ini mengalami pematangan menjadi makrofag dan berfungsi
selama beberapa bulan.
LIMFOPOIESIS
Progenitor limfoid pertama dapat dikenali adalah limfoblas, suatu sel besar
yang sanggup membelah menjadi dua atau tiga kali unttuk membentuk prolimfosit.
Prolimfosit lebih kecil dan memiliki relative lebih banyak kromatin padat, tetapi tidak
dibekali antigen permukaan sel yang menandai limfosit T atau B. Didalam sumsum
tulang atau timus, prolimfosit menyintesis reseptor permukaan sel menjadi cirri khas
keturunan limfosit B dan T.
TROMBSITIPOIESIS
Pada orang dewasa, frgementasi sel berselubung-membran yang disebut
dengan trombosit berasal dari sumsum tulang merah melalui proses megakarosit
matang, yang selnajutnya berdiferensiasi dari megakarioblas pada suatu proses yang
disebut trombopoietin. Megakariobls memiliki inti berbentuk lonjong atau berbentuk
ginjal dengan banyak nucleolus kecil sebelum berdiferensiasi, sel-sel tersebut
mengalami endomitosis, dengan replikasi DNA berulang kali yang tidak diselingi
dengan pembelahan sel, sehingga inti menjadi poliploidyaitu 64N atau mengandung
DNA lebih dari 30 kali ketimbang pada sel normal)sebelum trombosil mulai
terbentuk. Sitolasma sel ini bersifat homogen dan basofilik.
Sumber : Anthony L. Mescher.2011. Histologi Dasar Junqueira : Teks & Atlas. Jakarta :
EGC
Fisiologi darah
Komponen darah :
Darah terdiri dari 3 jenis elemen selular khusus, eritrosit, leukost, tromobsit yang
tersuspensi didalam cairan kompleks plasma
a. Plasma (55% darah lengkap)
90% air = berperan sebagai transport; membawa panas
1% konstituen anorganik.
Elektrolit(ion) paling banyak dalam plasma adalah Na+ dan Cl- , komponen
garam dapur, dll.
8% protein (konstituen organic)
Nutrient ( glukosa, asam amino, lemak, vitamin), produk sisa (keratin,
bilirubin, dan bahan bernitrogen seperti urea), dan gas terlarut (O2 dan CO2)
serta hormone.
Fungsi darah
Alat transport berbagai jenis bahan kimia seperti transporzat makanan yang
telah diserap oleh tubuh ke jaringan-jaringan yang membuthkannya, zat
sampah atau zat buangan produk metabolisme dari seluruh jaringan kea lat
sekretori, oksigen dari paru-paru ke jaringan, karbon dioksida dari jaringan ke
paru-paru, dan zat pengatur (hormone) dari sumbernya (kelenjar endokrin )ke
bagian tubh tertentu.
Benteng pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh sel
darah putih dan atibodi yang beredar.
Pengatur, misalnya mengatur stabilitas suhu tubuh , yaitu dengan penyebaran
panas badan, keseimbangan antara cairan darah dan cairan jaringan, dan
pemeliharaan keseimbangan asam-basa dalam tubuh
Sumber : sumardjo, damin, 2008 .Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
kedokteran dan Program Strata I Biosekta. Jakarta : EGC.
Jenis Darah
Eritrosit
Eritrosit merupakan suatu cakran bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.
Dengan bentuk ini, menyediakan area permukaan yang lebih luas untuk difusi
oksigen dari plasma melewati membrane masuk ke ertirosit dibandingkan
dengan bentuk sel bulat dengan volume sama.
Tidak memiliki inti.
Eritrosit dapat berubah bentuk (lentur) ketika mengaliri suatu kapiler .
Rentan usia sekitar 120 hari, lalu sel ini akan difagost di hti, limfa, dan sumsum
tulang
Mengandung hemoglobin dengan molekul besi di sitplasmanya. Hemoglobin
berfungsi sebgai alat angkut oksigen.
Leukosit
Memiliki nukleus dan dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit
Granulosit memiliki granula sitoplasma ; sel tersebut adalah neutrofil,
eosinofil, dan basofil
Agranulosit tidak meiliki granula sitoplasma,; sel-sel tersebut adalah monosit
dan limfosit
Leukosit bersama dengan berbagai protein plasma membentuk sistem imun,
suatu pertahanan internal yang mengenali dan menghancurkan benda-benda
dalam tubuh yang asing.
Granulosit
Neutrofil
Sitoplasmanya tampak jenrnih dibawah mikroskop
Nukleus memeiliki beberapa lobus yang dihubungkan oleh kromatin tipis
Rentan usia dalam darah atau jaringan ikat berkisar dari beberapa ham hingga
beberapa hari
Merupakan fagosit yang sangat aktif yang terpancing menuju benda-benda
asing oleh faktor kemotaktik
Menghancurkan materi yang difagositosis dengan enzim lisososm
Membentuk 60%-70% eukost darah
Eosinofil
Sitoplasmanya berisi granula besar berwarna merah atau eosinofilik
Nukleus umumnya bilobus
Rentan usia singkat, didarah maupun jaringan ikat
Bersifat fagositositik dengan afinitas terhadap kompleks antigen-antibodi
Melepaskan bahan kimia yang menetralkan histamine dan mediator reaksi
inflamsi lainnya
Jumlahnya meningkat sewaktu infestasi parasit untuk menghancurkan parasit
cacing
Membentuk 2%-4% leukosit darah
Basofil
Sitoplasmanya mengandung granula biru gelap atau coklat
Retang usia singkat nukleus terwarnai basofilik pucat, tetapi normalnya
tersamarkan oleh granula sitplasma yang padat
Granula mengandung histamine dan heparin
Pajanan ke allergen akan melepaskan histamine yang menyebabkan respon
peradangan kuat pada raksi alergi berat
Membentuk kurang lebih 1% leukosit darah
Agranulosit
Limfosit
Tidak memiliki granula disitoplsma dan ukurannya bervariasi dari yang kecil
hingga besar
Nukleus yang terpuls padat dikelilingi oleh cincin sitoplasma tipis
Rentan usia berkisar beberpa hari hingga bulan
Berperan penting dalam pertahanan imunologis organism
Ketika terpajan ke antigen spesifik, limfosit B berubah menjadi sel plasma di
jaringan ikat
Sel plasma melepaskan antibody untuk bereaksi atau menghancurkan
organisme yang menginvasi
Membentuk sekitar 20%-30% leukosit darah
Monosit
Merupakan leukosit agranular terbesar dengan cirri khas nukleus yang
terbentuk tapal kuda
Tinggal di jaringan ikat selama berbulan-bulan dan menjadi fagosit yang kuat
merupakan bagian dari sistem fagosit mononuclear
Membentuk sekitar 3%-8% leukosit darah
Platelet
Merupakan fragmentasi megakariosit yang dilingkupi membrane, dan tidak
termasuk sel darah
Berfungsi untuk membentuk bekuan darah di dalam pembuluh darah ketika
dinding pembuluh mengalami kerusakan
Membentuk sumbatan pada pembuluh yang rusak; memperbesar ukuran
sumbatan melalui glikoprotein dan fibrin adhesive
Fibrin memerangkap banyak platelet dan sel darah, serta membentuk bekuan
darah
Menyebabkan retraksi bekuan dan menarik tepi-tepi pembuluh darah yang
rusak saling mendekat
Setelah pembuluh yang rusak membaik, bekuan dihilangkan oleh enzim
proteolitik, plasmin.
Sumber : Erosko, Victor P.2015. Atlas Histologi diFiore. Jakaarta : EGC