Anda di halaman 1dari 10

KONSEP PEBELAJARAN ISLAM BERKAITAN DENGAN BIOLOGI

Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam
persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat strategis. Sumber
manusia yang berkualitas merupakan persyaratan dasar bagi terbentuknya peradaban yang lebih
baik dan sebaliknya, sumber manusia yang buruk akan menghasilkan peradaban yang buruk.
Melihat realitas pendidikan di Negara ini masih banyak masalah dan jauh dari harapan. Bahkan
jauh tertinggal dari negara-negara lain.
Masalah pendidikan di Indonesia ini ibarat benang kusut. Banyak permasalahan terjadi
didalam pendidikan Indonesia bukan hanya sistem pendidikannya tetapi pelaku yang ada
didalamnya. Lihat saja, banyak pelanggaran yang terjadi seperti banyak pelajar melakukan tawuran,
narkoba, free sex, ini disebabkan kurang memahaminya konsep pendidikan. Maka, peran
pendidikan sangatlah penting dalam melahirkan sebuah generasi di masa depan, dan tidaklah cukup
tanpa didasari oleh konsep yang benar. Untuk itu menjadi hal yang sangat penting dan mendasar
bagi para muslim untuk memahami konsep pendidikan menurut Al Qur’an dan As Sunnah.
Ditegaskan dalam QS. An Nahl ayat 89 :
“... Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
Konsep pendidikan menurut Al Qur’an dan As Sunnah menegaskan bahwa pendidikan
didefinisikan sebagai Al Tarbiyah, Al Ta’lim, Al Ta’dib dan Ar Riyadhoh. Tarbiyyah merupakan
proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang lebih
sempurna. Ia bukan saja dilihat proses mendidik saja tetapi merangkumi proses mengurus dan
mengatur supaya perjalanan kehidupan berjalan dengan lancar.
Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif semata-mata.
Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta’lim hanya mengedepankan proses pengalihan ilmu
pengetahuan dari pengajar (mu’alim) dan yang diajar (muta’alim).
Adapun hadist Tentang Istilah Ta’lim
‫َم ْن دَ َخ َل َمس ِْجدَنَا َهذَا ِليُ َع ِ ِّل َم َخي ًْرا ا َ ْو ِليَتَ َعلَّ َم َكانَ كَا اْل ُم َجا ِه ِد فِى سبيالهلل‬
“Barang siapa masuk masjid kami ini untuk tujuan mengajarkan kebaikan atau untuk
belajar, maka dia bagaikan orang berperang di jalan Allah”
Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban, yang berarti
mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib diartikan sebagai proses mendidik
yang difokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.
Adapun hadist tentang istilah ta’dib
‫أدِّبوا اوالدكم و احسنوا ادابهم‬
“Didiklah anak-anak kamu dengan pendidikan yang baik” (H.R Ibnu Majah)

Riyadhoh adalah melatih diri untuk istiqamah dalam menjalankan ibadah, baik yang wajib
maupun yang mandub (sunnah) seperti shalat, puasa, sedekah, dan berdzikir. Semua itu dengan
harapan bisa membentuk pribadi-pribadi muslim yang istiqamah dalam beribadah guna meraih
ridho Allah dan kebahagiaan dunia juga akhirat.
Tarbiyah, bersifat secara keseluruhan dalam proses pendidikan, dimana peserta didik tidak
untuk dipaksakan dalam pengembangan potensinya dan menekankan kebertahapan dalam
pendidikan. Jika dilihat dari materi pelajaran yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran,
harus bertahap dan bekesinambungan, dilihat dari tingkat usia.

Ta’lim adalah hal yang pada umumnya dilakukan dalam proses pembelajaran dikelas. Lebih
ditekankan kepada ranah kognitif peserta didik. Menjadikan peserta didik dari tidak tau menjadi tau,
dari tidak paham menjadi paham. Proses ini pun dilakukan secara bertahap, sesuai dengan tingkat
berfikir peserta didik.
Ta’dib, lebih kepada pengembangan moral, akhlak, adab, budi pekerti. Pendidikan moral
dan budi pekerti menjadi fokus pendidikan saat ini, karena terbukti bahwa moral dan budi pekerti
yang luhur yang akan menjadikan sebuah bangsa maju dan mandiri, tidak hanya dilihat dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akhlaqul karimah merupakan salah satu tujuan dalam
pendidikan Islam, dengan menjadikan Rosulullah SAW sebagai uswah hasanah (teladan yang
baik). Oleh karenanya, dalam setiap proses pembelajaran, hendaknya seorang pendidik memiliki
target capaian akhlak yang ingin ditanamkan kepada peserta didik, sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu.
Riyadhoh, erat kaitannya dengan capaian akhlak pada mata pelajaran tersebut. Seperti
dicontohkan sebelumnya, dalam mata pelajaran Biologi sistem pencernaan, riyadhoh yang
dilakukan adalah mengikuti pola makan Rosulullah saw. Sehingga tentunya harus diketahui
bagaimana sunnah Rosulullah dalam cara makan dan pola makan. Peserta didik diminta
melakukannya selama 40 hari, sebagai riyadhoh al-jism. Berdasarkan teori psikologi, sesuatu yang
dilakukan selama 40 hari berturut-turut tanpa henti, maka akan menjadi kebiasaan (habbit).

Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari alam, dan makhluknya. Dengan adanya
ilmu ini kita dapat mengetahui keagungan Allah SWT, yang telah menciptakan semesta alam, dan
isinya, kita juga dapat melihat tanda-tanda kekuasaan Allah,dan salah satu tanda kekuasaanNya ada
pada diri manusia, itu semua pasti bermanfaat untuk makhluk ciptaanNya, begitu pun tentang
perintah dan larangannya, sehingga kita sebagai makhluk ciptaannya sebaiknya bersyukur dan rasa
syukur itu bisa kita realisasikan dengan cara memelihara, maka dengan Biologi kita dapat
mengetahui dan memelihara sesuatu yang telah Allah ciptakan.
Penerapan konsep pendidikan islam akan lebih mudah diterapkan dalam proses
pembelajaran biologi. Diantara materi biologi ntuk kelas X dan XI SMA/MA KURTILAS dapat
dilihat dalam table 1.1 berikut ini :

Table 1.1. Materi biologi untuk tingkat SMA/MA KURTILAS kelas X dan XI
Kelas X Kelas XI
Ruang lingkup biologi Sel
Keanekaragaman hayati Struktur dan jaringan tumbuhan
Klasifikasi makhluk hidup Jaringan hewan
Virus Struktur dan fungsi tulang, dan sendi
Monera Sistem peredaran darah
Grup Protista Struktur dan fungsi sel pada sistem pencernaan
Plantae Sistem pernapasan
Animalia Sistem ekresi
Ekologi Sistem reproduksi
Sistem imun

Konsep ta’dib diantaranya dapat diterapkan dalam materi keanekaragaman hayati dan
ekologi
Dapat ditanamkan akhlak menjaga keanekaragaman hayati dan lingkunan. Dan konsep riyadhoh
yang dapat dilakukan adalah menanam berbagai jenis tumbuhan di sekitar sekolah, sehingga dapat
meningkatkan keanekaragaman berbagai jenis tanaman disekolah atau membuat kolam buatan yang
didalamnya berisi berbagai jenis ikan. Kemudian dibuat jadwal untuk menyiram tumbuhan tersebut
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Rasulullah telah memberikan contoh kepada umatnya
agar selalu menjaga dan berbuat baik kepada semua makhluk Allah. Hal ini nampak ketika Nabi
Muhammad melarang pasukan islam untuk merusak bangunan, tanaman ketika berperang. Bahkan
dikisahkan dalam suatu hadits bahwa ada seorang wanita pelacur yang diselamatkan oleh Allah dari
siksa api neraka karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Dari kisah diatas, kita dapat
mengambil ibrah bahwa islam adalah agama yang agung yang tidak hanya mengatur hubungan
antara manusia dan manusia atau antara manusia dengan tuhannya, namun islam juga mengatur
tentang hubungan antara manusia dan alam.

“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah SAW memang sudah dirancang
oleh Allah SWT sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan
ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada
kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan
dicabut oleh Allah SWT, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan
ke tempat yang jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara
nikmat kesehatan yang Allah SWT telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.
Karena Allah telah menegaskan kepada kita bahwa Beliau (Rasulullah) adalah teladan,
inilah teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola makan Rasulullah SAW agar Sehat dan berberkah
dan mendapatkan amal.
Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau
bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara
sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain,
sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar
pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu
luang”. (HR. Bukhari no. 6412).
Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda,
“Nikmat yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah
ketika dikatakan kepadanya, “Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu minum
dengan air yang menyegarkan?”(HR. Tirmidzi: 3358. dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani).
Menurut Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah”,
kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota indah di
atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.
Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang
dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama setahun
dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.
Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika
diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah SAW di
Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu
proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan
yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan pengobatan
setelah terjangkit penyakit (at thib al’ilaji).
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah SAW,kita sebenarnya sedang menjalani terapi
pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza).
Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia
senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah
SAW melalui ,makanan dengan senyawa kimia organik.
Beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa
dipercaya, sebagai berikut:
1. Di pagi hari, Rasulullah SAW menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi.
Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan.
Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
2. Di pagi hari pula Rasulullah SAW membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin
yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu
merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum
dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu
kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan
menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
“Sesungguhnya Rasulullah SAW minum air zamzam sambil berdiri. “(Diriwayatkan oleh
Ahmad bin Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,dari Sya’bi, yang
bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum.
Beliau bersabda : “Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.”
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin
Hammad,keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Minuman yang paling disukai Rasulullah SAW adalah minuman manis yang
dingin.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari
`Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
3. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah SAW senantiasa mengonsumsi
tujuh butih kurma ajwa’ (matang). Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barang siapa yang
makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan
Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang
tertelan oleh Rasulullah SAW kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung
dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut
akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah SAW selamat dari racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak
zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti.
Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari
tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan.
Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker
dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
“Keluarga Nabi SAW tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut
hingga Rasulullah saw wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan
pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah,
dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber dari `Aisyah
r.a.)
Sya’ir,khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan
“gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia
dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat
dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.
Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang
tsiqat.”Rasulullah SAW. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang
halus, hingga wafatnya.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr
–Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari
Anas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh
Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya
bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah
r.a.)
“Rasulullah SAW bersabda : “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya.
Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari
Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan,
dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari
Abi Usaid r.a.)
5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa
riwayat mengatakan, Rasulullah SAW selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof.
Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup
asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum,
sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan
melindungi dari serangan penyakit.
6. Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih
dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah
dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.
7. Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi
tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan
kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah
penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).
“Nabi SAW memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il
bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far
r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar
(Hirbis) “Sesungguhnya Nabi saw memakan semangka dengan kurma (yang baru
masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin
Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
8. Rasulullah SAW sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau
berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba
lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.
9. Rasulullah SAW tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari,
beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur
lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur
termasuk hak tubuh.
Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama
biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian
rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar
penerapan Food Combining (FC).
Selain itu, ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk
dimakan secara bersama-sama. Makanan-makanan tersebut antara lain:
Jangan minum susu bersama makan daging.
Jangan makan ayam bersama minum susu.
Jangan makan ikan bersama telur.
Jangan makan ikan bersama daun salad.
Jangan minum susu bersama cuka.
Jangan makan buah bersama minum susu
Demikianlah Pola makan Rasulullah
Adapun Dalam QS. Al Baqoroh ayat 168
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik ...”
Ajakan ayat diatas ditujukan bukan hanya untuk orang-orang yang beriman, tetapi untuk
seluruh manusia. Makanan halal adalah makanan yang tidak haram, yakni makanannya tidak
dilarang oleh agama. Tidak semua makanan yang halal otomatis baik, misalnya ada halal yang baik
buat si A yang memiliki kondisi kesehatan tertentu dan ada juga yang kurang baik untuknya,
walaupun baik buat yang lain contohnya bila si A sakit kurang darah dan si B sakit darah tinggi
maka si A boleh mengkonsumsi daging kambing tetapi si B walaupun daging kambing itu halal
tidak baik untuk di konsumsi oleh si B.
Adapun adab dan akhlak Islam mengenai cara makan dan minum dinyatakan dalam
HR. Muslim : “Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya
ia muntahkan !”.
Mengapa kita tidak diperbolehkan minum sambil berdiri?
Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu
struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.
Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah,
jika kita minum berdiri air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung
kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter.
Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter.
Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal.
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata:
“Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa
yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan jatuh pada dinding usus dengan perlahan dan
lembut.”
Adaoun perintah Allah Dalam QS.An-Naj:62
“ Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).”
Ternyata mengapa Allah memerintahkan sujud bukan semata untuk Allah tapi untuk
manusianya sendiri,yakni sebagai terafi kesehatan fisik antara lain :
Sistem peredaran darah
o Sujud mengaktifkan sirkulasi darah
Pada posisi sujud, tak kala telapak tangan, lutut, dahi, dan hidung
berdapingan serta menyentuh permukaan tanah, posisi ini sangat bermanfaat bagi
saluran darah di seluruh tubuh. Saat itu, pembuluh darah (arteri), pembuluh darah
balik (vena), dan limfa (getah bening) akan terpijit atau terurut, sehingga ketika
bangun dari sujud, darah mengalir keseluruh tubuh secara lancar dan limfa
menjalankan tugasnya secara sempurna. Begitu juga ketika posisi kita bersujud
pebuluh darah akan terpijat / terurut sehingga mempelancar jantung yang
mengalirkan darah melalui pembuluh darah keseluruh tubuh.
Sistem saraf
o Sujud sangat bermanfaat pada otak
Pada waktu sujud, otak berada dibawah, sedangkan jantung berada diatasnya.
Tatkala otak berada dibawah jantung maka jantung semakin mudah mengirimkan
oksigen dan nutrisi ke otak, karena dibantu oleh gravitasi bumi.menurut prof. Dr. H.
A. Saboe, posisi sujud ini menterapi / melatih dinding pembulu-pebulu darah di otak
dalam menerima kirian darah yang relatif lebih banyak dari biasanya.
o Sujud sebagai anti stroke
Sujud dapat membantu suplai oksigen dan nutrisi yang dikirim jantung ke
otak serta sujud bisa menterapi atau melatih pebuluh darah supaya relatif lebih siap
tatkala tensi darah semakin eningkat, sehingga menjadikan tubuh anti stroke.
Sistem gerak
o Sujud memperkuat otot
Otot-otok yang diterapi agar kuat dan besar sewaktu sujud adalah otot dada
dan perut. Sebab saat sujud, otot-otot yang terletak didada dan perut berkontraksi,
sehingga melatih otot lebih elastis.
Sistem percenaan
o Sujud menyehatkan pencernaan
Gerakan sujud yang memulai dengan membengkongkan badan kedepan,
kemudian meletakan lutut, tangan dan dahi ke tanah merupakan gerakan yang sangat
bermanfaat bagi perangkat pencernaan. Saat itu, perut akan terurut seiring dengan
berkonstraksinya otot-otot perut, dan secara bersamaan perangkat pencernaan juga
akan terurut sehingga membantu lancarnya proses pencernaan.
Sistem hormon
o Sujud cocok bagi wanita hamil
Posisi sujud sangat beanfat bagi wanita. Berkembangnya otot-otot dada karena sujud akan
membentuk payudara wanita akan lebih indah.
Allah SWT menciptakan manusia dengan diberi petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah semata
agar manusia menjadi tenang dan nyaman dengan kesehatan jasmani dan rohaninya, sebagaimana
manusia membuat sesuatu misalnya manusia membuat TV, ada petunjuk penggunaan atau
pemeliharaan TV tersebut. Apabila kita tidak menggunakan pedoman petunjuknya maka TV itu
tidak bisa dinyalakan / mudah rusak. Oleh karena itu penulis menghimbau mari kita semua taati Al
Qur’an dan As Sunnah sehingga kita menjadi manusia seutuhnya.
Penggunaan istilah dalam pendidikan berdasar pada Al Qur’an dan As Sunnah yang tepat
akan menjadi sangat penting, karena akan mempengaruhi konsep pendidikan khususnya pendidikan
dalam pengertian Islam. Pengertian pendidikan akan mendasari tujuan, metode sampai pada
kurikulum pendidikan itu sendiri.
Mengadopsi seluruh istilah atau menggabungkannya sebagai upaya untuk mengakomodasi
saja tidaklah cukup, mengingat strukturnya dan penekanannya akan berbeda. Apabila ta’dib adalah
istilah yang paling mewakili pendidikan dalam islam, maka adab akan menjadi stressing dalam
pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya pada pendidikan agama saja.
Walaupun demikian tarbiyyah dan ta’lim merupakan istilah yang memilki kaitan erat
langsung dengan pendidikan itu sendiri. Proses pengembangan diri dan pengajaran adalah bagian
penting dalam pendidikan untuk mencapai tujuan manusia sebagai hamba Allah.

Daftar Pustaka
https://akukepompong.wordpress.com/2011/12/30/pengertian-talim-tadib-tarbiyah-tadris-dan-
tahdzib-talim/
http://www.kompasiana.com/dzakymoebarak/hikmah-rasulullah-saw-melarang-ummatnya-
makan-dan-minum-sambil-berdiri_551abcb1a333114c21b65a08
M. Quraish Shihab 2002. TAFSIR AL-MISBAH pesan, kesan dan keserasian Al Qur’an volume
1. Jakarta: Lentera Hati
Masyukur Arif 2012. Sujud sebagai Terapi Berbagai Gangguan Kesehatan. Jogjakarta: Najah
http://dheddy.blogspot.co.id/2014/08/akhlak-terhadap-alam.html

Anda mungkin juga menyukai