KAJIAN
MANHAJ
TARBIYAH
(LKMT )
No. Dok
MATERI TARBIYYAH
____________________
_
MADAH : TAZKIYAH
: 13/MT/LKMT/02
: 0/0
Jumlah Halaman
: 8
I. Tujuan Umum
1. Melakukun proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki
kebiasaan yang islami pada individu dan masyarakaatnya.
2. Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari
sikap berlebihan, serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya.
3. Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum islam dan arahannya pada diri
seorang muslim
4. Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar serta kasih
sayang kepada manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan
manusia, menghormati harta secara umum dan khusus pola hidup ekonomis dan
mengembangkan harta serta menjaganya.
5. Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering dari
semangat islam pada dirinya keluarga dan masyarakat.
II. Tujuan Teori (cognitive)
1. Menjelaskan tentang definisi Cinta karena Allah
2. Menjelaskan ayat yang berkenaan tentang Cinta karena Allah
3. Menjelaskan hadits yang berkenaan dengan Cinta karena Allah
4. Menjelaskan tentang ciri-ciri orang-orang yang Cinta karena Allah
5. Menjelaskan tentang keutamaan orang Cinta karena Allah
III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik)
1. Termotivasi untuk meraih Cinta karena Allah
2. Cinta kepada orang lain atau cinta kepada kepentingan dunia hana karena
Allah.
3. Berdawah, beramar maruf nahi mukar hanya karena cinta kepada Allah
IV. Pilihan Kegiatan
: Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah
1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tujuan kajian Cinta Karena Allah
:Kagiatan Inti .2
a. Kajian tentang Cinta karena Allah
b. Berdikusi dan tanya jawab seputar tema kajian Cinta karena Allah ( lihat
tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor)
c.
Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung
dalam kajian tersebut
:Kegiatan Penutup .3
a. Tugas mandiri (kegiatan pendukung)
b. Evaluasi
V. Kegiatan-kegiatan Pendukung (Pilihan)
1. Membaca ayat-ayat al-Qur'an tentang Cinta
2. Berusaha menyiapkan note book untuk menyemangati prilaku terpuji
3. Meluangkan waktu untuk mengingat bahwa Allah Maha mengetahui apa yang ada
di dalam hati seseorang
4. Membangun hubungan dengan orang lain atas dasar dakwah dan cinta karena
Allah
5. Ziarah kubur
6. Taziyah
7. Rajin menghadiri majlis-majlis ilmu
VI. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah
1. Mempersiapkan soal-soal untuk didiskusikan sebegai penegasan batas
pemahamannya dan komitmennya
2. Mengumpulkan informasi tentang komitmen mutarobbi untuk ikhlasi,pada
ucapan sikap dan prilaku
V. Tarbiyah Dzatiyah
1. Menjelaskan
2. Menjelaskan
3. Menjelaskan
4. Menjelaskan
5. Menjelaskan
6. Menjelaskan
7. Menjelaskan
Allah
VIII. MUHTAWA
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (Al-Fath: 29).
Ayat di atas menunjukkan bahwa RasuluLlah SAW mempunyai rasa cinta dengan para
sahabat, disamping sifat kerasnya terhadap orang kafir. Dan ke dua sifat tersebut ada
karena Allah semata, cinta dan keras/tegas karena Allah SWT.
Allah berfirman;
"Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshar)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) 'mencintai' orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan
mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka
Itulah orang-orang yang beruntung" (Al-Hasyr: 9).
Perasaan bersaudara secara tulus inilah yang akan melahirkan pribadi mukmin yang
mempunyai rasa kasih sayang dengan se jujur-jujurnya dan sebenar-benarnya serta
perasaan ikhlas sejati. Yang akan selalu mengambil sikap positif dalam hal bercinta dan
saling mengutamakan, kasih sayang dan saling memaafkan, serta dengan membantu dan
saling melengkapi. Juga menghindari hal-hal negatif seperti menjauhkan diri dari segala
yang menyebabkan mudarat(bahaya) dalam diri mereka, dalam harta mereka, dan dalam
harga diri mereka.
Anas ra. meriwayatkan dari Nabi saw. Beliau bersabda,
"Ada tiga perkara yang barangsiapa berada di dalamnya akan mendapatkan manisnya
keimanan: Agar Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya. Agar
ia mencintai seseorang atau membencinya karena Allah. Dan agar benci untuk kembali
kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke neraka." (Muttafaq Alaihi).
Oleh karena itu ukhuwah fillah merupakan sifat yang lazim dari konsekuensi keimanan,
dan merupakan perangai yang cocok sebagai teman bagi ketaqwaan. (Konklusi
nya) tidak ada persaudaraan sejati tanpa adanya iman, dan tidak ada iman tanpa
adanya persaudaraan.
Allah SWT berfirman, Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena
itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat. " QS Al Hujurat 10)
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi saw. Beliau bersabda;
"Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah di hari yang tiada perlindungan selain
perlindungan Allah: Pemimpin adil, pemuda yang tumbuh besar dalam ibadah kepada
Allah, seseorang yang hatinya terkait dengan masjid, dua orang yang saling mencintai
karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, seseorang yang dipanggil seraong
wanita (untuk berzina) yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, ia mengatakan aku
takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah lalu menyembunyikan sedekahnya
sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya, dan seseorang
yang mengingat Allah di kala sepi lalu berlinang air matanya." (Muttafaq Alaihi).
Jika kita mendapati suatu persaudaraan yang di belakangnya tidak didukung oleh
keimanan maka kita akan dapat mengetahui bahwa persaudaraan semacam itu tidak akan
membawa kemaslahatan dan manfaat yang saling timbal balik. Begitu juga bila kita
dapati keimanan yang tidak didukung oleh persaudaraan maka bisa kita simpulkan betapa
rendah kadar keimanan itu.
Abu Hurairah ra meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda,
"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman
sampai kalian saling mencinta. Maukah aku tunjukkan kepada kalian kepada sesuatu
yang jika kalian lakukan akan saling mencinta; sebarkan salam di antara kalian."
(Muslim).
Abu Hurairah ra meriwayatkan, Rasulullah saw. Bersabda;
"Bahwa seseorang sedang mengunjungi saudaranya di sebuah desa dan Allah mengutus
seorang malaikat untuk memantau jalannya. Sesampainya di tempat itu ia berkata,
'Hendak ke mana kamu?' Ia menjawab, 'Aku hendak menemui seorang saudara di negeri
ini.' Ia bertanya, 'Apakah ada kenikmatan yang kamu inginkan darinya?' Ia menjawab,
'Tidak, hanya karena aku mencintainya karena Allah Azza wa Jalla.' Ia (malaikat)
berkata, 'Ketahuilah bahwa aku ini utusan Allah, (untuk memberitakan kepadamu)
bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena-Nya."
Al-Barra' bin 'Azib ra meriwayatkan dari Nabi saw. Beliau bersabda tentang orang-orang
Anshar,
"Tidak ada yang mencintai mereka selain orang mukmin dan tidak ada yang membenci
mereka selain orang munafiq. Siapa mencintai mereka Allah akan mencintainya dan
siapa membencinya Allah akan murka kepadanya." (Muttafaq Alaih).
"Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Bagi orang-orang yang saling mencintai karena
keagungan-Ku mimbar-mimbar dari cahaya dari cahaya yang membuat iri para nabi
dan syuhada." (Tirmidzi, hadits hasan).
Dr Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Al Mujtama' Al Islami mengatakan bahwa ukhuwah
Islamiyah yang bercita-cita luhur itu mampu melahirkan al-ikhaa'ul Islami. Dan tujuan
terpenting dari padanya adalah persamaan hak( al musaawah), saling membantu (atta'aawun), dan cinta kasih karena Allah( al hubb fillah)
Abu Idris Al-Khaulani ra. Bercerita;
"Aku pernah memasuki masjid Damaskus, ternyata di sana terdapat seorang pemuda
dengan gigi yang putih dan orang-orang bersamanya. Jika mereka memperselisihkan
sesuatu mereka mengandalkannya dan mengembalikannya kepada pendapatnya. Aku pun
bertanya tentangnya dan dijawabnya bahwa dia Muadz bin Jabal. Esok harinya aku
berangkat (ke masjid) pagi-pagi, ternyata ia telah mendahuluiku. Aku mendapatinya
melakukan shalat. Ia mengatakan, aku pun menunggunya sampai ia menyelesaikan
shalatnya. Setelah itu aku menemuinya dari depannya dan aku ucapkan salam
kepadanya dan aku katakan, 'Demi Allah, aku mencintaimu karena Allah' Ia mengatakan,
'Allah.' Aku katakan, 'Allah.' Ia katakan, 'Allah?' Aku katakan, 'Allah,' Lalu ia memegang
dada jubahku dan menarikku kepadanya dan berkata,'Berbahagialah, karena aku pernah
mendengar Rasulullah saw. bersabda,'Alah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Orang-orang
yang saling mencinta karena-Ku pasti mendapatkan kecintaan-Ku, yang bergaul karenaKu, yang saling mengunjungi karena-Ku, dan yang saling bekorban karena-Ku." (hadits
shahih riwayat Malik di Al-Muwattha' dengan sanad shahih).
Abu Karimah Al-Miqdad bin Ma'di Karib ra. meriwayatkan Nabi saw. Beliau bersabda,
Muadz ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. memegang tangannya seraya bersabda,
"Hai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu karena Allah. Lalu aku berwasiat kepadamu,
ya Muadz, jangan sampai setiap kali usai shalat- kamu tidak mengucapkan, 'Ya Allah,
tolonglah aku untuk berzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan
baik kepada-Mu." (Abu Dawud dan Nasa'i dengan sanad shahih).
Anas ra meriwayatkan bahwa,
"Seseorang berada di sisi Nabi saw. Kemudian seseorang lewat dan berkata, 'Ya
Rasulullah, aku mencintai orang ini.' Nabi bersabda kepadanya, 'Apakah kamu sudah
memberitahukan kepadanya?' (Anas) berkata, lalu ia menyusulnya dan mengatakan,
'Aku mencintaimu karena Allah.' Orang itu menjawab, 'Mudah-mudahan Allah
mencintaimu sebagaimana kamu mencintaiku karena-Nya." (Abu Dawud dengan sanad
shahih).
Berikut ini ada beberapa cara praktis sebagai panduan untuk tercapainya kekokohan ruh
cinta karena Allah, yaitu:
1.
4.
SAW: "Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan
keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah".
5.
6.
7.
8.
9.
Allah SWT tidak mengaruniakan rasa cinta semata-mata, tetapi Allah juga
mengaruniakan 'hukum' cinta yang mesti dipatuhi demi mencapai maksud penciptaannya.
Dengan 'hukum' itu, Allah mengatur agar cinta sentiasa selamat dan menyelamatkan.
Begitulah cinta dalam Islam, ia mempunyai kaidah dan peraturan demi menjaga
kemurnian dan kesuciannya.
Tentang Cinta itu sendiri, Rasulullah dalam sabdanya menegaskan bahwa tidak beriman
seseorang sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya. Al
Ghazali berkata: "Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir dari
perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi sebelum cinta,
maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta dan bila ada maqam-maqam sesudah cinta,
maqam itu hanyalah akibat dari cinta saja."
---oo0oo--