Persamaan dan perbedaan Matriks SPACE dan Matriks BCG
Perbedaan kedua matriks : terletak pada faktor internal dan eksternal yang diapaki sebagai dasar untk memilih strategi organisasi. a. SPACE : dalam menentukan posisi strategi organisasi, matriks SPACE merepresentasikan dimensi internal ( posisi keuangan dan posisi kompetitif), sedangkan dimensi eksternal ( posisi stabilitas dan posisi industri) b. BCG : menggambarkan posisi keuangan dengan melihat factor internal ( pangsa pasar relatif)dan eksternal ( pertumbuhan industri). Persamaan kedua matriks : a. Kedua matriks tersebut sama – sama digunakan pada tahap 2 (tahap pencocokan) yg berfokus untuk membuat stratgei alternative yang sesuai dgn memperhatiakn faktor eksternal dan internal. b. Kedua matriks tersebut sama – sama bergantung pada info dari tahap input untuk mencocokkan kesempatan dan ancaman ekstenal kekuatan dan kelemahan internal. 2. BCG matriks pertama disebut question mark. Posisi ini dibutuhkan kas yang sangat besar dan pada posisi ini strategi yang sesuai adalah intensive strategies. Saya setuju dengan pendapat tersebut, karena pada kuadran question mark potensi pertumbuhan terbuka lebar, pangsa pasar masih rendah, pertumbuhan pasar tinggi sehingga dibutuhkan usaha dan kas yang sangat besar agar pangsa pasar naik di pasar yang sedang tumbuh ini, biasanya merupakan produk baru atau produk dengan keunggulan yang belum terlihat, serta pasar pengembangan bisnis sangat diperlukan. Pertumbuhan bisa dicapai dengan berinvestasi dan meningkatkan kinerja bisnis. Resiko besar jika ternyata dalam pengembangan produk menemui kegagalan. Pertumbuhan penjualan diperoleh dari peningkatan pangsa pasar. Investasi bisa menggunakan dana dari kuadran Cash Cow. Pada posisi ini strategi yang sesuai adalah intensive strategies, karena dilakukan dengan mengerahkan berbagai usaha yang intensif dengan syarat perusahaan dapat memperbaiki posi si kompetitifnya dengan produk yang ada saat ini. Pada kwadran ini, walaupun market share produk yang ditawarkan masih rendah, tapi demand-nya sudah cukup terlihat, dalam artian market growth-nya tinggi. Strategi lebih lanjut yang perlu dilakukan pihak marketing untuk mendorong agar produk ini bergeser ke arah kuadran “Star” adalah dengan cara meningkatkan advertising (promosi), misalnya HM sampoerna melakukan aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif dan besar-besaran untuk produk rokok merk A-Mild atau contoh lain misalkan CocaCola menerapkan strategi penetrasi pasar untuk meningkatkan pangsa pasar dengan mel akukan upaya pemasaran yg lebih besar. Untuk mendukung strategi tersebut Coca-cola berusaha menciptakan suatu trend membuat iklan yang unik dan kreatif. Selain itu mempertahankan strategi potongan harga dengan dilengkapi pemberian hadiah menarik di tiap pembelian produk secara tunai misalnya PT unilever Indonesia mengembangkan produk pepsodent dengan beberapa varian baru dengan potongan harga yang diikuti pemberian hadiah menarik pada tiap pembelian produk secara tunai. 3. Tahapan implementasi strategi jauh lebih sulit daripada tahapan formulasi strategi Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Sehingga saya setuju bahwa sering kali implementasi strategi dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategis dibandingkan tahapan formulasi strategi, karena implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi, komitmen, dan pengorbanan. Disamping itu, implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang ditujukkan mellaui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang dijalankan berikut budaya perusahaan, serta untuk memastikan keberhasilan, strategi harus diterjemahkan kedalam tindakan-tindakan yang diimplementasikan secara hati-hati. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut seni daripada ilmu. Strategi yang telah diformulasikan tetapi tidak diimplemetasikan tidak memilki arti apa pun. Kemampuan interpersonal sangatlah penting dalam implementasi strategi. Aktivitas implemetasi strategi memengaruhi semua karyawan dan manajer dalam organisasi. Semua divisi dan departemen harus memberi jawaban atas pertanyaan, seperti a. Apa yang harus kita lakukan untuk mengimplementasikan bagian kita dalam strategi perusahaan? Tantangan dalam implementasi adalah mendorong seluruh manajer dan karyawan perusahaan untuk bekerja dengan antusias dan penuh kebanggaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah diformulasikan? Pada perusahaan multi industri yang besar, pelaksana strategi adalah setiap orang dalam organisasi tersebut. Perusahaan harus melibatkan manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam perumusan strategi maupun implementasinya. c. Bagaimana sumberdaya manusia yang bertanggungjawab dalam implementasi akan melaksanakan berbagai aspek yang diperlukan? Beberapa perubahan tertentu mungkin berimplikasi pada dibutuhkannya orang-orang baru dengan kompetensi baru, memperhentikan orang-orang yang kompetensinya tidak sesuai atau tidak memenuhi standar, melatih kembali karyawan yang ada dan sebagainya. Implementasi juga terkait dengan pengarahan staf untuk menggunakan kompetensinya pada tingkat yang paling optimal untuk mencapai sasaran perusahaan. 4. Pada proses evaluasi strategi, balance scorecard merupakan alat yang tepat. Pada awalnya, balanced scorecard diciptakan untuk mengatasi masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada persepektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan. Dalam evaluasi strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat tercapai. Salah satunya dengan mengukur kinerja organisasi. Aktifitas ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya, menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Sasaran jangka panjang dan sasaran tahunan biasanya dipakai dalam proses ini. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan. Evaluasi strategi didasarkan pada kriteria kuantitatif maunpun kualitatif. Untuk mengukur kinerja organisasi diukur secara berimbang dari empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Balance scorecard telah banyak diterapkan sebagai alat ukur kinerja dalam proses evaluasi strategi pada bisnis manufaktur dan jasa. Penerapannya adalah dengan berfokus pada empat perspektif balance scorecard. Balance scorecard adalah alat evaluasi strategi yang penting. Balanced scorecard yang efektif berisi kombinasi strategi dan sasaran financial yang dipilih dengan hati-hati dan dibuat untuk keperluan bisnis perusahaan. Bentuk dasar balance scorecard berbeda untuk setiap organisasi. Pendekatan balance scorecard pada evaluasi strategi bertujuan untuk menyeimbangkan perhatian jangka pendek dengan perhatian jangka panjang, untuk menyeimbangkan perhatian keuangan dengan non-keuangan, serta untuk menyeimbangkan perhatian internal dan eksternal. Balance scorecard dikembangkan berbeda, dan diadaptasi terhadap berbagai industri dengan satu tujuan, yaitu mengevaluasi strategi perusahaan berdasarkan ukuran kuantitatif maupun kualitatif yang penting. Jadi, Balance scorecard merupakan alat yang tepat dalam proses evaluasi strategi, menurut pendapat saya tepat atau tidaknya balance scorecard yang dibentuk oleh perusahaan akan tergantung pada nilai dan orientasi strategi perusahaan yang bersangkutan dalam proses evaluasi strateginya dalam pencapaian tujuan untuk mengukur kinerja organisasi.