Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Kehamilan

1. Hemoglobin

a. Hasil

Pada Ny. L pada umur kehamilan 38 minggu 5 hari ditemukan

masalah yaitu Ny. L mengalami anemia ringan dengan kadar Hb 10.6

gr% pada kunjungan pertama, Pada pemeriksaan kehamilan lanjutan

1 minggu kemudian pada tanggal 07 Desember 2015 tidak ditemukan

masalah dalam kadar hemoglobin ibu, hasil dari pemeriksaan Hb ibu

11 gr% pada kunjungan lanjutan .

b. Pembahasan

Dalam hal tersebut tidak sesuai dengan teori menurut

Prawirohardjo, (2011). Bahwa Dalam hal ini Ny. L mengalami anemia

ringan yaitu 10,6 gr%, batasan anemia dalam kehamilan adalah <11

gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II.

Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak

hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester III.

Penulis memberikan asuhan yaitu menganjurkan ibu untuk

tetap meminum tablet Fe minimum 90 tablet selama kehamilan, Tiap

tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat

500µg dan mengingatkan ibu cara mengkonsumsi tablet Fe secara

rutin dengan meminum tablet Fe 1x1 dengan air putih sebelum tidur

150
151

malam (Sarwono, 2007). Maka tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan praktek.

Pemberian konseling mengenai makanan yang banyak

mengandung zat besi dan konseling mengenai cara mengkomsumsi

tablet zat besi dilakukan penulis karena ditemukan adanya data

bahwa ibu tidak teratur dalam mengkomsumsi tablet zat besi dan

mengacu pada pendapat Tarwoto(2007).

Pada Ibu hamil yang mengalami anemia dapat menyebabkan :

kelainan congenital, keguguran, premature, gangguan tumbuh

kembang janin, gangguan his dan kekuatan mengejan, bayi berat lahir

rendah (BBLR), perdarahan sebelum dan pada waktu melahirkan,

dapat menimbulkan kematian pada ibu dan bayi (Winkjosastro, 2008).

Sesuai hasil pemeriksaan didapatkan hasil bahwa ibu tidak

mengalami komplikasi kehamilan pada ny.R dengan anemia.

2. Status Gizi

a. hasil

Terjadi kenaikan berat badan pada Ny. L sebanyak 12 kg dengan IMT

normal.

b. Pembahasan

Dalam hal tersebut sesuai dengan teori menurut Vivian, (2011).

Bahwa Dalam hal ini Ny. R mengalami peningkatan berat badan dari

sebelum hamil sampai trimester 3 sebesar 12 kg, dari pemeriksaan

pertama kehamilan Ny. L memiliki berat badan 54 kg, sehingga berat


152

badan Ny. L selama hamil sampai Trimester ketiga sebesar 66 kg,

dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 22,4. Bahwa IMT pada Ny. L

termasuk dalam klasifikasi normal, dan kenaikan berat badan yang

dianjurkan sebesar 11,5 – 16 kg. Maka tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktek.

3. Keluhan

a. Hasil

Pada kunjungan pertama Ny. L mengeluh nyeri pinggang.

b. Pembahasan

Keluhan yang ditemukan saat pemeriksaan antenatal adalah

nyeri pinggang . Hal ini sesuai dengan pendapat Varney(2007) tentang

nyeri pinggang timbul akibat ganguan sirkulasi vena dan peningkatan

vena pada ekstermitas bagian bawah. Dan vivian(2011) tentangnyeri

pinggang bawah biasanya akan meningkat seiring pertambahan usia

kehamilan.Dan saat persalinan ibu sudah tidak mengalami keluhan

tersebut. Maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4. Persiapan Komplikasi persalinan

a. Hasil

Pada kunjungan pertama ny. L tidak mengetahui tentang

persiapan komplikasi persalnan.


153

b. Pembahasan

Memberitahukan kepada ibu tentang persiapan komplikasi

persalinan yaitu transportasi untuk merujuk ibu pada saat ibu

mengalami kekawatdaruratan sesuai denagn pendapat Vivian(2011).

5. Manfaat Asi

a. Hasil

Pada kunjungan pertama ny.L tidak mengetahui tentang

manfaat asi esklusif.

b. Pembahasan

Memberitahuan manfaat pemberian ASI dini baik bagi ibu

maupun bayi, diantaranya yaitu dengan pemberian ASI secara dini

dapat membantu proses pengecilan rahim, perdarahan dan

bendungan ASI, karena hisapan bayi merangsang pengeluaran

hormon oksitoksin yang salah satu fungsinya adalah untuk

mengecilkan rahim ibu. ASI pertama yang keluar atau disebut juga

dengan kolostrum memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi dan

mengandung antibodi yang baik bagi bayi. Sedangkan ASI esklusif

adalah memberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan

pertama dan ASI dapat diberikan selama 2 tahun atau lebih.Dan

menjelaskan kepada ibu mengenai pentingnya Inisiasi Menyusui Dini

(IMD) yang bermanfaat untuk ibu dan bayinya. Untuk ibu berfungsi agar

uterus berkontraksi dan untuk bayi mengandung kolostrum yang baik


154

untuk imun dan perkembangan.Asuhan ini sama seperti pandapat

Vivian (2011).

6. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

a. Hasil

Ny. L melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di BPM >

4 kali dari kehamilan trimester I – III.

b. Pembahasan

Asuhan masa kehamilan pada Ny. L pada umur kehamilan 38

minggu 5 hari. Ny. R melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin

pemeriksaaan tersebut menurut (Saifudin,2010). menunjukkan bahwa

asuhannya memenuhi standar yaitu pemeriksaan kehamilan minimal

4x. Namun pengkaji memberikan asuhan antenatal sebanyak 2x

kunjungan yaitu pertama pada tanggal 01 desember 2015 dan

pemeriksaan lanjutan pada tanggal 07 desember 2015 yang dianggap

sebagai kunjungan rutin bagi Ny. L dan dalam pemeriksaan kehamilan

diberikan pelayanan dengan standar yang telah ditentukan menurut

(DEPKES, 2013) yaitu meliputi Timbang berat badan, Ukur Tekanan

darah, Nilai Status Gizi, Ukur Tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi

janin dan denyut jantung janin, Pemberian imunisasi (tetanus toksoid)

TT lengkap, Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama

kehamilan,Temu wicara, Pelayanan Tes laboratorium sederhana yaitu

Hb, goldar, dan protein urin,Tatalaksana kasus.


155

7. Pemeriksaan dan Pemantauan

a. Hasil

Pada pemeriksaan dan pemantauan kehamilan Ny.L tidak

ditemukan adanya komplikasi akibat anemia dalam masa kehamilan.

b. Pembahasan

Selama dilakukan pemeriksaan dan pemantauan kehamilan

pada Ny. L, tidak ditemukan adanya komplikasi akibat anemia dalam

masa kehamilan seperti abortus, missed abortus dan keluhan

kongingental. persalinan premature, perdarahan antepartum,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, aspixia intrauterine sampai

kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan mudah

terkena infeksi, IQ rendah, dekompentansio kematian ibu.yang di

kemukakan oleh Wiknojosastro( 2009). Maka tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

B. Persalinan

1. Kala I

a. Hasil

Ny. L datang pada tanggal 08 Desember 2015 pukul 23.00 WIB

dengan keluhan mules semakin sering sejak pukul 22.00 WIB dengan
156

usia kehamilan 39 minggu 5 hari. Hasil pemeriksaan pada Ny. R sudah

masuk persalinan kala I fase aktif dengan pembukaan 6 cm.

b. Pembahasan

Tanda-tanda persalinan sesuai dengan teori sesuai yang

dikemukakan oleh Muchtar adalah ibu yang merasakan merasakan

mules semakin kuat dan disertai pengeluaranlendir dan darah, usia

kehamilannya sudah termasuk cukup bulan untuk dilahirkan, hal

tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirahardjo

(2009).

2. Kala II

a. Hasil

Pada pukul 01.45 WIB Ny. L mengeluh ingin mengedan da

merasakan mules yang sering dan semakin kuat, ketuban pecah

spontan berwarna jernih, his 5x10 menit lamanya 45 detik. Kala II

berlangsung 30 menit dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.

b. Pembahasan

Menurut Prawirohardjo (2009) mengenai tanda gejala kala II

persalinan adalah ibu merasakan mules yang sangat kuat seperti ingin

bab, dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.


157

Menurut Prawirohardjo (2009) pada primigravida kala II

berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3. Kala III

a. Hasil

Segera setelah bayi lahir mengeklem tali pusat pada bayi 2-3

cm dari klem pertama, dan melakukan cek bayi kedua dan tidak ada

bayi kedua, ibu diberikan suntik oxsitosin 10 iu secara IM 1/3 di paha

kanan atas bagian luar,segera setelah lahir maka dilakukan IMD pada

bayi ny.L kala III ini pelepasan plasenta berlangsung 10 menit.

b. Pembahasan

asuhan yang diberikan sesuai menurut Bobak, 2005 yaitu

setiap persalinan harus melakukan suntik oxytosin 1 menit segera lahir

dan melakukan manajemen aktif kala III hal ini bertujuan untuk

menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat

memperpendek waktu kala III persalinan dan mengurangi kehilangan

darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologi. Manajemen

aktif kala III juga dapat mengurangi kejadian retensio plasenta.

Plasenta lahir lengkap jam 02.25 WIB Lama kala III pada Ny. L 10 menit

dengan jumlah perdarahan ±150cc. Menurut Rohani (2011), lama rata-

rata normal pada kala III adalah 6 sampai 15 menit. Sehingga lama
158

kala III Ny. L sesuai dengan teori dan tidak terjadi komplikasi. Dalam

hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

4. Kala IV

a. Hasil

Ibu mengatakan masih merasakan lemas, TFU : 2 jari di bawah

pusat. Jumlah perdarahan pada ny.L ±150 ml. Proses persalinan ny.L

berjalan dengan normal tidak ditemukan komplikasi yang disebutkan

oleh Manuaba (2010) yaitu adanya perdarahan, inersia, atonia, partus

lama yang merupakan komplikasi persalinan ibu yang mengalami

anemia. Maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

b. Pembahasan

Pada kala IV asuhan yang diberikan adalah memberikan Ny.L

minum kerena Ny. L mengaku lemas setelah persalinan, Asuhan

selanjutnya, membersihkan, mengganti pakaian Ny. L dan

membereskan peralatan serta tempat persalinan. Setelah itu pengkaji

melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam, setiap 15 menit sekali

pada jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada jam kedua jumlah

perdarahan pada persalinan ini adalah ±150 ml, menurut pendapat

Prawirohardjo (2006) yaitu perdarahan normal tidak melebihi 500 ml.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
159

Menurut yang dikemukakan oleh Vivian (2011) bahwa tinggi

fundus uteri setelah lahir adalah 2 jari dibawah pusat, maka hal ini tidak

ada kesenjangan antar teori dan praktek.

Menurut yang disampaikan oleh rukiyah (2010) maka resiko

anemia dalam persalinan adalah terjadinya perdarahan, inersia, atonia,

partus lama, maka dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek.

C. Nifas

1. kunjungan 6 jam post partum

a. Hasil

Pada 6 jam post partum Ny. L mengeluh masih merasa lemas

dan tidak tahu perawatan payudara.

b. Pembahasan

Pada masa nifas dilakukan kunjungan untuk pemeriksaan

sebanyak 4 kali yaitu pada 8 jam postpartum, 6 hari postpartum, 2

minggu postpartum dan 6 minggu postpartum. Banyaknya kunjungan

ini sesuai dengan kebijakan kunjungan pada masa nifas yang

dikemukanan Saleha (2009).

Program dan kebijakan teknis pada asuhan kebidanan

postpartum 6 – 8 jam menurut Vivian (2011), ditujukan untuk mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat

penyebab lain perdarahan, merujuk bila terjadi perdarahan serta


160

memberikan konseling pada ibu dan keluarga mengenai pencegahan

perdarahan masa nifas akibat atonia uteri. Program dan kebijakan

tersebut juga di lakukan dalam pemberian asuhan kebidanan pada Ny.

L oleh penulis, dimana penulis memantau perdarahan dan kontraksi

uterus, memberikan konseling cara mencegah perdarahan akibat

atonia uteri. Pada post partum 6 jam tidak ditemukan komplikasi yang

disebutkan oleh Wiknjosastro (2009) adalah perdarahan postpartum

karena atonia uteri, subinvolusi uteri, infeksi postpartum, pengeluaran

ASI berkurang, infeksi mamae, anemia pada masa nifas, syok dan

dekompensatio kordis.

Asuhan yang diberikan adalah konseling masa nifas termasuk

pencegahan perdarahan akibat anemia melakukan masase uteri dan

perawatan payudara serta dukungan emosional untuk meningkatkan

kepercayaan diri Ny. L dalam memberikan ASI dan mengurangi

kecemasan pada ibu.

Asuhan yang diberikan adalah Memberikan tablet Fe dan

vitamin, serta mengingatkan ibu cara mengkonsumsi tablet Fe rutin

setiap 1 x 1 dengan menggunakan air putih atau air jeruk hangat, dan

menganjurkan nutrisi yang cukup protein selain untuk produksi ASI

juga menunjang bagi proses penyembuhan luka-luka dalam rahim.

.Asuhan ini sama seperti pandapat Saifudin (2006).


161

2. kunjungan 6 hari post partum

a. hasil

Ibu mengatakan masih ada pengeluaran darah dan agak

kekuning-kuningan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan dalam batas

normal, ibu sudah diperiksa kembali kadar Hb nya dengan hasil 11 gr%

dan TFU ibu berada pada pertengahan pusat dan symphisis, putting

lecet.

b. Pembahasan

Asuhan ditujukan untuk memastikan involusi uterus berjalan

normal, menilai adanya tanda – tanda infeksi puerperium serta

memastikan ibu mendapat nutrisi dan istirahat yang cukup sesuai

dengan program dan kebijakan menurut Vivian (2011).Pada kunjungan

ini ibu mengeluh putting lecet. Asuhan yang diberikan sesuai dengan

pendapat Saifuddin, (2011). Yaitu apabila puting susu lecet, oleskan

kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali

selesai menyusui dan apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan

selama 24 jam, ASI dikeluarkan dan diminum dengan sendok, serta

memberikan asuhan cara mengeluarkan putting susu dari mulut bayi

dengan cara memasukan jari kelingking ibu di antara mulut dan

payudara. Asuhan ini sesuai dengan Vivian(2011).Pemeriksaan Hb

menunjukan 11 gr% ini menujukan bahwa ibu sudah tidak anemia dan

kadar hb ibu naik menjadi normal sesuai dikemukan oleh

Tarwoto(2007).
162

Namun hal ini adalah hal normal karena menurut teori dalam 6

hari post partum terjadi pengeluaran dari vagina ibu berwarna

kekuning-kuningan yang disebut lochea sanguinolenta, Keadaan ibu

baik, TFU pertengahan simpisi pusat sesuai dengan teori yang

dikemukakan Vivian(2011), ASI keluar dengan lancar. Tidak terdapat

tanda bahaya pada masa nifas, ibu mendapatkan nutrisi dan istirahat

dengan baik.dan perawatan payudara masa nifas untuk menangulangi

putting lecet dilakukan dan diajarkan pad Ny. L saat kunjungan ini,

sesuai teori yaang dikemukanan oleh Vivian(2011).

3. kunjungan 2 minggu post partum

a. hasil

Ibu merasa senang karena sudah mampu merawat bayinya

sendiri. Pengeluaran pervaginam yang ibu sampaikan adalah

berwarna putih dan kekuningan, pengeluaran asi sudah banyak dan

proses menyusui berjalan lancar, pemeriksaan fisik ibu dalam batas

normal, TFU ibu sudah tidak teraba.

b. Pembahasan

Menurut Saleha (2009) adalah benar bahwa setelah hari ke 10

pasca bersalin ibu sudah mulai belajar dan mampu merawat bayinya.

Asuhan yang diberikan juga sesuai dengan program dan kebijakan

teknis yang dikemukakan Vivian (2011) dimana asuhan yang diberikan

sama dengan asuhan postpartum 6 hari. Keadaan ibu baik, tidak ada

keluhan dan tidak ditemukan adanya tanda bahaya pada masa nifas,
163

TFU tidak teraba, lokhea serosa sesuai di kemukan oleh Vivian (2011).

Pemeriksaan Hb menunjukan 11,8 gr% ini menujukan bahwa ibu

sudah tidak anemia dan kadar hb ibu naik menjadi normal sesuai

dikemukan oleh Tarwoto(2007).

4. kunjungan 6 minggu post partum

a. hasil

ibu sudah bisa beraktifitas seperti biasa, menjelaskan kepada ibu

mengenai metode kontrasepsi dan memberikan pelayanan.

b. Pembahasan

Asuhan yang diberikan juga sesuai dengan program dan

kebijakan teknis yang dikemukakan Vivian (2011) dimana asuhan

menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami dan memberikan konseling untuk KB secara dini. Keadaan ibu

baik, tidak ada keluhan dan tidak ditemukan adanya tanda bahaya

pada masa nifas, TFU tidak teraba, lokhea Alba dan ibu memutuskan

untuk menggunakan KB suntik 3 bulan.

D. Bayi Baru Lahir

1. kunjungan Bayi Baru Lahir 6 jam

a. Hasil

Pada bayi baru lahir 6 jam , bayi Ny.L masih terlihat kotor,

belum dimandikan dan pembungkus tali pusat belum diganti.Ny. L tidak


164

terlalu mengtahui imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada

bayinya. Pada bayi Ny. L tidak terdapat masalah dan kelainan yang di

timbulkan akibat ibu mengalami anemia.

b. Pembahasan

Proses persalinan berlangsung normal dan bayi Ny. L lahir

dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 3400 gram dan panjang

badan 49 cm. Bayi tidak menunjukkan adanya tanda – tanda kelainan.

Nilai – nilai tersebut sesuai dengan antropometri bayi yang lahir cukup

bulan dimana menurut Vivian (2011) berat badan normal yang lahir

cukup bulan berkisar antara 2500 - 4000 gram, sedangkan panjang

bayi baru lahir berkisar antara 44 - 52 cm. Hal ini berbeda dengan salah

satu komplikasi pada janin menurut Winkjosastro,(2009).Dapat

menyebabkan kematian mudigah, kematian perinatal, prematuritas,

dapat terjadi cacat bawaan dan cadangan besi kurang dan Manuaba

(2005) dimana bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan anemia dalam

kehamilan akan cenderung memiliki berat badan lahir rendah dan

mengalami gangguan pada sistem pernafasan (asfiksia ). Pada asuhan

2 jam bayi Ny. R telah diberikan salep mata, vit K serta HB-0.

Menganjurkan Ny. R untuk memberikan ASI segera setelah bayi

dilahirkan, menganjurkan agar selalu menjaga kehangatan bayi.

Menurut Prawirohardjo (2009), pemberian obat mata eritomisin

0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah penyakit mata

karena klamidia (penyakit menular seksual). Kejadian perdarahan


165

karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi,

untuk mencegah perdarahan tersebut semua bayi baru lahir normal

dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari

sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis

0,5-1 mg IM.

Pada asuhan bayi baru lahir 6 jam, bayi Ny. L Bayi tampak kotor,

belum dimandikan dan pembungkus tali pusat belum diganti, ibu

tidakterlalu mengetahui tentang imunisasi dasar pada bayi baru lahir.

Memperagakan cara memandikan bayi sesuai dengan standar

prosedur pendapat Vivian (2011) serta perawatan tali pusat dengan

cara membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya

dengan air bersih tanpa menggunakan alkohol atupun bedak antiseptik

dan hindari membubuhkan apa pun pada daerah sekitar tali pusat

karena dapat mengakibatkan infeksi, jelaskan pada ibu bahwa ia harus

mencari bantuan ke petugas atau fasilitas kesehatan, jika tali pusat

berdarah, menjadi merah, bernanah dan berbau.Jika pangkal tali pusat

terus berdarah, merah meluas atau mengeluarkan nanah atau berbau,

segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi

baru lahir. Maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
166

2. kunjungan Bayi Baru Lahir 6 Hari

a. Hasil

Ibu datang membawa bayinya untuk melakukan kunjungan 6

hari, dilakukan pemeriksaaan fisik dan semuanya dalam batas normal

dan bayi menetek kuat.

b. Pembahasan

Pada Asuhan Bayi Baru Lahir 6 hari ditemukan penurunan

berat badan bayi sebanyak 100 gram menjadi 3300 ini sesuai dengan

buku acuan APN 2008 yaitu bayi mengalami penurunan sebanyak 10

% dari berat badan dan tali pusat pupus pada satu minggu sesuai

dengan pendapat Vivian (2011). Ibu mengatakan bahwa bayinya

dapat minum ASI. Pada minggu pertama (6 hari) asuhan sesuai

menurut Vivian (2011) adalah memberikan konseling pada ibu tentang

asuhan pada bayi, menjaga tali pusat, menjaga bayi tetap hangat,

perawatan bayi sehari–hari. Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. L

yaitu mengulangi konseling perawatan bayi termasuk perawatan tali

pusat, menjaga kehangatan serta pemberian imunisasi Hbo.

Sedangkan menurut Rukiyah (2010), waktu pemberian imunisasi

hepatitis B adalah 1 minggu .Dan pemantauan tanda bahaya pada bayi

baru lahir. Pada hari ke tujuh tali pusat sudah puput. Dan berat badan

bayi mengalami penurunan sesuai dengan buku acuan APN(2008)

serta tidak ditemukan tanda-tanda bahaya baru lahir. Maka tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.


167

3. kunjungan Bayi Baru Lahir 2 Minggu

a. Hasil

Ibu datang membawa bayinya untuk melakukan kunjungan 2

minggu, dilakukan pemeriksaaan fisik dan semuanya dalam batas

normal tidak ditemukan adanya masalah yang serius seperti tanda

bahaya bayi baru lahir.

b. Pembahasan

Pada Asuhan Bayi Baru Lahir 2 minggu pada bayi Ny. L tidak

ditemukan adanya masalah yang serius seperti tanda bahaya bayi baru

lahir yaitu pernafasan ( sulit atau lebih dari 60x per menit), kehangatan

( terlalu panas / > 380C atau terlalu dingin <360C), kulit bayi kering

(terutama 24 jam pertama), biru, pucat, dan memar, pemberian makan

( Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk

berlebihan ), tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,

dan berdara, terdapat tanda-tanda Infeksi ( suhu meningkat, merah,

bengkak, keliar cairan/nanah, bau bususk dan pernafasan sulit ), tidak

BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek atau cair,

sering berwarna hijau tua, dan terdapat lender atau darah, aktifitas

(menggigil, tangisan tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas,

terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang dan

menangis terus menerus ).Sesuai dengan pendapat Vivian(2011) Pada

kunjungan 2 minggu Ny.L diingatkan kembali mengenai informasi

tentang jadwal pemberian BCG saat bayi berumur 1 bulansesuai


168

dengan teori pemberian imunisasi BCG diberikan pada umur 0 – 2

bulanVivian(2011). Maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktek.

4. kunjungan Bayi Baru Lahir 6 Minggu

a. Hasil

Ibu datang membawa bayinya untuk melakukan kunjungan 6

minggu, dilakukan pemeriksaaan fisik dan semuanya dalam batas

normal tidak ditemukan adanya masalah yang serius, dan kenaikan

berat badan bayi mencapai 600 gram, dan memberrikan kebutuhan

imunisasi dasar pada bayi yakni imunisasi, BCG dan polio .

b. Pembahasan

Asuhan yang diberikan yaitu melakukan komunikasi tentang

bagaimana perawatan bayi sehari-hari, bagaimana perkembangan

bayi dan apakah ibu mempunyai kesulitan dalam merawat bayinya.

Asuhan yang diberikan sudah sesuai menurut Bobak, 2005, yaitu

dimana Imunisasi BCG dan polio 1, telah diberikan pada tanggal 11

Februari 2016, Keadaan bayi baik tampak sehat, BB naik dari waktu

lahir 3400 gram sekarang sudah 4000 gram. Maka tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.


169

E. Pelayanan Keluarga Berncana

a. Hasil

Pada hasil pemilihan metode kontrasepsi ny.L memutuskan

untuk memilih metode kontrasepsi suntik 3 bulan.

b. Pembahasan

Asuhan Pelayanan Keluarga Berencana pada Ny. L sesuai

prosedur atau standar yang terdapat dalam Saifudin (2006). Metode

kontrasepsi pada ibu menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI

atau kesehatan bayi. Salah satu alat kontrasepsi yang tidak

mempengaruhi kelancaran ASI adalah kontrasepsi progestin baik

berupa suntikan (depo progestin), mini pil, ataupun implan yang sesuai

dengan teori Saifudin, (2006).Serta ibu diberikan konseling untuk

melakukan KB di bawah pengawasan bidan atau tenaga kesehatan.

Maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Anda mungkin juga menyukai