Suara Pelanggan
Masyarakat tidak hanya menginginkan
kesembuhan. Tapi juga biaya murah, keramahan,
responsif, fleksibel,….. ?
Bagaimana dengan pelanggan internal?
Perkembangan Pengendalian
Mutu ( Quality Control )
Perkembangan Pengendalian
Mutu (Quality Control)
Perkembangan Pengendalian
Mutu (Quality Control)
Perkembangan Pengendalian
Mutu (Quality Control)
Pencegahan
Audit / review mutu
Era Quality Rencana mutu
Assurance Pembiayaan
Th 1950 - an Standar operating procedure
Akreditasi
Proses
Manajemen Mutu Paripurna
( Total Quality Management )
Perkembangan Pengendalian
Mutu (Quality Control)
Paradigma Pelayanan
Kesehatan
2. Pelanggan Eksternal
Pelanggan yang sesungguhnya menjadi sasaran dari
misi organisasi pelayanan kesehatan, yaitu para
pasien, famili dan sahabatnya serta pihak-pihak lain
yang berkepentingan
Fokus Pada Pelanggan
Pelanggan eksternal dan internal
Cara pengukuran:
Kotak saran, customer hotline, lost customer analysis, ghost shopping,
survey
Aturan Pareto :
80% masalah disebabkan oleh 20% penyebab
Contoh:
80% kejadian keterlambatan disebabkan oleh 20% penyebab yang ada
80% pendapatan rumah sakit berasal dari 20% unit yang ada
Pilot Project
Uji coba sebuah intervensi dalam skala kecil,
waktu tidak lama
Hasil :
Tidak berhasil cari alternatif lain
Menjanjikan modifikasi
Berhasil standarisasi, ekspansi
SEBELUM SESUDAH
PUSING
OBATNYA
BERANTAKAN
GRAFIK LAMA WAKTU TUNGGU DIAPOTIK SEBELUM DAN
SESUDAH PERBAIKAN ( N= 30 )
40
30
menit
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
orang sebelum
sesudah
Terjadi penurunan lama waktu tunggu diapotik dari rata-rata 30 menit menjadi 17,5
menit.
ILUSTRASI :
PELAYANAN YANG MUNGKIN DIDAPAT KETIKA BERKUNJUNG KE
RUMAH SAKIT
Ketika Pulang Bagaimana Perasaan Mereka ?
Karakteristik TQM
Fokus kepada pelanggan internal dan eksternal
Peningkatan berkesinambungan
Pokok
Pemikiran
TQM
Pokok
Pemikiran
TQM
Keuntungan
20 % Biaya Mutu
Pokok Sampai
Pemikiran 30 %
TQM
Biaya Operasional
Pokok
Pemikiran
TQM
Pokok
Pemikiran
TQM
Do Implementasi solusi
Standardisasi,
Act menjaga hasil
pencapaian
Membandingkan penampilan perusahaan/rumah
sakit dengan perusahaan/rumah sakit yang lain
Benchmarking membantu perusahaan / rumah
sakit dalam menaksir kompetisi mereka,
selanjutnya dari hasil benchmarking tsb dibuat
rencana desain terbaik
1. Internal Benchmarking
2. Competitive Benchmarking
3. Functional Benchmarking
4. Generic Benchmarking
39
Ada empat jenis benchmarking:
1. Internal Benchmarking
2. Competitive Benchmarking
3. Functional Benchmarking
4. Generic Benchmarking
Pokok
Pemikiran
TQM Internal Benchmarking
1. Internal Benchmarking
2. Competitive Benchmarking
3. Functional Benchmarking
4. Generic Benchmarking
Pokok
Pemikiran Competitive Benchmarking
TQM
9. Konsep “rangkaian peniti” (The Linking Pin Concept) dari organisasi, konsep
yang menekankan hubungan pertalian menciptakan crossfunctional team.
Menurut KAIZEN
TQM dan KAIZEN
Kemajuan diraih
Kemajuan yang karena perubahan Asumsi yang
diraih bukanlah kecil tanpa henti mendasari
hasil satu dalam beratus-ratus perubahan
lompatan besar dan bahkan beribu- dalam KAIZEN
ribu detail yang adalah bahwa
kedepan
berhubungan dengan kesempurnaan
itu sebenarnya
menhasilkan produk
tidak ada
atau pelayanan
Manajemen Mutu Paripurna
( Total Quality Management )
10 PRINSIP KAIZEN
TQM dan KAIZEN
1 2 3
Berfokus pada Peningkatan terus Mengakui masalah
pelanggan menerus secara terbuka
4 5 6
Mepromosikan Menciptakan Tim Memanajemeni proyek melalui
keterbukaan Kerja tim fugsional silang
7 10
Memelihara 9
8 Memberikan
proses Memberikan
Mengembangkan wewenang
hubungan yang informasi pada
disiplin pribadi kepada setiap
benar semua
karyawan karyawan
Manajemen Mutu Paripurna
( Total Quality Management )
Peningkatan Pemeliharaan
( Improvement ) (Maintenance)
Dua pendekatan
untuk menuju
kemajuan
2. DEFINING QUALITY
Operasional, terukur dan berdasarkan pengalaman sebelumnya
Contoh: Bagaimana mendefinisikan “bersih”, “ramah”,
“pelayanan yang cepat”
3. MEASURING QUALITY
Jelas cara mengukur, informasi apa yang dibutuhkan,
kapan pengukuran dilakukan
4. UNDERSTANDING INTERDEPENDENCE
Perbaikan yang efektif membutuhkan
pengetahuan dan bekerja dalam sebuah sistem
yang saling ketergantungan
Contoh: pelayanan rawat jalan, program TB paru
5. UNDERSTANDING SYSTEM
Perbaikan akan lebih efektif dalam sistem yang lebih
baik, bukan insentif yang lebih besar
Bila terjadi kesalahan : 85% karena sistem dan 15%
karena faktor manusia
6. INVESTING IN LEARNING
Pembelajaran artinya “menemukan penyebab dan
mencoba untuk menyelesaikan”
Tidak akan timbul dalam lingkungan yang
“menakutkan”
7. REDUCING COST
Berupaya secara sistematis untuk mengurangi
kegiatan yang tidak berguna, duplikasi, kompleksitas
yang tidak perlu dan variasi yang tidak diinginkan
8. LEADERSHIP COMMITMENT
Perbaikan membutuhkan aksi pemimpin
Pemimpin sebagai guru dan praktisi serta pendukung
“Seven Deadly Diseases”
1. Kurangnya kesetiaan pada tujuan