Anda di halaman 1dari 11

SEMAR PAGULINGAN

Gamelan yang dalam lontar Catur Murni disebut dengan gambelan Semara
Aturu ini adalah barungan madya,yang bersuara merdu sehingga banyak
dipakai untuk menghibur raja-raja pada zaman dahulu.Karena kemerduan
suaranya,gambelan Semar Pagulingan (Semar = samara,Pagulingan =
tidur) konon biasa dimainkan pada malam hari ketika raja-raja akan
keperaduan (tidur).Kini gambelan ini bias dimainkan sebagai sajian tabuh
instrumental dan atau untuk mengiringi tari-tarian maupun teater.

Masyarakat Bali mengenal dua macam Semar Pegulingan di Bali : yang


berlaras pelog 7 (tujuh) nada dan belaras 5 (lima) nada.Kedua jenis Semar
Pegulingan secara fisik lebih kecil dari pada Gong Kebyar terlihat dari
ukuran instrumennya gangsa dan teromponga yang lebih kecil dari pada
yang ada di Gong Kebyar.

Instrumentasi gambelan Semar Pegulingan (milik STSI Denpasar) meliputi


:1 bua terompong (12 buah pencon) ; 2 buah gender rambat (berbilah 14); 2
buah gangsa barungan (berbilah 14); 4 tungguh gangsa gantungan
pemade; 4 tungguh gangsa gantungan kantil; 2 tungguh jegogan; 2 tungguh
jublag (masing-masing berbilah 7); 2 buah kendang kecil; 1 buah kajar; 1
buah klenang; 1 buah kempur (gong kecil); 1 pangkon ricik; 1 buah
gentorag; 1-2 rebab dan 1-2 buah suling,dan memiliki fungsi sebagai :

1. 2 tungguh Gender Rambat, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan
perunggu yang diletakkan di atas tungguh kayu dengan resonator bamboo.
Fungsinya sebagai pembawa lagu menggantikan terompong. Panjang
wilahannya lbh kurang 13 -15 cm, lebarnya lebih kurang 3 – 4,5 cm, tipisnya lbh
kurang 2 – 3 mm.

1. 1 tungguh Trompong, 14 pencon, yaitu instrument musik menyerupai gong yang


terdiri dari 14 buah yang diletakkan di atas rak. Diameternya beragam mulai dari
ukuran yang paling kecil hingga terbesar, yaitu mulai dari 12 – 20 cm, dengan
tinggi permukaannya lbh kurang 10 cm.

1. 4 tungguh gangsa Pemadih atau Pemade, 7 bilah, istrumen wilahan yang


diletakkan di sebuah rak kayu dari bahan kayu nangka, dengan resonator yang
terbuat dari bamboo. Panjang wilahannya lebih kurang 15 – 25 cm, lebar 3 – 4,5
cm dengan ketebalan 2 – 3 mili meter.

1. 4 tungguh gangsa Kantil, 7 bilah, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari
bahan perunggu yang terdiri dari tujuh wilahan yang diletakkan di atas rak yang
terbuat dari bahan kayu, dengan resonator dari bambu. Panjang wilahannya
adalah beragam dari yang kecil hingga yang besar, yaitu sekitar panjang 15 – 25
cm, lebar lebih kurang 4 – 5 cm, dan ketebalan lbh kurang 2 – 3 mili meter. Alat
ini dimainkan dengan menggunakan sebuah alat pemukul (stik) dengan tangan
kanan dan tangan kiri berfungsi sebagai damper, untuk memute suaranya.

1. 2 buah Juglag, 7 wilahan, yaitu alat musik wilahan yang terbuat dari bahan
perunggu yang diletakkan di atas rak atau tungguhan yang terbuat dari bahan
kayu dengan tinggi lebih lkurang 40 – 45 cm. Panjang wilahannya lebih kurang
antara 40 – 45 cm, lebar 4 – 6 cm dan ketebalannya lebih kurang 3 – 4 cm, dan
diletakkan di atas resonator bambu.

1. 2 tungguh Penyelah , 7 bilah yaitu alat musik wilahan yg lebih kecil dari Juglag,
yaitu wilahan yang terbuat dari bahan perunggu yang diletakkan di atas rak atau
tungguhan yang terbuat dari bahan kayu dengan tinggi lebih lkurang 30 – 40 cm.
Panjang wilahannya lebih kurang antara 30 – 35 cm, lebar 4 – 5 cm, dan
ketebalan 2 – 3 mili meter. Wilahan tersebut diletakkan di atas resonator bamboo.
Dimainkan dengan dua buah stik (tangan kiri dan kanan);
1. 2 tungguh Jegogan, 7 bilah, yaitu isntrumen wilahan yang terbuat dari bahan
perunggu yang diletakkan dalam sebuah rak yang terbuat dari bahan kayu dan
didalamnya terdapat resonator dari bamboo dengan tinggi lebih kurang 40 – 45
cm. Panjang wilahannya lebih kurang 25 – 30 cm, dengan lebar 3 – 4 cm dan
ketebalan lebih kurang 2 – 3 mm.

1. 1 gong Gayor yaitu gong yang diletakkan di rak yang terbuat dari bahan
perunggu dengan diameter 45 – 55 cm, dengan tinggi permukaan 5 – 7 cm. Alat
ini biasanya biasanya berpasangan dengan kenong dan Kempur, namun dalam
Semar Pagulingan alat musik kempur tidak dipergunakan.

1. 2 buah Kendang Krumpungan, yaitu kendang lanang dan kendang wadon, yaitu
gendang dua sisi. Kedua gendang ini pada prinsipnya ukurannya sama, hanya
fungsinya dalam ensambel musik yang dibedakan serta pelarasannya.
Panjangnya lebih kurang 60 cm, dengan diameter sisi kiri 20 cm, dan sisi kanan
24 cm. Gendang ini terbuat dari bahan kayu nangka dan membrannya terbuat
dari kulit sapi. Gendang ini dipukul dengan menggunakan satu buah alat
pemukul (stik) untuk tangan kanan, dan tamparan tangan untuk tangan kiri.

1. 1 kendang Bebarongan, gendang kecil, ukurannya lbh kurang 55 cm, diameter


membrannya lbh kurang 20 cm sebelah kiri dan 24 cm sebalah kanan.

1. 1 buah Ceng-Ceng Rucik, ceng-ceng yg lbh kecil dari biasanya, yaitu sejenis
simbal dengan diameter lebih kurang 8 – 9 cm, dengan ketebalan lebih kurang 1
– 2 mm.

1. 1 buah Gentorak, sejenis genta yang terdiri dari beberapa buah genta kecil. Cara
memainkannya dengan menggoyangkannya, sehingga suaranya gemerincing.
biasa dipakai dlm upacara, terbuat dari perunggu. Diameter gentanya lebih
kurang 2 – 4 cm, dengan tinggi permukaannya sekitar 3 – 4 cm, dan
ketebalannya lebih kurang 1 mili meter.

1. 1 buah Kajar, yaitu sejenis gong kecil yang berpencu yang berfungsi sebagai
tempo. Biasa juga disebut kethuk. Diammeternya lebih kurang 15 cm, dengan
tinggi permukaannya lbih kurang 10 cm, dan ketebalan lbh kurang 1 – 2 mili
meter.

1. 1 buah Kenong, merupakan gong kecil yang diletakkan di atas rak yang terbuat
dari bahan perunggu, dengan ukuran diameter lebih kurang 15 – 17 cm, dan
tinggi 8 – 10 cm dengan ketebalan lebih kurang 1 – 2 mm;

1. 1 buah Klenang, adalah juga sejenis gong kecil yang terdiri dari satu buah
terbuat dari bahan perunggu berfungsi sbg pemanis tempo atau penyela.
Bentuknya hampir sama dengan Kajar, demikian juga ukurannya.

1. 2 tungguh Kempyung, terdiri dari dua nada, yaitu sejenis gong kecil dgn diameter
15 cm dan tingginya lbh krg 10 cm dan ketebalannya lebih kurang 1 – 2 mm;

1. 1 buah Rebab, yaitu alat musik gesek bersenar dua, dengan panjang lebih kurang
70 – 100 cm. Terbuat dari bahan kayu nangka, dengan senar dari bahan metal,
dan membrane dari kulit, dan terdiri dari alat penggesek (bow).

1. 4 buah Suling, yaitu end blown flute, yaitu suling yang terbuat dari bahan bambu
dengan panjang lebih kurang 25 – 30 cm, dengan diameter 1 – 1,5 cm.

Intrumen yang memiliki peran penting dalam barungan ini adalah terompong
yang merupakan pemangku melodi.Terompong adalah instrument
bermoncol (masuk keluarga gong ),yang ditempatkan berjejermulai nada
rendah hingga yang tertinggi.dalam satu pangkon terdiri dari 14-16 moncol
dengan setiap moncol satu nada.Terompong mengganti peran suling dalam
Penggambuhan dalam hal memainkan melodi dengan dibantu
rebab,suling,gender rambat,dan gangsa barangan.Sebagai pengisi irama
adalah jublag dan jegogan yang masing-masing pemangku lagu,semntara
kendang merupakan instrument yang memimpin perubahan dinamika
tabuh.Gending-gending Semar Pegulingan banyak mengambil gending-
gending Pagambuhan. Beberapa desa yang hingga masih aktif memainkan
gambelan Semar Pegulingan adalah;Sumerta ( Denpasar ),Kamasan (
Klungkung ),Teges dan Pliatan ( Gianyar ).
Kesamaan unsur-unsur gambelan Pegambuhan dengan Semar
Pegulingan yang paling menonjol adalah kesamaan dari sebagian besar
repertoar lagunya.Kesamaan ini otomatis menyangkut sebagian besar
unsur musical terutama struktur lagu,pola melodi dan ritme,dinamika,juga
pola permainan instrumen-instrumen pengatur matra dan instrument-
instrumen ritmis.Kesamaan yang lain adalah pengguanaan sebagian besar
instrument ritmis dan pengatur matra.Beda penggunaan instrumen dalam
gembelan Semar Pegulingan dengn gambelan Pegambuhan hanya terletak
pada instrument-instrumen melodisnya.Kalau gambelan Pegambuhan
menggunakan suling besar,sedangkan gambelan Semar Pegulingan
menggunakan terompong dan keluarga gangsa ( saron yang di gantung )
sebagai instrument melodis.Rebab yang dalam Pegambuhan sebagai
pemegang melodi pokok bersama-sama suling,dalam gambelan Semar
Pegulingan hanya untuk memperkaya dan memperpanjang
durasi melodi.Pola dalam permainan rebab dan suling dalam Semar
Pegulingan telah mempunyai pola tersendiri dalam merealisasi melodi-
melodi pokok yang dimainkan oleh terompong.

Bentuk instrumen rebab dalam gambelan Pegambuhan dan rebab dalam


gambelan Semar Pegulingan pada prinsipnya sama,sedangkan suling
dalam gambelan Semar Pegulingan digunakan suling menengah dan suling
titir.

Terompong dan gangsa sebagai intrumen melodis dalam gambelan Semar


Pegulingan dpat digunakan untuk memainkan hamper semua reperator
pegambuhan berikut dengan ragam patetnya.Instrumen-instrumen keluarga
gangsa mulai yang bernada terendah
seperti jegogan,jublag.gangsa,pemade,dan gangsa kantilan,dalam satu
pangkon hanya terdiri tujuh bilah nada.

Intrumen-instrumen pengtur matra dalam gambelan Pegambuhan dan


gambelan Semar Pegulingan pada umumnya sama
yaitu kempul,kajar,klenang,dan gumanak hanya saja
instrument gumanak belakangan ini jarang digunakan dalm
gambelan Semar Pagulingan.Bentuk serta ukuran instrument-instrumen
tersebut baik dalm gambelanPegambuhan maupun dalam gambelan Semar
Pegulingan tidak menunjukan perbedaan prinsip.Demikian hanya denagn
instrument-instrumen ritmis,bentuk,ukuran,dan penggunaannya baik dalam
gambelan Pegambuhan maupun dalam gambelan Semar
Pegulingan adalh sama yaitu kendang krumpungan,ricik,kangsi,dan genta
orag.Terhadap masing-masing perangkatnya,semua intrumen-instrumen
tersebut baik pengatur matra maupun instrument ritmis memiliki pola
permainan yang sama.Demikian juga hubungan pola permainan antara
instrument yang satu dengan yang lainnya.

Kesamaan jenis fisik,bentuk fisik,uukuran instrument dan fungsi terhadap


perangkatnya secara langsung menyebabkan cara memainkanya
juga sama.Lain halnya dengan instrumen melodis pada
gambelan Semar Pegulingansangat berbeda dengan instrumen melodis
pada gambelan Pegambuhan,yang ini tentu menyebabkan cara prmainan
instrument yang berbeda pula.Kalau dalam
gambelan Pegambuhan instrumen melodis pokok dimainkan dengan cara
ditiup,dalam gambelan Semar Pegulingan instrument melodis
pokok (terompong) dimainkan dengan cara dipukul dengan
sepasang panggul (alat pukul).

Terompong dipukul dengan dua panggulyang terbuat dari batang


kayu,setengah sebagai tempat memegang dan setengahnya lagi dililit
dengan benang merupakan bagian dari yang
dipukulkan.Gangsa dan kantil dipukul dengan panggul yang
berbentuk hammer,juga terbuat dari kayu .Jublag juga dipukul dengan
panggul yang berbentukhammer,hanya saja karena diperlukan durasi sura
yang agak panjang,pada bagian yang dipukulkan diisi dengan karet agar
lebih lembek dan lentur.Sedangkan pangggul jegogan mrip dengan panggul
gong dan kempur,hanya saja tangkainya dibuat lebih panjang agar
dapat ,menjangkau bilah nada yang cukup besar dan panjang.
Kesamaan bentuk musikal terutama repertoar lagu dan hubungan kait
denggan antara gambelan Semar Pegulingandengan
gambelan Pegambuhan juga perkuat oleh deskripsi yang terdapat dalam
lontar Prakempa dan Aji Gurnitasebagai berikut ; “Nyata gegambelan Semar
Pegulingan naran samara aturu,gendingan Pegambuhan maka
gegambelan,barong singa”(Dan itu gambelan Semar Pegulingan artinya
atau bernama Semara Aturu,lagunyaPegambuhan untuk mengiringi
tari Barong Singa).Penulis masih belum memahami apa yang dimaksud
gambelanSemar Pegulingan sebagai iringan barong singa,sebab dewasa ini
Semar Pegulingan di Bali bakanlah gambelan khusus iringan tari
tertentu.Gambelan Semar Pegulingan biasanya dimainkan sebagai musik
protokoler pada upacara-upacara adat dan keagamaan.Selain itu
tari Barong Singa hingga saat ini belum prnah telihat keberadaanya di
Bali,yang ada adalah Barong Macan .Kendatipun dewasa ini dalam
gambelan Semar Pegulingan sering digunakan untuk mengiringi
dramatari Gambuh belumlah dianggap sebagai tradisi,karena hal itu
dilakukan dengan alas an fleksibelitas dan salah satu penambahan fungsi
gambelan Semar Pegulingan.

Adanya kesamaan hamper semua repertoar lagu Pegambuhan dengan


gambelan Semar Pegulingan bukan berarti gambelan Semar
Pegulingan tidak memiliki ciri musikal.Perbedaan jenis,bentuk,bahan dan
teknik permainan instrument-instrumen melodis Semar Pegulingan
menyebabkan lagu-lagu Pegambuhan menyesuaikan diri dengan
medianya yang baru.Melodi-melodi yang sebelumnya dimainkan lewat
media suling dan rebab,di transfer ke dalam instrument bermoncol dan
berbilah yang tentunya di ikuti teknik dn pola permainannya,akan
mengasilkan warna musikal yang berbeda pula.Dari segi pola permainan
instrument,melodi-melodi yang dalam gambelan Pegambuhan di
ungkapkan dengan sederhana mengalir lewat media suling,dalam
gambelan Semar Pegulingan di tambah dengan pola permainan kotekan
(interlocking) lewat media gansa dan kantil.
Gambelan Pegambuhan dan Semar Pegulingan sama-sam menagnut
sistam pelarasan pelog tujuh nada.Apabila gambelan Pegambuhan mampu
menurunkan lima macam tetekep ( patet ),gambelan Semar
Pegulingan juga mampu menurunkann lima patutan ( patet
).Kelima patutan tersebut memilki nama yang sama dengan tetekep yang
ada pada gambelan gambelan Pegamabuhan ,yaitu patutan selisir,patutan
tembung,patutan sundaren,patutan baro,dan patutan lebeng.Prinsip patet
kedua gambelan pada dasarnya sama ,yaitu nada yang jumlahnya tujuh
terbagi menjadi dua yaitu lima nada pokok dan dua buah
nada pemero.Karakter masing – masing patet dalam gambelan Semar
Pegulingan kendatipun telah berbeda warna musikalnya dengan
gambelan Pegambuhan ternyata juga dapat menampilkan kesan yang
serupa.Seperti misalnya patutan selisir berkarakter halus,patet
tembung berkarakter keras,dan patet sudaren berkarakter antara halus dan
keras.

Banyaknya unsur kesamaan antara gambelan Semar Pegulingan dengan


gambelan Pegambuhan menyebabkn gambelan Semar
Pegulingan belakangan inijuga sering digunakan untuk mengiringi
dramatari Gambuh.Menurut keterangan I Wayan Dibia ( seorang pakar tari
Bali ),menarikan dramatari Gambuh dengan iringan Semar Pegulingan tidak
mengalami kesulitan yang berarti.Hal yang membedakan hanya dari segi
suasana ( mood ),sebab Semar Pegulingan selain warna suaranya berbeda
dengan Pegambuhan,juga lebih ramai dan keras.

Kesamaan unsur-unsur gamelan Pegambuhan dengan gamelan Semar


Pagulingan yang paling menonjol adalah kesamaan ini secara
otomatis menyangkut sebagian besar unsur musikal terutama unsur lagu ,
pola melodi dan ritme,dinamika juga pola permainan instrumen-instrumen
pengatur matra dan instrumen-instrumen ritmis Kesamaan yang lain adalah
penggunaan sebagian besar instrumen ritmis dan pengatur matra. Beda
penggunaan instrumen dalam gamelan smar pagulingan dengan gamelan
pengambuhan hanya terletak pada instrumen-instrumen melodisnya. Kalau
gamelan pengambuhan menggunakan suling besar,gamelan smar
pagulingan menggunakan trompong dan keluarga gangs ( saron yang
digantung) sebagai instrumen melodis. Rebab yang dalam gamelan
pengambuhan sebagai pemegang melodi pokok bersama-sama suling ,
dalam gamelan smar pagulingan hanya untuk memperkaya dan
memperpanjang durasi melodi.pola permainan rebab dan suling dalam
gamelan smar pagulingan telah mempunyai pola tersendiri dalam
merealisasi melodi-melodi pokok yang dimainkan oleh trompong.bentuk
instrumen rebab dalam gamelan pengambuhan dan rebab dalam gamelan
smar pagulingan pada prinsipnya sama,sedangkan suling dalam gamelan
smar pagulingan digunakan suling menengah dan suling titir.trompong dan
gangsa sebagai instrumen melodis dalam gamelan smar pagulingan dapat
digunakan untuk memainkan hampir semua repertoar pengambuhan berikut
dengan ragam patetnya.trompong adalah instrumen bermoncol (masuk
keluarga gong) ,yang ditempatkan berjejer mulai dari yang bernada rendah
hingga yang tertinggi. Dalam satu pangkon terdiri dari 14-16 moncol satu
nada. Gamelan semar pagulingan juga memiliki sistem pelarasan pelog
tujuh nada ( saih pitu),ini berarti ada dua oktaf (gemyangan) nada dalam
instrumen trompong tersebut.instrumen –instrumen keluarga gangsa mulai
yang bernada terendah seperti jegogan,jublag,gangsa pemade,dan gangsa
kantilan dalam satu pangkon hanya terdiri dari tujuh bila nada.

Instrumen -instrumen pengatur matra dalam gamelan pengambuhan dan


gamelan smar pagulingan pada umumnya sama yaitu
kempul,kajar,klenang,dan gumanak hanya saja instrumen gumanak
belakangan ini jarang digunakan dalam gamelan smar pagulingan.
Bentuk serta ukuran instrumen-instrumen tersebut baik dalam gamelan
pengambuhan maupun dalam gamelan smar pagulingan tidak menunjukan
perbedaan prinsipil. Demikian halnya dengan instrumen-
instrumen ritmis,bentuk,ukuran,dan penggunaannya baik dalam gamelan
Pengambuhan maupun Smar pagulingan adalah sama yaitu kendang
krumpungan,ricik,kangsi,dan genta orag. Terhadap masing-masing
perangkatnya,semua instrumen-instrumen tersebut baik pengatur matra
maupun instrumen ritmis memiliki pola permainan yang sama. Demikian
juga hubungan pola permainan antara instrumen yang satu dengan
lainnya.Kesamaan jenis,bentuk fisik,ukuran instrumen dan fungsi terhadap
perangkatnya secara langsung menyebabkan cara memainkannya juga
sama.

Kesamaan bentuk musikal terutama repertuar lagu dan hubungkait antara


gamelan semar pegulingan dngan gambelan pegambuhan juga diperkuat
oleh deskripsi yang terdapat dalam lontar Prakempa dan Aji Gurnita sebagai
berikut:’’nyata gegambelan semar pegulingan ngaran semara
aturu,gendingnya pegambuhan maka gegambelan barong singa’’(Dan itu
gamelan semar pegulingan artingya atau bernama semara aturu,lagunya
pegambuhan untuk mengiringi tari barong singa). Penulis masih belum
memahami apa yang dimaksud dengan gambelan semar pegulingan
sebagai iringan barong singa,sebab dewasa ini gamelan semar pegulingan
di Bali bukanlah gamelan khusus iringan tari tertentu. Gamelan semar
pegulingan biasanya dimainkan sebagai musik protokoler pada upacara-
upacara adat dan keagamaan selain itu tari barong singa hingga saat ini
belum pernah penulis lihat keberadaannya di Bali,yang ada adalah barong
macan. Kendatipun dewasa ini gamelan semar pegulingan sering
digunakan untuk mengiringi drama tari gambuh belumlah dianggap sebagai
tradisi,karena hal itu dilakukan dengan alasan fleksibelitas dan salah satu
penembahan fungsi gamelan semar pegulingan.

Adanya kesamaan hampir semua repertuar lagu pegambuhan dengan


gamelan semar pegulingan bukan berarti gamelan semar pegulingan tidak
memiliki ciri musikal. Perbedaaan jenis, bentuk,bahan,dan tekhnik
permainan instrumen-instrumen melodi semar pegulingan menyebabkan
lagu-lagu pegambuhan menyesuaikan diri dengan medianya yang baru.
Melodi-melodi yang sebelumnya dimainkan lewat media suling dan
rebab,ditransfer kedalam instrumen bermoncol dan berbilah yang tentunya
diikuti tekhnik dan pola permainnannya,akan menghasilkan warna musikal
yang berbeda pula. Dari segi pola pemainan instrumen,melodi-melodi yang
dalam gamelan pegambuhan diungkapkan dengan sederhana mengalir
lewat media suling,dalam gamelan semar pegulingan ditambah dengan pola
permainan kotekan (interlocking) lewat media gangsa dan kantil.

Gamelan pegambuhan dan semar pegulingan sama-sama menganut


sistem pelarasan pelog tujuh nada. Apabila gamelan pegambuhan mampu
menurunkan lima macam patutan (patet). Kelima patet tersebut memiliki
nama yang sama dengan tetekep yang ada pada gamelan pegambuhan
yaitu patet slisir,tembung,sundaren,baro,dan patet lebeng. Prinsip patet
kedua gamelan pada dasarnya sama,yaitu pada nada yang jumlahnya tujuh
terbagi menjadi dua macam yaitu lima nada pokok dan dua nada pemero.
Karakter masing-masing patet dalam gamelan semar pegulingan
kendatipun telah berbeda warna musikalnya dengan pegambuhan ternyata
juga dapat menampilkan kesan yang serupa. Seperti misalnya patet slisir
berkarakter halus,tembung berkarakter keras,dan patet sundaren
berkarakter antara halus dan keras.

Anda mungkin juga menyukai