Anda di halaman 1dari 9

ALAT MUSIK MEMBRANOFON SUKU

KARO, SIMALUNGUN , PAKPAK

DIKERJAKAN OLEH
- Gerhard F.Jose (1707051)
- Grace Tiffany (1707033)
- Joshua P. Sinaga (1707070)

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Ilmu Budaya
Departemen Etnomusikologi
Medan
2018

Alat Musik Membranofone Suku Karo


1.Gendang Singindungi

• Gendang Singindungi Adalah alat musik pengatur cepat lambat nya birama suatu lagu
dalam Gendang Telu Sendalanen Lima Sada Perarih pada suku Karo.
• Gendang ini dimainkan oleh 1 orang pemain menggunakan Stik / Pemukul
• Gendang ini dimainkan dengan posisi duduk bersila dan diapit dantara kedua kaki

Bahan Bahan Gendang Singindungi


• Kayu Nangka sebagai badannya, panjang nya kira kira 42 Cm. Lobang bagian
atas garis menengahnya lebih kurang 8 cm. Lobang bagian bawah garis
menengah nya kira kira 5 Cm
• Kulit Nipuh (Sejenis Kancil) dipergunakan sebagai tutup pada ujung dan
pangkalnya
• Kulit lembu dipergunakan untuk tali gendang
• Batang jeruk purut dipergunakan untuk alat pemukul gendang, banyak nya
Stik yaitu 2 buah. 1 besar dan 1 keil yang panjang nya kira kira 20 Cm

• Sumber : Dinamika Peradatan orang Karo 2010 ( Drs Sarjani Tarigan MSP)

2.Gendang Singanaki
• Gendang Singindungi Adalah alat musik pengatur ritme suatu lagu dalam Gendang Telu
Sendalanen Lima Sada Perarih pada suku Karo.

• Gendang ini dimainkan oleh 1 orang pemain menggunakan Stik / Pemukul

• Gendang ini dimainkan dengan posisi duduk bersila dan diapit dantara kedua kaki

• Bedanya gendang ini dengan Gendang singindungi adalah gendang ini mempunyai 1
buah anak gendang kecil yang diikatkan pada gendang yang besar fungsinya sebagai
Metronome

Bahan Bahan Gendang Singanaki


• Kayu Nangka sebagai badannya, panjang nya kira kira 42 Cm. Lobang bagian atas garis
menengahnya lebih kurang 8 cm. Lobang bagian bawah garis menengah nya kira kira 5
Cm
• Kulit Nipuh (Sejenis Kancil) dipergunakan sebagai tutup pada ujung dan pangkalnya
• Kulit lembu dipergunakan untuk tali gendang
• Batang jeruk purut dipergunakan untuk alat pemukul gendang, banyak nya Stik yaitu 2
buah yang panjang nya kira kira 20 Cm
• Anak gendang yang dilekatkan berukuran 12 cm dan berbahan sama dengan Gendang
Induk nya

3. Gendang Binge
Gendang ini berukuran diameter lebih besar dari gendang singindungi namun panjang
nya sedikit lebih pendek.
Bahan gendang ini sama dengan gendang singindungi dan singanaki

Alat Musik Membranofon Pakpak


1. Gendrang sisibah

Genderang ini dipakai mengiringi upacara-upacara adat Pakpak seperti melus bulung bulu,
melus bulung sempula, dan melus bulung simburnaik. Didalam ensambel ini juga terdapat alat
musik kalondang (xylophone), lobat (aerofon, recorder), kecapi dan gong.

Genderang Sisibah tersebut merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari sembilan buah
(Sibah) yang dimainkan oleh delapan hingga Sembilan pemusik yang disebut pande (orang yang
pintar dan bijaksana). Ensembel musik ini disebut merkata genderang (berbunyi genderang)
oleh karena bunyi yang dihasilkan bukanlah bunyi semata, melainkan berupa kata-kata
ungkapan dan permohonan pelaksana dan peserta upacara kepada dibata (dewata) serta
kekuatan lainnya dalam konteks kepercayaan masyarakatnya.

Bagi masyarakat Pakpak kehadiran ensembel Genderang Sisibah ini adalah merupakan
pengabsahan akan status upacara yang dilaksanakan, yaitu upacara kerje mbaik (sukacita)
dengan tingkatan yang terbesar dan tertinggi (males bulung simbernaik). Misalnya pada
upacara adat perkawinan, peresmian rumah baru, pesta mejan dan sebagainya.Tidak satu
upacara pun yang dapat menghadirkan ensembel ini diluar dari ketentuan di atas. Selain itu
hadirnya ensembel Genderang Sisibah berarti secara otomatis akan ada kurban (kerbo) yang
akan disembelih. Dengan demikian kerje mbaik, males bulung simbernaik dan kerbo (kerbau
qurban) adalah identik dengan hadirnya Genderang Sisibah.
Alat Musik Membranofone suku Simalungun
`1.Gonrang Sipitu pitu
Gonrang sipitu-pitu/ Gonrang bolon yaitu gendang yang terdiri dari satu kulit
sebelah atas sedangkan sebelah bawah ditutup dengan kayu. Gonrang sidua-
dua terdiri dari tujuh buah yang badannya terbuat dari kayu dan kulitnya
terbuat dari kulit lembu, kerbau, dan kambing. Gonrang ini dipergunakan dalam
seperangkat Gonrang sipitu-pitu/Gonrang bolon

 TEKNIK PEMBUATAN GONRANG SIPITU-PITU

Bahan Baku Yang Digunakan Bahan dasar dalam pembuatan gonrang sipitu-pitu
yaitu pohon nangka, kulit kambing, dan rotan. Pada bagian ini penulis ingin
mengkaji lebih dalam tentang bahan bahan baku gonrang sipitu-pitu dan juga
akan memaparkan kriteria bahan baku yang baik untuk gonrang sipitu-pitu.

Pohon Nangka Pohon nangka adalah salah satu bahan baku yang digunakan
untuk membuat alat musik Simalungun terutama badan gonrang sipitu-
pitu, menurut penjelasan Bapak Sahat Damanik pohon nangka yang
digunakan sudah berumur belasan tahun dan sudah siap untuk dijadikan
badan gonrang sipitu-pitu. Selain sebagai badan gonrang sipitu-pitu, kayu
nangka ini juga digunakan sebagai penutup bagian bawah gonrang sipitu-
pitu.

Kulit Kambing Menurut Bapak Rosul Damanik kulit kambing yang baik untuk
digunakan sebagai membran gonrang sipitu-pitu adalah kambing yang
usianya haruslah minimal 3 tahun, tidak adanya penyakit di tubuh (tidak
cacat fisik) dan berjenis kelamin jantan, karena memiliki ketahanan kulit
yang sudah kuat dan agar tidak mudah rusak pada saat dimainkan. Selain
itu kulit kambing juga digunakan sebagai tali-tali pada gonrang sipitu-pitu

Rotan yang dipakai juga tidak menggunakan rotan yang sembarangan,


menurut Bapak Rosul Damanik rotan yang dipakai haruslah kuat agar tidak
mudah putus atau renggang. Karena jika nantinya tali mudah putus atau
renggang juga akan mempengaruhi bunyi yang dihasilkan dan kerusakan pada
kulit kambing yang digunakan sebagai tempat menghasilkan bunyi yang akan
dikeluarkan.

semua teknik pengerjaan gonrang sipitu-pitu tersebut mulai dari bahan baku
sederhana yang digunakan, dan dikerjakan dengan alat-alat dan teknik yang
sederhana dengan menggunakan tangan tanpa bantuan mesin ataupun alat
elektronika. Dan dalam pembuatannya juga memerlukan waktu minimal 3
(tiga) bulan, dikarenakan penjemuran kulit gonrang sipitu-pitu yang
menggunakan uapan panas matahari selama 1 (satu) bulan.

Dan beberapa bulan selebihnya melakukan proses pembuatan konstruksi


gonrang sipitu-pitu lainnya, seperti memotong (melubangi) kayu menjadi
badan gonrang sipitu-pitu memotong kulit sesuai besarnya membran,
mengatur besaran lubang sesuai suara yang akan dihasilkan, mengikat rotan
pada kedua sisi, dan penjemuran pada uapan panas matahari selama 3 (tiga)
minggu.

Gonrang sipitu-pitu atau gonrang bolon adalah alat musik yang terdiri dari tujuh buah
gonrang. Gonrang yang paling besar disebut jangat, yang berfungsi sebagai bassnya. Dua alat
tabuh yang paling kecil disebut hat dan ting (digabungkan menjadi hatting), berfungsi sebagai
nada yang paling tinggi. Penabuh jangat dan hatting masing-masing satu orang. Mereka
bertugas memainkan gonrang sedemikian rupa dengan pola irama yang konstan untuk masing-
masing jenis gual yang dibawakan. Keempat baluh lainnya disebut panongah (penengah),
karena memang posisinya berada di tengah (antara jangat dan hatting). Keempat alat tabuh ini
dimainkan oleh seorang penabuh sedemikian rupa secara improvisasi berdasarkan alunan

melodi sarunei. Para penabuh memainkan gonrang sedemikian rupa dengan tetap
memperhatikan harmoni bunyi musik pada setiap gual yang dibawakan.
2.Gonrang Sidua dua
Gonrang sidua-dua atau gonrang dagang terdiri dari sepasang alat musik gonrang. Pasangan
yang satu disebut jangat, yaitu alat tabuh yang berukuran besar dan nadanya lebih rendah.
Padanan untuk kata jangat itu sendiri dalam bahasa Indonesia adalah inti atau sari. Oleh sebab
itu jangat memegang peranan yang inti dalam permainan
musik gonrang Simalungun. Jangat berfungsi untuk membawakan pola irama yang yang
berkaitan dengan nuansa gual atau jenis gual tertentu. Pola yang dibawakan, sebagai dasar
bagi irama yang dimainkan, diulang terus menerus hingga gual tersebut selesai dimainkan

Pasangan yang satu lagi disebut tikkah, yaitu alat tabuh yang berukuran yang lebih kecil
dan bernada lebih tinggi. Kata tikkah berasal dari kata kerja manikkah yang artinya “menemani”
dan “menentang”. Funsinya sesuai dengan arti kata “menemani” dan “menentang”,
artinya tikkahdimainkan diantara ataupun sesudah ketukan bunyi pukulan pada jangat, yaitu
mengisi uang kosong diantara ketukan tersebut dengan rumusan irama tertentu atupun dengan
improvisasi. Namun walaupun gonrang sidua-dua ini hanya terdiri dari atas dua
buah gonrang dan dianggap kurang lengkap, tetapi dari segi musik jumlah ini dianggap cukup
memenuhi fungsinya

Gonrang sidua-dua dimainkan secara ansambel yang berfungsi untuk upacara ritual (memuja-
muja) yaitu untuk upacara penyembuhan, upacara pemanggilan roh dan pada upacara-upacara
adat Simalungun. Permainan gonrang sidua-dua dilakukan dengan kedua tangan menggunakan
pamalu. Adapun fungsi kedua tangan tersebut untuk memukul kedua sisi pada gonrang.
Permainan ini dinamakan sakkiting, yang sering digunakan dalam tempo yang lebih cepat.
Permainan gonrang sidua-dua juga dapat dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) pamalu, dan
itu tergantung lagu yang akan diiringi. Permainan ini dinamakan dengan topap, yang sering
digunakan dalam instrumen musik dalam tempo lambat. Gonrang sidua-dua berfungsi sebagai
tempo dalam suatu lagu, dan tidaklah terlepas dalam tempo dari sarunei. Jika dalam suatu
perminan tidak adanya sarunei, berarti gonrang sidua-dua pun tidak dapat untuk dimainkan.

Gonrang sidua-dua merupakan alat musik tradisional yang menggunakan bahan-bahan yang
sulit untuk ditemukan. Dikarenakan pembuatan alat musik gonrang menggunakan kayu yang
berkualitas (nangka, rambasang, ingul, juhar, mahoni, kelapa), kulit kambing jantan umur
minimal 3 (tiga) tahun (yang secara akustik adalah untuk ketahanan kulit kuat), rotan sepanjang
20 meter.
Gonrang sidua-dua merupakan perpaduan dua alat yang sering kita kenal dengan kata gendang
tetapi dalam bahasa Simalungunnya yaitu gonrang. Adapun kegunaannya gonrang yaitu satu
gonrang dimainkan sebagai manginduri dan yang satunya lagi dimainkan sebagai mangumbak.

Anda mungkin juga menyukai