Anda di halaman 1dari 3

ISTILAH DALAM GAMELAN DAN KARAWITAN JAWA

Gambang. Nama instrumen, bentuknya bilahan dan dibuat dari kayu. Gambang mempunyai 21 bilahan
dengan 5 nada yang terdiri dari 5 oktaf, yaitu 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3 5.

Gambang Kayu. Instrumen gamelan dengan bilah-bilah dari kayu yang jumlahnya 17 sampai 21 bilah, mirip
dengan cyclophone pada musik barat. Bilah-bilah itu diletakkan di atas grobogan, dengan diberi paku sebagai
pengencangnya. Di dalam gamelan gambang merupakan instrumen yang paling banyak mempunyai nada-
nada. Bilah gambang yang baik dibuat dari jenis kayu selangking barlean, kalanggi dan gembuk. Gambang
dipukul dengan dua buah alat pemukul yang berbentuk bundar dengan tangkai pemegang dari tanduk kerbau
yang dikecilkan sehingga dapat meluntur.

Gamelan Barut. Jenis gamelan yangbahannya dibuat dari besi, umumnya dari besi plat untuk saron dan gong
dibuat dari drim bekas tempat minyak tanah.

Gamelan Gadhon. Susunan instrumen gamelan yang dimainkan secara tidak lengkap, instrumennya terdiri
dari kendhang, ciblon, gender, barung, rebab, gambang dan gong kemodhong, ada kalanya memakai suling.

Gamelan Gedhe. Susunan gamelan yang lengkap. Istilah ini pada umumnya untuk menyebut gamelan yang
dibuat dari perunggu. Gamelan gedhe ini terdiri dari dua laras, slendro dan pelog.

Gamelan Klenengan. Sama dengan susunan gamelan gedhe.

Gamelan Krumpyung. Seperangkat gamelan yang semua instrumennya dibuat dari bambu. Gamelan macam
ini banyak ditemukan di daerah Wates Yogyakarta.

Gamelan Kuningan. Jenis gamelan yang bahannya dibuat dari kuningan, umumnya dari pipa kuningan beksa
yang tebalnya ¼ cm.

Gamelan Senggaden. Jenis gamelan yang berbentuk kecil-kecil, kenong, kempul, gong, bonang semuanya
direnteng ini sama dengan laras gamelan gendho. Karena bentuknya yang ringkas, gamelan ini dapat
dimasukkan ke dalam kotak.

Gamelan Wayangan. Seperangkat gamelan yang digunakan untuk mengiringi wayang kulit purwa dan
wayang gedhog. Untuk iringan wayang kulit purwa menggunakan gamelan laras slendro, sedangkan wayang
gedhog menggunakan iringan gamelan pelog. Dahulu susunan instrumen pengiring wayang purwa terdiri dari
sebuah rebab, satu kedhang wayangan, slenthem, suling, kethuk, 3 buah kenong, 3 buah kempul, 1 buah gong
suwukan, 1 buah gong ageng, 1 demung, 1 saron penacah dengan bilah sembilan dan 1 buah peking kecer.

Gangsa. bahasa halus (krama) dari gamelan. Istilah ini diambil dari kata tembaga dan rejasa yang disingkat
menjadi ga dan sa, kemudian berubah menjadi gangsa, karena bahan pokok dari gamelan itu berhasil dari
campuran tembaga dan rejasa (timah putih), dengan perbandingan 3 dan 10 (tiga lan sedasa).

Gangsaran. Bentuk gendhing yang terdiri dari 8 balungan pokok dalam satu gong. Tiap 2 balungan pokok
disertai pukulan kenong, pukulan kempul 2 2 2 2 2 2 2 2 balungan pokok. N p n p n p n p n/G pukulan
kenong (n), kempul (p) dan gong (G).

Garap. Tehnik memainkan melodi gender dan rebab, di dalam suatu gendhing tertentu dengan cara yang
ebnar. Di dalamnya artinya yang luas ialah cara memainkan suatu bentuk lagu atau gendhing dengan yang
betul dan telah ditentukan.

Gatra.

1. Kelompok tiap-tiap empat lagu pokok atau balungan.


2. Baris dalam tembang Jawa yang tertentu jumlah suku katanya.

Gawang Dhalang. Beberapa penabuh gamelan yang dibawa oleh dhalang dari groupnya sendiri. Biasanya
pemain kendhang, gender, dan sering juga pemain rebab. hal ini penting bagi seorang dhalang, karena
pemain-pemain tersebut umumnya sudah mengetahui kebiasaan dari dhalang itu bila sedang mendalang,
sehingga pertunjukan wayang itu dapat berjalan dengan lancar.

Gayor. Kayu bulat dengan garis tengah kurang lebih 12 cm, panjang kira-kira 2 1/2 m diberi 2 buah kaki
tempat menggantungkan kempul dan gong. Bentuk gayor ada yang polos, yaitu tanpa hiasan dan bentuk
nagan dengan ukiran dua ekor naga. Disamping itu ada pula gayor dengan hiasan lung-lungan.

Gembyung. Memukul 2 buah nada yang melampaui 3 bilah dari nada yang bersangkutan terhadap accordnya
sehingga menimbulkan paduan suara yang enak didengar. Contoh 2-6 : 6/2.

Gender. Instrumen gamelan yang berbentuk bilahan yang direntengkan dengan tali pluntur pada rancakan
berjumlah 13 ada yang 14 bilah, di bawah tiap bilah diberi tabung dari bambu atau seng sebagai alat
resonator. Gender dipukuldengan dua buah pemukul yang berbentuk bulat bertangkai, dan bulatan itu dibalut
dengan kain. Di daerah Yogyakarta disebut barung.

Genderan.

1. Susunan instrumen gamelan yang terdiri dari gender barung, penerus, gambang, kndhang, gong
kemodhong dan suling.
2. Tehnik memainkan gender.

Gender Barung. Nama instrumen, seringkali hanya disebut dengan gender. Gender barung mempunyai 14
bilahan dengan nada yang terdiri dari 4 oktaf. 6 1 2 3 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3

Gender Panembung. Instrumen yang mempunyai 6 bilahan untuk laras slendro dan 7 bilahan untuk laras
pelog, dengan nada yang beroktaf rendah.

Gender Penerus. Sama dengan gender, hanya bentuknya lebih kecil dan cara memukulnya merupakan
kelipatan dari pukulan gender. Di dalam suatu permainan gendhing, gender penerus ini sangat penting karena
selain mengisi variasi-variasi, juga menunjukkan nada yang akan dipukul berikutnya.

Gendhing.

1. Lagu dalam gamelan Jawa.


2. Tukang membuat gamelan. Dahulu di dalam Kraton terdapat sekelompok orang atau pembuat
gamelan yang dinamakan abdi dalem gendhing.

Gendhing Bedhayan. Gendhing-gendhing yang biasa untuk mengiringi tari bedhaya dan biasa untuk mengiri
tari bedhaya dan srimpi. Pada umumnya menggunakan irama agak cepat. ( Wirama tanggung).

Gendhing Beksan. Jenis gendhing yang biasa digunakan sebagai iringan suatu tarian, kecuali tari bedhaya
dan srimpi.

Gendhing Bonang. Bentuk gendhing itu jenia gendhing yang dimuali dengan pembukaan dari bonag
dibunyikan dengan tidak diikuti oleh rebab, gender, gambang, gender penerus, sister atau clempung dan
seruling. Biasanya dibunyikan pada persegi atau sore hari, dalam bentuk gendhing ini instrument boning
dominant sekali.

Gendhing Gender. Bentuk gendhing di mana bukanya dimulai dari gender.

Gendhing Jejer. Gendhing yang dipergunakan di dalam mengiringi adegan pertama dalam pertunjukan
wayang.

Gendhing Kepalan. Gendhing yang dipergunakan untuk mengiringi adegan prajurit berangkat ke medang
perang dengan naik kuda. Umumnya menggunakan bentuk gendhing lancaran.

Gendhing Kedhatonan. Gendhing yang dipergunakan sebagai iringan di dalam adegan dalam keratin di mana
raja berjumpa dengan permaisurinya.
Gendhing Sabrangan. Gendhing yang dipergunakan sebagai iringan di dalam adegan raja seberang
(sabrangan), merupakan adegan sesudah kapalan.

Gendhing Wayangan. Gendhing yang biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit.

Gilapan. Jenis instrument bentuk pencon dimana semua dikikir sehingga mengkilat. Gamelan yang bagian
penconnya dibuat gilapan ini harus dibuat tebal sekali sehingga bila dikikir tidak menjadi tipis.

Gong. Instrumen yang bentuknya seperti kempul tetapi lebih besar. Gong biasanya bergaris tengah ± 90 cm.
Gong biasa pula disebut dengan mundha atau mahasara.

Gong Bumbung. Gong yang dibuat dari bamboo terdiri dari buah bamboo dengan ukuran besar dan kecil.
Bambu yang besar salah satu ruasnya dibuka, bamboo yang kecil kedua ruasnya terbuka dan dimasukkan ke
dalam bambu yang besar. Cara memainkan dengan ditiup.

Gong Kemandha. Instrumen yang bentuknya seperti slentehm tetapi hanya dua bilah, sebagai resonator
biasanya digunakan klenthing.

Grambyangan. Sasmita atau tanda yang menunjukan pathet dengan membunyikan nada-nada pokok.
Biasanya dimulai dari kempyung atas samapai pada nada dasar.

Gregel. Nada yang pindah ke nada yang lain dengan gerakan cepat maju mundur. Gregel akan dapat
merambah sedapnya cengkok dan luk seperti aroma di dalam makanan dan minuman.

Grobogan. Tempat untuk meletakan bilah-bilah gambang, dibuat dari kayu yang berbentuk empat persegi
panjang di mana pada bagian kiri dari duduknya si pemukul lebih lebar dari sisi sebelah kanan. Tiap bilah
diberi paku sebagai alat pengencang. Kotak itu menurut alat resonatornya.

Gulu.

1. Penari nomor 5 pada lajur tengah dari rakitan bedhaya gaya Yogyakarta. Penari ini juga disebut
dengan bahasa Jawa Krama (tinggi, halus) jangga.
2. Nama nada di dalam gamelan. Untuk pencatatannya biasa diganti dengan angka 2 untuk laras slendro
dan laras pelog.

Anda mungkin juga menyukai