Anda di halaman 1dari 4

Tugas Pengantar Teori Karawitan

Tugas ini untuk memenuhi tugas harian mata kuliah


Pengantar Teori Karawitan

Dosen Pengampu :
Rusdiyantoro, S.kar.,M.sn
Siswati, S.sn., M.sn.

Disusun oleh :
Nama : Arjun Cahyo Widodo
NIM : 201111053

Program Studi Seni Karawitan


Fakultas Seni Pertunjukkan

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA


TAHUN 2020/2021
Deskripsi Instrumen Gender Barung dalam
Gamelan Ageng Surakarta

Gender barung (singkat: gender) adalah salah satu ricikan gamelan dalam karawitan
gaya Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Terdiri dari 13 sampai 14 bilah logam yang
digantung di atas resonator tabung, gender dimainkan dengan tabuh berlapis. Gender
memiliki beberapa peran musikal penting. Selain memperkaya suara gamelan, gender juga
menjernihkan pathet, mendukung ricikan lain, dan memberi perasaan gerakan dan arah ke
gendhing. Ini dicapai melalui penerapan berbagai pola yang disebut cengkok. Dalam arti
paling luas, cengkok didefinisikan sebagai konfigurasi nada dan/atau ritme yang telah
ditentukan ukuran panjangnya (Supanggah 2007). Khusus untuk gender, cengkok berarti pola
tabuhan yang bertahan satu gatra (4 sabetan balungan), setengah gatra, atau dua gatra. Pada
akhir setiap cengkok ada nada tujuan atau seleh dimainkan di tangan kiri, dengan tangan
kanan membentuk interval antara kempyung atau gembyang atasnya (Martopangrawit 1972).
Oleh karena seleh dimainkan dengan kedua tangan, kemungkinan seleh gender sebenarnya
terbatas dibanding jumlah bilahnya. Namun, suatu seleh mungkin terkait dengan beberapa
cengkok, dibedakan menurut bentuk dan fungsi musikalnya.
Instrumen gendèr di dalam perangkat gamelan ageng terdapat tiga macam yaitu satu
gendèr untuk laras sléndro, dan dua instrumen gendèr untuk laras pélog. Secara fisik jika
diamati ketiga instrumen tersebut sama, yang membedakan adalah larasannya. Di dalam
pembahasan pada buku ini tidak secara spesifik membahas salah satu dari ketiga gendèr
tersebut, tetapi karena secara fisik sama sehingga pembicaraan di dalam buku ini ketiganya
sudah termasuk. Karena secara fisik sama maka susunan nada-nada dari ketiga instrumen
gendèr pada prinsipnya juga sama. Namun demikian contoh yang ditulis untuk menjelaskan
berbagai permasalahan yang ada pada instrumen gendèr penulis menggunakan formula yang
digunakan di dalam laras sléndro. Pada praktiknya céngkok céngkok laras sléndro inilah yang
juga digunakan di dalam permainan kedua laras pélog tersebut.

a. Bagian-bagian dalam Ricikan Gender Barung


 Wilahan
Wilahan atau bisa disebut bilah yang menjadi sumber bunyi pada beberapa ricikan
dalam gamelan termasuk gender barung dan gender penerus. Dalam satu perangkat
gender memiliki jumlah bilah 13 sampai 15, tetapi rata-rata memiliki 14 jumlah bilah.
Wilahan bisa terbuat dari berbagai macam logan seperti besi, perunggu, kuningan,
atau logan lainnya.
 Pluntur/Tali
Pluntur atau tali dalam ricikan gender biasanya terbuat benang lawe. Pluntur
digunankan untuk merakai wilahan/bilah di rancakan supaya bisa dimainkan. Pluntur
ini sangat berpengaruh dalam kualitas bunyi gender, apabila pluntur yang dipasang
terlalu kencang maka akan suara yang dihasilkan akan sedikir teredam, dan apabila
pesangannya kendor maka wilahan/bilah akan saling bertrubukan yang akan
menghasilkan suara yang kurang bersih. Maka dari itu pemasanganya harus sangat
diperhatikan dengan baik.
 Bremoro
Bremara atau juga disebut dengan sindik, yang memiliki fungsi untuk mengikat
pluntur yang masuk ke dalam lubang wilahan/bilah. Bremoro biasanya terbuat dari
bambu atau kayu yang memiliki ukuran panjang 1 - 1,5 cm.
 Sanggan
Sanggan berfungsi sebagai penyangga pluntur pada sela-sela wilahan, dengan
ukuran tinggi rata-rata 5 cm. Setiap satu rancak gender pada umumnya terdapat 12
sanggan yang ditancapkan tiap dua bilah pada rancakan. Bahan yang digunakan pada
umumnya untuk membuat sanggan antara lain kayu, kuningan/perunggu, tanduk
sapi/kerbau .
 Breminto
Breminto adalah salah satu bagian dalam rancakan gender yang terdapat pada
bagian atas kanan dan kiri yang berbentuk seperti pasak. Yang berfungsi untuk tempat
menacapkan dhenda.
 Dendha
Dhenda memiliki fungsi untuk tempat mengikat pluntur supaya tidak mudah
lepas.
 Luwing
Luwing adalah bagian dari dhenda, yang biasanya berbentuk bulat
 Srawing atas dan bawah
Srawing juga termasuk dalam bagian dalam rancakan yang berfungsi untuk tempat
meyangga bumbungan. Srawing biasanya memiliki motif ukir untuk memperindah
gender.
 Adeg-adeg
Adeg-adeg adalah tempat untuk penyangga dalam rancakan gender, yang terdapat
pada bagian kanan dan kiri, adeg-adeg biasanya memiliki ukiran untuk memperindah
rancakan gender.
 Bumbung
Bumbungan adalah tabung yang berfungsi untuk memantulkan bunyi wilahan,
sehingga menghasilkan suara yang berbeda dari ricikan lainya. Biasanya bumbungan
terbuat dari bambuatau plat besi yang tipis.
 Palemahan
Palemahan digunakan untuk memangku bumbungan pada rancakan gender, yang
terdapat pada bagian bawah gender.
 Cakaran
Cakaran berfungsi untuk kaki-kaki gender supaya tidak mudah goyang.
 Tabuh
Tabuh adalah alat pukul yang digunakan untuk memainkan gender. Bentuk tabuh
gender adalah lingkaran dengan diameter rata-rata 5 cm dan memiliki pegangan
dengan panjang kurang lebih14-15 cm. Tabuh gender pada umumnya terbuat dari
kayu, tidak ada patokan unutuk jenis kayu. Pada sisi luar lingkaran tabuh dilapisi
dengan kain yang biasa disebut dengan istilah bêbêt. Untuk memainkan gender
digunakan satu pasang atau dua buah tabuh.
b. Cara Memainkan dan Pola Tabuhan Gender Barung
Cara memainkan gender barung yaitu dengan dipukul menggunakan 2 tabuh.
Cara menabuh gender barung hampir sama dengan gender penerus, tetapi hanya
fungsinya saja yang berbeda. Karena gender barung berfungsi sebagai pamurba lagu,
sedangkan gender penerus sebagai pemanis lagu.
Dalam memainkan instrumen gender mempunyai pola permainan atau yang
sering disebut pola cengkok seleh. Didalam satu cengkok seleh gender mempunyai
macam macam jenis tabuhan, seperti :
1. Selang 4 disebut gembyang
2. Selang 2 disebut kempyung
3. Selang 1 disebut gembyung/salah seleh gumun

c. Persamaan Instrumen di Daerah lain


Gender jawa memiliki beberapa kesaaman dengan gender dari bali. Tetapi
perbedaan yang mencolok ialah tabuh gender bali untuk peganagn jauh lebih panjang
dan untuk blebet menggunakan karet ban. Dan untuk wilahan gender bali hanya 10
bilah.

Gender Jawa Gender Bali

Anda mungkin juga menyukai