Anda di halaman 1dari 8

ALAT MUSIK GAMELAN JAWA

NEILLY IZZATI (XI MIPA 1/23) Selasa, 9 Februari 2021

A. SEJARAH
Berdasarkan keterangan dari Gusti Puger putra P.B. XII, dan Serat
Wedhapradangga dari Keraton Surakarta yang pertama ditulis oleh Raden
Tumenggung Warsadiningrat. Kumpulan serat sejarah gamelan tersebut
dihimpun oleh Raden Ngabehi Prajapangrawit pada tahun 1874. Disebutkan
bahwa gamelan yang lahir di Tanah Jawa pertama kali adalah Gangsa Raras
Salendro.
Tahun 167 Sang Hyang Guru atau Sang Hyang Jagatnata / Lokanata
memberikan ijazah berupa Swara Karengeng Jagat. Swara tersebut berasal dari
Gamelan Lokananta atau Lokanata.
Menurut keterangan dari G.P.H. Hadiwijaya (Redaksi Pustaka Jawa) hanya
ada 5 ricikan dalam gamelan tersebut yakni Gendhing (Kemanak), Pamatut
(Kethuk), Sauran (Kenong), Teteg (Kendang Ageng) dan Maguru yang sekarang
disebut Gong.
Di tahun 187, terdengar swara Matenggeng Karna dari Sang Hyang Indra /
Surendra, dan diberi nama Salendro. Ricikannya tetap ada 5 dengan swara
tembang Sekar Kawi / Ageng. Pada Tahun 336 oleh Sang Hyang Indra, racikan
gamelan ditambah lagi dengan Salundhing atau Kempul, dan Gerantang yang
sekarang disebut dengan Gambang.
Fakta yang jelas mengenai adanya gamelan di tanah jawa menurut Agus
Purwo Murdoko, S.Sn. (Guru Seni Budaya SMAN 1 Kartasura), Panggiyo S.Kar,
MA (dosen Karawitan ISI Surakarta), dan KRA Haryono Hadiningrat (Prof. Dr.
Timbul Haryono, MSc) arkeolog yang tinggal di Prambanan Yogyakarta dan
pernah dimuat di Majalah Sasmita edisi I tahun 2007, terdapat pada bukti fisik di
relief-relief candi Borobudur, dan candi-candi lainnya ditanah jawa. Pada
beberapa bagian dinding Candi Borobudur dapat dilihat jenis-jenis instrumen
gamelan yaitu: kendang bertali yang di kalungkan di leher, Kendang berbentuk
seperti periuk, Siter dan Kecapi, Simbal, Suling, Saron dan Gambang. Pada Candi
Lara Jonggrang (Prambanan) dapat dilihat gambar relief Kendang Silindris,
Kendang Cembung, Kendang Periuk, Simbal dan Suling. Disana digambarkan
bahwa gamelan digunakan sebagai pengiring tari, upacara kerajaan atau
keagamaan.

B. FUNGSI
Gamelan untuk Penyajian Gending
⚫ Soran
Gending-gending dengan kecenderungan volume tabuhan yang keras. Kesemua
perangkat gamelan ditabuh kecuali Gender, Gambang, Rebab, Suling dan Siter.
Alunan Musik Gamelan jenis ini disajikan dengan tempo Tanggung, Seseg dan
Antal.
⚫ Lirihan
Sesuai dengan namanya, penyajian gending lebih halus dan pelan. Semua
Waditra (Instrumen) ditabuh namun yang lebih diutamakan adalah Gender,
Gambang, Rebab, Siter dan Suling dengan tempo yang berbeda-beda.
Adapun penyajian karawitan lirihan dapat dibedakan lagi berdasarkan ricikan
yang dipergunakan, antara lain: gadon, nyamleng, siteran, genderan, dan lain-
lain.

Gamelan untuk Sarana Upacara


⚫ Gamelan Sekati
Memiliki nama Kanjeng Kyai Gunturmadu dan Kanjeng Kyai Guntursari. Biasanya
di tabuh dalam perayaan Sekaten yakni dimulai tanggal 5 Mulud hingga 12
Mulud.
Selain ditabuh untuk memperingati hari kelahiran dan wafat Nabi Muhammad
SAW, juga untuk menyambut tamu agung, supitan/tetsan putra/putri Sultan dan
sakarsa Dalem.
Instrumen yang ada dalam gamelan sekati terdiri dari: 2 gong ageng, 1 bedug, 1
kempyang, 1 saron demung, 2 sarong ricik, 2 sarong peking, 1 sampur, dan 1
bonang.
⚫ Gamelan Munggang
Memiliki tiga nada. Perangkatnya alat musiknya ini terdiri dari 4 racakan berisi
tiga buah bonang besar, 1 kenong japan, 2 bende, 1 pasang lojeh, 1 kendang
gending, 1 kendang penuntung, dan dua buah gong.
Gamelan Munggang ditabuh untuk menyambut penobatan Sultan, menyambut
tamu agung, supitan/tetesan putra/putri Sultan, malemen, mantu, rampog
macan, grebegan, dan lain-lain sakarsa Dalem.
⚫ Gamelan Corobalen
Perangkat Gamelan Corobalen berfungsi untuk acara menyambut tamu.

C. MANFAAT
Manfaat gamelan bali adalah sebagai berikut:
- Sebagai ansambel pengiring seni tari, upacara adat dan pagelaran seni lain.
- Sarana berkumpulnya masyarakat.
- Gamelan jawa dapat menyediakan suatu mata pencarian untuk banyak musisi
profesional, dan untuk pengrajin khusus yang membuat gamelan.
- Musik gamelan jawa dapat mengasah memori otak dan menenangkan.
Musik gamelan membutuhkan konsentrasi dan tentunya juga mengasah memori
pada otak yang memberikan efek relaksasi yang menenangkan.

D. MACAM-MACAM ALAT MUSIK GAMELAN


1. Bonang

Berupa satu set sepuluh sampai empat-belas gong- gong kecil berposisi
horisontal yang tersusun dalam dua deretan. Peletakannya di atas tali yang
merentang pada bingkai kayu. Pemain duduk di tengah-tengah pada sisi deretan
gong beroktaf rendah, memegang tabuh berbentuk bulat panjang di setiap
tangan.
Terdapat tiga macam bonang, dibeda-bedakan menurut ukuran, wilayah oktaf,
dan fungsinya dalam ansambel.
1. Bonang Barung : berukuran sedang, memiliki oktav tengah hingga tinggi,
merupakan satu dari sekian instrumen pemuka dalam ansembel, pola nada yang
ada bertugas sebagai antisipasi nada-nada lanjutan, penuntun instrumen-
instrumen lainnya, kecuali pada tabuhan imbal-imbalan. Jenis bonang ini
cenderung bertindak untuk membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan
bonang panerus.
2. Bonang Penerus : berukuran paling kecil dan beroktaf tinggi. pada teknik
tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat dari pada bonang
barung. bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena
kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. meskipun bertugas mengantisipasi
nada-nada balungan, adapun dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama
dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin
menjalin.

2. Celempung
Merupakan instrumen kawat yang dipetik. Dibingkai pada semacam gerobogan
(juga berfungsi sebagai resonator), memiliki dua pasang kaki, kaki muka lebih
tinggi dari sepasang kaki belakang
Memiliki tiga-belas pasang kawat yang ditegangkan antara paku untuk melaras
(di atas) dan paku-paku kecil (di bawah). Terdapat kepingan metal diatas
gerobogan berfungsi sebagai jembatan pemisah kawat. Alat musik ini bertugas
untuk merangkai pola pola lagu.

3. Gambang

Terbuat dari bilah – bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi
sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah, wilayah
gambang mencakup dua oktaf atau lebih.
Dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya
dari tanduk/sungu. Berfungsi memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya pola-
pola lagu dengan ketukan ajeg juga dapat memainkan beberapa macam
ornamentasi lagu dan ritme.
Seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua
nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi.

4. Gender

Bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung


resonator. Dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain)
dengan tangkai pendek. Terdapat dua jenis gender yakni Gender Barung dan
Gender Penerus.
1. Gender Barung : Berukuran besar, beroktaf rendah sampai tengah. Salah satu
dari instrumen pemuka, bermain dalam pola lagu berketukan ajeg (cengkok)
yang dapat menciptakan tekstur sonoritas yang tebal dan menguatkan rasa
pathet gendhing.
2. Gender Penerus : Berukuran kecil, beroktaf tengah sampai tinggi. Meskipun
instrumen mi tidak harus ada dalam ansambel, kehadirannya menambah
kekayaan tekstur gamelan. Gender ini memainkan lagunya dalam pola lagu
ketukan ajeg dan cepat.

5. Kempul

Gong berukuran kecil yang digantung. Kempul menandai aksen-aksen penting


dalam kalimat lagu gendhing. Dalam hubungannya dengan lagu gendhing,
kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan.
Kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya; kadang-kadang
ia memainkan nada yang membentuk interval kempyung dengan nada balungan,
untuk menegaskan rasa pathet.

6. Kendhang

Instrument bersisi dua yang tidak simetris dengan sisi kulitnya ditegangkan oleh
tali dan kulit atau rotan ditata dalam bentuk ‘Y.’ Benfungsi menentukan irama
dan tempo (menjaga keajegan tempo, menuntun peralihan ke tempo yang cepat
atau lambat, dan menghentikan tabuhan gendhing (suwuk)).
Selain itu untuk gamelan iringan tari-tarian dan pertunjukan wayang kendhang
juga mengiringi gerakan penari atau wayang. Berdasarkan atas ukuran dan
fungsinya, terdapat empat macam kendhang yaitu Kendhang Ageng, Kendhang
Wayangan, Kendhang Ciblon, dan Kendhang Ketipung.

7. Kenong
Merupakan satu set instrumen jenis gong berposisi horisontal, ditumpangkan
pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur
suatu gendhing, kenong adalah instrumen kedua yang paling penting setelah
gong.
Kenong membagi gong-an menjadi dua atau empat kalimat-kalimat kenong, atau
kenongan. Disamping itu nada kenong juga memiliki hubungan dengan lagu
Gendhing.
Boleh sama dengan nada balungan ataupun mendahuluinya atau ia dapat
memainkan nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk
mendukung rasa pathet.

8. Gong

Kata gong khususnya menunjuk pada gong gantung berposisi vertikal, berukuran
besar atau sedang, ditabuh di tengah-tengah bundarannya (pencu) dengan
tabuh bundar berlapis kain.
Berfungsi sebagai tanda permulaan dan akhiran gendhing. Dalam istilah ini gong
bisa di jeniskan menjadi dua yakni :
1. Gong Ageng : Gong gantung dengan ukuran besar, ditabuh untuk menandai
permulaan dan akhiran kelompok dasar lagu (gongan) gendhing.
2. Gong Suwukan: Gong gantung berukuran sedang, ditabuh untuk menandai
akhiran gendhing yang berstruktur pendek, seperti lancaran, srepegan, dan
sampak.

9. Kethuk Kempyang
Dua instrumen yang termasuk jenis gong berposisi horisontal ditumpangkan
pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Kethuk – kempyang memberi
aksen-aksen alur lagu gendhing menjadi kalimat kalimat yang pendek.
Pada gaya tabuhan cepat lancaran, sampak, srepegan, dan ayak ayakan, kethuk
ditabuh di antara ketukan-ketukan balungan, menghasilkan pola-pola jalin-
menjalin yang cepat.

10. Rebab

Alat Musik berkawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu
dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad
sapi.
Instumen ini termasuk salah satu bagian dari instrumen pemuka yang diakui
sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih.
Memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet
yang akan dimainkan. Alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur
lagu gendhing.

11. Saron

Berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf atau satu oktaf dan
satu nada) ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai
resonator.
Ditabuh dengan tabuh dibuat dari kayu atau tanduk (yang akhir ini untuk peking).
Saron sendiri terbagi menjadi 3 jenis sesuai ukuran dan fungsi masing-masing.
1. Saron Demung : Instrument berukuran besar dan beroktaf tengah,
memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas. Satu perangkat
gamelan mempunyai satu atau dua demung. Ada juga gamelan di Kraton yang
mempunyai lebih dari dua demung.
2. Saron Barung : Berukuran sedang dan beroktaf tinggi, juga memainkan
balungan dalam wilayahnya yang terbatas. Suatu perangkat gamelan bisa
mempunyai saron wayangan yang berbilah sembilan. Saron ini dimainkan
khususnya untuk ansambel mengiringi pertunjukan wayang.
3. Saron Peking (Penerus) : Ukuran paling kecil dan beroktaf paling tinggi,
memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan. Peking
juga berusaha menguraikan lagu balungan dalam konteks lagu gendhing.

12. Slenthem

Termasuk keluarga gender ketika kita lihat dari kontruksinya, sering dinamakan
Gender Panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron,
beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron. Memainkan lagu
balungan dalam wilayahnya yang terbatas.

Anda mungkin juga menyukai