Anda di halaman 1dari 35

Nokia Menyelesaikan Penawaran Obligasi

Konversi Sebesar 750 juta EUR yang jatuh


tempo tahun 2017
Minggu, 28 Oktober 2012 05:42 WIB | 2.353 Views
Espoo, Finland (Antara Bali) - Nokia menyelesaikan penawaran obligasi konversi senior tanpa
jaminan senilai 750 EUR juta yang jatuh tempo pada 2017 dikonversi menjadi saham biasa dari
Nokia Corporation. Nokia berniat menggunakan hasil bersih dari penawaran dalam mengelola
secara seksama struktur permodalan, proaktif mengatasi jatuh tempo mendatang sambil menjaga
kumpulan likuiditas yang ada dan untuk keperluan umum.

"Dengan penawaran yang sukses, kami telah mengamankan pendanaan jangka panjang dengan
syarat yang menarik semakin memperkuat posisi keuangan kami dan profil likuiditas" kata Timo
Ihamuotila, Wakil Presiden Eksekutif dan CFO Nokia.

Obligasi tersebut akan membawa kupon 5,00% per tahun yang dibayar setiap enam bulanan di
muka mulai pada tanggal 26 April 2013. Harga konversi awal telah ditetapkan sebesar 2,6116
EUR, yang mewakili premi konversi 28% dengan harga volume rata-rata tertimbang saham
Nokia di NASDAQ OMX Helsinki antara peluncuran dan harga dari penawaran. Obligasi
tersebut diterbitkan pada nilai nominal dan akan ditebus pada nilai nominalnya pada saat jatuh
tempo pada tanggal 26 Oktober 2017, kecuali dinyatakan ditebus, dibeli, dikonversi atau
dibatalkan sesuai dengan syarat dan kondisi dari obligasi.

Nokia akan berhak menebus semua obligasi setelah ulang tahun ketiga ditambah 30 hari dari
tanggal penutupan jika harga volume rata-rata tertimbang saham Nokia setidaknya 150% dari
harga konversi yang berlaku kemudian untuk jangka waktu tertentu. Nokia juga akan berhak
menebus semua obligasi yang beredar kapan saja jika hak konversi itu dilakukan dan / atau
pembelian (dan pembatalan yang sesuai) dan / atau pencairan dilakukan sehubungan dengan 85%
atau lebih dalam jumlah pokok obligasi.

Dewan Direksi Nokia memutuskan untuk menerbitkan obligasi atas dasar kewenangan yang
diberikan oleh Rapat Umum Tahunan Nokia yang diselenggarakan pada tanggal 6 Mei 2010.

Jumlah maksimum saham (dengan asumsi tidak ada penyesuaian yang telah dibuat dengan harga
konversi) yang mungkin dikeluarkan oleh Nokia atas konversi obligasi adalah sekitar
287.200.000 saham, yang mewakili sekitar 7,74% dari saham Nokia yang saat ini dikeluarkan
(tidak termasuk saham yang dimiliki oleh Nokia dan anak perusahaan). Syarat dan kondisi
obligasi menyesuaikan harga konversi untuk setiap dividen tunai atau dalam bentuk serta
penyesuaian anti-dilusi yang lazim. Hak untuk mengkonversi obligasi menjadi saham dimulai
pada tanggal 6 Desember 2012 dan berakhir pada tanggal 18 Oktober 2017.

Perdagangan dalam obligasi ini diharapkan akan dimulai pada atau sekitar tanggal 26 Oktober
2012. Nokia akan mengajukan permohonan untuk memasukkan obligasi dalam perdagangan di
segmen Pasar Terbuka (Freiverkehr) dari Bursa Efek Frankfurt setelah penutupan.

BoA Merrill Lynch, Barclays, Citi dan Deutsche Bank bertindak sebagai pengelola rekening
bersama dan BofA Merrill Lynch berperan sebagai agen penyelesaian untuk penawaran.

Sangkalan

Informasi yang terkandung dalam pengumuman ini adalah sebagai latar belakang saja dan tidak
dibuat secara keseluruhan atau selengkapnya. Tidak ada ketergantungan untuk setiap tujuan
dalam informasi yang terkandung dalam pengumuman atau akurasi, kelengkapan maupun
keadilannya. Informasi dalam pengumuman ini dapat berubah.

Pengumuman ini bukan untuk dipublikasikan, didistribusikan atau disiarkan, langsung atau tidak
langsung, kepada warga AS atau di atau ke Amerika Serikat, Kanada, Afrika Selatan, Australia
atau Jepang atau yurisdiksi lain karena pengumuman ini tidak akan sah. Distribusi pengumuman
ini dapat dibatasi oleh hukum di yurisdiksi tertentu dan orang yang memiliki setiap dokumen
atau informasi lain yang dimaksud disini harus mengetahui tentang dan mengamati pembatasan
tersebut. Setiap kegagalan dalam mematuhi pembatasan mungkin merupakan pelanggaran
undang-undang sekuritas dari setiap yurisdiksi tersebut.

Pengumuman ini tidak mengandung atau merupakan suatu penawaran dari, atau ajakan untuk
membeli, sekuritas kepada warga AS atau setiap orang di Amerika Serikat, Australia, Kanada,
Afrika Selatan atau Jepang atau yurisdiksi lainnya. Sekuritas yang dimaksud disini tidak akan
ditawarkan atau dijual di Amerika Serikat kecuali telah terdaftar berdasarkan US Securities Act
of 1933, sebagaimana yang telah diubah ("Securities Act") atau ditawarkan dalam transaksi yang
dibebaskan dari, atau tidak tunduk pada, persyaratan pendaftaran pada Securities Act. Penawaran
dan penjualan sekuritas yang disebutkan di sini belum dan tidak akan didaftarkan berdasarkan
Securities Act atau di bawah undang-undang sekuritas yang berlaku di Australia, Kanada, Afrika
Selatan atau Jepang. Sesuai dengan pengecualian tertentu, sekuritas yang dimaksud disini tidak
akan ditawarkan atau dijual di Australia, Kanada, Afrika Selatan atau Jepang atau, atau untuk
kepentingan atau keuntungan dari setiap penduduk, penduduk atau warga Australia, Kanada,
Afrika Selatan atau Jepang. Tidak akan ada penawaran umum sekuritas yang disebutkan di sini
di Amerika Serikat, Australia, Kanada, Afrika Selatan atau Jepang maupun tempat lainnya.

Pengumuman ini mungkin mencakup pernyataan yang, atau mungkin dianggap sebagai
"pernyataan berwawasan ke depan". Pernyataan berwawasan ke depan ini dapat diidentifikasi
dengan penggunaan istilah berwawasan ke depan, antara lain istilah "yakin", "memperkirakan",
"merencanakan", "memproyeksikan", "mengantisipasi", "mengharapkan", "bermaksud",
"mungkin", "akan" atau "seharusnya" atau, dalam setiap kasus, variasi negatif mereka atau
variasi lainnya atau dengan istilah serupa, atau dengan diskusi strategi, rencana, tujuan, sasaran,
kejadian atau keinginan di masa depan. Pernyataan berwawasan ke depan ini mungkin dan sering
berbeda secara materi dari hasil aktual. Setiap pernyataan berwawasan ke depan mencerminkan
sudut pandang Nokia terkait dengan peristiwa-peristiwa di masa depan dan memiliki risiko yang
berkaitan dengan peristiwa di masa depan dan risiko lainnya, ketidakpastian dan asumsi yang
terkait dengan bisnis perusahaan, hasil usaha, posisi keuangan, likuiditas, prospek, pertumbuhan
dan strategi. Pernyataan berwawasan ke depan hanya berlaku pada saat pembuatannya.
Setiap perusahaan dan pengelola rekening bersama serta afiliasinya masing-masing menolak
tegas kewajiban atau usaha untuk memperbarui, meninjau atau merevisi pernyataan ke depan
yang terkandung dalam pengumuman ini apakah sebagai hasil informasi baru, perkembangan di
masa depan atau sebaliknya.

Investasi pada sekuritas seperti yang tertera dalam pengumuman ini dapat mengekspos investor
untuk risiko yang signifikan dari kehilangan semua jumlah yang diinvestasikan. Setiap calon
investor harus berkonsultasi dengan konsultan sendiri untuk bisnis, hukum, pajak, aspek
keuangan dan terkait pembelian obligasi yang diperlukan untuk membuat keputusan investasi
dan untuk kesesuaian penawaran bagi orang yang bersangkutan. Pengumuman ini bukan
merupakan rekomendasi mengenai penawaran. Nilai dari obligasi dan saham dapat menurun
serta juga dapat meningkat. Investor harus menyadari bahwa mereka mungkin diperlukan untuk
menanggung risiko keuangan dari investasi ini untuk waktu yang tidak terbatas.

Pengelola rekening bersama, masing-masing yang berwenang dan diatur di Inggris oleh FSA,
bertindak secara eksklusif untuk perusahaan dan tidak ada orang lain yang terkait dengan
penawaran. Mereka tidak akan menganggap orang lain sebagai klien masing-masing terkait
penawaran dan tidak akan bertanggung jawab kepada siapapun selain perusahaan untuk
memberikan perlindungan yang diberikan kepada masing-masing klien, atau untuk memberikan
saran sehubungan dengan penawaran, isi pengumuman ini atau masalah transaksi, pengaturan
atau lainnya yang telah disebutkan di sini.

Sehubungan dengan penawaran, para pengelola rekening bersama dan salah satu dari afiliasi
mereka, bertindak sebagai investor untuk rekening mereka sendiri, dapat berlangganan atau
membeli obligasi dan dalam kapasitas yang dapat menyimpan, membeli, menjual, menawarkan
untuk menjual atau kesepakatan lainnya untuk rekening mereka sendiri pada obligasi tersebut
dan surat berharga lainnya dari perusahaan atau investasi terkait sehubungan dengan penawaran
ataupun sebaliknya. Dengan demikian, referensi dalam pengumuman ini, setelah diterbitkan,
untuk obligasi yang diterbitkan, ditawarkan, berlangganan, akuisisi, ditempatkan atau perjanjian
lainnya harus dibaca yang mencakup isu atau penawaran untuk, atau berlangganan, akuisisi,
menempatkan atau berurusan dengan pengelola rekening bersama dan setiap afiliasi mereka yang
bertindak sebagai investor untuk rekening mereka sendiri. Pengelola rekening bersama tidak
bermaksud untuk mengungkapkan sejauh mana setiap investasi atau transaksi kecuali yang
sesuai dengan kewajiban hukum atau peraturan yang mengharuskan untuk dilakukan.

Tak satu pun dari pengelola rekening bersama atau masing-masing direktur, pejabat, karyawan,
konsultan atau agen menerima tanggung jawab atau kewajiban apapun untuk/atau membuat
pernyataan atau jaminan, tersurat maupun tersirat, mengenai kebenaran, akurasi atau
kelengkapan informasi dalam pengumuman ini (atau apakah setiap informasi telah dihilangkan
dari pengumuman) atau informasi lainnya yang terkait dengan perusahaan, anak perusahaan atau
perusahaan asosiasi, baik tertulis, lisan atau dalam bentuk visual atau elektronik, dan
bagaimanapun dikirimkan atau disediakan atau untuk setiap kerugian yang timbul dari setiap
penggunaan pengumuman atau isinya atau lainnya yang muncul sehubungan dengan hal tersebut.

Pengumuman dan penawaran ini dibuat hanya ditujukan untuk dan diarahkan, di negara-negara
anggota European Economic Area yang telah menerapkan Prospectus Directive (masing-masing,
"anggota negara terkait"), pada orang-orang yang menjadi "qualified investors" dalam Pasal
2(1)(e) dari Prospectus Directive (Directive 2003/71/EC) dan sesuai dengan aturan pelaksanaan
terkait dan peraturan yang diterima oleh masing-masing negara anggota yang terkait ("Qualified
Investors"). Setiap orang di European Economic Area yang awalnya memperoleh sekuritas atau
kepada siapa pun penawaran atau sekuritas ini dapat dibuat akan dianggap telah mewakili,
mengakui dan setuju bahwa ini adalah Qualified Investor.

Selain itu, di Inggris, pengumuman ini tengah didistribusikan hanya untuk, dan diarahkan hanya
pada, Qualified Investors (i) yang memiliki pengalaman profesional dalam hal yang berkaitan
dengan investasi yang tercantum dalam Pasal 19 (5) dari Financial Services and Markets Act
2000 (Financial Promotion) Order 2005, sebagaimana telah diubah ("Order") atau (ii) yang
tercantum dalam Pasal 49(2)(a) sampai (d) dari Order, dan (iii) kepada siapa pun jika mungkin
tidak sah untuk dikomunikasikan (orang-orang tersebut yang disebut sebagai "relevant persons").
Pengumuman ini tidak harus bertindak atau bergantung pada (i) di Inggris, oleh orang yang
bukan orang-orang yang relevan, dan (ii) di setiap negara anggota European Economic Area
selain Inggris, oleh orang-orang yang bukan sebagai Qualified Investors. Di Inggris, kegiatan
investasi yang terkait pengumuman ini, tersedia hanya untuk orang-orang yang relevan dan
hanya akan melibatkan orang-orang yang relevan. Dalam sekuritas yang ditawarkan kepada
setiap investor sebagai perantara keuangan karena istilah yang digunakan dalam Pasal 3 (2) di
Prospectus Directive, investor tersebut juga akan dianggap telah mewakili dan setuju bahwa
sekuritas yang dibeli oleh mereka dalam penawaran belum diperoleh atas nama orang-orang di
EEA selain Qualified Investor, juga sekuritas yang telah diperoleh dengan maksud untuk
ditawarkan atau dijual kembali di EEA yang akan menghasilkan persyaratan untuk publikasi oleh
perusahaan atau pengelola rekening bersama dari prospektus sesuai dengan Pasal 3 dari
Prospectus Directive.

PENGUMUMAN INI DAN INFORMASI YANG TERCANTUM DI SINI TIDAK UNTUK


PUBLIKASI, DISTRIBUSI ATAU PENYIARAN KEPADA WARGA AMERIKA SERIKAT
ATAU DI, ATAU KE, LANGSUNG MAUPUN TAK LANGSUNG, AMERIKA SERIKAT,
KANADA, AFRIKA SELATAN, AUSTRALIA ATAU JEPANG ATAU YURISDIKSI LAIN
DI MANA PENGUMUMAN SEMACAM ITU AKAN MELANGGAR HUKUM

PENGUMUMAN INI BUKANLAH PENAWARAN EFEK UNTUK DIJUAL KEPADA


WARGA AMERIKA SERIKAT ATAU DALAM SETIAP YURISDIKSI, TERMASUK DI
ATAU KE AMERIKA SERIKAT, KANADA, AFRIKA SELATAN, AUSTRALIA ATAU
JEPANG. PENGUMUMAN INI ATAU SEMUA YANG TERCANTUM DI SINI TIDAK
AKAN MEMBENTUK DASAR DARI, ATAU TERKAIT DENGAN PENAWARAN ATAU
KOMITMEN APAPUN DI SETIAP YURISDIKSI.

Pertanyaan Media:
Nokia Communications
Tel. +358 7180 34900
Email: press.services@nokia.com
www.nokia.com
(Press release/ADT)
Editor: Nyoman Budhiana

http://umggdue.antaramaluku.com/berita/29504/nokia-menyelesaikan-penawaran-obligasi-konversi-
sebesar-750-juta-eur-yang-jatuh-tempo-tahun-2017

Rabu, 31 Agustus 2016 | 09:16


Bumi Resources Jual Saham Leap Forward
US$ 90 Juta
Ilustrasi Bumi Resources Tbk (Istimewa)

Jakarta – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui PT Bumi Resources Investment (BRI)
menjual 50% saham Leap Forward Resources Ltd kepada Smart Alliance Ltd dan Oceanpro
Investments. Nilai transaksinya sebesar US$ 90 juta.

Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, dampak transaksi ini
adalah berkurangnya aset perseroan dan sebagian utang perseroan kepada salah satu kreditor
perseroan, Axis Bank Ltd cabang Hong Kong.

Leap Forward merupakan anak usaha Bumi Resources yang memproduksi batubara di Tambang
Buluk Seng, Tambang Gunung Sari dan Tambang Ulung di Kalimantan Timur. Adapin pihak
pembeli yakni Smart Alliance Ltd dan Oceanpro merupakan pihak pembeli yang tidak terafiliasi
dengan perseroan.

“Untuk melaksanakan transaksi ini, perseroan telah memperoleh concent dari pengurus
perseroan dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU),” kata Dileep dalam
keterangan resmi, Selasa (30/8).

Sebagai informasi, penjualan saham Leap-Forward oleh Bumi Resources telah dimulai sejak
Agustus 2012. Ketika itu, BRI meneken perjanjian jual beli saham bersyarat (PJBSB) dengan PT
Alam Cipta Manunggal selaku calon pembeli 50% saham Leap Forward. Namun, dalam
perjalananya kedua pihak memutuskan setuju untuk tidak memperpanjang perjanjian tersebut.

Pada Desember 2013, BRI kembali menandatangani PJBSB dengan Jainson Holdings Ltd untuk
penjualan 50% saham Leap-Forward. Nilai transaksi maksimum US$ 140 juta.

Pada 13 Maret 2015, BRI mengadakan perjanjian dengan Oceanpro untuk menjual 16 lembar
sahamnya di Leap-Forward senilai US$ 8,1 juta. Transaksi ini selesai pada 16 Maret 2016, dan
dilanjutkan dengan PJBSB 62 lembar saham Leap-Forward kepada Oceanpro senilai US$ 24,75
juta pada 26 Juni 2015. Transaksi ini selesai pada 29 Juni 2015.

Sepanjang 2016, Bumi Resources masih berjibaku dengan upaya penyelesaian utang. Pada 27
Juni 2016, perseroan menggelar rapat kreditor di pengadilan niaga Jakarta Pusat. Semula agenda
dijadwalkan pembahasan rencana perdamaian dan pemungutan suara untuk menyetujui aksi
perdamaian.

Namun, agenda tersebut belum dilaksanakan lantaran 2 kreditor perseroan, yakni CIC dan CDB
meminta untuk menunda rapat dan selanjutnya mengusulkan jadwal baru pemungutan suara pada
29 September 2016. Hal ini lantaran kreditor masih perlu waktu untuk mempelajari rencana
perdamaian.

Total tagihan Bumi Resources saat ini diperkirakan sebesar Rp138 triliun yang terdiri dari 142
kreditur yang telah terverifikasi. Sementara itu, masih ada 72 kreditur lain dengan nilai piutang
Rp29 triliun yang belum melalui proses pencocokan tagihan dari tim pengurus.

Adapun, sejak September tahun lalu, manajeman Bumi Resources mengajukan proposal baru
restrukturisasi utang senilai total US$ 3,98 miliar. Mayoritas utang tersebut diusulkan akan
dibayar dengan new senior secured facility, dikonversi ke saham serta obligasi wajib konversi.

Pada opsi konversi utang ke saham, perseroan mengusulkan konversi didasarkan pada penilaian
aset dengan harga wajar batubara dalam jangka panjang. Utang yang akan dikonversi ke saham
senilai US$ 1,49 miliar, atau setara 60%-67% dari total utang, tidak termasuk utang Castleford.

Khusus untuk utang CIC, kata manajemen, sebagain besar akan dikonversi ke dalam perusahaan
privat milik Grup Bakrie. Bumi memiliki utang senilai US$ 1,76 miliar kepada CIC.
Rencananya, sebanyak US$ 150 juta (8,5%) akan dikonversi ke dalam saham Bumi berdasarkan
ketentuan yang disetujui CIC. Lalu, sebanyak US$ 579 juta (32,8%) akan dipertahankan sebagai
utang dengan new senior secured facility.

Sementara itu, sebanyak US$ 630 juta (35,7%) akan ditukarkan dengan saham pada perusahaan
swasta milik Grup Bakrie, yang saat ini masih dalam negosiasi. Selain itu, US$ 407 juta (23%)
akan ditukarkan dengan saham Bumi berdasarkan ketentuan yang sama dengan hutang yang lain.

Lebih lanjut, Bumi juga berencana mengkonversi sebagian utang senior notes yang senilai total
US$ 1,61 miliar dari kreditur bilateral. Sebagian utang akan dirubah ke saham Bumi dengan
valuasi nilai perseroan yang sebesar US$ 4,6 miliar.
Sementara itu, seluruh utang convertible bond senilai US$ 410 juta bakal diubah ke mandatory
convertible bond dengan jangka lima tahun dan kupon 6% per tahun. Adapun, seluruh utang dari
Castleford senilai US$ 53 juta akan dikonversi ke saham Bumi dengan skema yang sama seperti
kreditur lain.

http://www.beritasatu.com/emiten/382692-bumi-resources-jual-saham-leap-forward-us-90-juta.html

ELTY Patok Harga Konversi Obligasi 31,9% di atas Harga Pasar

Ditulis Oleh : Anna Suci Perwitasari, Sumber : Kontan.com

JAKARTA. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) telah merampungkan proses penawaran terbatas
obligasi konversi sebesar US$ 155 juta, pada dua hari lalu (23/2). Perusahaan pengembang properti ini
menetapkan harga konversi surat utang itu di level
Rp 310 per saham.

"Harga konversinya telah ditetapkan," kata Sekretaris Perusahaan ELTY Nuzirman Nurdin kepada
KONTAN, kemarin. Harga konversi ini lebih tinggi 31,9% dari harga saham ELTY di lantai bursa, kemarin,
yang masih sebesar Rp 235 per saham.

Obligasi ini berjangka waktu lima tahun dan diterbitkan pada harga 100% dari nilai pokok. Adapun
kuponnya sebesar 8,625% per tahun. Para pemegang obligasi memiliki hak menukarkan obligasinya
dengan saham ELTY setelah hari ke-41 penerbitan hingga tujuh hari sebelum jatuh tempo.

Namun, ELTY memiliki hak melunasi obligasi itu dengan uang tunai jika tidak memiliki jumlah saham
yang cukup untuk dikonversikan. Selain itu, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ini berhak
membeli kembali seluruh obligasi itu pada tahun ketiga setelah penerbitannya.

Obligasi ini diterbitkan oleh anak usaha ELTY, BLD INvestments Pte. Ltd. Credit Suisse membantu ELTY
dalam penerbitan obligasi tersebut.

ELTY akan memakai dana hasil penjualan surat utang ini untuk mempercepat pembangunan proyek
propertinya dan pelunasan utang anak usaha. ELTY akan memfokuskan pengembangan properti di
kawasan Jakarta dan Bogor, yang sempat tersendat.

Saat ini, ELTY masih menggarap proyek Grove Condominium, Wave Condominium, Bogor Nirwana
Residence, Aston Bogor Hotel, dan Rasuna Epicentrum. Harapannya, proyek-proyek itu bisa menopang
target pertumbuhan ELTY tahun ini hingga 30%.

Analis Bahana Securities, Natalia Sutanto, menilai, langkah ELTY menerbitkan obligasi konversi sangat
tepat. Sebab, ELTY bisa mengamankan pendanaan proyek-proyeknya. "Perusahaan ini juga beruntung
bisa mendapatkan dana dengan bunga yang cukup rendah," imbuhnya. Dia membandingkan bunga
obligasi itu dengan pinjaman bank yang bisa di atas 10%.

Di sisi lain, obligasi konversi ini akan mendongkrak jumlah kewajiban ELTY. Natalia menghitung, rasio
utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) ELTY bisa menjadi 0,48 kali, dari sebelumnya
hanya 0,21 kali. "Itu karena utang mereka akan bertambah Rp 1,4 triliun," imbuh dia.

Natalia memprediksi, kinerja ELTY akan semakin membaik dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu
pemicunya, prospek pasar properti di masa yang akan datang lebih bagus dibandingkan tahun lalu.
"Tingkat bunga yang rendah akan mendorong pembelian properti," ujarnya.
Karena itulah, dia merekomendasikan beli saham ELTY. Target harganya sebesar Rp 300 per saham
hingga akhir tahun nanti

http://www.ibpa.co.id/News/ArsipBerita/tabid/126/EntryId/1181/ELTY-Patok-Harga-Konversi-
Obligasi-31-9-di-atas-Harga-Pasar.aspx

Harga Pasar Obligasi Konversi

Meskipun diatas sudah dikatakan, bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan
antara obligasi konversi dengan obligasi non-konversi, namun dalam pola pergerakan
harga terdapat perbedaan yang prinsip, yang harus diketahui oleh investor agar bisa
mengetahui karakteristik alat investasi ini. Seperti telah dibahas ketika membicarakan
obligasi non-konversi, maka pergerakan harga obligasi sangat tergantung YTM (yield to
maturity). Oleh karena itu, harga obligasi non-konversi bergerak naik atau turun
dipengaruhi oleh YTM obligasi lain yang memiliki rating, kupon dan waktu jatuh
tempo yang sama. Sebaliknya, harga obligasi konversi sangat dipengaruhi oleh
pergerakan harga saham biasa yang menjadi konversinya. Penting untuk diketahui,
fluktuasi harga pada obligasi konversi ini lebih tiggi dari fluktuasi harga yang terjadi
pada obligasi non-konversi.
Baiklah, untuk mengetahui fluktuasi harga pasar obligasi konversi, kita gunakan
saja data yang dimiliki Tuan Andi darmawan, yaitu obligasi konversi PT Tanjung Bira.
Diatas sudah diketahui bahwa obligasi konversi PT Tanjung Bira memiliki waktu jatuh
tempo 20 tahun dan kupon Rp 1.500 serta nilai pari Rp 10.000. Persyaratan konversi
adalah penkovrsian bisa dilakukan dengan menukar 1 lembar obligasi dengan 2 lembar
saham biasa atau dengan harga konversi Rp 5000. Berapa hara pasar (converted value
atau nilai konversi) obligasi konversi PT Tanjung Bira jika pada saat ini harga pasar
harga saham biasa PT Tanjung Bira Rp 6000, dan pada saat ini termasuk periode
dimana bisa dilakukan konversi. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat digunakan
rumus berikut:

Harga Pasar = Nilai Tukar x Harga Pasar Saham Biasa


= 2 x Rp 6.000
= Rp 12.000

Jadi jika ada teman Tuan Andi menawar obligasi konversi PT Tanjung Bira yang
dimilikinya dengan harga Rp 11.000 dalam keadaan normal tentu tidak bijaksanakalu
Tuan Andi melepas Obligasi konversi PT Tanjung Bira. Sebab, teman Tuan Andi itu
berahsil membujuknya, berarti teman Tuan Andi akan mendapatkan obligasu konversi
PT Tanjung Bira, setelah itu dia bisa menukarkanya dengan 2 lembar saham biasa PT
Tanjung Bira, masing-masig berharga Rp 6.000. selamjutnya, teman Tuan Andi itu bias
menjual saham biasa hasil konversinya dengan nilai Rp 12.000. kaena modal awalnya
adalah Rp 11.000 maka teman Tuan Andi itu sudah mendapatkan untung Rp 1000,
namun Tuan Andi memliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lenih
besar lagi, sehingga tidak perlu menjual obligasi konversinya apada harga Rp 11.000
(sebab memang dibawah harga pasar).[4]

[1]http://doyanyerpen.blogspot.co.id/2015/10/bab-i-pendahuluan-a.html 30
Maret 2015, pukul 09.50 WIB
Op.Cit, Sawidji Widoatmodjo, hlm 130-132
[2]
http://doyanyerpen.blogspot.co.id/2015/10/bab-i-pendahuluan-a.html 30
[3]
Maret 2015, pukul 09.50 WIB

[4] Op.Cit, Sawidji Widoatmodjo, hlm.133-135


http://www.wartamadrasahku.com/2017/05/pengertian-obligasi-konversi.html

https://www.jurnalasia.com/bisnis/utang-bnbr-rp8229-miliar-dikonversi-jadi-saham/

Utang BNBR Rp822,9 Miliar Dikonversi Jadi


Saham
Posted April 4, 2017 in Bisnis

Jakarta – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) telah menuntaskan restrukturisasi utang melalui
obligasi wajib konversi (OWK). Restrukturisasi itu dilakukan dengan penambahan modal tanpa
hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) senilai Rp822,9 miliar.

Total saham yang diterbitkan mencapai 16,45 miliar saham di harga pelaksanaan Rp50 per
saham. Penerbitan OWK yang tuntas pada 31 Maret 2017 itu menambah jumlah saham perseroan
dari 97,02 miliar saham menjadi 113,47 miliar saham.

Saham baru ini telah diambil oleh lima kreditur BNBR. Rinciannya, Daley Capital Limited yang
menunjuk PT Solusi Sarana Sejahtera menyerap 5,3 miliar saham, Interventures Capital Pte Ltd
sebanyak 7,4 miliar saham, PT Maybank Kim Eng Securities sebanyak Rp238,8 juta saham,
Harus Capital Ltd sebesar 1,6 miliar saham, dan Smart Treasures sebanyak 1,8 miliar saham.

Direktur Keuangan BNBR, Amri Aswono Putro mengatakan, konversi utang tersebut merupakan
bagian dari penerbitan OWK perseroan tahun 2016 lalu senilai Rp990,6 miliar.

“Transaksi ini adalah penyelesaian restrukturisasi utang tahun 2016 melalui penerbitan OWK.
Jadi sudah tuntas,” ujar Amri, Senin (3/4).

Pada Desember 2016, Daley Capital sudah lebih dulu mengkonversi OWK sebanyak 3,3 miliar
saham atau senilai Rp165 miliar.

Dengan begitu, total saham non-HMETD yang diterbitkan BNBR dalam rangka restrukturisasi
utang ini sebanyak 19,8 miliar saham biasa seri D. Jumlah itu setara dengan 17,45 persen saham
dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Perjanjian penerbitan OWK ini diteken BNBR pada 20 Juni 2016 lalu untuk mengkonversi utang
lima kreditur tersebut dengan nilai total Rp987,9 miliar. Konversi utang terbesar memang berasal
dari Daley Capital Limited senilai Rp430,36 miliar.

Amri mengatakan, restrukturisasi utang BNBR masih akan berlanjut pada tahun ini untuk
memangkas utang perseroan dari kreditur lainnya. Konversi utang menjadi saham ini telah
membuat liabilitas BNBR turun dari Rp13,4 triliun di tahun 2015 menjadi Rp12,6 triliun pada
akhir tahun 2016.

Pada periode itu, BNBR mencetak kenaikan rugi bersih 105 persen menjadi Rp3,6 triliun
dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan BNBR pada 2016 juga anjlok 37,81 persen menjadi
Rp2 triliun.

Saat ini, saham BNBR belum beranjak dari level Rp50 per saham.

Bakrie & Brother Emisi Obligasi Konversi


Rp990 Miliar
Posted June 1, 2016 in Bisnis

Jakarta | Jurnal Asia


PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) akan menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) sebesar
Rp990,692 miliar yang akan dikonversi dengan saham baru melalui mekanisme penambahan
modal tanpa HMETD.

Berdasarkan publikasi resmi BNBR, Selasa (31/5), BNBR akan mengeluarkan sebanyak 19,813
miliar saham biasa seri D atau sekitar 17,45 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Pengkonversian OWK dengan saham baru perseroan tersebut dengan harga pelaksanaan Rp50
per saham yang akan dilakukan berdasarkan ketentuan POJK No. 38. Untuk melancarkan aksi
korporasi ini, perseroan anak meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPS LB yang
digelar 2 Juni 2016.

Setelah penambahan modal dari rencana transaksi perseroan menjadi efektif, maka persentase
kepemilikan dari pemegang saham lain akan mengalai penurunan (dilusi) sebesar 17,45 persen.
Langkah ini telah mempertimbangkan modal kerja bersih perseroan yang negatif per 31 Maret
2016 sebesar Rp9,010 triliun dan total liabilitas telah melampaui 80 persen dari aset perseroan,
yakni sebesar 141 persen.

Adapun rincian utang perseroan yang akan ditukarkan dengan OWK adalah Daley Capital
Limited, Interventures Capital Pte Ltd, Smart Treasures Limited, Harus Capital Limited, dan PT
Maybank Kim Eng Securities dengan jumlah pokok masing-masing Rp430,269 miliar,
Rp373,755 miliar, Rp90,835 miliar, Rp81 miliar, dan Rp14,731 miliar.

Adapun jumlah saham hasil konversi masing-masing sebanyak 8,607 miliar lembar saham, 7,475
miliar lembar saham, 1,816 miliar lembar saham, 1,620 miliar lembar saham, serta 294,635 juta
lembar saham. (imq)

https://www.jurnalasia.com/bisnis/bakrie-brother-emisi-obligasi-konversi-rp990-miliar/

BNBR Konversi Utang Daley Capital Jadi


Saham
Posted December 20, 2016 in Bisnis

Jakarta – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih
dahulu (non-HMETD) melalui konversi atas obligasi wajib konversi (OWK) sebanyak 3,3 miliar
saham. Harga pelaksanaan aksi korporasi itu sebesar Rp50 per saham.

Dengan begitu, total transaksi mencapai Rp165 miliar. Penerbitan saham baru itu langsung
diserap oleh kreditur BNBR, Daley Capital Limited. Pelaksanaan non-HMETD tersebut memang
dilakukan dalam rangka penyelesaian pinjaman perseroan.

Dari laporan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), penerbitan OWK yang tuntas pada 15 De-
sember itu menambah jumlah saham perseroan. Saat ini, jumlah modal disetor dan ditempatkan
BNBR sebesar 93,72 miliar saham. Setelah pelaksanaan non-HMETD jumlah saham menjadi
97,02 miliar saham dengan nilai nominal Rp50 per saham.

Secara total, BNBR akan menerbitkan OWK sebesar Rp990,6 miliar. OWK ini diterbitkan
dengan mekanisme penerbitan non-HMETD sebanyak 19,8 miliar saham biasa seri D. Jumlah itu
setara dengan 17,45 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
“Ini adalah bagian dari eksekusi penerbitan OWK tersebut,” ujar Direktur Independen BNBR,
Dody Taufiq Wijaya, Senin (19/12). Perjanjian penerbitan OWK ini diteken BNBR pada 20 Juni
2016 untuk mengkonversi utang lima kreditur dengan nilai total Rp987,9 miliar. Konversi utang
terbesar memang berasal dari Daley Capital Limited senilai Rp430,36 miliar.

Sementara, nilai OWK dari Interventures Capital Pte Ltd sebesar Rp373,75 miliar, Smart
Treasures Limited sebesar Rp90,8 miliar. Sisanya akan dikonversi oleh Harus Capital Limited
sebesar Rp81 miliar dan PT Maybank KimEng Securities Rp11,9 miliar.

Selain menerbitkan OWK, BNBR juga masih berupaya untuk mengurangi utang dari kreditur
lainnya. Masih ada sisa utang BNBR senilai Rp8 triliun yang rencananya akan direstrukturisasi
sebagian.

Manajemen BNBR mengaku, sekitar 80 – 90 persen proposal restrukturasi sudah diterima oleh
kreditur. Salah satu opsi yang diajukan adalah dengan memperpanjang jatuh tempo utang atau
kembali menukar utang dengan saham.
(kt)

https://www.jurnalasia.com/bisnis/bnbr-konversi-utang-daley-capital-jadi-saham/

http://www.bareksa.com/id/text/2017/05/12/begini-penjelasan-direktur-bumi-atas-perubahan-harga-
obligasi-konversi/15510/news

News - Market

Begini Penjelasan Direktur BUMI Atas Perubahan Harga Obligasi Konversi


Manajemen menegaskan perubahan ini tidak mengubah dampak dilusi ke pemegang saham saat ini
Jumat, 12 Mei 2017 17:39:53 WIB Muhammad Ikhsan B

Closing Price Bumi Resources Tbk.

01/01201707/0120160250500750

news Terkait

 MARKET BRIEF: SRIL Incar Laba US$68 Juta; JSMR Lepas 15% PT Trans Marga Jateng
 Jelang Cum Date OWK, Saham BUMI Kembali Menyentuh Rp400
 Aksi Beli Investor Asing Picu Lonjakan Harga Saham BRMS & BUMI
 Perubahan Harga Pelaksanaan Konversi Obligasi Jadi Pemicu Ambrolnya Saham BUMI
 Laba BUMI Naik Hampir 4 Kali Lipat di Kuartal I, Begini Strateginya

Bareksa.com – Sejak pengumuman adanya perubahan harga pelaksanaan right issue terhadap
obligasi wajib konversi (OWK), harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bergerak
fluktuatif. Oleh karena itu hari ini manajemen BUMI kembali memberikan penjelasan terkait
proses penawaran umum terbatas V yang akan dilakukan oleh BUMI.

(Baca juga: Perubahan Harga Pelaksanaan Konversi Obligasi Jadi Pemicu Ambrolnya Saham
BUMI)
Dileep Srivastava selaku Direktur dan Corporate Secretary dari BUMI mengatakan bahwa
perubahan nilai denominasi konversi OWK yang awalnya sebesar Rp926,16 menjadi denominasi
Rp1 per unit terjadi untuk penyesuaian sistem KSEI yang tersedia saat ini.

Tetapi Dileep memastikan perubahan ini tidak mengubah dampak dilusi ke pemegang saham saat
ini. Pasalnya nilai nominal OWK tetap sama dengan bunga 6 persen.

BUMI tetap menerapkan harga pelaksanaan sesuai dengan formula tertentu berdasarkan tahun
penebusan dan harga pasar yang berlaku saat itu. Oleh karena itu total unit OWK jadi
diperbanyak dari sebelumnya 9,1 miliar unit menjadi 8,4 triliun unit agar nominal OWK tetap
sama yakni Rp8,45 triliun.

Perlu diketahui bahwa OWK ini mempunyai masa jatuh tempo 7 tahun. Adapun perhitungan
konversinya ke harga saham nantinya sebagai berikut :

a. Tahun ke-1 & 2 : Harga konversi sebesar Rp1.204 per lembar


b. Tahun ke-3 : Harga konversi sebesar Rp926,16 atau Harga rata-rata BUMI dalam 6 bulan terakhir
sebelum tahun ketiga; mana yang lebih rendah
c. Tahun ke-4 : Harga konversi sebesar Rp926,16 atau Harga rata-rata BUMI dalam 6 bulan terakhir
sebelum tahun keempat; mana yang lebih rendah
d. Tahun ke-5 : Harga konversi sebesar Rp926,16 atau Harga rata-rata BUMI dalam 6 bulan terakhir
sebelum tahun kelima; mana yang lebih rendah. Dan seterusnya.

News - Market

Perubahan Harga Pelaksanaan Konversi Obligasi Jadi Pemicu Ambrolnya Saham BUMI
Harga saham BUMI melorot 13,22 persen menjadi Rp328 per saham

Rabu, 10 Mei 2017 17:31:37 WIB Muhammad Ikhsan B


Closing Price Bumi Resources Tbk.

01/01201707/0120160250500750

news Terkait

 MARKET BRIEF: SRIL Incar Laba US$68 Juta; JSMR Lepas 15% PT Trans Marga Jateng
 Jelang Cum Date OWK, Saham BUMI Kembali Menyentuh Rp400
 Begini Penjelasan Direktur BUMI Atas Perubahan Harga Obligasi Konversi
 Aksi Beli Investor Asing Picu Lonjakan Harga Saham BRMS & BUMI
 Laba BUMI Naik Hampir 4 Kali Lipat di Kuartal I, Begini Strateginya

Bareksa.com – Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bergejolak setelah adanya revisi
perubahan harga pelaksanaan konversi utang obligasi ke saham. Harga saham produsen batubara
yang termasuk dalam grup Bakrie ini melorot 13,22 persen ke harga Rp328 per saham dengan
nilai transaksi Rp295,6 miliar.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan informasi yang perlu disampaikan kepada publik
tentang saham BUMI.

Dalam informasi tersebut, manajemen BUMI melaporkan adanya perubahan harga pelaksanaan
obligasi konversi. Dalam rangka restrukturisasi utang, BUMI berencana untuk mengkonversi
utang obligasi ke saham dengan melakukan penerbitan saham baru melalui right issue
(HMETD). Pada rencana awal yang disampaikan kepada investor diterangkan bahwa setiap
pemegang 100 saham BUMI berhak untuk memperoleh 78 HMETD seri A. HMETD seri A ini
dapat ditukar dengan saham baru seri B pada harga pelaksanaan Rp926,16.

Selain itu pemegang 100 saham BUMI juga berhak memperoleh 25 HMETD seri B yang dapat
ditukar dengan 1 unit Obligasi Konversi Wajib (OWK) dengan harga pelaksanaan Rp926,16.

Dalam pengumumannya hari ini, terdapat perubahan rasio untuk konversi HMETD seri B.
Dalam perubahan tersebut disebut setiap pemegang 100 saham BUMI berhak memperoleh
23.089 HMETD seri B yang dapat ditukar dengan 1 unit Obligasi Konversi Wajib (OWK)
dengan harga pelaksanaan Rp1.

Obligasi Konversi Wajib (OWK) ini mempunyai tenor jatuh tempo 7 tahun dengan tingkat
kupon sebesar 6 persen per tahun dengan pembayaran bunga setiap bulan.

Perubahan ini cukup membingungkan investor yang tercermin dari ambrolnya perdagangan
saham BUMI pada hari ini. Saat dihubungi, Dileep Srivastava, Direktur BUMI mengkonfirmasi
perubahan ini tetap mengacu pada harga referensi saham BUMI di Rp926,16 per saham. (Baca
juga: Begini Penjelasan Restrukturisasi BUMI Hingga Diperoleh Harga Konversi Rp926)

Rencananya, aksi korporasi ini akan didukung oleh Samuel International, Danatama Capital
Group, dan Kreditor Konversi OWK sebagai pembeli siaga (standby buyer). Adapun cum date
untuk aksi korporasi BUMI ini direncanakan pada tanggal 5 Juni, dengan periode perdagangan
HMETD pada tanggal 12 – 16 Juni 2017. Namun, BUMI masih harus menunggu pernyataan
efektif oleh OJK.

Grafik: Pergerakan Harga Saham BUMI Intraday

http://www.bareksa.com/id/text/2017/05/10/perubahan-harga-pelaksanaan-konversi-obligasi-jadi-
pemicu-ambrolnya-saham-bumi/15500/news
News - Market

Jelang Cum Date OWK, Saham BUMI Kembali Menyentuh Rp400


Setiap pemegang 100 saham eksisting memiliki HMETD untuk membeli 23.089 unit OWK seharga Rp1

Kamis, 18 Mei 2017 16:15:25 WIB Muhammad Ikhsan B

OWK harus dipandang sebagai hak yang ditawarkan oleh perseroan kepada pemegang saham lama
untuk menghindari terjadinya dilusi atas kepemilikan saham mereka. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho
Gumay

Closing Price Bumi Resources Tbk.

01/01201707/0120160250500750

news Terkait

 S&P Upgrade Rating Indonesia Menjadi BBB-, IHSG Sentuh Rekor 5.800
 MARKET BRIEF: SRIL Incar Laba US$68 Juta; JSMR Lepas 15% PT Trans Marga Jateng
 Investor Tak Perlu Khawatir, Akses Informasi Pajak di Pasar Modal Bukan Hal Baru
 Bank Mayapada Berencana Right Issue dan Terbitkan Subdebt
 FUND BRIEF: Return 1 Bulan Kalahkan Benchmark, Sucor Money Market Jadi Unggulan
Bareksa.com – Sejak pengumuman adanya perubahan harga pelaksanaan right issue terhadap
obligasi wajib konversi (OWK), harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bergerak
fluktuatif. Hingga pukul 14.40 WIB pada perdagangan hari ini saja (18 Mei 2017), saham BUMI
telah menguat hingga 13 persen ke level Rp400 per lembar.

Grafik : Pergerakan Intraday Saham BUMI

Sumber : Bareksa.com

Dileep Srivastava selaku Direktur dan Corporate Secretary BUMI mengatakan bahwa perubahan
nilai denominasi konversi OWK yang awalnya sebesar Rp926,16 menjadi denominasi Rp1 per
unit terjadi untuk penyesuaian sistem KSEI yang tersedia saat ini. Akan tetapi, Dileep
memastikan perubahan ini tidak mengubah dampak dilusi ke pemegang saham saat ini. Pasalnya,
nilai nominal OWK tetap sama dengan bunga 6 persen.

Dalam publikasi terakhir per 12 Mei 2017, BUMI tetap menerapkan harga pelaksanaan sesuai
dengan formula tertentu berdasarkan tahun penebusan dan harga pasar yang berlaku saat itu.
Oleh karena itu, total unit OWK jadi diperbanyak dari sebelumnya 9,1 miliar unit menjadi 8,4
triliun unit agar nominal OWK tetap sama yakni Rp8,45 triliun.

(Baca juga: Begini Penjelasan Direktur BUMI Atas Perubahan Harga Obligasi Konversi)

OWK harus dipandang sebagai hak yang ditawarkan oleh perseroan kepada pemegang saham
lama untuk menghindari terjadinya dilusi atas kepemilikan saham mereka.

Berdasarkan hal tersebut, perseroan memberikan hak kepada mereka untuk membeli 23.089 unit
OWK (dengan denominasi Rp1/Unit OWK) untuk setiap 100 saham (1 lot) yang dipegang.
Menurut penjelasan perseroan, dana hasil penerbitan OWK tersebut diharapkan dapat membantu
perseroan melunasi OWK yang belum dilunasi.

Gambar : Perhitungan Right Issue & OWK BUMI


Sumber : Informasi Perseroan

Tanggal pencatatan hak untuk membeli OWK adalah 26 Mei 2017 sehubungan dengan rencana
RUPST 2016 yang akan diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 2017.

Perlu diketahui bahwa OWK dapat dikonversi secara terbatas dalam jangka waktu tujuh tahun
berdasarkan rumus yang disepakati dalam Rencana Perdamaian yang telah disahkan oleh
Pengadilan. Adapun perhitungan konversinya ke harga saham nantinya sebagai berikut :

*Tahun ke-1 & 2 : Harga konversi sebesar Rp1.204 per lembar

*Tahun ke-3 : Harga konversi sebesar Rp926,16 atau harga rata-rata BUMI dalam 6 bulan terakhir sebelum tahun ketiga; mana
yang lebih rendah

*Tahun ke-4 : Harga konversi sebesar Rp926,16 atau harga rata-rata BUMI dalam 6 bulan terakhir sebelum tahun keempat; mana
yang lebih rendah

*Tahun ke-5 : Harga konversi sebesar Rp926,16 atau harga rata-rata BUMI dalam 6 bulan terakhir sebelum tahun kelima; mana
yang lebih rendah. Dan seterusnya.
Sehingga apabila dilihat dengan seksama, saham BUMI mempunyai dua tanggal cum date
(tanggal pemegang saham tercatat memiliki hak memesan efek terlebih dahulu). Pertama, cum
date untuk OWK yang akan jatuh dalam waktu dekat yakni pada 26 Mei 2017 dengan rasio 100 :
23.089. Lalu cum date kedua, yakni rights issue dengan rasio 100 : 78, akan jatuh pada 5 Juni
mendatang.

Menariknya, menjelang cum date terdekat, yakni untuk OWK, harga saham BUMI kembali
menguat signifikan dan menyentuh level Rp400. Perlu dicatat bagi para pemegang saham BUMI,
bila mereka tidak ingin mengeksekusi hak untuk membeli OWK, kepemilikan mereka akan
terdilusi. (hm)

http://www.bareksa.com/id/text/2017/05/18/jelang-cum-date-owk-saham-bumi-kembali-menyentuh-
rp400/15550/news

News - Market

BNBR Menambah Modal Melalui Obligasi Konversi Rp82,5 miliar


Ada 5 pihak yang melakukan eksekusi PMTHMETD tersebut

Senin, 03 April 2017 16:33:33 WIB Muhammad Ikhsan B

news Terkait
 MARKET BRIEF: PTPP Raup Kontrak Baru Rp6,6 T; BNBR Lepas 16,46 Miliar Saham
 Transaksi Mulai Naik, Akankah BNBR Ikut Saham Grup Bakrie Lain?

Bareksa.com – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan bahwa telah melaksanakan
Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“PMTHMETD”) melalui
penerbitan Obligasi Wajib Konversi dan saham biasa seri D. Penambahan Modal tersebut sesuai
dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 2 Juni 2016
mengenai PMTHMETD melalui penerbitan Obligasi Wajib Konversi dan saham biasa seri D
sesuai dengan POJK No. 38/POJK.04/2014.

Berdasarkan pengumuman yang diterima oleh Bareksa pada hari ini, 3 April 2017, induk usaha
Grup Bakrie ini mengumumkan bahwa telah menambah modal saham sekitar 16,5 miliar lembar
saham dengan harga pelaksanaan (exercise) Rp50 per lembar. Adapun pencatatan saham tersebut
telah terjadi di akhir pekan lalu (31 Maret 2017).

Pihak- pihak yang mengambil saham tersebut antara lain, Daley Capital Limited, Interventures
Capital Pte Ltd, PT Maybank Kim Eng Securities, Harus Capital Ltd dan Smart Treasures.
Rinciannya tampak dalam grafik berikut ini.

Grafik: Pihak – pihak yang mengonversi utang obligasi BNBR

Sumber : Bareksa.com

Sebagai tambahan informasi, sebelum pelaksanaan PMTHMETD modal disetor dan ditempatkan
Perseroan adalah sebesar 97 miliar lembar saham dan setelah pelaksanaan PMTHMETD
bertambah menjadi sebesar 113,5 miliar lembar saham dengan tujuan penggunaan dana yang
terhimpun sekitar Rp82,5 miliar akan digunakan untuk merestrukturisasi utang perseroan.

Dalam laporan keuangan BNBR per 30 September 2016, pinjaman jangka pendek mencapai
Rp1,69 triliun dengan utang jangka panjang yang jatuh tempo setahun Rp3,26 triliun. Penerbitan
saham ini merupakan salah satu cara untuk merestrukturisasi utang perseroan senilai Rp8 triliun.
http://www.bareksa.com/id/text/2017/04/03/bnbr-menambah-modal-melalui-obligasi-konversi-rp825-
miliar/15235/news
SURAT UTANG: Wintermar Targetkan Obligasi Konversi Efektif Oktober

Ditulis Oleh : Christin Franciska , Sumber : www.bisnis.com

JAKARTA--Emiten perkapalan PT Wintermar Offshore Marine Tbk menargetkan penerbitan obligasi


konversi sebesar US$10 Juta akan segera efektif pada Oktober mendatang.

Associate Director Corporate Planning Wintermar Nasrizal Nazir mengatakan pihaknya masih dalam
tahap finalisasi dengan calon investor yang berminat untuk membeli obligasi konversi tersebut.

"Diharapkan sudah efektif pada Oktober ini. Sebagaimana yang telah disetujui dalam rapat umum
pemegang saham pada Juni 2012, kami mengharapkan memperoleh dana sejumlah US$ 10 juta,"
katanya Jumat (21/9).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, nilai raihan dana tersebut setara dengan 190 juta saham dengan
tenor obligasi 3 tahun. Penerbitan obligasi konversi ini, lanjut Nazir, akan digunakan untuk investasi
tambahan armada kapal.

"Setelah efektif, kami akan segera mempublikasikannya melalui Bursa Efek Indonesia," lanjut Nazir.

Secara total, menurut catatan Bisnis, perseroan berencana untuk melakukan penerbitan saham baru
tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan jumlah total 322.646.000.

Saham baru itu terdiri dari convertible bond sebanyak 190 juta saham, penerbitan saham baru sebanyak
116.917.000 dengan harga minimal Rp461 per saham, dan saham management and employee stock
option plan (MESOP) sejumlah 15.729.000.

Pada Juni lalu, Head of Corporate Planning Department Wintermar, Pek Swan Layanto mengatakan
raihan dana sebesar US$10 juta akan digunakan untuk membantu pembiayaan atas pembelian kapal
besar yang nilainya di atas US$15 juta.

Adapun hingga akhir Semester I/2012, Nazir mencatat nilai kontrak yang didapat perseroan sebesar
US$ 196 juta. Pada semester II/2012, Wintermar memperoleh kontrak tambahan dari Niko Resources
(South East Ganal 1) Ltd senilai US$66,9 juta untuk penyediaan satu kapal jenis Anchor Handling Tug
Supply (AHTS) dengan bollard pull 200 ton hingga 220 ton.

"Kontak yang didapat pada Juli lalu memiliki jangka waktu 4 tahun ditambah 1 tahun opsi, pekerjaan
akan dimulai di semester II ini," lanjut Nazir.

Adapun pendapatan dan laba kotor perseroan pada tengah tahun pertama tercatat US$56,86 juta dan
US$17,92 juta dengan laba komperhensif tahun berjalan yang dibukukan perseroan mencapai US$13,1
juta.

Hingga akhir 2012, emiten dengan kode saham WINS ini menargetkan raihan pendapatan dengan nilai
tetap dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1,024 triliun dan pertumbuhan laba sebelum
bunga, pajak penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 30%.
http://www.ibpa.co.id/News/ArsipBerita/tabid/126/EntryId/4478/SURAT-UTANG-Wintermar-
Targetkan-Obligasi-Konversi-Efektif-Oktober.aspx
Jakarta, Indonesia, Apr 14, 2014 - (ANTARA) - WINS dengan bangga mengumumkan bahwa
IFC, anggota dari Grup Bank Dunia yang berfokus pada pengembangan sektor swasta, telah
melaksanakan konversi atas obligasi konversi (convertible bond) mereka dan menjadi salah satu
pemegang saham atas 4,92% dari modal ditempatkan PT Wintermar Offshore Marine Tbk efektif
sejak 14 April 2014.

IFC merupakan pihak pemberi pinjaman terbesar kepada WINS, dengan memberikan pinjaman
sebesar USD45juta pada tahun 2011 dan diikuti dengan pemberian obligasi konversi (convertible
loan) sebesar USD10juta dengan harga pelaksanaan sebesar Rp.500,- per saham pada tahun
2012. Dengan dukungan IFC, WINS telah berhasil mencapai strategi pertumbuhan untuk
berkembang menjadi Penyedia Kapal Offshore bernilai tinggi melalui akuisisi atas kapal-kapal
lebih besar dan berteknologi mutakhir untuk melayani kebutuhan dari industri minyak dan gas
bumi laut lepas untuk laut dalam.

KOMPOSISI ARMADA WINS

Vessels 2010 2011 2012 2013

Low Value 40 38 32 28
High Value 19 29 32 43
Total 50 67 64 71

Selama 3 tahun terakhir, WINS telah menerima pengiriman 26 kapal-kapal bernilai tinggi,
sambil menjual 16 kapal yang lebih tua dan benilai rendah. Dengan ini, kapal-kapal yang bernilai
tinggi kini merupakan 60% dari jumlah armada kapalnya dibandingkan hanya 32% pada tahun
2010.

"Dengan dukungan IFC, kami telah meningkatkan proses tata kelola perusahaan yang baik dan
standar lingkungan yang lebih tinggi" ujar Sugiman Layanto, Direktur Utama PT Wintermar
Offshore Marine Tbk. "Kemampuan IFC untuk menyediakan pinjaman jangka panjang untuk
pembiayaan kapal-kapal kami telah menjadi keuntungan yang sangat berarti bagi kami dalam
melakukan ekpansi armada kapal kami, khususnya dalam berapa tahun terakhir ini, seiring
dengan pertumbuhan kebutuhan atas pendukung kelautan untuk kegiatan pengeboran laut lepas
dari industri minyak dan gas di Indonesia. Kami bersyukur atas kemitraan ini dan menyambut
IFC sebagai pemegang saham strategis."

Sarvesh Suri, Country Manager IFC di Indonesia menambah "IFC merasa senang sekali dapat
menjadi pemegang saham di Wintermar. Perusahaan ini menyediakan layanan logistik kelautan
kelas dunia untuk industri minyak dan gas bumi domestik, yang mana merupakan salah satu
faktor pendorong penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia."

Sesuai dengan Peraturan OJK, saham milik IFC tidak dapat diperdagangkan selama 1 tahun.

Mengenai

PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) adalah perusahaan offshore marine service yang
memiliki lebih dari 70 armada kapal yang siap untuk menangani berbagai macam kebutuhan
pendukung aktifitas eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di laut lepas pantai termasuk
transportasi crew, peralatan dan pendukung, juga jasa untuk anchor handling, towing dan
mooring. Armada kami yang modern dan terus bertambah terdiri dari berbagai macam jenis
kapal, yang memungkinkan kami untuk memberikan solusi logistic dan perkapalan yang inovatif
kepada klien kami yang terdiri dari perusahaan minyak dan gas bumi multinasional. Pada tahun
2011, WINS menjadi perusahaan shipping pertama di Indonesia yang mendapatkan Integrated
Management System dari Lloyd�s Register Quality Assurance, yang terdiri dari ISO 9001:2008
(Quality), ISO 14001:2004 (Environment) dan OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and
Safety). Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.wintermar.com.

Tentang IFC

IFC, anggota Grup Bank Dunia, merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus
sepenuhnya pada sektor swasta. Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta di lebih dari
100 negara, kami menggunakan modal, keahlian dan pengaruh kami untuk memberantas
kemiskinan tingkat tinggi dan mempromosikan pemerataan kemakmuran. Pada Tahun Buku
2013, investasi kami meningkat menjadi yang tertinggi selama ini yakni hampir mencapai
US$25 Milyar, meningkatkan pengaruh sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja dan
menghadapi tantangan perkembangan dunia yang paling kritis. Untuk informasi lebih lanjut,
kunjungi www.ifc.org.

Kontact:

Ms Pek Swan Layanto


Investor Relations
investor_relations@wintermar.com

Editor: PR Wire

IFC melaksanakan konversi atas Obligasi


Konversi, menjadi pemegang saham WINS
dengan kepemilikan 4,92% dari seluruh
modal yang dikeluarkan
http://www.antaranews.com/berita/429439/ifc-melaksanakan-konversi-atas-obligasi-konversi-menjadi-
pemegang-saham-wins-dengan-kepemilikan-492-dari-seluruh-modal-yang-dikeluarkan

Bakrie Telecom Terus Jajaki Penerbitan Obligasi Konversi Rp 7,6 Triliun


Rabu, 13 Januari 2016 | 19:33

Ilustrasi PT Bakrie Telecom, Tbk (BTEL) (sumber: ANTARA FOTO)

Berita Terkait

 Bakrie Telecom Ganti Fokus Bisnis


 Bakrie Telecom Kantongi Imbalan Rp 591 Miliar dari Smartfren
 Bakrie Telecom akan Konversi Utang
 EsiaTel Luncurkan ESIA Ngoceh
 Huawei, Solusi Tunas, Protelindo akan Kuasai 19% Saham Bakrie Telecom

JAKARTA – PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menargetkan penerbitan obligasi wajib konversi
(OWK) berdenominasi rupiah dan valas senilai Rp 7,6 triliun paling lambat Juni 2016. Perseroan
masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait aksi korporasi tersebut.

Direktur Utama Bakrie Telecom Jastiro Abi mengatakan, perseroan tengah berupaya memenuhi
kelengkapan dokumen yang disyaratkan oleh OJK. Pihaknya menargetkan, pernyataan efektif
dapat dikantongi pada kuartal I atau II-2016. “Surat pertama dari OJK sudah kami terima pada 5
November 2015. Langkah restrukturisasi utang dengan OWK ini sudah diupayakan sejak tahun
lalu,” jelas Jastiro di Jakarta, Selasa (12/1).

Dia menegaskan, jika pernyataan efektif bisa dikantongi, perseroan akan kembali menggelar
rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Berdasarkan catatan Investor Daily, agenda
penerbitan OWK sempat diusulkan sejak RUPSLB pada 22 Juni 2015. Ketika itu, agenda yang
disetujui hanya penyesuaian anggaran dasar terhadap peraturan baru OJK, peningkatan modal
dasar, dan penjaminan aset perseroan.

Perseroan pun kembali mengusulkan agenda OWK pada RUPSLB, kemarin. Namun, agenda
yang disetujui adalah perubahan susunan pengurus perseroan. Perseroan resmi mengangkat
Taufan Eko Nugroho Rotorasiko sebagai wakil direktur utama.

Untuk merestrukturisasi utang, Bakrie Telecom berencana menerbitkan OWK berdenominasi


rupiah senilai Rp 4,37 triliun dan OWK valas sebesar US$ 266 juta. OWK akan ditukar dengan
saham baru yang dilakukan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Non-HMETD), dengan
jumlah maksimal 56% dari modal disetor.

Dengan demikian, pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya bakal terdilusi hingga
56%. Dalam prospektus perseroan disebutkan, OWK berdenominasi rupiah akan diterbitkan
kepada kreditor melalui akta pengakuan utang dan penerbitan OWK. Sementara itu, OWK
berdenominasi dolar AS akan diterbitkan kepada pemegang wesel senior melalui exchange offer
and concent solicitation.
Bakrie Telecom akan menukar wesel senior dengan OWK berdenominasi dolar AS. OWK ini
menggantikan wesel senior sebesar US$ 380 juta yang sebelumnya diterbitkan oleh anak usaha
perseroan di Singapura, Bakrie Telecom Pte Ltd.

Perseroan menetapkan harga pelaksanaan konversi sebesar Rp 200 per saham. Perhitungan ini
berdasarkan kurs dolar AS per 10 November 2014 sebesar Rp 12.138. OWK berdenominasi
dolar AS bakal diterbitkan dengan jangka waktu 10 tahun dengan bunga 0%. OWK dan
bunganya akan dikonversi menjadi saham seri B setiap tanggal jatuh tempo.

Seluruh rencana penerbitan OWK ini bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas keuangan
perseroan, dengan mengurangi jumlah pokok terutang dan memperpanjang jangka waktu tempo
utang perseroan. Jika penerbitan OWK terealisasi, kepemilikan saham PT Bakrie & Brothers Tbk
(BNBR) pada Bakrie Telecom akan menyusut menjadi 7,29% dari sebelum konversi OWK
sebanyak 16,35%. Lalu kepemilikan Bakrie Global Ventura berpotensi turun menjadi 4,22% dari
9,47%.

Adapun kepemilikan Raiffeisen Bank International s/a Best Quality Global Ltd terdilusi menjadi
3,23% dari 7,24%. Kepemilikan investor publik pun tergerus menjadi 29,79% dari 66,8%.

Sementara itu, konsorsium pemegang OWK A-USD akan mengantongi 23,54% saham,
sedangkan konsorsium OWK A-IDR menguasai 31,87% saham Bakrie Telecom.

Sebanyak tujuh pihak pemegang OWK yang nantinya menguasai saham Bakrie Telecom dalam
jumlah besar adalah Madison Pacific Trust Ltd, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), PT
Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), Huawei International Pte Ltd, PT Huawei
Tech Investment, Huawei Tech Investment Co Ltd, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Fokus Bisnis

Jastiro mengatakan, perseroan akan lebih gencar memasarkan produk telekomunikasi berbasis
digital. Perseroan juga menjajaki kerja sama dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) untuk
mengembangkan layanan 4G LTE. “Pada layanan 4G, kami tidak bertindak sebagai operator,
tapi lebih menyewa jaringan yang dimiliki Smartren,” jelas dia.
Berdasarkan perjanjian antara kedua operator telekomunikasi berbasis teknologi code division
multiple access (CDMA) tertanggal 30 Oktober 2014 tersebut, Bakrie Telecom sepakat
menggabungkan pita frekuensi yang dimilikinya untuk digabungkan dengan pita frekuensi milik
Smartfren. Kedua operator tersebut masingmasing memiliki frekuensi selebar 5 MHz pada 850
MHz. (rid)

--

BISNIS

Smartfren Terbitkan Obligasi Konversi Rp9


Triliun
Ini merupakan obligasi wajib konversi kedua yang dilakukan perseroan.

Sabtu, 7 Juni 2014 | 06:59 WIB

Oleh : Lesthia Kertopati, Romys Binekasri


PT Smartfren rencananya akan melakukan OWK karena membutuhkan dana untuk keperluan
perseroan. (VIVAnews/Muhamad Solihin)

VIVAnews – PT Smartfren Telecom Tbk akan menerbitkan obligasi wajib konversi sebesar Rp9
triliun. Direktur Keuangan Smartfren Telecom, Antoni Susilo, mengatakan, upaya ini dilakukan
karena perseroan membutuhkan dana untuk keperluan ekspansi.

Perseroan tidak akan mengajukan pinjaman, karena akan menambah biaya.

"Oleh sebab itu, kami menggelar RUPSLB untuk membicarakan hal itu. Diputuskan untuk
menerbitkan obligasi wajib konversi lagi sebesar Rp1 triliun guna membayar pinjaman dan Rp8
triliun untuk modal kerja," ujar Antoni usai rapat umum pemegang saham, Jumat, 6 Juni 2014.

Antoni mengungkapkan, utang perseroan pada 2014-2015 mencapai Rp4 triliun. Utang tersebut
akan dibayarkan kepada Fast Angelo Financial sebesar US$90 juta. Sementara itu, sebesar
US$95 juta akan dibayarkan kepada sebuah institusi keuangan Tiongkok.

Obligasi wajib konversi akan dilaksanakan sebulan kemudian setelah RUPS. Obligasi wajib konversi
merupakan solusi, karena harga saham perseroan masih di bawah Rp100 per unit.

“Obligasi ini sudah yang kedua. Sebelumnya sudah dilakukan pada 2011,” tuturnya.

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/510465-smartfren-terbitkan-obligasi-konversi-rp9-triliun

Huawei Genggam Rp1,23 T Obligasi


Konversi Bakrie Telecom
Giras Pasopati , CNN Indonesia
Kamis, 28/04/2016 15:11 WIB

 Sebarkan:


Jakarta, CNN Indonesia -- PT Huawei Tech Investment bakal mengenggam obligasi wajib
konversi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) hingga senilai Rp1,23 triliun setelah mayoritas
pemegang saham menyetujui opsi pembayaran utang tersebut.

Untuk diketahui, Bakrie Telecom terpaksa bermanuver untuk menerbitkan obligasi wajib
konversi senilai total Rp7,6 triliun demi membayar utang perseroan yang menumpuk hingga
Rp11,6 triliun. Nantinya kreditur memperoleh obligasi yang ditukar dengan saham tanpa Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Hal itu diusulkan manajemen setelah kreditur utang Bakrie Telecom membawa masalah tersebut
ke pengadilan hingga perseroan mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
demi mencegah perusahaan dari kebangkrutan.

Wakil Presiden Direktur Bakrie Telecom Taufan Rotorasiko mengatakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan telah setuju dengan rencana obligasi wajib
konversi tersebut.

Ia juga menjelaskan, pemegang saham telah setuju untuk memberikan harga saham konversi di
angka Rp200 per lembar. Padahal, harga saham BTEL pada saat ini masih tersungkur di level
Rp50 per lembar.

“Jadi kami memberikan harga saham ke kreditur agar manajemen memperoleh insentif juga.
Kalau Rp50 harganya, enggak ada insentif. Di harga Rp200 kami dapat insentif untuk
berkembang,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (28/4).

Dengan harga senilai itu pula, Taufan mengaku perusahana bisa memangkas utang lebih besar. Ia
menyatakan, dengan posisi utang yang mencapai Rp12 triliun, manajemen bisa memangkas
hingga Rp7,6 triliun.

Adapun, dengan berjalannya kesepakatan dengan kreditur, maka terjadi pula perubahan susunan
kepemilikan saham di Bakrie Telecom. Ia merinci, terdapat beberapa nama perusahaan yang
kepemilikannya naik.

“Misalnya Huawei dari 0 persen jadi 9 persen. PT Profesional Telekomunikasi Indonesia


(Protelindo) dari 0 persen jadi 7,1 persen dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk dari 0 persen jadi 6,8
persen,” jelasnya.

Berdasarkan prospektus yang diperoleh, tercatat 50 kreditur penerima obligasi wajib konversi.
PT Huawei Tech Investment akan memegang obligasi wajib konversi senilai Rp1,23 triliun.
Kemudian Protelindo akan menggenggam obligasi wajib konversi sebesar Rp969,35 miliar, dan
Solusi Tunas Pratama memengang Rp935,44 miliar.

Namun, di sisi lain, kepemilikan publik bakal terdilusi hingga 56 persen dengan adanya hal ini.
Taufan menyatakan, saham publik yang sebelumnya mencapai 67 persen akan berubah menjadi
sekitar 30 persen saja.

Terkait hal ini, Komisaris Bakrie Telecom, Anindya Bakrie menyatakan manajemen tidak
membutuhkan persetujuan dari OJK. Pasalnya, rencana ini sesuai dengan hasil pengadilan PKPU
sebelumnya.

“Enggak perlu persetujuan efektif dari OJK. Karena kami ini menjalankan hasil dari PKPU,”
katanya.
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160428142258-92-127255/huawei-genggam-rp123-t-
obligasi-konversi-bakrie-telecom/

Anda mungkin juga menyukai