Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL

Efek Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat


Kecemasan Pasien Pre Operasi di Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan

DI SUSUN OLEH:

DEFI DESTYAWENY 115070200111042


ERVINA AYU MISGIARTI 115070200111044
MERCHILLIEA ESO NAVY GYANA 115070200111046
NOVITA WULAN DARI 115070200111048

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
ANALISIS JURNAL
1. Mengenali, mengidentifikasi masalah/topik penelitian keperawatan dalam
jurnal:
a. Topik penelitiannya adalah komunikasi terapeutik
b. Judul jurnalnya adalah efek komunikasi terapeutik terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi di RS. Haji Adam Malik Medan.
c. Mengenali masalah:
Pasien yang akan mengalami tindakan invasif seperti
pembedahan seringkali merasakan kecemasan, apalagi jika itu adalah
pengalaman pertamanya. Menanggulangi atau menurunkan kecemasan
pasien adalah salah satu tugas perawat yang dapat dilakukan dengan
cara komunikasi terapeutik. Namun fenomena yang ada sekarang
perawat hanya memperhatikan tugas perawat (memperhatikan segi
fisik klien) saja, tanpa memperhatikan kecemasan klien.
d. Identifikasi masalah:
1. Bagaimana tingkat kecemasan pada klien pre operasi setelah di
informasikan akan mengalami tindakan operasi?
2. Apakah ada efek komunikasi terapeutik terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi?

2. Menjelaskan analisis hasil penelitian dalam jurnal:


 Hasil Penelitian
a. Karakteristik responden
Dalam jurnal ini diperoleh hasil penelitian tentang data
demografi pada pasien pre operai di Ruang Rindu B2 Rumah
Sakit Haji Adam Malik Medan yang telah dilakukan selama 9
hari (12-20 Desember 2002) terhadap 13 responden.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persentase
1. Usia
 15-25 4 30,8%

 26-35 2 15,4%
3 23,1%
 36-45
2 15,4%
 46-55
2 15.4%
 56-55
2. Jenis kelamin
 Laki-laki 7 53,8%
6 46,2%
 Perempuan
3. Tingkat pendidikan
 SD 4 30,8%
 SLTP 1 7,7%
 SMU 8 61,5%
4. Suku
 Batak 5 38,5%
 Mandailing 0 0%
 Jawa 4 30,8%

 Aceh 2 15,41%

 Karo 1 7,7%

 Melayu 1 7,7%

5. Penghasilan
 200.000 3 23,1%
 200.000-500.000 3 23,1%
 500.000-1.000.000 0 0%

 > 1.000.000 1 7,7%

 Tidak berpenghasilan 6 46,2%

6. Jenis pembedahan
 Mayor 12 92,3%
 Minor 1 7,7%
Dari data tabel dapat diuraikan bahwa berdasarkan usia
yaitu: 30,8% berusia 15-25 tahun, 15,4% berusia 26-35 tahun,
23,1% berusia 36-45 tahun, 15,4% berusia 46-55 tahun dan
15,4% berusia 56-65 tahun. Berdasarkan jenis kelamin laki-
laki 53,8%, perempuan 46,2%. Pendidikan SD 30,8%, SMP
7,7%, SMU 61,5% dan Perguruan Tinggi tidak ada 0%. Suku
Batak 38,5%, Jawa 30,8%, Aceh 15,4%, lain 15,4%.
Berdasarkan jumlah penghasilan responden yaitu: penghasilan:
< Rp 200.000 adalah 23,1%, penghasilan Rp 200.000-500.000
adalah 23,1%, dan penghasilan > Rp1000.000 sebesar 7,7%,
sedangkan yang tidak berpenghasilan adalah 46,2%.
Berdasarkan jenis pembedahan yaitu mayor (92,3%) pada 12
orang dan minor (7,7%) pada 1 orang.
b. Tingkat kecemasan dan efek komunikasi terapeutik
Dalam jurnal ini diperoleh hasil penelitian tentang tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi sebelum treatment yaitu
tingkat kecemasan ringan (84,6%) pada 11 orang dan sesudah
treatment yaitu tingkat kecemasan ringan (92,3%) pada 12
orang.
Tabel 2. Gambaran tingkat kecemasan pasien pre operasi
pada pre dan post treatment.
Tingkat Pre treatment Post treatment
Kecemasan
Ringan 84,6% 92,3%
Sedang 15,4% 7,7%
Berat 0% 0%
Panik 0% 0%
Untuk mengetahui keefektifan treatment yang
dilakukan maka dalam jurnal ini disertakan tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah treatment tersebut. Perhitungan hasil
penelitian dari 13 responden ini menggunakan program
aplikasi SPSS sehingga diperoleh nilai signifikasi (p) 0,001.
Tabel 3. Gambaran tingkat kecemasan sebelum dan
sesudah treatment.
Responden Pre Post
01. 5 5
02. 1 0
03. 5 4
04. 5 3
05. 15 10
06. 7 6
07. 8 6
08. 7 4
09. 7 4
10. 9 6
11. 15 11
12. 11 12
13. 11 9
Sehingga dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan
komunikasi terapeutik memberikan efek yang signifikan
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
di Ruang Melati RS H.Adam Malik Medan.
 Pembahasan
a. Operasi dan kecemasan
Menurut hasil penelitian mengenai gambaran tingkat
kecemasan pasien pre operasi dan efek komunikasi terapeutik
terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi yang telah
dilakukan terhadap 13 orang pasien pre operasi di Ruang
Rindu RS H.Adam Malik Medan, maka hasil yang diperolaeh
adalah : 100% responden mengalami kecemasan dalam
menghadapi operasi dengan 11 orang (84,6%) pada tingkat
kecemasan ringan dan 2 orang (15,4%) pada tingkat
kecemasan sedang.
Banyak berbagai faktor yang mempengaruhi tinggi-
rendahnya tingkat kecemasan pasien. Diantaranya yang
menyebabkan rendahnya kecemasan yaitu: operasi yang
dilakukan adalah operasi elektif atau direncanakan dan pasien
sudah terlebih dahulu diberitahu oleh tim medis bahwa akan
dioperasi, pasien umumnya merasa pasrah terhadap prosedur
medis yang dihadapinya, pasien dengan penyakit kronis yang
akan melalui prosedur pembedahan merasa operasi adalah hal
yang wajar, selain itu juga aspek spiritual pasien pre operasi
meningkat sehingga lebih tenang menjalani operasi dan
menganggap operasi sebagai cara terbaik dan pasien yakin
kepada Tuhan. Sedangkan yang menyebabkan tingginya
kecemasan, diantaranya: tingkat pengetahuan pasien terhadap
prosedur operasi dan kelanjutan pengobatan serta faktor biaya
operasi yang dianggap mahal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Atkinsin (1992) mengatakan bahwa kemampuan seseorang
berbeda dalam menghadapi situasi krisis dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Diantaranya faktor budaya, agama, dan sosial
ekonomi.
b. Efek komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien
pre operasi
Dalam jurnal ini dapat kita simpulkan bahwa perawat
dapat mengurangi dan memperbaiki kecemasan pasien dengan
tindakan keperawatan difokuskan pada komunikasi terapeutik
dan pendidikan kesehatan pasien dan keluarganya, seperti
memberikan penjelasan mengenai prosedur pembedahan dan
hal-hal yang terkait dengan proses pembedahan ataupun diluar
hal itu. Atkinson (1992) mengatakan bahwa interaksi antara
perawat dan pasien dapat meningkatkan mekanisme koping
dan memberikan dukungan emosional kepada pasien yang
mengalami kecemasan dan rasa takut. Sehingga pasien
memiliki waktu untuk mengekspresikan kecemasannya dan
menanyakan hal-hal yang membuatnya cemas (Torrence dan
Serginson, 1997).

3. Memberikan masukan terhadap jurnal yang dikritisi:


a. Untuk mengetahui tingkat kefektifan cara komunikasi terapeutik
terhadap penurunan tingkat kecemasan klien pre operasi sebaiknya
juga dilihat dari faktor lain seperti apakah faktor jangka waktu atau
lamanya waktu yang diperlukan dalam komunikasi terapeutik juga
mempengaruhi hasilnya contohnya dengan membandingkan antara
komunikasi yang dilakukan waktunya lama namun hanya
dilakukan sekali dengan yang dilakukan sebentar namun berkali-
kali selama pre operasi apakah hasilnya sama atau tidak.
b. Saat pengumpulan data sebaiknya dijelaskan peneliti yang
melakukan komunikasi terapeutik pernah mendapatkan pelatihan
komunikasi terapeutik atau belum karena itu juga bisa
mempengaruhi hasil. Seperti halnya jika membandingkan perawat
yang melakukan komunikasi terapeutik memang berkompeten
dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan perawat yang
belum pernah mendapatkan pelatihan komunikasi terapeutik
mungkin akan berbeda hasilnya dalam menurunkan kecemasan
klien pre operasi.
c. Sebaiknya kuisioner penelitian ini dilakukan diuji validitas atau
reabilitasnya sehingga bisa mengukur keakuratan tingkat
kecemasan pasien pre operasi.

4. Merumuskan aplikasi hasil penelitian pada setting pelayanan kesehatan di


Indonesia:
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien (Purwanto,1994). Perawat dapat mengurangi dan memperbaiki
kecemasan pasien dengan tindakan keperawatan difokuskan pada
komunikasi terapeutik dan pendidikan kesehatan pasien dan keluarganya.
Sebaiknya sebelum dilakukan operasi, perawat seharusnya
mengajak pasien berkomunikasi dengan memberikan efek komunikasi
terapeutik. Sehingga, jika ada pasien yang memiliki pengetahuan terbatas
tentang operasi mengalami kecemasan tentang bagaimana berlangsungnya
operasi dapat menurunkan tingkat kecemasannya. Perawat juga bisa
menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah pernah melakukan
operasi sebelumnya, dan jika sudah bisa ditanyakan bagaimana
perasaannya saat akan di operasi lagi. Apakah masih merasa cemas atau
menganggap hal tersebut bukan masalah. Jika pasien belum pernah
melakukan operasi sama sekali dan ini merupakan operasi yang pertama,
perawat harus menanyakan bagaimana perasaan pasien dan bagaimana
tingkat kecemasannya. Setelah melakukan itu dan memperoleh informasi
perawat dapat memulai melakukan komunikasi terapeutik yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kecemasan klien.
Selama proses komunikasi terapeutik berlangsung pasien biasanya
akan mengekspresikan kecemasan dan perasaannya tentang operasi dan
seputar penyakit yang dialaminya. Selain itu, jika perawat melakukan
komuniksai terapeutik keluarga pasien juga akan merasa senang dan bisa
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai operasi yang akan dilakukan.
Selain itu, komunikasi yang dilakukan perawat dengan memberitahukan
prosedur operasi yang akan dilakukandan juga hal-hal yang terkait dengan
proses operasi juga hal yang berada di luar proses operasi yang bisa
memberikan efek positif terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien
yang akan melakukan operasi. Berdasarkan hal yang ada dilapangan, yang
akan mengalami kecemasan bukan hanya pasien melainkan juga anggota
keluarga akan merasa cemas jika pasien akan di operasi. Paerawat juga
dapat melakukan komunikasi terapeutik terhadap keluarga pasien untuk
menurunkan tingkat kecemasan mereka dengan memberitahukan
bagaimana prosedur operasi yang akan dilakukan dan biasanya hal tersebut
akan diinformasikan bersama-sama saat perawat menginformasikan hal
tersebut kepada pasien.
Jika hal tersebut dilakukan oleh perawat di semua tingkatan rumah
sakit akan sangat membantu pasien yang mengalami kecemasan pre
operasi dan selain itu dapat meningkatkan hubungan percaya antara pasien
dan perawat.

Anda mungkin juga menyukai