2
PERMASALAHAN
SEMESTINYA.....
UU 4 Tahun 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
DEFINISI
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,
serta kegiatan pascatambang.
7
UU 4 Tahun 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 96
Dalam Penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
• Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
• Keselamatan operasi pertambangan
• Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan,
termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang
• Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
• Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha
pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai
memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas
ke media lingkungan
8
UU 4 Tahun 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 97
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standar
dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik
suatu daerah.
Pasal 98
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjaga kelestarian fungsi dan
daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai
dengan ketentuan peraturan Per-UU.
Pasal 99
(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan
rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada saat
mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi.
(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang
dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan
pascatambang. 9
UU 4 Tahun 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 100
(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana
jaminan reklamasi dan jaminan pascatambang.
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk
melakukan reklamasi dan pascatambang dengan dana
jaminan tersebut.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberlakukan apabila pemegang IUP atau IUPK tidak
melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai
dengan rencana yang telah disetujui.
10
UU 32 Tahun 2009
ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 4
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
a. Perencanaan
b. Pemanfaatan
c. Pengendalian
d. Pengawasan
e. Penegakan Hukum
11
UU 32 Tahun 2009
ttg Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 22
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL
Pasal 34
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
wajib Amdal wajib memiliki UKL-UPL
Pasal 36
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau
UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.
Pasal 49
(1) Menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada:
a. usaha dan/atau kegiatan tertentu yang berisiko tinggi
terhadap lingkungan hidup; dan/atau
b. penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan
ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan 12
UU 32 Tahun 2009
ttg Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 98
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 3 milyar
dan paling banyak Rp 10 milyar.
Pasal 99
(1) Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya
baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling sedikit Rp 1 milyar dan paling banyak Rp 3 (tiga) milyar.
13
UU 32 Tahun 2009
ttg Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu
emisi, atau baku mutu gangguan, dipidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 3 milyar.
14
UU 26 Tahun 2007
ttg Penataan Ruang
Pasal 3
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan
ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya
alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber
daya manusia; dan
c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan
ruang.
15
PP No. 55 Tahun 2010
ttg Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 13
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota melakukan
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha
pertambangan yang dilakukan oleh IUP, IPR, atau
IUPK.
Pasal 16
Pengawasan sebagaimana dimaksud pasal 13 (2),
meliputi: pengelolaan LH, reklamasi dan pascatambang.
16
PP No. 55 Tahun 2010
ttg Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 28
(1) Pengawasan pengelolaan LH, reklamasi dan pascatambang, paling
sedikit meliputi:
a. Pengelolaan dan pemantauan LH sesuai dokumen LH atau izin LH;
b. Penataan, pemulihan, dan perbaikan lahan sesuai dengan
peruntukannya;
c. Penetapan dan pencairan jaminan reklamasi;
d. Pengelolaan pascatambang;
e. Penetapan dan pencairan jaminan pascatambang
f. Pemenuhan baku mutu LH
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh IT
dan BERKOORDINASI dengan pejabat pengawas di bidang LH dan
reklamasi
17
PP No. 55 Tahun 2010
ttg Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 36
Inspektur Tambang berwenang:
Memasuki tempat kegiatan usaha
Menghentikan sementara waktu sebagian atau seluruh
kegiatan pertambangan jika, kegiatan tersebut
membahayakan atau menimbulkan pencemaran/
kerusakan lingkungan
Mengusulkan penghentian sementara menjadi penghentian
secara tetap kepada Kepala Inspektur Tambang.
18
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
Penempatan, Pelaksanaan, Pelaporan,
Penyusunan: Evaluasi, Pencairan Jamrek OP
•Rencana Reklamasi (RR)
•Rencana Pascatambang (RPT)*
Penetapan:
•Jaminan Reklamasi (Jamrek)
•Jaminan Pascatambang (JamPT) Pemantaua
1 2 3 n n
1 2 3 n
Penyerahan lahan
EKSPLORASI OPERASI PRODUKSI PASCATAMBANG kepada pemberi izin
Penempatan JamPT
Perlindungan terhadap
kualitas air permukaan, air Pemanfaatan lahan bekas
tanah,air laut, dan tanah tambang sesuai dengan
serta udara peruntukannya;
Penjaminan terhadap
stabilitas dan keamanan
timbunan batuan penutup,
Memperhatikan nilai-nilai
kolam tailing, lahan bekas
sosial dan budaya setempat;
tambang, dan struktur buatan
lainnya;
22
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
23
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
24
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
26
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
28
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
29
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
30
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
31
PP No. 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
32
PP 27 Tahun 2012
ttg Izin Lingkungan
36
PP 101 Tahun 2014
ttg Pengelolaan Limbah B3
Pasal 3
(1) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib
melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.
Pasal 5
38
KepMen PE 1211.K/008/M.PE/1995
ttg : Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum
39
KepMen PE 1211.K/008/M.PE/1995
ttg : Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan
Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan
Umum
40
KepMen PE 1211.K/008/M.PE/1995
ttg : Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum
41
KepMen PE 1211.K/008/M.PE/1995
ttg : Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum
42
KepMen PE 1211.K/008/M.PE/1995
ttg : Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum
43
PERATURAN TTG BML DAN KUALITAS
LIMBAH
• PERMEN LH Nomor 113/2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah Pertambangan dan
Pengolahan/ Pencucian Batubara
• PERMEN LH Nomor 202/2004 tentang Baku
Mutu Air Limbah Pertambangan dan
Pengolahan Emas/Tembaga
44
PERATURAN TTG BML DAN KUALITAS
LIMBAH
45
PERMEN LH No. 05 TAHUN 2012
ttg Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
AMDAL
Lampiran I Nomor II K
Jenis Kegiatan Mineral dan Batubara
46
PERMEN LH No. 05 TAHUN 2012
ttg Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
AMDAL
Batubara
Kapasitas : ≥ 1.000.000 ton/tahun
Jumlah material penutup yang
dipindahkan : ≥ 4.000.000 Bcm/tahun
Mineral Logam
Kapasitas : ≥ 300.000 ton/tahun
Jumlah material penutup yang
dipindahkan : ≥ 1.000.000 ton
47
PERMEN LH No. 05 TAHUN 2012
ttg Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
AMDAL
Mineral bukan Logam atau Mineral batuan
Kapasitas : ≥ 500.000 m3/tahun
Jumlah material penutup yang dipindahkan :
≥1.000.000 m3/tahun
Pengolahan dan pemurnian
Mineral Logam : semua besaran
Mineral Bukan Logam : ≥ 500.000 m3/tahun
Batuan : > 500.000 m3/tahun
Batubara : ≥ 1.000.000 m3/tahun
Bahan galian radioaktif untuk semua besaran
48
TERIMA KASIH
J A N G A N WARISKAN
AIR MATA KEPADA ANAK
CUCU KITA
WARISKANLAH MATA
TAPI ….. KEHIDUPAN DAN
MATA AIR-MATA AIR
DEMI MASA DEPAN MEREKA
49