PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bedah jantung adalahUsaha atau operasi yang dikerjakan untuk melakukan koreksi
kelainan anatomi atau fungsi jantung.
2.2 Klasifikasi
1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan membuka rongga
jantung dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra corporal).
2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa membuka rongga
jantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.
4. Repair yaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalami insufisiensi.
3. Fonokardiografi
4. Ekhocardiografi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai gelombang pendek dan
pantulan dari bermacam-macam lapisan di tangkap kembali. Sehingga terlihat gambaran
rongga jantung dan pergerakan katup jantung. Selain itu sekarang ada lagi Dopler
Echocardiografi dengan warna, dimana dari gambaran warna yang terlihat bisa dilihat shunt,
kebocoran katup atau kolateral.
5. Nuklir kardiologi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai isotop intra vena
kemudian dengan “scanner” ditangkap pengumpulan isotop pada jantung.
Observasi aktivitas
Ø Pemeriksaan Diagnose
· EKG: untuk mengetahui disaritmia
· Chest x-ray
· Hasil laboratarium: darah lengkap, koagulasi, elektrolit, urium, kreatinin, BUN, Hb.
· Kateterisasi
· Ekhocardiografi
Informasikan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan seperti ganti baju,
pemasangan infuse, kanulasi arteri dan pemasangan lead EKG
Mendampingi pasien saat memberikan premedikasi
Yakinkan pasien tidak menggunakan gigi palsu, perhiasan, kontak lensa dan alat bantu
dengar
Kondisi asepsis dicapai dengan: cuci tangan, melakukan proparasi kulit dan drapping.
Menggunakan gaun dan sarung tangan yang steril.
2.7Perawatan Pasca-bedah
Perawatan pasca bedah dimulai sejak penderita masuk ke ICU.Untuk mengetahui
problem pasca bedah dianjurkan untuk mengetahui problem penderita pra bedah sehingga dapat
diantisipasi dengan baik.Misalnya problem pernapasan, diabetes dan lain-lain.
v Perawatan Pasca Bedah Dibagi Atas
1. Perawatan di ICU.
a. Monitoring Hemodinamik.
Setelah penderita pindah di ICU maka serah terima antara perawat yang mengantar ke ICU dan
petugas/perawat ICU yang bertanggung jawab terhadap penderita tersebut : Dianjurkan setiap
penderita satu perawat yang bertanggung jawab menanganinya selama 24 jam.
Pemantauan yang dikerjakan harus secara sistematis dan mudah :
· CVP, RAP, LAP.
· Denyut jantung.
· Wedge presure dan PAP.
· Tekanan darah.
· Curah jantung.
· Obat-obat inotropik yang digunakan untuk support fungsi jantung dosisnya, rutenya dan lain-
lain.
· Alat lain yang dipakai untuk membantu seperti IABP, pacuh jantung dll.
b. EKG
Pemantauan EKG setiap saat harus dikerjakan dan dilihat irama dasar jantung dan adanya
kelainan irama jantung seperti AF, VES, blok atrioventrikel dll. Rekording/pencatatan EKG
lengkap minimal 1 kali dalam sehari dan tergantung dari problem yang dihadapi terutama bila
ada perubahan irama dasar jantung yang membahayakan.
c. Sistem pernapasan
Biasanya penderita dari kamar operasi masih belum sadar dan bahkan diberikan sedasi sebelum
ditransfer ke ICU. Sampai di ICU segera respirator dipasang dan dilihat :
· Tube dan ukuran yang diapakai, melalui mulut / hidung.
· Tidalvolume dan minut volume, RR, FiO2, PEEP.
· Dilihat aspirat yang keluar dari bronkhus / tube, apakah lendirnya normal, kehijauan, kental
atau berbusa kemerahan sebagai tanda edema paru ; bila perlu dibuat kultur.
d. Sistem neurologis
Kesadaran dilihat dari/waktu penderita mulai bangun atau masih diberikan obat-obatan sedatif
pelumpuh otot. Bila penderita mulai bangun maka disuruh menggerakkan ke 4 ektremitasnya.
e. Fungsi ginjal
Dilihat produksi urine tiap jam dan perubahan warna yang terjadi akibat hemolisis dan lain-lain.
Pemerikasaan ureum / kreatinin bila fasilitas memungkinkan harus dikerjakan.
f. Gula darah
Bila penderita adalah diabet maka kadar gula darah harus dikerjakan tiap 6 jam dan bila tinggi
mungkin memerlukan infus insulin.
g. Laboratorium
Setelah sampai di ICU perlu diperiksa :
· HB,HT,trombosit.
· ACT.
· Analisa gas darah.
· LFT / Albumin.
· Ureum, kreatinin, gula darah.
· Enzim CK dan CKMB untuk penderita bintas koroner.
h. Drain
Drain yang dipasang harus diketahui sehingga perdarahan dari mana mungkin bisa diketahui.
Jumlah drain tiap satuan waktu biasanya tiap jam tetapi bila ada perdarahan maka observasi di
kerjakan tiap ½ jam. Atau tiap ¼ jam. Perdarahan yang terjadi lebih dari 200 cc untuk penderita
dewasa tiap jam dianggap sebagai perdarahan pasca bedah dan mungkin memerlukan
retorakotomi untuk menghentikan perdarahan.
i. Foto thoraks
Pemerikasaan foto thoraks di ICU segera setelah sampai di ICU untuk melihat ke CVP, Kateter
Swan Ganz.Perawatan pasca bedah di ICU harus disesuaikan dengan problem yang dihadapi
seperti komplikasi yang dijumpai.Umumnya bila fungsi jantung normal, penyapihan terhadap
respirator segera dimulai dan begitu juga ekstratubasi beberapa jam setelah pasca bedah.
j. Fisioterapi.
Fisioterapi harus segera mungkin dikerjakan termasuk penderita dengan ventilator.Bila sudah
ekstubasi fisioterapi penting untuk mencegah retensi sputum (napas dalam, vibrilasi, postural
drinase).
2. Perawatan setelah di ICU / di Ruangan.
Setelah klien keluar dari ICU maka pemantauan terhadap fungsi semua organ terus dilanjutkan.
Biasanya pindah dari ICU adalah pada hari ke dua pasca bedah.Umumnya pemeriksaan
hematologi rutin dan thoraks foto telah dikerjakan termasuk laboratorium LFT, Enzim CK dan
CKMB.
Hari ke 3 lihat keadaan dan diperiksa antara lain :
· Elektrolit thrombosis.
· Ureum
· Gula darah.
· Thoraks foto
· EKG 12 lead.
Hari ke 4 : lihat keadaan, pemeriksaan atas indikasi.
Hari ke 5 : Hematologi, LFT, Ureum dan bila perlu elektrolit, foto thoraks tegak.
Hari ke 6 - 10 : pemerikasaan atas indikasi, misalnya thrombosis.
Obat – obatan ini biasanya diberikan analgetik karena rasa sakit daerah dada waktu batuk
akan mengganggu pernapasan klien. Obat-obat lain seperti anti hipertensi, anti diabet, dan
vitamin harus sudah dimulai, expectoransia, bronchodilator, juga diperlukan untuk mengeluarkan
sputum yang banyak sampai hari ke 7 atau sampai klien pulang.
Perawatan luka, dapat tertutup atau terbuka. Bila ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan
dan bengkak pada luka apalagi dengan tanda-tanda panas, lekositosis, maka luka harus dibuka
jahitannya sehingga nanah yang ada bisa bebas keluar. Kadang-kadang perlu di kompres dengan
antiseptik supaya nanah cepat kering. Bila luka sembuh dengan baik jahitan sudah dapat di buka
pada hari ke delapan atau sembilan pasca bedah. Untuk klien yang gemuk, diabet kadang-kadang
jahitan dipertahankan lebih lama untuk mencegah luka terbuka.
Fisioterapi, setelah klien exstubasi maka fisioterapi harus segera dikerjakan untuk mencegah
retensi sputum yang akan menyebabkan problem pernapasan. Mobilisasi di ruangan mulai
dengan duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, berjalan disekitar tempat tidur, berjalan ke
kamar mandi, dan keluar dari ruangan dengan dibimbing oleh fisioterapis atau oleh perawat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
· Nama : tidak berpengaruh
· Umur : kebanyakan disemua umur (pada anak-anak juga bisa seperti pada kelainan jantung
bawaan) (pada orang dewasa juga bisa dilakukan dengan indikasi gagal jantung) tapi lebih
sering pada anak-anak
· Jenis kelamin : kebanyakan terjadi pada laki-laki tapi tidak menutup kemungkinan terjadi
juga pada perempuan
3.1.2 Riwayat Kesehatan
· Keluhan Utama
Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah jantung kebanyakan datang
dengan keluhannya sesak nafas, nyeri dada, syanosis, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat
· Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas, nyeri dada, syanosis, kelemahan, nafas cepat, palpitasi
· Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah merasa sesak dan nyeri pada dada tapi hilang dengan obat warung
3.1.3Pemeriksaan Fisik
· Kesadaran : Composmentis
· Keadaan umun: biasanya dalam keadaan lemas
· TTV
- Nadi : 90-110 x/menit
- TD : 110/70-140/90 mmHg
- RR : 24-27 x/menit
- Suhu : 37,5-38.5 C
· Kepala dan Leher
™ Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata.
™ Wajah : Normal, konjungtiva pucat
™ Hidung : Pernapasan cuping hidung,Tidak ada polip
™ Mulut : Bersih
™ Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
· Thorax
· Jantung
™ Inspeksi : tampak ictus cordis
™ Palpasi : ictus cordis kuat angkat
™ Perkusi : batas jantung melebar
™ Auskultasi : BJ 1 dan 2 melemah, BJ S3 dan S4, disritmia, gallop
· Paru
™ Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri simetris
™ Palpasi : ada otot bantu pernafasan
™ Perkusi : sonor
™ Auskultasi : weezing
· Abdomen
™ Inspeksi : Bulat datar
™ Palpasi : tidak ada nyeri tekan
™ Perkusi :-
™ Auskultasi : Bising usus (+)
· Ekstremitas
™ Eks. Atas : Ada clubbing fingers, terdapat oedema
™ Eks. Bawah :Ada clubbing fingers, terdapat oedema
· Sistem Integumen : kulit kering dan turgor kulit juga jelek
· Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena adanya sesak dan nafas pendek.
5. Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di dada
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
7. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas
untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
8. Pola reproduksi / seksual
Pasien berjenis kelamin laki –laki dan akibat penyakitnya pasien tidak bisa berhubungan
seksual .
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
10. Pola mekanisme koping
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari
Allah SWT.
Do:
Do:
- Peralatan
pemantau
hemodinamik
memperlihatkan
hasil normal
( tekanan vena
central (CVP)
normal antara 2-8
mmHg atau 3-11
cm air, curah
jantung normal
antara 3-5L/menit,
tekanan kapiler
pulmonal (PCWP)
normal yaitu 6-12
mmHg, indeks
jantung normal Pantau status
2,5-3,5 kardivaskuler
L/mnt/mm2, setiap jam
tekanan vaskulersampai stabil
sistemik normalmelalui
antara 600-1400parameter
dynes/sec, reratahemodinamik
tekanan arteri
normal 70-
100mmHg)
Kolaborasi
obat anti
aritmia
Evaluasi
peningkatan
intoleransi
aktivitas.
Anjurkan
untuk menarik
nafas dalam,
batuk efektif,
berpindah
posisi,
memakai
spirometer dan
mematuhi
terapi nafas.
mengetahui
Retensi cairan yang
penyebab dari
berlebihan dimanifestasikan
kelebihan volume
dengan adanya edema.
cairan
A : pasien dan Meningkatnya kongesti
keluarga pasien vaskuler yang akhirnya
mampu Atur posisi mengakibatkan edema jaringan
Kolaborasi
dengan tim
kesehatan
dengan
pemberian
diuretic,
thiazide dan
pengganti
potasium.
3.2.2Pemeriksaan Fisik
· Kesadaran : Apatis
· Keadaan umun: biasanya dalam keadaan lemas
· TTV
- Nadi : 55-80 x/menit
- TD : 90/65-120/85 mmHg
- RR : 22-27 x/menit
- Suhu : 37,5-38.5 ̊ C
· Kepala dan Leher
™ Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata.
™ Wajah : Normal, konjungtiva agak merah muda
™ Hidung : Tidak ada polip
™ Mulut : Bersih
™ Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
· Thorax
· Jantung
™ Inspeksi : terdapat bekas jahitan luka operasi
™ Palpasi : adanya nyeri tekan
™ Perkusi :-
™ Auskultasi : terdengar BJ 1 dan 2
· Paru
™ Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri simetris
™ Palpasi : tidak ada otot bantu pernafasan
™ Perkusi :-
™ Auskultasi : weezing
· Abdomen
™ Inspeksi : Bulat datar
™ Palpasi : tidak ada nyeri tekan
™ Perkusi :-
™ Auskultasi : Bising usus (+)
· Ekstremitas
™ Eks. Atas : Ada clubbing fingers, terdapat oedema
™ Eks. Bawah :Ada clubbing fingers, terdapat oedema
· Sistem Integumen : turgor kulit kembali > 1 detik
· Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid, dan
terpasang kateter
Ø Bila pasien telah dipindahkan ke unit perawatan kritis, 4-12 jam sesudahnya, harus dilakukan
pengkajian yang lengkap mengenai semua system untuk menetukan status pascaoperasi pasien
dibandingkan dengan garis dasar perioperative dan mengetahui perubahan yang mungkin terjadi
selama pembedahan. Parameter yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Status neurologis :tingkat responsivitas, ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya, refleks,
gerakan ekstremitas, dan kekuatan genggaman tangan.
2. Status Jantung :frekuensi dan irama jantung, suara jantung, tekanan darah arteri, tekanan vena
sentral (CVP), tekanan arteri paru, tekanan baji arteri paru (PAWP = pulmonary artery wedge
pressure). tekanan atrium kiri (LAP), bentuk gelombang dan pipa tekanan darah invasif, curah
jantung atau indeks. tahanan pembuluh darah sistemik dan paru, saturasi oksigen arteri paru bila
ada, drainase rongga dada, dan status serta fungsi pacemaker.
3. Status respirasi : gerakan dada, suara napas, penentuan ventilator (frekuensi, volume tidal,
konsentrasi oksigen, mode [mis, SIMV], tekanan positif akhir ekspirasi [PEEP], kecepatan
napas, tekanan ventilator, saturasi oksigen anteri (SaO2), CO2 akhir tidal, pipa drainase rongga
dada, gas darah arteri.
4. Status pembuluh darah perifer :denyut nadi perifer, warna kulit, dasar kuku, mukosa, bibir dan
cuping telinga, suhu kulit, edema, kondisi balutan dan pipa invasif.
5. Fungsi ginjal :haluaran urin, berat jenis urin, dan osmolaritas.
6. Status cairan dan elektrolit asupan : haluaran dan semua pipa drainase. semua parameter curah
jantung, dan indikasi ketidakseimbangan elektrolit berikut:
a. Hipokalemia : intoksikasi digitalis, disritmia (gelombang U, AV blok, gelombang T yang
datar atau terbalik).
b. Hiperkalemia : konfusi mental, tidak tenang, mual, kelemahan, parestesia eksremitas,
disrirmia (tinggi, gelombang T puncak, meningkatnya amplitudo, pelebaran kompleks QRS;
perpanjangan interval QT).
c. Hiponatremia : kelemahan, kelelahan, kebingungan, kejang, koma.
d. Hipokalsemia parestesia, spasme tangan dan kaki, kram otot, tetani.
e. Hiperkalsemia intoksikasi digitalis, asistole.
7. Nyeri :sifat, jenis, lokasi, durasi, (nyeri karena irisan harus dibedakan dengan nyeri angina),
aprehensi, respons terhadap analgetika.
Beberapa pasien yang telah menjalani CABG dengan arteri mamaria interna akan mengalami
parestesis nervus ulnaris pada sisi yang sama dengan graft yang diambil. Parestesia tersebut bisa
sementara atau permanen. Pasien yang menjalani CABG dengan arteri gastroepiploika juga akan
mengalami ileus selama beberapa waktu pascaoperatif dan akan mengalami nyeri abdomen pada
tempat insisi selain nyeri dada.
Pengkajian juga mencakup observasi segala peralatan dan pipa untuk menentukan apakah
fungsinya baik: pipa endotrakheal, ventilator, monitor CO2 akhir tidal, monitor SaO2, kateter
arteri paru, monitor saturasi oksigen arteri paru (SavO2), pipa arteri dan vena, alat infus
intravena dan selang, monitor jantung, pacemaker, pipa dada, dan sistem drainase urin.
3.2.3Contoh Analisa Data
No Analisa data Etiologi Problem
Do:
- Peralatan pemantau
hemodinamik
memperlihatkan hasil tidak
normal
- Terdapat edema
Do:
- skala nyeri 5
- Q : seperti tertusuk
- R : didaerah dada,
- S : 5,
- T : waktu bergerak
Do:
-Adanya bengkak
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan trauma akibat pembedahan dada ekstensi.
3.2.5Proses Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional
6. Anjurkan untuk
menarik nafas dalam,
batuk efektif, berpindah
posisi, memakai
spirometer dan
mematuhi terapi nafas.
P : - TTV normal :
Untuk
(TD : 110/70-120/80
menghilangkan gejala
mmHg, Suhu: 36,5-
peradangan (mis :
37,50 C, RR: 16-
demam, bengkak, rasa
24 x/mnt, Nadi: 60-100
penuh, kaku atau
x/mnt
- tidak ada bengkak gatal, dan kelelahan)
3.3Contoh Implementasi
NO.
TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
DX
25-11-2012
08.00
1,2,3,4 1. Mengobservasi TTV 1. DS : keluarga pasien
mengatakan pasien agak
mendingan
DO : TTV normal :
(TD : 110/70-120/80 mmHg,
Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-
24 x/mnt, Nadi: 60-100 x/mnt
DO : pasien kooperatif
4.Kolaborasi : memberikan
obat anti aritmia, anti radang5. DS : pasien sudah enakan
dan anlgesik.
DO : Peralatan pemantau
5.memantau status hemodinamik memperlihatkan
kardivaskuler melalui hasil normal ( tekanan vena
09.00 wib parameter hemodinamik central (CVP) normal antara 2-
8 mmHg atau 3-11 cm air,
1,3,4
curah jantung normal antara 3-
5L/menit, tekanan kapiler
pulmonal (PCWP) normal
10.00 wib yaitu 6-12 mmHg, indeks
jantung normal 2,5-3,5
1 L/mnt/mm2, tekanan vaskuler
sistemik normal antara 600-
1400 dynes/sec, rerata tekanan
arteri normal 70-100mmHg)
DO : AGD normal :
(PO2 : 80-95 mmHg, PCO2 : 35-
45 mmHg, HCOO-3 : 21-26
mmHg, PH : 7,35- 7,45, SO2 :
90-100 mmHg)
8. mengajarkan teknik
relaksasi, kompres air hangat
dan fisioterapi dada
12.00 wib
13.00 wib
2,3,4
3.4 Evaluasi
NO.
TGL/JAM EVALUASI TTD
DX
1 25-11-2012 S:-
P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bedah jantung adalahUsaha atau operasi yang dikerjakan untuk melakukan koreksi kelainan
anatomi atau fungsi jantung.
3. Dukungan psikologis
4. Penatalaksanaan keperawatan
4.2 Saran
Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Mengurangi nyeri pada pasien