Anda di halaman 1dari 9

Homeostasis bergantung pada ketepatan regulasi dari organ dan system organ tubuh.

Bersama-sama
system syaraf dan endokrin beregulasi dan mengkoordinasi hampir seluruh aktifitas struktur tubuh.
Ketika fungsi endokrin atau fungsi syaraf gagal berfungsi dengan baik, keadaan dapat dengan cepat
menyimpang dari homeostasis. Penyakit pada sisem endokrin dapat menyebabkan ketidak nyamanan
seperti diabetes ketergantungan insulin dan penyakit Addison. Di awal 1900-an orang yang mengalami
penyakit ini pada akhirnya meninggal. Tidak ada terapi yang efektif untuk penyakit itu dan penyakit
endokrin lainnya, seperti diabetes insipidus, cushing sindrom, dan kemungkinan kelainan organ
reproduksi. Pemahaman tentang endokrin system sudah semakin luas, sehingga penanganan untuk
pasien dengan penyakit endokrin juga meningkat.

Sistem endokrin sangat kecil dibandingkan dengan fungsinya yang penting terhadap kesehatan tubuh.
Endokrin terdiri dari beberapa kelenjar kecil yang terdistribusi di seluruh tubuh yang dapat di abaikan
jika tidak karena hormone yang disekresikan.

Chapter ini menjelaskan fungsi system endokrin dan profil kelejar pituitary dan hipotalamus, hormone
dari kelenjar pituitary, kelenjar tyroid, kelenjar parathyroid, kelenjar adrenal, dan pancreas. Kemudia
akan berlanjut ke diskusi tentang hormone regulasi nutrisi, hormone system reproduksi, pinealbody,
thymus, dan traktus gastrointestinal dan substansi mirip hormone. Chapter ini akan di tutup dengan
gambaran tentang efek penuaan pada system endokrin.

FUNGSI SISTEM ENDOKRIN

Objectif : Jelaskan fungsi regulator utama dari system endokrin

Beberapa bahan informasi dibutuhkan untuk memahami bagaimana system endokrin meregulasikan
system tubuh,

1. Anatomi tiap kelenjar dan letaknya.


2. Hormon yang di sekresikan oleh kelenjar.
3. Target jaringan dan respon jaringan untuk setiap hormone.
4. Tujuan dalam sekresi setiap hormone.
5. Konsekuensi penyebab, jika diketahui, tentang terjadinya hipersekresi atau hyposekresi
hormone.

Fungsi regulasi utama system endokrin termasuk :

1. Metabolisme dan pematangan jaringan. Sistem endokrin meregulasi kecepatan metabolism dan
mempengaruhi kematangan jaringan seperti pada system syaraf.
2. Regulasi ion. System endokrin membantu meregulasi pH darah dan juga konsentrasi Na+, K+ dan
Ca 2+ dalam darah.
3. Keseimbangan cairan. Sistem endokrin meregulasi keseimbangan cairan dengan mengontrol
konsentrasi zat terlarut dalam darah.
4. Regulasi system imun. Sistem endokrin membantu mengontrol produksi sel imun.
5. Detak jantung dan regulasi tekanan darah. Sistem Endokrin membantu meregulasi detak jantung
dan tekanan darah serta membantu mempersiapkan tubuh untuk aktifitas fisik.
6. Kontrol glukosa darah dan nutrisi lainnya. System Endokrin mengontrol tingkat glukosa dan
tingkat nutrisi dalam darah.
7. Kontrol fungsi reproduksi. Sistem Endokrin mengontrol perkembangan dan fungsi dari system
reproduksi wanita dan laki-laki.
8. Kontraksi uterine dan pengeluaran air susu. Sistem endokrin mengatur konstraksi saat
melahirkan dan merangsang pengeluaran air susu dalam masa menyusui.

Kelenjar Pituitary (Hipofisis) dan Hipotalamus.

Objektif

 Menjelaskan perkembangan embrionik, anatomi dan lokasi dari kelenjar pituitary juga
hubungan struktura antara hipotalamus dan kelenjar pituitary.
 Mendeskripsikan tujuan dari sekresi hormone anterior pituitary, dan daftar pelepasan dan
penghambatan hormone utama yang di lepaskan oleh sel syaraf hipotalamus.
 Menjelaskan sel pensekresi dari pituitary posterior. Termasuk lokasi badan selnya, dan lokasi
sintesis hormonnya, transport dan sekresi.

Kelenjar pituitary atau hipofisi mensekresikan 9 hormon utama yang meregulasi banyak fungsi tubuh
dan aktifitas sekresi dari beberapa kelenjar endokrin.

Hipotalamus dari otak dan kelenjar pituitary adalah lokasi utama dimana sayraf dan system endokrin
berinteraksi (18.1). Hipotalamus meregulasi aktifitas sekresi dari kelenjar pituitary. Jadi benar bahwa
pituitary posterior adalah perpanjangan dari hipotalamus. Hormon, informasi sensoris yang memasuki
SSP, dan emosi, untuk merangsang aktifitas hipotalamus.

STRUKTUR KELENJAR PITUITARY

Kelenjar pituitary hanya berdiameter 1 cm, dengan berat 0,5-1 g, dan terletak di sella turcica dari tulang
spenoid (18.1). Kelenjar ini berapa dibagian bawah hipotalamus dan dibuhungkan ke hipotalamus oleh
setangkai jaringan yang disebut infundibulum.

Kelenjar pituitary dibagi 2 bagian secara fungsi : pituitary Posterior atau neurohipofisis dan pituitary
anterior atau adeno hipofisis.

Pituitary Posterior (Neurohipofisis)

Pituitary posterior disebut neurohipofisis karena hubungannya dengan syaraf (neuro- menunjukkan
system syaraf). Bagian posterior ini dibentuk saat perkembangan embrio dari perkembangan bagian
bawah dari otak di area hipotalamus. Perkembangan otak membentuk infundibulum, dan dagian distal
akhir dari infundibulum membesar untuk membentuk posterior pituitary.

Anterior Pituitary (Adenohipofisis)

Pituitari anterior atau adenohipofisis, tumbuh sebagai suatu sacus yang terbentuk dari embrionik cavitas
oral yang disebut difertikulum pituitary atau kantong Rathke, yang tumbuh menuju pituitary posterior.
Karena semakin dekatnya bagian ini ke pituitary posterior, difertikulum melepaskan hubungannya
dengan cavitas oral dan menjadi pituitary anterior. Pituitary anterior dibagi menjadi 3 are dengan batas
yang tidak jelas : Pars tuberalis, pars distalis, dan pars intermedia (18.2). Hormon yang di sekresikan dari
pituitary anterior berbeda dari hormone pituitary posterior, bukanlah neurohormon karena pituitary
anterior dibentuk dari jaringan epitel embrionik cavitas oral dan bukan dari jaringan syaraf.

Hubungan Pituitary Dengan Otak.

Pembuluh porta adalah pembuluh darah yang dimulai dan berakhir di jaring2 kapiler. System portal
hipotalamushipofisial terbentang dari dari bagian hipotalamus ke pituitary anterior (18.3) Jaring2 kapiler
primer di hipotalamus di aliri darah dari arteri yang membawa darah dari hipotalamus. Dari jaring2
kapiler utama, pembuluh system portal hipotalamushifofisial membawa darah ke jaring2 kapiler kedua di
pituitary anterior. Vena dari jaring2 kapiler kedua akhirnya bergabung dengan sirkulasi umum.

Neurohormon, diproduksi dan disekresi oleh syaraf dari hipotalamus, memasuki jaring2 kapiler dan
dibawa ke jaring2 kapiler kedua. Darisana neurohormon meninggalkan darah dan bekerja pada sel
pituitary anterior. Neurohormon tersebut bekerja baik sebagai releasing hormone (hormone pelepas),
meningkatkan sekresi pituitary anterior atau inhibiting hormone (hormone penghambat) menurunkan
sekresi hormone pituitary anterior. Hormon pelepas akanmenstimulasi dan hormone penghambat akan
menghambat produksi dan sekresi hormone tertentu pada pituitary anterior. Sebagai respon terhadap
hormone pelepas, pituitary anterior sel mensekresi hormone yang akan memasuki jaring2 kapiler kedua
dan dibawa ke sirkulasi umum ke jaringan target. Dengan demikian system portal hipotalamohipofisis
berfungsi agar neurohormone dapat digunakan sebagai sinyal untuk meregulasi aktifitas sekresi dari
pituitary anterior. (18.3)

Beberapa hormone pelepas dan penghambat utama dilepaskan dari sel syaraf hipotalamus. Growth
hormone-releasing hormone (GHRH) adalah protein kecil yang menstimulasi sekresi growth hormone
(GH) dari kelenjar pituitary, dan growth hormone-inhibiting hormone (GHIH), yang disebut juga
somatostatin adalah protein kecil yang menghambat sekresi growth hormone (GH). Thyroid-releasing
hormone (TRH) merupakan protein kecil yang menstimulasi sekresi thyroid stimulating hormone (TSH).
Dari pituitary anterior. Corticotropin-releasing hormone (CRH) merupakan protein yang menstimulasi
hormone adrenocorticotropic dari kelenjar pituitary anterior. Gonandotropin-releasing hormone (GnRH)
merupakan protein kecil yang menstimulasi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone
dari kelenjar pituitary anterior. Prolactin-releasing hormone (PRH) dan Prolactin-inhibiting hormone
(RIH) mengatur sekresi prolactin dari kelenjar pituitary anterior (18.1) Hormon pelepas ini kadang
dimaksudkan sebagai factor pelepas atau penghambat karena struktur nya yang tidak jelas atau karena 1
zat dari hipotalamus diketahui beraksi sebagai factor pelepas atau penghambat. Istilah hormone
digunakan dalam konteks ini, untuk menghindari kebingungan dank arena kecepatan penemuan baru.
Sekresi kelenjar pituitary anterior dijelaskan pada bagian yang berjudul “hormone pituitary anterior”
(p604)

Titak ada system portal yang membawa neuro hormone hipotalamus ke pituitary posterior.
Neurohormon yang dilepaskan dari pituitary posterior di produksi oleh sel neurosekretory dengan badan
sel mereka yang terletak di hipotalamus. Axon dari sel ini diperpanjang dari hipotalamus melalui
infundibulum ke pituitary posterior dan membentuk traktus syaraf yang disebut traktus
hipotalamushopofisial (18.4). Neurohormon yang diproduksi di hipotalamus dibawa melalui akson dalam
vesikel-vesikel kecil dan disimpan di vesikel sekresi dalam perluasan ujung akson. Potensial aksi dimulai
di badan sel syaraf di hipotalamus dan disebarkan melalui axon ke axon termina di pituitary posterior.
Potensial aksi menyebabkan pelepasan neurohormon dari axon terminal dan memasuki system sirkulasi.
Sekresi kelenjar pituitary posterior dijelaskan dalam bagian yang berjudul “hormone pituitary posterior”
(p 601)

Pertanyaan :

1. Bagian Informasi apa saja yang diperlukan untuk memahami bagaimana system endokrin
mengatur fungsi tubuh?

2. Sebutkan 8 fungsi regulasi dari system endokrin.

3. Dimana letak kelenjar pituitary? Bedakan asal pembentukan pituitary anterior dan posterior.

4. Berinama bagian-bagian kelenjar pituitary dan fungsi dari setiap bagian.

5. Definisikan system portal. Jelaskan system portal hipotalamus-hipofisis. Bagaimana hipotalamus


mengatur sekresi hormone dari pituitary anterior?

6. Sebutkan hormone pelepas dan penghambat yang di lepaskan oleh sel syaraf hipotalamus.

7. Jelaskan tentang traktus hipotalamushipofisis, termasuk produksi neurohormon di hipotalamus


dan sekresinya dari pituitary posterior.

Tabel 18.1 Hormon hipotalamus

Hormon Struktur Jaringan target Respon


Growth hormone Peptida kecil Sel pituitary anterior Meningkatkan sekresi
releasing hormone yang mensekresikan growth hormone
(GHRH) growth hormone

Growth hormone Peptida kecil Sel pituitary anterior Menurunkan sekresi


inhibiting hormone yang mensekresikan growth hormone
(GHIH)/ Somatostatin growth hormone
Tyroid-releasing Peptida kecil Sel pituitary anterior Meningkatkan sekresi
hormone (TRH) yang mensekresikan tyroid-stimulating
tyroid-stimulating hormone
hormone
Corticotropin-releasing Peptida Sel pituitary anterior Meningkatkan sekresi
hormone (CRH) yang mensekresikan adrenocorticotropic
adrenocorticotropic hormone
hormone
Gonandotropin- Peptida kecil Sel pituitary anterior Meningkatkan sekresi
releasing hormone yang mensekresikan luteinizing hormone dan
(GRH) luteinizing hormone follicle stimulating
dan follicle stimulating hormone
hormone

Prolactin-inhibiting Tidak diketahui Sel pituitary anterior Menurunkan sekresi


hormone (PIH) yang mensekresikan hormone prolactin
hormone prolactin
Prolactin-releasing Tidak diketahui Sel pituitary anterior Meningkatkan sekresi
hormone (PRH) yang mensekresikan hormone prolactin
hormone prolactin

HORMON KELENJAR PITUITARY

Objektif : Menjelaskan jaringan target, regulasi dan respon untuk hormone pituitary anterior dan
posterior.

Bagian ini menjelaskan hormone yang disekresikan dari kelenjar pituitary (18.2), efeknya pada tubuh dan
mekanisme yang mengatur laju sekresinya. Sebagai tambahan, beberapa konsekuensi terhadap sekresi
abnormal ditekan.

Hormon Pituitary Posterior. Pituitary posterior mensekresi 2 neurohormon polipeptida yaitu hormone
antidiuretic dan oxcytocin. Sekumpulan sel yang berbeda mensekresikan tiap hormo.

Antidiuretic hormone

Antidiuretic hormone (ADH) sesuai namanya mencegah (anti) keluarnya urin dalam jumlah besar. ADH
kadang disebut vasopressin, karena hormone ini menyebabkan pembuluh darah berkontraksi sehingga
meningkatkan tekanan darah. ADH di bentuk oleh badan sel syaraf di nuclei supraoptik dari hipotalamus
dan memindahkannya sepanjang axon traktus hipotalamohipofisis. ADH dilepaskan dari axon terminal ke
darah dan dibawa ke jaringan target utamanya. Yaitu ginjal, dimana dia akan menyebabkan retensi air
dan mengurangi volume urin (chapter 26).

Laju sekresi ADH berubah untuk merespon penyesuaian osmolaritas darah dan volume darah.
Osmolaritas dari larutan akan meningkat saat konsentrasi zat terlarut dalam larutan meningkat. Syaraf
khusu, yang disebut osmoreseptor bersinap dengan sel neurosecretory ADH di hipotalamus. Disaat
osmolalitas darah meningkat, frekuensi potensial aksi di osmoreseptor meningkat, menghasilkan
frekuensi potensial aksi yang lebih banyak di sel neurosekretory. Sebagai akibatnya sekresi ADH
meningkat. Dengan kata lain, peningkatan osmolalitas darah dapat langsung menstimulasi sel
neurosecretory ADH. Karena ADH menstimulasi ginjal untuk meretensi air, yang berfungsi
mengembalikan osmolalitas darah dan mencegah berlanjutnya peningkatan ke osmolaritas cairan tubuh.

Saat osmolality darah menurun, frekuensi potensial aksi di osmoreseptor dan sel neurosecretory
menurun. Karena itu hanya sedikit ADH yang disekresi dari kelenjar pituitary posterior, dan volume air di
kurangi dengan peningkatan urin.

Volume urin meningkat dalam beberapa menit sampai beberapa jam dalam respon untuk pemkaian air
yang banyak. Berbeda dengan volum urin yang menurun dan konsentrasi meningkat dalam beberapa
jam sedikit air dikonsumsi. ADH memainkan peran penting dalam perubahan formasi urin ini. Efeknya
untuk menjaga osmolalitas dan volume cairan ekstraselular tetap dalam batas nilai normal.

Reseptor sensory yang mendeteksi perubahan pada tekanan darah mengirimkan potensial aksi melalui
benang syaraf sensori nervus vagus yang akhirnya bersinap dengan sel secretory ADH. Penurunan
tekanan darah, menyebabkan kenaikan potensial aksi pada sel neurosecretory dan meningkatkan sekresi
ADH, yang mana akan menstimulasi ginjal untuk meretensi air. Karena air dalam urin diperoleh dari
darah saat melewati ginjal, ADH memperlambat segala bentuk pengurangan dalam darah.

Peningkatan tekanan darah menurunkan frekuensi potensial aksi di sel neurosecretory. Hal ini
menyebabkan pengurangan sekresi ADH dari pituitary anterior. Sehingga volume urin yang di produksi
ginjal meningkat (18.5). Efek dari ADH pada ginjal dan pungsinya dalam regulasi osmolalitas ekstraselular
dan volume dijelaskan secara lebih rinci pada capter 26 dan 27.

Diabetes Insipidus

Kekurangan sekresi ADH adalah salah satu penyebab diabetes insipidus dan menyebabkan terbentuknya
banyak urin yang bahkan dapat mencapai 20L per hari. Kehilangan berliter-liter air dalam bentuk urin
menyebabkan peningkatan osmolalitas cairan tubuh, dan menurunkan volume cairan ekstraseluler,
tetapi mekanisme umpan balik negatif gagal menstimulasi pelepasan ADH. Volum produksi urin setiap
hari meningkat cepat sesuai laju sekresi ADH yang menurun menjadi < 50% dari nolmal. Diabetes
insipidus juga dapat disebabkan karena kerusakan ginjal atau kelainan genetic yang menyebabkan ginjal
tidak dapat merespon ADH. Kerusakan pada nefron dapat disebabkan oleh infeksi atau penyakit lain yang
merusak nefron dan membuatnya tidak sensitive terhadap ADH. Pada kelainan genetic dapat terjadi
karena reseptor untuk ADH tidaknormal atau molekul sinyal intraseluler gagal memproduksi respon
normal. Akibat dari diabetes insipidus tidak tampak jelas sampai kondisinya menjadi parah. Saat
kondisinya sudah parah, dehidrasi dan kematian dapat terjadi kecuali jika pemasukan air mencukupi
untuk mengganti kehilangan.

18.2 HORMON KELENJAR PITUITARY

Hormon Struktur Jaringan target Respon


Pituitary Posterior
(Neurohypofisi)

Antidiuretik Peptida kecil Ginjal Meningkatkan reabsorbsi air (Lebih sedikit air
hormone (ADH) dalam urin)

Oxcytocin Peptida kecil Uterus, Kelenjar Meningkatkan kontraksi uterin, meningkatkan


mamae pengeluaran air susu dari kelenjar mamae, fungsi
yang belum jelas pada laki-laki
Pituitary anterior
(Adenohipofisis)
Growth hormone Protein Hampir Meningkatkan pertumbuhan jaringan,
(GH) atau keseluruhan meningkatkan pengambilan dan sintesis protein,
Somatostatin jaringan peningkatan pemecahan lemak dan melepaskan
asam lemak dari sel. Meningkatkan sintesi glikogen
dan meningkatkan kadar glukosa darah,
meningkatkan produksi somatomedin
Tiroid stimulating Glikoprotein Kelenjar tiroid Meningkatkan sekresi hormone tiroid
hormone (TSH)
Adrenocorticotropic Peptida Korteks adrenal Meningkatkan sekresi hormone glukokortikoid
hormone (ACTH)
Lipotropin Peptida Jaringan lemak Meningkatkan pemecahan lemak

β endorphins Peptida Otak, (belum Analgetik di otak, inhibisi sekresi gonandotropin


banyak releasing hormon
diketahui)
Melanocyt- Peptida Melanosit pada Meningkatkan produksi melanosit untuk membuat
stimulating hormone kulit kulit lebih gelap.
(MSH)

Luteinizing hormone Glikoprotein Indung telur Ovulasi dan produksi progesterone dalam indung
(LH) pada wanita, telur, sintesis testosterone dan membantu
testis pada laki- pembentukan sel sperma dalam testis.
laki

Follicle-stimulating Glikoprotein Follicle pada Pematangan follicle dan sekresi estrogen di indung
hormone (FSH) indung telur telur, produksi sel sperma di testis.
wanita, tubulus
seminiferous
pada laki-laki
Prolactin Protein Ondung telur Produksi air susu pada ibu menyusui,
dan kelenjar meningkatkan respon folikel pada LH dan FSH,
mamae pada fungsi yang belum jelas pada laki-laki.
wanita

OXYTOCIN

Oxytocin disintesis oleh badan sel syaraf di nucleus parapentrikular dari hipotalamus kemudia di
transport melalui axon ke pituitary posterior, yang akan disimpan di axon terminal.

Oxytocin menstimulus sel otot polos rahim. Hormon ini berperan penting dalam pengeluaran bayi dari
rahim saat proses melahirkan dengan menstimulasi kontraksi otot polos Rahim. Hormon ini juga
menyebabkan kontraksi Rahim pada wanita yang tidak hamil, utamanya pada saat haid dan sexual
intercourse. Oxytocin juga bertanggungjawab untuk pengeluaran air susu pada ibu menyusui dengan
meningkatkan kontraksi sel mirip otot polos yang mengelilingi alveoli dari kelenjar mamae (chapter 29)
Hanya sedikit yang diketahui tentang efek oxcytocin pada laki-laki.

Pembesaran uterus, stimulasi mekanis pada servix, atau stimulasi pada putting susu saat masa menyusui
mengaktifasi syaraf reflex yang menstimulasi pelepasan oxcytocin. Potensial aksi dibawa oleh syaraf
sensori dari uterus dan putting ke medulla spinalis. Potensial aksi pada syaraf yang mensekresi oxcytocin
menyalurkan sepanjang axon pada traktus hipotalamushipofisial ke pituitary posterior dimana hal itu
akan menyebabkan axon terminal melepaskan oxcytocin. Fungsi oxcytocin dalam system reproduksi di
jelaskan lebih detal pada capter 29.

Pertanyaan :

8. Dimana ADH diproduksi, dari mana disekresi dan jaringan apa yang menjadi targetnya? Saat
kadar ADH meningkat, bagaimana efeknya pada volume urin, Osmolalitas darah, Dan dan volum
darah

9. Laju sekresi ADH berubah dalam respon untuk penyesuaian dengan dua factor apa? Sebutkan
tipe sel sensory yang merespon pada penyesuaian factor itu.

10. Dimana oxcytocin di produksi dan disekresi, dan apa efek yang di berikan pada jaringan
targetnya? Faktor apa yang menstimulasi sekresi oxcytocin.

Hormon Pituitary Anterior

Hormone pelepas dan penghambat yang di bawa dari hipotalamus melalui system portal
hipotalamushipofisial ke pituitary anterior mempengaruhi sekresi pituitary anterior. Untuk beberapa
hormone pituitary anterior, hipotalamus memproduksi baik hormone pelepas dan hormone
penghambat. Untuk pengaturan hormone lain hanya hormone pelepas. (18.1)

Hormon yang dilepas dari pituitary anterior berupa protein, glikoprotein atau polypeptide. Mereka di
transport dalam system sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai