Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN

PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE

PUSKESMAS SEKARDANGAN
Jl.Wijaya Kusuma No.4 Sekardangan Kode Pos 61215 Telp.(031) 8962125
Email : sekardanganpkm @gmail.com
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayahNya maka Pedoman Pengendalian Penyakit Diare Puskesmas
Sekardangan ini dapat terselesaikan.

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga pelaksana program diare
dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas dalam melakukan pelayanan penyakit diare yang
berkualitas di Puskesmas Sekardangan.

Kami menyadari bahwa Pedoman Pengendalian Penyakit Diare ini belum


sempurna dan masih banyak kekurangan, untuk itu masukan dan saran sangat kami
harapkan untuk kesempurnaannya di masa yang akan datang.

Harapan kami semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam
melaksanakan pelayanan pengendalian penyakit diare di Puskesmas Sekardangan.

Mengetahui,…..

Kepala Puskesmas Sekardangan

dr.WILUJENG EKA ARISWATI


Penata Tk. 1
NIP.19780911 200701 2 001
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………………… ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………..


B. Tujuan ………………………………………………………………
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………..
E. Batasan Operasional ……………………………………………….

BAB II : STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ………………………………..


B. Distribusi Ketenagaan ……………………………………………..
C. Jadwal Kegiatan ……………………………………………………

BAB III : STANDAR FASILITAS

A. Peta Sasaran ……………………………………………………..


B. Standar Fasilitas ………………………………………………….

BAB IV : TATA LAKSANA PELAYANAN

BAB V : LOGISTIK ....................................................................................

BAB VI : KESELAMATAN SASARAN ……………………………….

BAB VII : KESELAMATAN KERJA ………………………………….

BAB VIII : PENGENDALIAN MUTU …………………………………

BAB IX : PENUTUP …………………………………………………...


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke
tahun tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian
kematian tersebut terjadi di negara berkembang (parashar, 2003). Menurut WHO, di
negara berkembang pada tahun 2003 di perkiraan 1,87 jut anak balita meninggal karena
diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur < 2 tahun. Rata-rata usia anak usia < 3 tahun
di negara berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam setahun. (WHO, 2005). Hasil
survei subdit diare angka kesakitan diare semua umur tahun 2000 adalah 301/ 1000
penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk
dan tahun 2010 411/1000 penduduk. Kematian diare pada balita 75,3 per 100.000 balita
dan semua umur 23,2 per 100.000 penduduk semua umur (Hasil SKRT 2001). Diare
merupakan penyebab kematian no 4 (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit
menular. Proposi diare sebagai penyebab kematian nomor 1 pada bayi postneonatal
(31,4%) dan pada anak balita (hasil Riskesdas 2007)

2. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Umum

Tersusunnya pedoman pengendalian penyakit diare dan terselenggaranya kegiatan


pengendalian penyakit diare dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat penyakit diare bersama lintas program dan lintas sektor terkait.
Tujuan Khusus
1. Tercapainya penurunan angka kematian
2. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standart
3. Di ketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya maslah penyakit diare di
masyarakat, sehingga dapat di buat perencanaan dalam pencegahan, penggulangan
maupun pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hudup sehat
melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian
karena diare dapa di cegah.
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah kerja
yang meliputi target kebutuhan logistik dan pengelolahnya

3. SASARAN PEDOMAN
Adapun sasaran Pedoman Pengendalian Penyakit Diare adalah pelaksana program
Diare, dokter maupun paramedis di Puskesmas Sekardangan
4. RUANG LINGKUP PEDOMAN
Ruang lingkup pedoman untuk pengendalian penyakit diare antara lain:
a. Tatalaksana penyakit diare
b. Surveilans epidemologi
c. Promosi kesehatan
d. Pencegahan diare
e. Pengelolahan logistik
f. Pemantauan evalusai
5. BATASAN OPERASIONAL
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besr dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

a. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Petugas pelaksana program penyakit Diare

NO NAMA KOMPETENSI RIIL


1. Nur Halimah, Amd Keb D3 Kebidanan / D3 Kebidanan
Keperawatan

b. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Dokter
Dokter berperan sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan pasien yang
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta menegakkan diagnosis medis
2) Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium, dan perawatan.
3) Menentukan terapi obat
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan.
5) Melakukan konseling terkait penyakit
6) Melakukan rujukan
b. Perawat / bidan
Perawat/bidan berperan sebagai penanggung jawab asuhan keperawatan/kebidanan
dan sekaligus sebagai pelaksana asuhan keperawatan yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi sebagai berikut :
1) Bertanggungjawab pada asuhan keperawatan/kebidanan bagi pasien
2) Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter.

c. JADWAL KEGIATAN
NO URAIAN KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penemuan kasus diare x x x x x x x x x x x x


2 Melakukan KIE x x x x x x x x x x x x

3 Rujukan jika diperlukan x x x x x x x x x x x x


4 Pencatatan dan pelaporan x x x x x x x x x x x x
BAB III
STANDAR FASILITAS

a. DENAH RUANG

b. STANDAR FASILITAS
NO ALAT DAN BAHAN JUMLAH
1. Tensimeter 1
2. Stetoskop 1
3. Thermometer 1
4. Stopwatch 1
5. Timbangan berat badan 1
6. Infuse set 2
7. Cairan RL 5
8. Oralit
9. Zinc
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi
(disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit) malabsorpsi,alergi,
keracunan,imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di
lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan

Jenis Diare
Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare persisten atau Diare kronik. Diare akut adalah
diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara Diare persisten atau diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

Derajat dehidrasi
Ada tiga derajat dehidrasi, yaitu:
a) Diare tanpa dehidrasi
b) Diare dengan dehidrasi ringan/ sedang
c) Diare dengan Dehidrasi berat.

Cara menilai anak diare


Tanya:
- Berapa lama anak sudah mengalami diare?
- Berapa kali anak buang air besar dalam satu hari?
- Apakah tinjanya ada darah?
- Apakah dia muntah?
- Apakah ada penyakit lainnya?
Lihat:
- Bagaimana keadaaan umum anak?
- Sadar atau tidak sadar?
- Lemas atau terlihat sangat mengantuk?
- Apakah anak gelisah?
- Berikan minum, apakah dia mau minum? Jika iya, apakah ketika minum ia tampak
sangat haus atau malas minum?
- Apakah matanya cekung atau tidak cekung?
- Lakukan cubitan kulit perut (turgor).
Apakah kulitnya kembali segera, lambat, atau sangat lambat (lebih dari 2 detik) ?
Klasifikasi tanda-tanda tersebut sesuai dangan tabel derajat dehidrasi di bawah.

Gejala/ Diare tanpa Diare dehidrasi Diare dehidrasi


derajat dehidrasi ringan/ sedng berat
dehidrasi
Bila terdapat Bila terdapat dua Bila terdapat dua
dua tanda atau tanda atau lebih tanda atau lebih
lebih
Keadaan Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai/
umum tidak sadar
Mata Tidak cekung Cekung Cekung
Keinginan Normal, tidak Ingin minum Malas minum
untuk minum ada rasa haus terus, ada rasa
haus
Turgor Kembali Kembali lambat Kembali sangat
segera lambat

Bagaimana cara mencegah dehidrasi sebelum anak dibawa ke sarana kesehatan? Berikan
oralit, bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga misalnya air tajin, kuah sayur, sari
buah, air teh, air matang dll.
Pencegahan diare yang benar dan efektif :
1. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun
2. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur
3. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang cukup
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
5. Buang air besar di jamban
6. Membuang tinja bayi dengan benar
7. Memberikan imunisasi campak

Tatalaksana pengendalian penyakit diare


Tujuan
a. Mencegah dehidrasi
b. Mengobati dehidrasi
c. Mencegah ganguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudah diare
d. Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat.
RENCANA TERAPI A

Diare tanpa dehidrasi


Bila terdapat dua tanda atau lebih :
Keadaan Umum baik, sadar
Mata tidak cekung minum biasa, tidak haus
Cubitan kulit perut / turgor kembali segera
RENCANA TERAPI A
UNTUK TERAPI DIARE TANPA DEHIDRASI

MENERANGKAN 5 LANGKAH TERAPI DIARE DI RUMAH


1.BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA
 Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
 Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan
Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit
atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)
Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan
sedikit demi sedikit.
- Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak
- Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak.
 Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.
- Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk.
 Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit.

2.BERI OBAT ZINC


Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.
Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang
atau ASI.
- Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari
- Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.
3.BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
 Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
 Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.
 Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2
minggu
4.ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI.
MISAL: DISENTERI, KOLERA dll
5.NASIHATI IBU/ PENGASUH
Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :
 Berak cair lebih sering
 Muntah berulang
 Sangat haus
 Makan dan minum sangat sedikit
 Timbul demam
 Berak berdarah
 Tidak membaik dalam 3 hari
RENCANA TERAPI B

Diare dehidrasi Ringan/ Sedang


Bila terdapat dua tanda atau lebih :
Gelisah,rewel
Mata cekung Ingin minum terus, ada rasa haus
Cubitan kulit perut / turgor kembali lambat
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA DI SARANA


KESEHATAN
ORALIT yang diberikan = 75 ml x BERAT BADAN anak
Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini:

Umur Sampai 4 bulan 4 -12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun


Berat Badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.


 Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.
 Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak
selama masa ini.
 Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit
Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN


ORALIT:
 Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.
 Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.
 Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.
 Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak
atau ASI.
Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.

SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN


PENILAIAN, KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK
MELANJUTKAN TERAPI
 Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang,
anak biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur.
 Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi Rencana Terapi B
 Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah.
 Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B


•Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di rumah.
•Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah
•Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah
RENCANA TERAPI C
Diare dehidrasi Berat
Bila terdapat dua tanda atau lebih :
Lesu, lunglai / tidak sadar
Mata cekung
Malas minum
Cubitan kulit perut / turgor kembali sangat lambat
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI BERAT DI SARANA KESEHATAN
Beri cairan Intravena segera. Ringer Laktat atau NaCl
0,9% (bila RL tidak tersedia) 100 ml/kg BB, dibagi
Dapatkah saudara sebagai berikut :
memberikan cairan UMUR Pemberian I Kemudian
ya
30ml/kg BB 70ml/kg BB
intravena?
Bayi < 1 tahun 1 jam* 5 jam
Anak ≥1 tahun 30 menit* 2 1/2 jam
Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak
teraba
• Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum
Tidak teraba, beri tetesan lebih cepat.
• Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa
minum; biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau1-2 jam
(anak).
• Berikan obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

• Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi


derajat dehidrasi. Kemudian pilihlah rencana terapi
Adakah terapi yang sesuai (A, B atau C ) untuk melanjutkan terapi.
terdekat (dalam 30 • Rujuk penderita untuk terapi Intravena.
menit) ? ya • Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan
tunjukkan cara memberikannya selama di perjalanan
Tidak
• Mulai rehidrasi dengan oralit melalui Nasogastrik/
Orogastrik. Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg
Apakah saudara BB/jam selama 6 jam
dapat meggunakan • Nilai setiap 1-2 jam:
pipa nasigrastik/ - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan
orograstik untuk ya lebih lambat.
dehidrasi - Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk
untuk terapi Intravena.
• Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi
Tidak yang sesuai (A, B atau C )

• Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut. Berikan


sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam
Apa pendrits bids • Nilai setiap 1-2 jam:
minum? ya - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan
lebih lambat.
- Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk
Tidak untuk terapi Intravena.
• Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi
yang sesuai

Catatan :
Segera rujuk anak • Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam
setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat
untuk rehidrasi melalui
menjaga mengembalikan cairan yang hilang dengan
Nasogastrik/ Orogastrik memberi oralit.
atau intravena • Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja
berjangkit di daerah Saudara, pikirkan kemungkinan
kolera dan beri antibiotika yang tepat secara oral
begitu anak sadar
Cara pemberian obat Zinc
1. Pastikan semua anak yang menderita Diare mendapat obat Zinc selama 10 hari berturut-
turut
2. Dosis obat Zinc (1 tablet = 20 mg)
Umur < 6 bulan : 1/2 tablet /hari
Umur ≥ 6 bulan : 1tablet/hari
3. Larutkan tablet dalam satu sendok air matang atau ASI (tablet mudah larut ± 30 detik),
segera berikan kepada anak.
4. Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi pemberian
dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu
dosis penuh.
5. Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan obat
Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.

Lintas Diare Tanya jawab seputar Lima Langkah Tuntaskan diare (LINTAS DIARE)
Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE):
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut- turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga

Berikan Oralit
1. Apa itu oralit?
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium
klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
2. Apa manfaat oralit?
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat
diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum
tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran
glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus
penderita diare.
3. Kapan oralit perlu diberikan?
Segera bila anak diare, sampai diare berhenti.
4. Bagaimana cara pemberian oralit?
Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang (200 cc).
- Anak kurang dari 1 tahun diberi 50-100 cc cairan oralit setiap kali buang air besar.
- Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap kali buang air besar.
5. Dimana oralit bisa diperoleh?
Di apotek-apotek, toko obat, posyandu, ponkesdes, puskesmas, rumah sakit atau
ditempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya.

TERUSKAN ASI DAN PEMBERIAN MAKAN


1. Apakah ASI menyebabkan diare ?
Tidak, ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat mencegah diare. Bayi dibawah 6
bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan meningkatkan sistem
imunitas tubuh bayi.
2. Apakah anak tetap diberikan ASI bila diare ?
Ya, jika anak masih mendapatkan ASI, maka teruskan pemberian SI sebanyak dia mau.
Jika anak mau lebih banyak dari biasanya itu akan lebih baik. Biarkan dia makan
sebanyak dan selama dia mau.
3. Apakah anak diare diberi makan seperti biasa ?
Ya, anak harus diberi makan seperti biasa dengan frekuensi lebih sering. Lakukan ini
sampai 2 minggu setelah anak berhenti diare. Jangan batasi makanan anak jika ia mau
lebih banyak, karena lebih banyak makanan akan membantu memeprrcepat
penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi.
4. Apakah ibu tetap bisa memberikan susu formula pada saat anak terkena diare ?
Untuk anak yang berusia kurang dari 2 tahun,anjurkan untuk mulai mengurangi susu
formula dan menggantinya dengan ASI. Untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun,
teruskan pemberian susu formula. Ingatkan ibu untuk memastikan anaknya mendapat
oralit dan air matang.

BERIKAN ANTIBIOTIK SECARA SELEKTIF


1. Apakah setiap anak diare harus diberikan antibiotik ?
Tidak, karena tidak semua kasus diare memerlukan antibiotik. Antibiotik hanya di
berikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena korela, atau diare
dengan disertai penyakit lain, ini sangat penting karena seringkali ketika diare,
masyarakat langsung membeli antibiotik seperti tetrasiklin atau ampicillin. Selain tidak
efektif, tindakan ini berbahaya, karena jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai dosis akan
menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik.
2. Mengapa tidak boleh memberikan antibiotik ?
Selain bahaya resistensi kuman, pemberian antibiotic yang tidak tepat bisa membunuh
flora normal yang justru di butuhkan tubuh. efek samping dari pengguna antibiotic yang
tidak rasional adalah timbulnya gangguan fungsi ginjal. Hati dan diare yang di sebabkan
oleh antibiotik. Hal ini juga akan mengeluarkan biaya pengobtan yang seharusnya tidak
diperlukan.
3. Kenapa antibiotik tidak boleh memberikan antibiotik ?
Ketika terkena diare, tubuh akan memberikan reaksi berupa peningkatan motilitas atau
pergerakan usus untuk mengeluarkan kotoran atau racun. Perut akan tersa banyak
gerakan dan berbunyi. Anti diare akan menghambat gerkan itu sehingga kotoran yang
seharusnya dikeluarkan, justru di hambat keluar. Selain itu anti diare dapat
menyebabkan komplikasi yang di sebut prolaps pada usus. Kondisi ini berbahaya karena
memerlukan tindakan operasi. Oleh karena itu anti diare seharusnya tidak boleh di
berikan.
4. Siapa yang berhak memberikan resep untuk antibiotik?
Resep antibiotik seharusnya hanya boleh di keluarkan oleh dokter. Namun di daerah-
daerah terpencil dimana tenaga dokter belum tersedia maka petugas kesehatan lainya
seperti bidan/ perawat dapat memberikanya setelah mendapat pelimpahan wewenag dari
dokter puskesmas atau jika mereka sudah memdpatkan pelatihan diare seperti
menejemen balita sehat (MTBS)`

BERIKAN NASIHAT PADA IBU/ PENGASUH


Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu pengasuh tentang cara pemberian oralit, Zinc,
ASI/ makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan anak
jika anak :
a. Buang air besar cair lebih sering
b. Muntah berulang-ulang
c. Mengelami rasa haus yang nyata
d. Makan dan minum sedikit
e. Demam
f. Tinjanya berdarah
g. Tidak membaik dalam 3 hari
BAB V
LOGISTIK

Penghitungan kebutuhan logistik diare ditentukan berdasarkan perkiraan jumlah penderita


diare yang datang ke sarana pelayanan kesehatan ( Puskesmas dan Kader ). Perkiraan
jumlah penderita diare dihitung berdasarkan perkiraan penemuan penderita, angka
kesakitan, jumlah penduduk disuatu wilayah.
Logistik yang dibutuhkan Pengendalian Penyakit Diare adalah oralit, Zinc. Pengadaan
oralit dan Zinc dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dikirim ke GFK.
Oralit dan Zinc merupakan obat esensial sehingga pengadaan dilaksanakan di Pusat sesuai
dengan kemampuan daerah.

.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Dalam perencanaan maupun pelaksanaan pelayanan gizi perlu diperhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap
sasaran harus dilakukan untuk tiap – tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit
akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas Puskesmas mempunyai resiko tinggi
karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh
maupun tertusuk jarum suntik bekas yang dapat berperan sebagai transmisi beberapa
penyakit seperti hepatitis B, HIV – AIDS dan juga potensial sebagai media penularan
penyakit lain.
Strategi keselamatan kerja :
1. Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin terjadi akibat
pekerjaan dan lingkungan kerja
2. Menggunakan APD pada tindakan tertentu
3. Melaksanakan pelayanan sesuai SOP
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan
berdasarkan standard kinerja yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya puskesmas.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak dan
kewajiban sasaran serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Tujuan pengendalian mutu pada pengendalian penyakit Diare :
1. Terwujudnya pelayanan berkualitas
2. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di
Puskesmas Sekardangan.
3. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan.

Jenis kegiatan pengendalian mutu pada pengendalian penyakit Diare :


1. Melaksanakan kegiatan sesuai POA program Diare
2. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP
3. Melakukan monitoring dan evaluasi program Diare
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Program Pengendalian Penyakit Diare ini merupakan sarana


penunjang yang sangat dibutuhkan oleh petugas pelaksana program Diare dan tenaga
kesehatan lain sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Sekardangan.

Keberhasilan program Diare sangat tergantung pada komitmen yang kuat dari
semua pihak terkait dan seluruh karyawan di Puskesmas Sekardangan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan masyarakat


, menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu.Manajemen resiko dan
keselamatan pasien perlu diharapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam memberikan
layanan kesehatan yang optimal.

Diharapkan petugas kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan


mengevaluasi semua kegiatan yang ada dalam Pedoman Program Pengendalian penyakit
Diare secara terpadu bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait.

Anda mungkin juga menyukai