Anda di halaman 1dari 22

NON- HODGKIN LYMPHOMA

A. DEFINISI
Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem
limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, dapat dijumpai ekstra
nodal, yaitu diluar sistem limfatik dan imunitas antara lailn pada traktus
digestivus, paru kulit, dan organ lain. (Tambunan, 1981)
Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang
berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh
tubuh. Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa
tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan).
Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin.
Limfoma malignum non-Hodgkin atau Limfoma non-Hodgkin adalah suatu
keganasan kelenjar limfoid yang bersifat padat. Limfoma nonhodgkin hanya
dikenal sebagai suatu limfadenopati lokal atau generalisata yang tidak nyeri.
Namun sekitar sepertiga dari kasus yang berasal dari tempat lain yang
mengandung jaringan limfoid ( misalnya daerah orofaring, usus, sumsum tulang,
dan kulit. Meskipun bervariasi semua bentuk limfoma mempunyai potensi untuk
menyebar dari asalnya sebagai penyebaran dari satu kelenjar kekelenjar
lain yang akhirnya menyebar ke limfa, hati, dan sumsum tulang.

B. ETIOLOGI
Penyebab LNH belum jelas diketahui. Para pakar cenderung berpendapat
bahwa terjadinya LNH disebabkan oleh pengaruh rangsangan imunologis
persisten yang menimbulkan proliferasi jaringan limfoid tidak terkendali. Diduga
ada hubungan dengan virus Epstein Barr LNH kemungkinan ada kaitannya
dengan factor keturunan karena ditemukan fakta bila salah satu anggota keluarga
menderita LNH maka risiko anggota keluarga lainnya terjangkit tumor ini lebih
besar dibanding dengan orang lain yang tidak termasuk keluarga itu. Pada
penderita AIDS : semakin lama hidup semakin besar risikonya menderita
limfoma.
Terdapat beberapa fakkor resiko terjadinya LNH, antara lain :
a) Imunodefisiensi : 25% kelainan heredier langka yang berhubungan dengan
terjadinya LNH antara lain adalah :severe combined immunodeficiency,
hypogammaglobulinemia, common variable immunodeficiency, Wiskott
Aldrich syndrome dan ataxia-telangiectasia. Limfoma yang berhubungan
dengan kelainan-kelainan tersebut seringkali dihubugkan pula
dengan Epstein Barr Virus (EBV) dan jenisnya beragam.
b) Agen infeksius : EBV DNA ditemukan pada limfoma Burkit sporadic.
Karena tidak pada semua kasus limfoma Burkit ditemukan EBV, hubungan
dan mekanisme EBV terhadap terjadinya limfoma Burkit belum diketahui.
infeksi virus yang menyerang DNA maupun Limfosit dapat mengubah
DNA dan Limfosit menjadi sel-sel kanker. Virus tersebut diantaranya
Epstein-Barr Virus (EBV) dan HTLV-1 virus.

c) Paparan lingkungan dan pekerjaan : Beberapa pekerjaan yang sering


dihubugkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan
pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut
organic.
d) Diet dan Paparan lsinya : Risiko LNH meningkat pada orang yang
mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena
paparan UV4,5.

C. KLASIFIKASI
Ada 2 klasifikasi besar penyakit ini yaitu:
1. Limfoma non Hodgkin agresif.
Limfoma non Hodgkin agresif kadangkala dikenal sebagai limfoma non
Hodgkin tumbuh cepat atau level tinggi. Karena sesuai dengan namanya,
limfoma non Hodgkin agresif ini tumbuh dengan cepat. Meskipun nama
‘agresif’ kedengarannya sangat menakutkan, limfoma ini sering memberikan
respon sangat baik terhadap pengobatan.
2. Limfoma non Hodgkin indolen.
Limfoma non Hodgkin indolen kadang-kadang dikenal sebagai limfoma non
Hodgkin tumbuh lambat atau level rendah. Sesuai dengan namanya, limfoma
non Hodgkin indolen tumbuh hanya sangat lambat. Secara tipikal ia pada
awalnya tidak menimbulkan gejala, dan mereka sering tetap tidak terditeksi
untuk beberapa saat. Tentunya, mereka sering ditemukan secara kebetulan,
seperti ketika pasien mengunjungi dokter untuk sebab lainnya. Dalam hal ini,
dokter mungkin menemukan pembesaran kelenjar getah bening pada
pemeriksaan fisik rutin. Kadangkala, suatu pemeriksaan, seperti pemeriksaan
darah, mungkin menunjukkan sesuatu yang abnormal, kemudian diperiksa
lebih lanjut dan ditemukan terjadi akibat limfoma non Hodgkin. Gejala yang
paling sering adalah pembesaran kelenjar getah bening yang kelihatan sebagai
benjolan, biasanya di leher, ketiak dan lipat paha. Pada saat diagnosis pasien
juga mungkin mempunyai gejala lain dari limfoma non Hodgkin. Karena
limfoma non Hodgkin indolen tumbuh lambat dan sering tanpa
menyebabkan stadium banyak diantaranya sudah dalam stadium lanjut saat
pertama terdiagnosis.

D. PATOFISIOLOGI
Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat
terjadinya mutasi gen pada salah satu gen pada salah satu sel dari sekelompok
sel limfosit tua yang tengah berada dalam proses transformasi menjadi
imunoblas (terjadi akibat adanya rangsangan imunogen). Beberapa perubahan
yang terjadi pada limfosit tua antara lain: 1).ukurannya semakin besar,
2).Kromatin inti menjadi lebih halus, 3).nukleolinya terlihat, 4).protein
permukaan sel mengalami perubahan.
Beberapa faktor resiko yang diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya
limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin seperti infeksi virus-virus seperti virus
Epstein-Berg, Sitomegalovirus, HIV, HHV-6, defisiensi imun, bahan kimia,
mutasi spontan, radiasi awalnya menyerang sel limfosit yang ada di kelenjar
getah bening sehingga sel-sel limfosit tersebut membelah secara abnormal
atau terlalu cepat dan membentuk tumor/benjolan. Tumor dapat mulai di
kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).
Proliferasi abnormal tumor tersebut dapat memberi kerusakan penekanan atau
penyumbatan organ tubuh yang diserang. Apabila sel tersebut menyerang
Kelenjar limfe maka akan terjadi Limphadenophaty
Dampak dari proliferasi sel darah putih yang tidak terkendali, sel darah merah
akan terdesak, jumlah sel eritrosit menurun dibawah normal yang disebut
anemia. Selain itu populasi limfoblast yang sangat tinggi juga akan menekan
jumlah sel trombosit dibawah normal yang disebut trombositopenia. Bila
kedua keadaan terjadi bersamaan, hal itu akan disebut bisitopenia yang
menjadi salah satu tanda kanker darah.
Gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening di
suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan)atau di seluruh tubuh.
Kelenjar membesar secara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri.
Kadang pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel) menyebabkan
gangguan menelan.
Pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam dada atau perut bisa menekan
berbagai organ dan menyebabkan: gangguan pernafasan, berkurangnya nafsu
makan, sembelit berat, nyeri perut, pembengkakan tungkai.
Jika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukimia. Limfoma non
hodgkin lebih mungkin menyebar ke sumsum tulang, saluran pencernaan dan
kulit. Pada anak – anak, gejala awalnya adalah masuknya sel – sel limfoma ke
dalam sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak, dan tulang belekang; bukan
pembesaran kelenjar getah bening. Masuknya sel limfoma ini menyebabkan
anemia, ruam kulit dan gejala neurologis (misalnya delirium, penurunan
kesadaran).
Secara kasat mata penderita tampak pucat, badan seringkali hangat dan merasa
lemah tidak berdaya, selera makan hilang, berat badan menurun disertai
pembengkakan seluruh kelenjar getah bening : leher, ketiak, lipat paha, dll.

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum penderita limfoma non-Hodgkin yaitu :
- Pembesaran kelenjar getah bening tanpa adanya rasa sakit
- Demam
- Keringat malam
- Rasa lelah yang dirasakan terus menerus
- Gangguan pencernaan dan nyeri perut
- Hilangnya nafsu makan
- Nyeri tulang
- Bengkak pada wajah dan leher dan daerah-daerah nodus limfe yang
terkena.
- Limphadenopaty

Gejala Penyebab Kemungkinan


timbulnya gejala
Gangguan Pembesaran kelenjar getah bening 20-30%
pernafasan di dada
Pembengkakan
wajah
Hilang nafsu Pembesaran kelenjar getah bening 30-40%
makan di perut
Sembelit berat
Nyeri perut atau
perut kembung
Pembengkakan Penyumbatan pembuluh getah 10%
tungkai bening di selangkangan atau perut
Penurunan berat Penyebaran limfoma ke usus halus 10%>
badan
Diare
Malabsorbsi
Pengumpulan Penyumbatan pembuluh getah 20-30%
cairan di sekitar bening di dalam dada
paru-paru
(efusi pleura)
Daerah kehitaman Penyebaran limfoma ke kulit 10-20%
dan menebal di kulit
yang terasa gatal
Penurunan berat Penyebaran limfoma ke seluruh 50-60%
badan tubuh
Demam
Keringat di malam
hari
Anemia Perdarahan ke dalam saluran 30%, pada akhirnya
(berkurangnya pencernaan bisa mencapai
jumlah sel darah Penghancuran sel darah merah oleh 100%
merah) limpa yang membesar & terlalu
aktif
Penghancuran sel darah merah oleh
antibodi abnormal (anemia
hemolitik)
Penghancuran sumsum tulang
karena penyebaran limfoma
Ketidakmampuan sumsum tulang
untuk menghasilkan sejumlah sel
darah merah karena obat atau terapi
penyinaran
Mudah terinfeksi Penyebaran ke sumsum tulang dan 20-30%
oleh bakteri kelenjar getah bening,
menyebabkan berkurangnya
pembentukan antibodi

F. TAHAPAN PENYAKIT

Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan


II sering dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara
stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut.
a. Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok
yaitu kelenjar getah bening.
b. Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok
kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada
seluruh dada atau perut.
c. Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok
kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut.
d. Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening
setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru-
paru, atau otak.

G. KOMPLIKASI

Akibat langsung penyakitnya


- Penekanan terhadap organ khususnya jalan nafas, usus dan saraf
- Mudah terjadi infeksi, bisa fatal
Akibat efek samping pengobatan
- Aplasia sumsum tulang
- Gagal jantung oleh obat golongan antrasiklin
- Gagal ginjal oleh obat sisplatinum
- Neuritis oleh obat vinkristin6

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Anamnesis dan pemeriksaan fisik : ada tumor sistem limfoid, febris


keringat malam, penurunan berat badan, limfadenopati dann
hepatosplenomegali
 Pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar,
faal ginjal, LDH.
 Limfografi, IVP, Arteriografi. Foto organ yang diserang, bone – scan, CT –
scan, biopsi sunsum tulang, biopsi hepar, USG, endoskopi
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan
histopatologi. Untuk LH memakai krioteria lukes dan butler (4 jenis).
Untuk LNH memakai kriteria internasional working formulation (IWF)
menjadi derajat keganasan rendah, sedang dan tinggi
 Stadium ditentukan menurut kriteria Ann Arbor (I, II, III, IV, A, B, E)
 Ada 2 macam stage : Clinical stage dan pathological stage

I. PENATALAKSANAAN
1. Therapy Medik
Ø Konsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)
Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF)
¨ Tanpa keluhan : tidak perlu therapy
¨ Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan
dosis permulaan po tiap hari atau 1000 mg/m 2 iv selang 3 – 4 minggu.
Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara pemberian
seperti pada LH diatas
Limfona non hodgkin derajat keganasan sedang (IWF)
¨ Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik adalah
sebagai terapy utama
¨ Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy
anjuran
Minimal : seperti therapy LH
Ideal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso – epirubicin, oncovin,
prednison (CHOP) dengan dosis :
C : Cyclofosfamide 800 mg/m 2 iv hari I
H : hydroxo – epirubicin 50 mg/ m 2 iv hari I
O : Oncovin 1,4 mg/ m 2 iv hari I
P : Prednison 60 mg/m 2 po hari ke 1 – 5
Perkiraan selang waktu pemberian adalah 3 – 4 minggu
Lymfoma non – hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF)
¨ Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant
¨ Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy utama
Minimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan sedang
(CHOP)
Ideal : diberi Pro MACE – MOPP atau MACOP – B
2. Therapy radiasi dan bedah
Konsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya
melalui yim onkology ( di RS type A dan B).

A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
A. Pengumpulan data
a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor regester, tanggal Masuk
Rumah Sakit , diagnosa medis
b. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah nyeri telan
c. Riwayat penyakit sekarang
 Alasan MRS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien
mengeluh nyeri telan dan sebelum MRS mengalami kesulitan
bernafas, penurunan berat badan, keringaty dimalam hari
yang terlalu banyak, nafsu makan menurun nyeri telamn pada
daerah lymfoma
 Keluhan waktu didata
Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan
kesulitan bernafas, dan cemas atas penyakit yang dideritanya
 Riwayat kesehatan Dahulu
Riwayat Hypertensi dan Diabetes mielitus perlu dikaji dan
riwayat pernah masuk RS dan penyakit yang pernah diderita
oleh pasien
d. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyekit vaskuler : HT,
penyakit metabolik :DM atau penyakit lain yang pernah diderita
oleh keluarga pasien
e. ADL
 Nutrisi
Perlu dikaji keadaan makan dan minum pasien meliputi : porsi
yang dihabiskan susunan menu, keluhan mual dan muntah,
sebelum atau pada waktu MRS, dan yang terpenting adalah
perubahan pola makan setelah sakit, terutama menyangkut
dengan keluhan utama pasien yaitu kesulitan menelan
 Istirahat tidur
Dikaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan
apakan ada kesulitan waktu tidur dan bagaimana
perunbahannya setelah sakit klien dengan LNH
 Aktifitas
Aktifitas dirumah ataua dirumah sakit apakah ada kesenjangan
yang berarti misalnya pembatasan aktifitas, pada klien ini
biasanya terjadi perubahan aktifitas karena adanya limfoma dan
penuruna aktifitas sosial karena perubahan konsep diri
 Eliminasi
Mengkaji kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah,
warna, apakah ada gangguan.
 Personal Hygiene
Mengkaji kebersihan personal Hygiene meliputi mandi,
kebersihan badan, gigi dan mulut, rambut, kuku dan pakaian
dan kemampuan serta kemandirian dalam melakukan
kebersihan diri
f. Data Psikologi
Perlu dikaji konsep diri apakah ada gangguan dan bagaimana
persepsi klien akan penyakitnya terhadap konsep dirinya
Perlu dikaji karena pasien sering mengalami kecemasan terhadfap
penyakit dan prosedur perawatan
g. Data Sosial
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan bagaiman peran
klien dirumah dan dirumah sakit
Pada klien dengan LNH mungkin terjadi gangguan interaksi sosial
karena perubahan body image sehingga pasien mungkin menarik
diri
h. Data Spiritual
Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan hubungan dengan
agama yang dianut
i. Pemeriksaan Fisik
Secara umum
 Meliputi keadaan pasien
 Kesadaran pasien
 Observasi tanda – tanda vital : tensi, nadi, suhu dan respirasi
 TB dan BB untuk mengetahui keadaan nutrisi
Secara khusus
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yamh
meliputi dari chepalo kearah kauda terhadap semua organ tubuh
antara lain
 Rambut
 Mata telinga
 Hidung mulut
 Tenggorokan
 Telinga
 Leher sangat penting untuk dikaji secara mendetail karena
LNH berawal pada serangan di kelenjar lymfe di leher
mel;iputi diameter (besar), konsistensi dan adanya nyeri tekan
atau terjadi pembesaran
 Dada Abdomen
 Genetalia
 Muskuloskeletal
 Dan integument
Hasil Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan integument
Terdapat daerah kehitaman dan menebal di kulit yang terasa
gatal akibat perluasan limfoma ke kulit.
b. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala: bentuk normocephalik.
Wajah: normal.
Leher: biasanya terjadi pembengkakan pada kelenjar getah
bening di leher. Pembesaran terkadang terjadi juga pada tonsil
sehingga mengakibatkan gangguan menelan.
c. Pemeriksaan dada
Apabila terjadi pembesaran kelenjar getah bening di dada,
maka pasien akan merasakan sesak nafas. Penyumbatan
pembuluh getah bening di dada mengakibatkan penyumbatan
cairan di paru sehingga dapat mengakibatkan sesak nafas dan
efusi pleura.
d. Pemeriksaan abdomen.
Apabila terjadi pembesaran kelenjar getah bening di perut
maka akan menimbulkan hilang nafsu makan, sembelit berat,
nyeri perut atau perut kembung.
e. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Terkadang terdapat konstipasi akibat penekanan pada usus.
Jika limfoma menyebar ke usus halus maka akan terjadi
penurunan berat badan Diare dan Malabsorbsi. Terdapat
pembengkakan pada skrotum.
f. Pemeriksaan ekstremitas
Jika terjadi penyumbatan pembuluh getah bening di
selangkangan atau perut maka akan terjadi pembengkakan
tungkai. Dan apabila terdapat penyumbatan pembuluh getah
bening pada daerah aksila maka akan terjadi pembengkakan
pada daerah aksila.

j. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium. EKG, Rontgen thoraks serta therapy yang
diperoleh klien dari dokter
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan peningkatan
secret pada jalan napas sekunder dan obstruksi trakeobronkhial akibat
pembesaran kelenjar limfe servikal, mediastinum.
2. Nyeri akut yang berhungan dengan kompresi saraf perifer, pembesaran
kelenjar limfe, efek sekunder pemberian agen antileukimia, peningkat
produksi asam laktat jaringan local.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kesulitan bernafas sukunder terhadap penekanan massa pada oesopahgus
4. Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan
system imunitas tubuh dan terapi imunosupresif (supresi tulang belakang).
5. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolic (proses keganasan) dan perubahan kimiawi tubuh sebagai efek
kemoterapi.
6. Koping individu atau keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan
prognosis penyakit, gambaran diri yang salah, perubahan peran.
7. Kecemasan individu dan keluarga yang berhubungan dengan prognosis
sakit.
8. Perubahan konsep diri (body Image) berhubungan dengan perubahan
bentuk anatomi tubuh (adanya limfoma)
9. Gangguan rasa nyaman (nyeri tekan) berhubungan dengan penekana saraf
di leher akibat adanya limfoma

INTERVENSI KEPERAWATAN

Bersihan Jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan peningkatan


secret pada jalan napas sekunder dan obstruksi trakeobronkhial akibat
pembesaran kelenjar limfe servikal, mediastinum.

Tujuan : dalam waktu 1x24 jam jalan napas klien kembali efektif
Criteria : secara subjektif pernyataan sesak berkurang , RR 26-24 kali/menit,
tidak ada penggunaan ototaksesori, tidak terdengar bunyi napas tambahan.

Intervensi Rasional

Kaji/awasi frekuensi pernapasan, Perubahan seperti takipnea, dipsnea,


kedalaman, irama, adanya penggunaan otot aksesori dapat
dispnea, penggunaan otot bantu mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan
pernapasan dan gangguan kelenjar limfe mediastinal yang
ekspansi dada. membutuhkan intervensi lebih lanjut.

Bantu perubahan posisi secara Meningkatkan aerasi semua segmen paru


periodic dan membantu mobilisasi sekresi.

Ajarkan teknik napas dalam Meningkatkan aerasi semua segmen paru


(bibir, diafragma, abdomen) dan membantu mobilisasi sekresi.

Kaji/awasi warna kulit, Proliferasi sel darah putih dapat


perhatikan adanya tanda menurunkan kapasitas pembawa oksigen
pucat/sianosis darah dan menimbulkan hipoksemia.

Kaji respon pernapasan terhadap Penurunan oksigenasi seluler menurunkan


aktivitas toleransi aktivitas, istirahat menurunkan
kebutuhan oksigen serta mencegah
kelelahan dan dispnea.

Observasi distensi vena leher, Klien LNH dengan sindrom vena cava
nyeri kepala, pusing, edema superior dan obstruksi jalan napas
preorbital, dispnea, stridor menunjukkan kedaruratan onkologis.

Nyeri akut yang berhungan dengan kompresi saraf perifer, pembesaran kelenjar
limfe, efek sekunder pemberian agen antileukimia, peningkat produksi asam
laktat jaringan local.

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam terdapat penurunan respon nyeri


Criteria: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri, secara
objektif didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, tidak
terjadi penurunan perfusi perifer.

Intervensi Rasional

Catat karakteristik nyeri, lokasi, Variasi penampilan dan perilaku klien


intensitas, serta lama dan karena nyeri terjadi sebagai temuan
penyebarannya pengkajian

Lakukan manejemen nyeri Posisi fisiologis akan meningkatkan


keperawatan: asupan O2 ke jaringan yang mengalami
Atur posisi fisiologis
nyeri sekunder dari iskemia

Istirahatkan klien Istirahat akan menurunkan kebutuhan O2


jaringan perifer, sehingga akan
menurunkan kebutuhan oksigen jaringan

Manajemen lingkungan: Lingkungan tenang akan menurunkan


lingkungan tenang dan batasi stimulus nyeri eksternal dan pembatasan
pengunjung pengunjung akan membantu meningkatkan
kondisi O2 ruangan yang akan berkurang
apabila banyak pengunjung yang berada
diruangan

Ajarkan teknik relaksasi Meningkatkan asupan O2 sehingga akan


pernapasan dalam menurunkan nyeri sekunder dari iskemia
jaringan

Ajarkan teknik distraksi pada saat Distraksi (pengalihan perhatian) dapat


nyeri menurunkan stimulus internal dengan
mekanisme peningkatan produksi endorvin
dan enkefalin yang dapat memblok
reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan
kekorteks serebri sehingga menurunkan
persepsi nyeri

Lakukan manajemen sentuhan Manajemen sentuhan pada saat nyeri


berupa sentuhan dukungan psikologis
dapat membantu menurunkan nyeri.
Masase ringan dapat meningkatkan aliran
darah dan dengan otomatis membantu
suplai darah dan oksigen kearea nyeri dan
menurunkan sensasi nyeri

Kolaborasi pemberian terapi.


a) Analgetik Digunakan untuk mengurangi nyeri
sehubungan dengan hematoma otot yang
besar dan perdarahan sendi
Analgetika oral non oploid diberikan
menghindari ketergantungan terhadap
narkotika pada nyeri kronis.

b) Kemoterapi Pemberian disesuaikan dengan derajat


penyakit

c) Radiasi Terapi terpilih untuk penderita dengan


penyakit ekstranodal yang terbatas adalah
radiasi, radioterapi local, atau radioterapi
dengan lapangan yang luas, terutama pada
kasus limfoma histiositik difus.
Penderita

Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan


system imunitas tubuh dan terapi imunosupresif (supresi tulang belakang).

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi infeksi


Criteria: kien dan keluarga mampu mengidentifikasi factor risiko yang dapat
dikurangi serta menyebutkan tanda dan gejaladini infeksi

Intervensi Rasional

Monitor TTV Adanya infeksi akan bermanifestasi pada


perubahan TTV.
Demam atau hipotermia mungkin
mengindikasikan munculnya infeksi pada
klien granulositopenik.

Kaji dan catat factor yang Menjadi data dasar dan meminimalkan
meningkatkan risiko infeksi risiko infeksi

Lakukan tindakan untuk Kewaspadaan meminimalkan pemajanan


mencegah pemajanan pada klien terhadap bakteri, virus, dan pathogen
sumber yang diketahui atau jamur, baik eksogen ,aupun endogen
potensial terhadap infeksi.
a) Pertahankan isolasi
protektif sesuai kebijakan
institusional
b) Pertahankan teknik
mencuci tangan dengan
cermat
c) Beri hygiene yang baik
d) Batasi pengunjung yang
saat ini sedang demam, flu,
atau infeksi
e) Berikan hygiene parianal 2
kali sehari setiap BAB
f) Batasi bunga segar dan
sayur segar
g) Gunakan protocol
perawatan mulut

Laporkan bila ada perubahan Perubahan tanda-tanda vital merupakan


tanda vital tanda terjadinya sepsis, terutama bila
terjadi peningkatan suhu tubuh

Jelaskan alasan kewaspadaan dan Pengertian klien dapat memperbaiki


pantangan kepatuhan dan mengurangi factor risiko

Yakinkan klien dan keluarganya Granulositopenia dapat menetap 6-12


bahwa peningkatan kerentanan minggu. Pengertian tentang sifat
pada infeksi hanya sementara sementaragranulositopenia dapat
membantu mencegah kecemasan klien dan
keluarganya

Minimalkan prosedur invasive Prosedur tertentu dapat menyebabkan


trauma jaringan, meningkatkan kerentanan
infeksi

Kolaborasi pemberian antibiotika Menurunkan kehadiran organism endogen

Pantau laboratorium sel darah Mengonfirmasikan keterlibatan sel darah


putih putih terhadap infeksi

Koping individu atau keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan


prognosis penyakit, gambaran diri yang salah, perubahan peran.

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam klien atau keluarga mampu mengembangkan
koping yang positif
Criteria evaluasi: klien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan, mampu
menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi
dan perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri
terhadap situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep
diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negative.

Intervensi Rasional

Kaji perubahan dari gangguan Menentukan bantuan individual dalam


persepsi dan hubungan dengan menyusun rencana perawatan atau
derajat ketidakmampuan. pemilihan intervensi.

Identifikasi arti kehilangan atau Beberapa klien dapat menerima dan


disfungsi pada klien mengatur perubahan fungsi secara efektif
dengan sedikit penyesuaian diri.
Sedangkan yang lain mempunyai kesulitan
membandingkan mengenal dan mengatur
kekurangan.

Anjurkan klien untuk Menunjukkan penerimaan, membantu


mengekspresikan perasaan klien untuk mengenal dan mulai
termasuk permusuhan dan menyesuaikan dengan perasaan tersebut.
kemarahan

Catat ketika klien menyatakan Mendukung penolakan terhadap bagian


terpengaruh seperti sekarat atau tubuh atau perasaan negative terhadap
mengingkari dan menyatakan gambaran tubuh dan kemampuan yang
inilah kematian menunjukkan kebutuhan dan intervensi
serta dukungan emosional.

Berikan informasi status Klien dengan hemophilia sering


kesehatan pada klien dan keluarga memerlukan bantuan dalam menghadapi
kondisi kronis, keterbatasan ruang
kehidupan, dan kenyataan bahwa kondisi
tersebut merupakan penyakit yang akan
diturunkan kegenerasi berikutnya.

Dukung mekanisme koping Sejak masa kanak-kanak, klien dibantu


efektif untuk menerima dirinya sendiri dan
penyakitnya serta mengidentifikasi aspek
positif dari kehidupan mereka. Mereka
harus didorong untuk merasa berarti dan
tetap mandiri dengan mencegah trauma
yang dapat menyebabkan episode
perdarahan akut dan mengganggu kegiatan
normal.

Hindari factor peningkatan stress Perawat harus mengetahui pengaruh stress


emosional tersebut secara professional dan personal
serta menggali semua sumber dukungan
untuk mereka sendiri, begitu juga untuk
klien dan keluarganya.

Bantu dan anjurkan perawatan Membantu meningkatkan perasaan harga


yang baik dan memperbaiki diri dan mengontrol lebih dari satu area
kebiasaan kehidupan.

Anjurkan orang terdekat untuk Menghidupkan kembali perasaan


mengizinkan klien melakukan kemandirian dan membantu
sebanyak-banyaknya hal-hal perkembangan harga diri serta
untuk dirinya mempengaruhi proses rehabilitasi.

Dukung perilaku atau usaha Klien dapat beradaptasi terhadap


seperti peningkatan minat dan perubahan dan pengertian tentang peran
partisipasi dalam aktivitas individu dimasa mendatang.
rehabilitasi

Dukung penggunaan alat-alat Meningkatkan kemandirian untuk


yang dapat mengadaptasikan membantu pemenuhan kebutuhan fisik dan
klien, tongkat, alat bantu jalan, tas menunjukkan posisi untuk lebih aktif
panjang untuk kateter. dalam kegiatan sosial.

Monitor gangguan tidur Dapat mengindikasikan terjadinya depresi


peningkatan kesulitan umumnya terjadi sebagai pengaruh dari
konsentrasi, lethargi, dan rendah stroke dimana memerlukan intervensi dan
diri. evaluasi lebih lanjut.

Kolaborasi: rujuk pada ahli neuro Dapat memfasilitasi perubahan peran yang
psikologi dan konseling bila ada penting untuk perkembangan perasaan.
indikasi.

Kecemasan individu dan keluarga yang berhubungan dengan prognosis sakit.

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan klien berkurang


Criteria: klien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dan
mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif
terhadap tindakan, wajah rileks.

Intervensi Rasional

Kaji tanda verbal dan non verbal Reaksi verbal/nonverbal dapat


kecemasan, damping klien dan menunjukkan rasa agitasi, marah dan
lakukan tindakan bila gelisah.
menunjukkan perilaku merusak.

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa


marah, menurunkan kerja sama, dan
mungkin memperlambat penyebabkan.

Mulai melakukan tindakan untuk Mengurangi ragsangan eksternal yang


mengurangi kecemasan. Beri tidak perlu.
lingkungan yang tenang dan
suasana penuh istirahat.

Tingkatkan control sensasi klien Control sensasi klien (dan dalam


menurunkan ketakutan) dengan cara
memberikan informasi tentang keadaan
klien, menekankan pada penghargaan
terhadap sumber-sumber koping
(pertahankan diri) yang positif, serta
membantu latihan relaksasi dan teknik-
teknik pengalihan dan memberikan
respons balik yang positif.

Orientasikan klien terhadap Orientasi dapat menurunkan kecemasan


prosedurrutin dan aktivitas yang
diharapkan.

Beri kesempatan kepada klien Dapat menghilangkan ketegangan


untuk mengungkapkan terhadap kekhawatiran yang tidak dapat
ansietasnya. diekspresikan.

Berikan privasi untuk klien dan Memberi waktu untuk mengekspresikan


orang terdekat. perasaan, menghilangkan cemas dan
perilaku adaptasi.
Adanya keluarga dan teman-teman yang
dipilih klien melayani aktivitas dan
pengalihan (misalnya: membaca) akan
menurunkan perasaan terisolasi.

Kolaborasi: berikan anticemas Meningkatkan relaksasi dan menurunkan


sesuai indikasi contohnya kecemasan.
diazepam.

Pathway

Limfoma non Hodgin


Virus Peternak, Merokok Sinar UV Mutasi spontan
pekerja tani
Radiasi
Paparan herbisida
& pelarut organik

Bahan kimia

Perubahan genetik

Keganasan limfosit T dan B

Sel Reedberg / sel hodgin

LImfoma Hodgin Nutrisi kurang kelenjar


Pembesaran Perut kembung Pembentukan
Kerusakan integritas
Penumpukan Pembengkakan Daerah kehitaman, Penghancuran
Gg. pola dari kebutuhan dan nyeri perut antibody ↓
cairan
Efusi di nafas
paruMalabsorpsi
kulit
Dada
pleura Diare
Usus halus wajah
Gg. citra tubuh ↓Kulit
menebal,getah
nafsu gatal
Anoreksia bening Gg.
makan
Perut Anemia
Gg.
Sumsum
sel perfusi
darah
Rasa hemolitik
tulang
jaringan
merah
nyaman : Nyeri Risiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA

http://ithinkeducation.blogspot.com/2014/12/asuhan-keperawatan-pada-non-
hodgkin.html diakses pada 3 Agustus 2015 pukul 11.00

http://prasetya92metro.blogspot.com/2012/04/askep-limfoma-non-hodgkin.html
diakses pada 3 Agustus 2015 pukul 11.00

http://akatsuki-ners.blogspot.com/2010/12/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
limfoma.html diakses pada 3 Agustus 2015 pukul 11.00

Anda mungkin juga menyukai