DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PROFESI NERS
UNIVERSITAS KADIRI
DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PROFESI NERS
UNIVERSITAS KADIRI
MENGETAHUI
( ) ( )
KEPALA RUANGAN
( )
PAKET PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah pada kaki diabetik misalnya iserasi, infeksi dan gangren, merupakan
penyebab umum perawatan di rumah sakit bagi para penderita diabetes. Perawatan
rutin ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawtan di rumah sakit membutuhkan
biaya yang sangat besar tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalam sistem
pemeliharaan kesehatan.
Ulkus diabetes disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu neuropati, trauma,
deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki dan penyakit vaskuler perifer.
Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus diabetes yang menyuluruh dan sistematik dapat
membantu memberikan arahan perawatan yang adekuat.
Dasar dari perawatan ulkus diabetes meliputi 3 hal yaitu debridemen,
offloading dan kontrol infeksi. Ulkus kaki pada pasien diabetes halus mendapatkan
perawatan karena ada beberapa alasan, misalnya untuk mengurangi resiko infeksi dan
amputasi, memperbaiki fungsi dan kualitas hidup, dan mengurangi biaya pemeliharaan
kesehatan. Tujuan utama perawatan ulkus diabetes dapat dicegah.
D. MATERI
Terlampir
E. MEDIA
- LCD
- Laptop
- Leaflet
F. METODE
G. PENGORGANISASIAN
H. SETTING RUANAGAN/TEMPAT
LCD
M P
O
P
K K K
F
N P P P
KP K
F P P F
KETERANGAN :
M : MODERATOR
OP : OPERATOR OB
OB : OBSERVER
N : NOTULEN
F : FASILITATOR
KP : KELUARGA PASIEN
I. KEGIATAN PENYULUHAN
N Tahap Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media Waktu
o
1. Pembukaan - Memberikan - Membalas Cerama - 2
dan salam salam salam h menit
- Mendenga
- Perkenalan
rkan
- Menjelaskan
tujuan
instruksional
- Kontrak Waktu
J. EVALUASI
a.Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
c.Evaluasi Hasil
Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.
LAMPIRAN
PERAWATAN LUKA PADA ULKUS DIABETES
1. Definisi
Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam
dermis, yang biasanya terjadi di telapak kaki.
2. Etiologi
Beberapa etiologi yang menyebabkan ulkus diabetes meliputi neuropati, penyakit
arterial atau atherosklerosis pada pembuluh darah, tekanan dan deformitas kaki.
3. Faktor Resiko
a. Jenis Kelamin
Laki-laki menjadi faktor predominan berhubungan dengan terjadinya ulkus.
b. Lama Penyakit Diabetes Melitus (DM)
Lamanya durasi DM menyebabkan keadaan hiperglikemia yang terus menerus
menginisiasi terjadinya hiperglisolia yaitu keadaan sel yang kebanjiran glukosa.
Hiperglosia kronik akan mengubah homeostasis dari kimia sel sehingga
berpotensi untuk menimpulkan komplikasi kronik DM.
c. Neuropati
Menyebabkan gangguan saraf motorik, sensorik dan otonom. Gangguan motorik
meyebabkan atrofi otot, deformitas kaki, perubahan biomekanika kaki dan
distribusi tekanan kaki terganggu sehingga menyebabkan kejadian ulkus
meningkat.
d. Periferal Arteri Disease
Penyakit arteri adalah penyumbatan arteri di ekstremitas bawh yang disebabkan
oleh atherosklerosis atau pembuluh darah yang mengalami kekakuan.
4. Penatalaksanaan
3.2 Offloading
Offloading adalah pengurangan tekanan pada ulkus, menjadi salah satu komponen
penanganan ulkus diabetes. Ulserasi biasanya terjadi pada area telapak kaki yang
mendapat tekanan tinggi. Bed rest merupakan satu cara yang ideal untuk mengurangi
tekanan tetapi sulit untuk dilakukan Total Contact Casting (TCC) merupakan metode
offloading yang paling efektif. TCC dibuat dari gips yang dibentuk secara khusus
untuk menyebarkan beban pasien keluar dari area ulkus. Metode ini memungkinkan
penderita untuk berjalan selama perawatan dan bermanfaat untuk mengontrol adanya
edema yang dapat mengganggu penyembuhan luka. Meskipun sukar dan lama, TCC
dapat mengurangi tekanan pada luka dan itu ditunjukkan oleh penyembuhan 73-100%.
Kerugian TCC antara lain membutuhkan ketrampilan dan waktu, iritasi dari gips dapat
menimbulkan luka baru, kesulitan untuk menilai luka setiap harinya. Karena beberapa
kerugian TCC tersebut, lebih banyak digunakan Cam Walker, removable cast walker,
sehingga memungkinkan untuk inspeksi luka setiap hari, penggantian balutan, dan
deteksi infeksi dini.
Persiapan Alat
1) Seperangkat peralatan steril
a. Pinset
b. Gunting
c. Kapas
d. Kasa
e. Kom kecil (mangkuk)
2) Peralatan tidak steril
b. Plester
c. Alkohol 70% (KP)
d. Cairan NS 0,9% atau Air matang dalam kemasan
e. Kantong Plastik
f. Kain pembalut atau verband
g. Alat-alat desinfektan
h. Alat luka sesuai kebutuhan misalnya salep, supratule
,
Cara-Cara Perawatan Luka
1. Cuci tangan sebelum melakan tindakan
2. Pakai sarung tangan
3.. Lepaskan verban/balutan dengan cara menyentuh bagian luarnya saja. Jika kotor,
pergunakan pinset.
4. Jika verban/balutan menempel pada luka, basahi dengan larutan NaCl 0,9%
buka kalau sudah longgar.
5. Buang verban/balutan yang kotor ke dalam kantong plastik tidak bocor untuk
dibakar.
6. Bersihkan luka dengan hati-hati
6. Cara melakukannyam mulai dari atas atau dekat dengan luka dan terus makin
keluar.
8. Buang kasaa atau kapas yang digunakan untuk membersihkan setiap kali sekali
mengsusap luka itu.
9. Untuk luka bersih dikeringkan dengan kasa
10Tutup luka dengan primary dressing (salep, supratule) setelah itu tutup dengan kasa
11. Tutup dengan plester
12. Lepas sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Alat yang sudah selesai dibersihkan dan disterilkan dengan cara digodok air panas.
DAFTAR PUSTAKA
Kruse I, Edelman S. Evaluation dan Treatmen of Diabetic Foot Ulcer. Clinical
Diabetes Vol24, Number 2, 2006. p 91-93
Frykberg RG. Diabetic Foot Ulcer : Pathogenesis and Management. Am Fam
Physician, Vol 66, Number 9. 2002. p 1655-62
Stillman, RM. Diabetic Ulcers. Cited Jun 2008. Available at : URL http
://www.emedicine.com
California Podiatric Medical Association Diabetic Wound Care. Cited September
2008. Availabel at : URL http : // www.Podiatrist.org
Mathes. Plastic Surgery. Trunk and Lower Extremity Vol 6, Second Edition. P 1443 –
1450
Jones R. Exploring The Complex Care of The Diabetic Foot Ulcer. JAAPA. 2007
American Medical Association. Lower Extremity Amputation Episodes Among
person with Diabetes-New Mexico,2000. JAMA. 2003 ;289 ;12: 1502-1503