Anda di halaman 1dari 13

PAKET PENYULUHAN

DIABETIC FOOT ULCER

DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PROFESI NERS
UNIVERSITAS KADIRI

TIM PKRS (PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT)


RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
PAKET PENYULUHAN DIABETIC FOOT ULCER

DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PROFESI NERS
UNIVERSITAS KADIRI

TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL :

MENGETAHUI

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

( ) ( )

KEPALA RUANGAN

( )
PAKET PENYULUHAN

Pokok bahasan : Mengajarkan keluarga pasien tentang ulkus diabetik


Sub Pokok bahasan : Tujuan dan prosedur rawat luka pada ulkus diabetik
Sasaran : Keluarga pasien di ruang 24B RS dr. Saiful Anwar Malang
Hari/Tanggal : Kamis, 04 Januari 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang pertemuan di ruang 24 B RS dr. Saiful Anwar Malang

A. LATAR BELAKANG
Masalah pada kaki diabetik misalnya iserasi, infeksi dan gangren, merupakan
penyebab umum perawatan di rumah sakit bagi para penderita diabetes. Perawatan
rutin ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawtan di rumah sakit membutuhkan
biaya yang sangat besar tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalam sistem
pemeliharaan kesehatan.
Ulkus diabetes disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu neuropati, trauma,
deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki dan penyakit vaskuler perifer.
Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus diabetes yang menyuluruh dan sistematik dapat
membantu memberikan arahan perawatan yang adekuat.
Dasar dari perawatan ulkus diabetes meliputi 3 hal yaitu debridemen,
offloading dan kontrol infeksi. Ulkus kaki pada pasien diabetes halus mendapatkan
perawatan karena ada beberapa alasan, misalnya untuk mengurangi resiko infeksi dan
amputasi, memperbaiki fungsi dan kualitas hidup, dan mengurangi biaya pemeliharaan
kesehatan. Tujuan utama perawatan ulkus diabetes dapat dicegah.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga pasien diruang
mampu memahami konsep rawat luka yang benar pada ulkus diabetik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini keluarga pasien diharapkan dapat :
a. Mampu menjelaskan pengertian ulkus diabetik
b. Mampu menjelaskan penyebab ulkus diabetik
c. Mampu menjelaskan prosedur dalam rawat luka ulkus diabetik
d. Mampu menjelaskan bahaya kurangya rawat luka yang benar
C. SASARAN

Keluarga pasien yang ada di ruang 24 B

D. MATERI

Terlampir

E. MEDIA

- LCD

- Laptop

- Leaflet

F. METODE

Ceramah dan tanya jawab

G. PENGORGANISASIAN

1. Moderator : Inayatun Toyibbah

2. Pemateri : Annisa Rahma Tristian

3. Observer : Ansori Dian P

4. Notulen : Ansori Dian P

5. Fasilitator : Ansori Dian P

H. SETTING RUANAGAN/TEMPAT

LCD

M P
O
P
K K K
F
N P P P
KP K
F P P F
KETERANGAN :
M : MODERATOR
OP : OPERATOR OB
OB : OBSERVER
N : NOTULEN
F : FASILITATOR
KP : KELUARGA PASIEN

I. KEGIATAN PENYULUHAN
N Tahap Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media Waktu
o
1. Pembukaan - Memberikan - Membalas Cerama - 2
dan salam salam salam h menit
- Mendenga
- Perkenalan
rkan
- Menjelaskan
tujuan
instruksional
- Kontrak Waktu

2. Penyampaian Menyampaikan - Mendenga Cerama PPT 20


materi materi : rkan h dan menit
- Memperh
leaflet
atikan.
a. Mampu
-
menjelaskan
pengertian ulkus
diabetik
b. Mampu
menjelaskan
penyebab ulkus
diabetik
c. Mampu
menjelaskan
prosedur dalam
rawat luka ulkus
diabetik
d. Mampu
menjelaskan
bahaya kurangya
rawat luka yang
benar
e. Menjelaskan
tentang 5k
f. 6 langkah cuci
tangan, etika
batuk, pemilihan
tempat sampah

3. Penutup dan - Tanya jawab - Bertanya Diskusi - 8


Cerama
Tanya jawab dan menit
h
- Menyimpulkan diskusi
- Mendenga
hasil materi
rkan
jawaban
- Menyampaikan
- Menjawab
salam
salam

J. EVALUASI
a.Evaluasi Struktur

 Semua peserta hadir dalam kegiatan.

 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama


dengan Ruangan 24B RSSA Malang.

 Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.

b. Evaluasi Proses

 Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.


 Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
 Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

c.Evaluasi Hasil
 Peserta memahami materi yang telah disampaikan.

 Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.

 Jumlah peserta 7-10 orang.

LAMPIRAN
PERAWATAN LUKA PADA ULKUS DIABETES

1. Definisi
Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam
dermis, yang biasanya terjadi di telapak kaki.

2. Etiologi
Beberapa etiologi yang menyebabkan ulkus diabetes meliputi neuropati, penyakit
arterial atau atherosklerosis pada pembuluh darah, tekanan dan deformitas kaki.

3. Faktor Resiko
a. Jenis Kelamin
Laki-laki menjadi faktor predominan berhubungan dengan terjadinya ulkus.
b. Lama Penyakit Diabetes Melitus (DM)
Lamanya durasi DM menyebabkan keadaan hiperglikemia yang terus menerus
menginisiasi terjadinya hiperglisolia yaitu keadaan sel yang kebanjiran glukosa.
Hiperglosia kronik akan mengubah homeostasis dari kimia sel sehingga
berpotensi untuk menimpulkan komplikasi kronik DM.
c. Neuropati
Menyebabkan gangguan saraf motorik, sensorik dan otonom. Gangguan motorik
meyebabkan atrofi otot, deformitas kaki, perubahan biomekanika kaki dan
distribusi tekanan kaki terganggu sehingga menyebabkan kejadian ulkus
meningkat.
d. Periferal Arteri Disease
Penyakit arteri adalah penyumbatan arteri di ekstremitas bawh yang disebabkan
oleh atherosklerosis atau pembuluh darah yang mengalami kekakuan.

4. Penatalaksanaan

4.1 Penatalaksanaan Setelah Terjadi Luka Ulkus Diabetik

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ulkus diabetes adalah penutupan luka.


Penatalaksanaan ulkus diabetes secara garis besar ditentukan oleh derajat
keparahan ulkus, vaskularisasi dan adanya infeksi. Dasar dari perawatan ulkus
diabetes meliputi 3 hal yaitu debridement, offloading dan kontrol infeksi.
a. Debridement
Debridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam perawatan
luka. Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis,
callus dan jaringan fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari
tepi luka ke jaringan sehat. Debridement meningkatkan pengeluaran faktor
pertumbuhan yang membantu proses penyembuhan luka.
Metode debridement yang sering dilakukan yaitu surgical (sharp), autolitik,
enzimatik, kimia, mekanis dan biologis.
Metode debridemen dibedakan menjadi :
1. Metode surgical, autolitik dan kimia hanya membuang jaringan nekrosis
(debridement selektif)
2. Metode mekanis membuang jaringan nekrosis dan jaringan hidup (debridement
non selektif).
3. Surgical debridement merupakan standar baku pada ulkus diabetes dan metode
yang paling efisien, khususnya pada luka yang banyak terdapat jaringan
nekrosis atau terinfeksi. Pada kasus dimana infeksi telah merusak fungsi kaki
atau membahayakan jiwa pasien, amputasi diperlukan untuk memungkinkan
kontrol infeksi dan penutupan luka selanjutnya. Debridement enzimatis
menggunakan agen topikal yang akan merusak jaringan nekrotik dengan enzim
proteolitik seperti papain, colagenase, fibrinolisin-Dnase, papainurea,
streptokinase, streptodornase dan tripsin. Agen topikal diberikan pada luka
sehari sekali, kemudian dibungkus dengan balutan tertutup. Penggunaan agen
topikal tersebut tidak memberikan keuntungan tambahan dibanding dengan
perawatan terapi standar. Oleh karena itu, penggunaannya terbatas dan secara
umum diindikasikan untuk memperlambat ulserasi dekubitus pada kaki dan
pada luka dengan perfusi arteri terbatas.
4. Debridement mekanis mengurangi dan membuang jaringan nekrotik pada dasar
luka. Teknik debridement mekanis yang sederhana adalah pada aplikasi kasa
basah-kering (wet-to-dry saline gauze). Setelah kain kasa basah dilekatkan pada
dasar luka dan dibiarkan sampai mengering, debris nekrotik menempel pada
kasa dan secara mekanis akan terkelupas dari dasar luka ketika kasa dilepaskan

3.2 Offloading
Offloading adalah pengurangan tekanan pada ulkus, menjadi salah satu komponen
penanganan ulkus diabetes. Ulserasi biasanya terjadi pada area telapak kaki yang
mendapat tekanan tinggi. Bed rest merupakan satu cara yang ideal untuk mengurangi
tekanan tetapi sulit untuk dilakukan Total Contact Casting (TCC) merupakan metode
offloading yang paling efektif. TCC dibuat dari gips yang dibentuk secara khusus
untuk menyebarkan beban pasien keluar dari area ulkus. Metode ini memungkinkan
penderita untuk berjalan selama perawatan dan bermanfaat untuk mengontrol adanya
edema yang dapat mengganggu penyembuhan luka. Meskipun sukar dan lama, TCC
dapat mengurangi tekanan pada luka dan itu ditunjukkan oleh penyembuhan 73-100%.
Kerugian TCC antara lain membutuhkan ketrampilan dan waktu, iritasi dari gips dapat
menimbulkan luka baru, kesulitan untuk menilai luka setiap harinya. Karena beberapa
kerugian TCC tersebut, lebih banyak digunakan Cam Walker, removable cast walker,
sehingga memungkinkan untuk inspeksi luka setiap hari, penggantian balutan, dan
deteksi infeksi dini.

3.3 Penanganan Infeksi


Ulkus diabetes memungkinkan masuknya bakteri, serta menimbulkan infeksi pada
luka. Karena angka kejadian infeksi yang tinggi pada ulkus diabetes, maka diperlukan
pendekatan sistemik untuk penilaian yang lengkap. Diagnosis infeksi terutama
berdasarkan keadaan klinis seperti eritema, edema, nyeri, lunak, hangat dan keluarnya
nanah dari luka. Penentuan derajat infeksi menjadi sangat penting. Menurut The
Infectious Diseases Society of America membagi infeksi menjadi 3 kategori, yaitu:
 Infeksi ringan : apabila didapatkan eritema < 2 cm
 Infeksi sedang: apabila didapatkan eritema > 2 cm
 Infeksi berat : apabila didapatkan gejala infeksi sistemik.
Ulkus diabetes yang terinfeksi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
 Non-limb threatening : selulitis < 2cm dan tidak meluas sampai tulang atau sendi.
 Limb threatening : selulitis > 2cm dan telah meacapai tulang atau sendi, serta adanya
infeksi sistemik.
Penelitian mengenai penggunaan antibiotika sebagai terapi ulkus diabetes masih
sedikit, sehingga sebagian besar didasarkan pada pengalaman klinis. Terapi antibiotik
harus didasarkan pada hasil kuftur bakteri dan kemampuan toksistas antibiotika
tersebut. Pada infeksi yang tidak membahayakan (non-limb threatening) biasanya
disebabkan oleh staphylokokus dan streptokokus. Infeksi ringan dan sedang dapat
dirawat poliklinis dengan pemberian antibiotika oral, misalnya cephalexin, amoxilin-
clavulanic, moxifloxin atau clindamycin. Sedangkan pada infeksi berat biasanya
karena infeksi polimikroba, seperti staphylokokus, streptokokus, enterobacteriaceae,
pseudomonas, enterokokus dan bakteri anaerob misalnya bacteriodes, peptokokus,
peptostreptokokus. Pada infeksi berat harus dirawat dirumah sakit, dengan pemberian
antibiotika yang mencakup gram posistif dan gram negatif, serta aerobik dan
anaerobik. Pilihan antibiotika intravena untuk infeksi berat meliputi imipenem-
cilastatin, B-lactam B-lactamase (ampisilin-sulbactam dan piperacilintazobactam), dan
cephalosporin spektrum luas

4.2 Penatalaksanaan untuk pencegahan ulkus diabetik


1. Manajemen perawatan kaki
Dengan perawatan kaki yang tepat dan perubahan posisi yang sering pasien
dapat menjaga kesehatan kulit dengan mencegah penekanan di satu titik.
Untuk perawatan kaki diabetes secara mandiri merupakan semua aktivitas
khusus (senam kaki, memeriksa dan merawat kaki) yang dapat dilakukan
untuk mencegah ulkus diabetik
2. Pemilihan alas kaki yang baik
Sepatu memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Karena sepatu
berperan sebagai alas kaki. Pilih sepatu dengan ukuran dan lebar yang sesuai,
pastikan bagian terlebar dari kaki terpasang pada sepatu dengan aman, dan
nyaman (sepatu yang agak lebar) jangan yang lancip dan khususnya wanita
jangan dengan sepatu hak tinggi.
3. Senam Kaki Diabetes
Senam kaki juga dapat memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki.Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot
betis, otot paha dan mengatasi ketrbatasan pergerakan sendi.
5. Perawatan Pada Ulkus Diabetik
Tujuan:
a. Agar terhindar dari infeksi.
b. Agar luka tetap bersih.
c. Mempercepat penyembuhan.
d. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
e. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari luka ke
daerah sekitarnya
f. Mencegah terjadinya infeksi silang
g. Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
h. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
i. Memberikan rasa aman dan nyaman

Persiapan Alat
1) Seperangkat peralatan steril
a. Pinset
b. Gunting
c. Kapas
d. Kasa
e. Kom kecil (mangkuk)
2) Peralatan tidak steril
b. Plester
c. Alkohol 70% (KP)
d. Cairan NS 0,9% atau Air matang dalam kemasan
e. Kantong Plastik
f. Kain pembalut atau verband
g. Alat-alat desinfektan
h. Alat luka sesuai kebutuhan misalnya salep, supratule
,
Cara-Cara Perawatan Luka
1. Cuci tangan sebelum melakan tindakan
2. Pakai sarung tangan
3.. Lepaskan verban/balutan dengan cara menyentuh bagian luarnya saja. Jika kotor,
pergunakan pinset.
4. Jika verban/balutan menempel pada luka, basahi dengan larutan NaCl 0,9%
buka kalau sudah longgar.
5. Buang verban/balutan yang kotor ke dalam kantong plastik tidak bocor untuk
dibakar.
6. Bersihkan luka dengan hati-hati
6. Cara melakukannyam mulai dari atas atau dekat dengan luka dan terus makin
keluar.
8. Buang kasaa atau kapas yang digunakan untuk membersihkan setiap kali sekali
mengsusap luka itu.
9. Untuk luka bersih dikeringkan dengan kasa
10Tutup luka dengan primary dressing (salep, supratule) setelah itu tutup dengan kasa
11. Tutup dengan plester
12. Lepas sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Alat yang sudah selesai dibersihkan dan disterilkan dengan cara digodok air panas.

DAFTAR PUSTAKA
Kruse I, Edelman S. Evaluation dan Treatmen of Diabetic Foot Ulcer. Clinical
Diabetes Vol24, Number 2, 2006. p 91-93
Frykberg RG. Diabetic Foot Ulcer : Pathogenesis and Management. Am Fam
Physician, Vol 66, Number 9. 2002. p 1655-62
Stillman, RM. Diabetic Ulcers. Cited Jun 2008. Available at : URL http
://www.emedicine.com
California Podiatric Medical Association Diabetic Wound Care. Cited September
2008. Availabel at : URL http : // www.Podiatrist.org
Mathes. Plastic Surgery. Trunk and Lower Extremity Vol 6, Second Edition. P 1443 –
1450
Jones R. Exploring The Complex Care of The Diabetic Foot Ulcer. JAAPA. 2007
American Medical Association. Lower Extremity Amputation Episodes Among
person with Diabetes-New Mexico,2000. JAMA. 2003 ;289 ;12: 1502-1503

Anda mungkin juga menyukai