Tuberkulosis
Oleh:
Preseptor :
PENDAHULUAN
didunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2016 didunia adalah sekitar 10,4 juta orang.
Kasus meninggal yang diakibat TB adalah sebanyak 1,7 juta orang, Penyebab
23
AIDS dan infeksi HIV.
pendapatan per kapita rendah hingga sedang. Indonesia menempati urutan kedua
kasus TB terbanyak didunia setelah India, yang kemudian diikuti oleh China,
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada
13
seluruh kalangan usia.
mengacu pada berbagai literatur, termasuk buku teks dan artikel ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
2.1.1 Definisi
aerob tahan asam yang dapat menjadi patogen ataupun saprofit pada tubuh
lain selain paru (ekstra paru) seperti pleura, kulit, tulang, otak, ginjal dan lain-
lain.2
2.1.2 Epidemiologi
didunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2016 didunia adalah sekitar 10,4 juta orang.
Kasus meninggal yang diakibat TB adalah sebanyak 1,7 juta orang, termasuk
400.000 orang diantaranya juga disertai komorbid HIV. Lebih dari 95% kematian
India, yang kemudian diikuti oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria dan Afrika
3
Selatan.
dengan prevalensi pria lebih tinggi dari wanita yaitu 65% (Data per 31 Januari
2017). Angka ini menurun dari dibandingkan tahun 2015 sebanyak 7068 kasus TB
di Sumatera Barat. Adapun kelompok usia terbanyak dari kasus TB ini di
4
Sumatera Barat adalah kelompok usia 55-64 tahun (712 kasus).
sebagai berikut :
Indonesia terjadi pada pria dengan usia diatas 65 tahun. Usia lanjut lebih
2. Ras
Risiko terinfeksi tuberkulosis tiga kali lebih besar pada penduduk dengan Ras
Daya tahan tubuh dapat menurun pada pasien yang menderita silikosis, diabetes
lymphoma) , keganasan (karsinoma kepala, leher, atau paru), berat badan ≥10%
6
sebagainya.
4. Kebiasaan Merokok
Orang yang merokok lebih dari 10 batang dalam satu hari atau lebih dari tiga
hari dalam 1 minggu memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami TB
terpapar asap rokok diluar rumah/lingkungan lebih dari tiga kali dalam satu
minggu memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami TB dibandingkan
dengan orang-orang yang tidak terpapar asar rokok atau terpapar asap rokok
8
mengkonsumsi lebih dari 40 gram alkohol per hari.
Semakin dekat jarak dan semakin lama durasi terpapar, semakin tinggi resiko
untuk terinfeksi.6
2.1.4 Patofisiologi
pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit. Namun, kebanyakan infeksi TB
terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet kuman-kuman basil yang
berasal dari orang yang terinfeksi. Kuman-kuman TB yang berukuran kecil (< 5
lebih besar (>5 mikron) cenderung tertahan di saluran hidung, cabang besar
Kuman TB biasanya berada pada bagian apeks dari lobus superior dan lobus
inferior. Basil TB yang berada di dalam paru akan memodulasi respon inflamasi
Setelah beberapa hari, aktivitas leukosit digantikan oleh Makrofag. Alveoli yang
ataupun berkembang biak di dalam sel. Lesi primer yang disebabkan oleh bakteri
Gabungan antara fokus primer, limfangitis lokal dan limfadenitis regional ini
hillus), sembuh dengan meninggalkan sekuele, serta dapat menyebar secara per
Infeksi TB dibagi menjadi dua, yaitu infeksi primer dan tuberkulosis pasca
primer atau reaktivasi. Infeksi primer terjadi pada individu yang terinfeksi basil
primer yang mengalami penurunan daya tahan tubuh memiliki kemungkinan untuk
29
berada dalam keadaan dorman.
kecil. Sarang dini ini dapat diresorbsi kembali hingga menjadi sembuh dan tidak
meninggalkan cacat. Selain diresorbsi, sarang dini dapat meluas yang merangsang
sembuh dalam bentuk perkapuran atau sebaliknya dapat juga menjadi aktif
kembali. Kondisi ini dapat menyebabkan nekrosis pada bagian sentral lesi yang
aktif dan memberikan gambaran relatif padat seperti keju, disebut nekrosis
kaseosa.2 9
akan keluar dan meninggalkan kavitas pada lapangan paru. Kavitas yang awalnya
berdinding tipis lama kelamaan akan menebal (kavitas sklerotik) dan nantinya
dapat meluas kembali menjadi sarang pneumonik baru. Selain itu jaringan
aktif kembali, mencair lagi dan menjadi kavitas lagi. Kavitas yang menyembuh
29
bintang (stellate shaped).
2.1.5 Diagnosis
10
Diagnosis ditegakaan berdasarkan gejala dan tanda . Gejala umum berupa
demam, keringat malam, malaise, nafsu makan menurun dan penurunan berat
11
badan . Demam terjadi pada 37–80% pasien TB paru. Penyakit infeksi sistemik
hilangnya nafsu makan dan turunnya berat badan. Penurunan berat badan yang
dimaksud adalah Involuntary weight loss, yaitu penurunan berat badan sebanyak
5% atau lebih dari berat badan awal dalam waktu 6 bulan10. Gejala respiratorik
yang akan terjadi berupa batuk selama lebih dari 3 minggu, batuk produktif, batuk
darah, nyeri dada dan sesak napas. Batuk pada penderita tuberkulosis adalah batuk
produktif (berdahak). Pada kasus infeksi, dahak dapat bercampur dengan bakteri
dan produk inflamasi lain. Dahak juga dapat bercampur dengan darah. Di negara
Gejala tersebut juga dapat dijumpai pada penyakit paru lain seperti pada
12
dahak mikrokopis secara langsung .
mengumpulkan tiga spesimen sputum dalam dua hari kunjungan yang berurutan.
12
Tiga sputum tersebut berupa dahak Sewaktu – Pagi – Sewaktu (SPS) :
1. Sewaktu:
2. Pagi:
Dahak dikumpulkan dirumah pasien terduga TB pada hari kedua. Dahak yang
3. Sewaktu:
kuman basil tahan asam pada pemeriksaan mikroskopis. Pada keadaan tertentu,
12
diagnosis dijelaskan pada gambar 2.1.
mikroskopis.
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang spesifik pada
underdiagnosis.
uji tuberkulin.
Seperti juga pada diagnosis TB maka diagnosis TB-RO (Resisten Obat) juga diawali dengan
penemuan pasien terduga TB-RO. Terduga TB-RO adalah pasien yang memiliki risiko tinggi resistan terhadap
OAT, yaitu pasien yang mempunyai gejala TB yang memiliki riwayat satu atau lebih di bawah ini:
12
pengobatan.
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar serta
menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini kedua paling sedikit selama 1
bulan.
pengobatan.
kategori 2.
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB- RO,
termasuk dalam hal ini warga binaan yang ada di Lapas/Rutan, hunian padat
klinis terhadap pemberian OAT, (bila pada penegakan diagnosis awal tidak
2.1.6 Tatalaksana
KDT)/Fixed Dose Combination (FDC). Tablet OAT KDT terdiri dari kombinasi 2
atau 4 jenis obat dalam satu tablet yang dosisnya disesuaikan dengan berat badan
pasien. Selain itu juga tersedia paket kombipak, yaitu paket obat lepas yang terdiri
bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam
pengobatan pasien yang mengalami efek samping pada pengobatan dengan OAT
KDT sebelumnya.12
Dosis OAT KDT pada pasien kategori 1 ditetapkan berdasarkan berat badan
pasien dengan pemberian obat pada tahap intensif tiap hari selama 56 hari, dan
pada tahap lanjutan diberikan obat 3 kali seminggu selama 16 minggu. Dosis OAT
Apabila terdapat efek samping pada pengobatan dengan paket obat KDT
sesuai dosis diatas, maka dapat diberikan obat dengan paket kombipak. Pada
bulan pertama) diberikan tablet isoniazid @300 mg 1 kali sehari, kaplet rifampisin
@450 mg 1 kali sehari, tablet pirazinamid @500mg 3 kali sehari, dan tablet
kategori 1 TB. Pasien kategori 2 adalah pasien BTA positif yang pernah diobati
- Pasien kambuh
berobat)
(HRZE)/5(HR)3E3. Obat diberikan pada tahap intensif setiap hari selama 84 hari
selama tahap lanjutan diberikan obat 3 kali seminggu selama 20 minggu. Dosis
2.1.7 Prognosis
paru, namun prognosis memburuk bila TB disebabkan oleh bakteri yang bersifat
kronik dan menular. Untuk pasien yang diobati secara teratur, 95% sembuh total
13
dan 5% tidak sembuh.
DAFTAR PUSTAKA