Anda di halaman 1dari 9

MC : Debbie Naomi Edriani Boru Siahaan

(hadirin dimohon berdiri)

I. Salam Pembuka (MC) : Bapak/Ibu, Amang/Inang, Saudara-saudara yang kekasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus, kami sekeluarga mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadirannya sehubungan
dengan undangan kebaktian ucapan syukur ulang tahun ke-25 perkawinan hari ini. Kiranya kebaktian ini
diberkati oleh Tuhan dalam Nama Allah Bapa, Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Amin. Mari
kita awali kebaktian ucapan syukur ini dengan bernyanyi dari KJ No. 15 : 1 ~ 2.

Bernyanyi: KJ No. 15 : 1 - 2 ”Berhimpun Semua”

1) Berhimpun semua menghadap Tuhan/dan pujilah Dia, pemurah benar/Berakhirlah segala


pergumulan, diganti kedamaian yang besar.

2) Hormati nama-Nya serta kenangkan/mujizat yang sudah dibuat-Nya./Hendaklah t’rus syukurmu


kaunyatakan/di jalan hidupmu seluruhnya.

(hadirin duduk)

II. MC: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, namun di sisi lain Alkitab bersaksi bahwa segala
ciptaan itu baik adanya. ”Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.”
Bukankah Allah sejak semula telah mengajak manusia yang sendiri itu untuk menjadi baik, oleh sebab itu
dia harus berdua dan menjadi satu dengan istrerinya? ”Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

III. Bernyanyi: BE No. 701: 1 + 3 ”Tu Ho do Au Marpadan”

1) Tu Ho do au marpadan O Jesus Tuhanki,/asa burju haposan au di adopan-Mi/sai Ho ma


mandongani au di ulaonki./ajari pargogoi ma au di dalanki.

3) Padan-Mu ale Jesus tu angka ruas-Mi,/luhut do toguon-Mu tu hasangapon-Mi,/padanku pe O Jesus


satia au tu Ho,/sai pargogoi mau, lao mengihuthon Ho.
IV. MC: Di tengah kesibukan masing-masing bekerja sambil kuliah, si laki-laki itu kuliah di salah satu
Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta sementara si perempuan itu kuliah di salah satu Perguruan Tinggi
Swasta di Semarang, bersepakat untuk saling bertemu di Solo dimana kedua orang tuanya tinggal. Di
tengah perjalanan malam menggunakan Kereta Api Senja Utama, banyak sekali pertanyaan yang muncul
dalam hati namun sampai tiba di Stasiun Solo Balapan tidak satupun dari pertanyaan itu mendapat
jawaban kecuali bertekad harus sampai di alamat yang telah tercatat Jalan Slamet Riyadi Nomor 540 dan
bertemu dengan dia.

V. Bernyanyi: PKJ No. 165 : 1 - 2 ”Janji yang Manis”

1) Janji yang manis : ”Kau tak Kulupakan”/tak terombang ambing lagi jiwa ku/walau lembah hidupku
penuh awan, nanti kan cerahlah langit dia tas ku. Reff : ”Kau tidak ’kan Aku lupakan, Aku memimpinmu,
Aku membimbingmu;/Kau tidak ’kan Aku lupakan, Aku penolongmu, yakinlah teguh”

2) Yakin ’kan janji : ”Kau tak Kulupakan”/dengan suka cita aku jalan t’rus/dunia dan kawan tia da
kuharapkan/satu yang setia : Yesus Penebus. Reff : ”Kau tidak ’kan Aku lupakan ............

VI. MC : Istirahat sejenak, mandi dan sarapan di rumah keluarga teman satu kampus yang sedang mudik
di daerah Madya Taman. Keluarga ini demikian ramah terlebih anak perempuannya yang ternyata
bersuamikan orang Batak dan mereka tinggal di Pontianak Kalimantan Barat, seakan menjawab berbagai
pertanyaan yang muncul di hati dalam perjalanan di Kereta Api semalam.

VII. Bernyanyi: NKB No. 34 : 1 + 3 ”SetiaMu Tuhanku Tiada Bertara”

1) Se tia Mu, Tuhanku tia da bertara/di kala suka di saat gelap/KasihMu Allah ku, tidak
berubah,/Kaulah pelindung abadi tetap./Reff : Se tia Mu Tuhanku, mengharu hatiku,/setiap pagi
bertambah jelas./Yang kuperlukan tetap Kau berikan, sehingga akupun puas lelas.

2) Damai-Mu Kauberi, dan pengampunan/dan rasa kuatir pun hilang lenyap/kar’na ’ku tahu pada
masa mendatang:/Tuhan temanku di t’rang dan gelap./Reff : Se tia Mu Tuhanku .............

VIII. MC: Tiba saatnya berangkat dengan naik becak dan tiba di sebuah rumah tua sepertinya masih
peninggalan Belanda kokoh berdiri serta disambut oleh seorang lelaki tua yang sedang duduk di teras
rumah. Setelah memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan, lelaki tua itu memanggil
perempuan yang dimaksud. Hal ini pula sebagai jawaban dari berbagai pertanayaan yang muncul di hati
dalam perjalanan Kereta Api semalam. Si perempuan keluar dan sambil berdiri keduanya bersalaman
sambil saling tatap, hati ini berbisik :”cantik!” Disusul dengan bisikan lebih lanjut : ”Inikah dia Tuhan,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Konsep seperti ini akrab sekali dalam hidup terlebih
selama kuliah aktif dalam persekutuan doa sampai mengerti apa arti hidup baru.

IX. Bernyanyi Koor Jetun (Tuhan Ondihon Ahu)

X. MC: Suka duka silih berganti dialami oleh kedua insan ini seiring dengan perjalanan waktu, sampai tiba
saatnya maju sidang skripsi dan dinyatakan lulus menjadi sarjana, salah satu prasyarat yang dirindukan
sejak lama di dalam hati dia. Dengan berbekal hal tersebut, diadakan acara lamaran dan kemudian
menyepakati tanggal perkawinan serta gereja tempat pemberkatan.

XI. Bernyanyi: KJ No. 318 : 1 - 2 ”Berbahagia Tiap Rumah Tangga”

1) Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah tamu yang tetap/dan merasakan tiap suka cita
tanpa Tuhannya tia dalah lengkap/di mana hati girang menyambut-Mu dan memandang-Mu dengan
berseri/tiap anggota menanti sabda-Mu dan taat akan firman yang Kau b’ri.

2) Berbahagia rumah yang sepakat hidup sehati dalam kasih-Mu/serta tekun mencari hingga dapat
damai kekal di dalam sinar-Mu/di mana suka-duka ’kan dibagi; ikatan kasih semakin teguh/di luar Tuhan
tidak ada lagi yang dapat memberi berkat penuh.

XII. MC: Sabtu, tanggal 19 Maret 1988, pukul 10.00 pemberkatan perkawinan dilayankan oleh Pdt. J.S.
Siwalette dari Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jln Sudirman No 1 Surakarta dihadiri oleh
kedua keluarga besar. Dua puluh lima tahun yang lampau acara tersebut dilangsungkan, beberapa orang
yang hadir saat ini sebagian kecil hadir waktu itu dan dicoba dengan membuat acara tersebut saat ini
setelah 25 tahun kemudian di samping berimajinasi dan sekaligus nyata bagian besar saat ini yang tidak
hadir saat itu dapat menyaksikan peristiwa tersebut sehingga sukacita perkawinan yang dirasakan dapat
dirasakan pula oleh saudara sekalian.

XIII. Bernyanyi: BE No. 716 : 1 - 2 “Di Na Mamolus Sandok Ngoluon”

1) Dinamamolus sondok ngoluon gok do namarsak gale./boan sinondang tu naholomi asa margogo
muse/Reff : Bahen ma ahu parhitean-Mu pasu-pasuM ma baor mai/ale Tuhanhu patupa ma au baen
pasu-pasu tu dongan sude.
2) Sai baritahon Jesus na burju, tuk manesa dosai/asa porsea di Jesus tutu, denggan pambaenmu
disi/Reff : Bahen ma ahu ....

XIV. MC: Saudara-saudaraku yang kekasih di dalam Tuhan Yesus, siapakah mereka yang berbahagia dan
bersuka cita tersebut yang kesemuanya itu diharapkan dapat dinikmati dan dibagikan bagi kita semua.
Tidak lain dan tidak bukan adalah papah dan mamah kami tercinta : St. Edison Siahaan dan Nunuk
Saptorini Boru Silalahi (dipersilakan untuk menyampaikan seperti apa perasaannya saat ini).

Mamah: Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus, yang oleh perkenannya acara ini dapat berlangsung
demikian baik dan penuh sukacita. Terima kasih kami sampaikan kepada Amang/Inang, kakak, adik,
ponakan, cucu ponakan, dan seluruh undangan yang berbahagia, atas kesediaannya datang memenuhi
undangan ini dan harapan kami sukacita ini dapat kami bagikan bagi kita semua yang hadir saat ini. Sejak
masuk dalam keluarga ini dan bahkan jauh sebelumnya, saya sudah berjanji ketika suatu saat kelak
masuk dalam perkawinan akan mengabdi kepada suami dan anak-anak dengan cara dan budaya yang
diajarkan oleh orang tua saya. Ketika masuk dalam perkawinan dan berinteraksi dengan keluarga ini, saya
juga menyadari bahwa perkawinan antara saya dengan suami saya tidak hanya berdua tapi juga
perkawinan antar kedua keluarga besar. Oleh sebab itu sebagaimana saya telah berjanji bahwa saya akan
mengabdi kepada suami dan anak-anak, saya juga akan mengabdi kepada keluarga besar suami saya. Hal
ini saya wujudnyatakan dengan berbuat sesuai dengan apa yang mampu saya perbuat dan sampai pada
akhirnya diangkat menjadi boru Batak boru Silalahi Ompu Raja Mual dari Pagar Batu Balige bertempat di
Gedung Serbaguna HKBP Balige pada hari Sabtu tanggal 22 Juni 2002. Semuanya ini saya perbuat karena
saya yakin akan satu hal bahwa : “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya
kepada Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Tunduklah
dan kasihilah adalah ibarat dua sisi dari satu koin yang sama. Jika salah satu di antaranya tidak ada, maka
koin itu tidak akan berharga.

Kami bersyukur karena Tuhan pula yang mencukupkan semua yang diperlukan sampai papahnya anak-
anak memasuki usia pensiun tanggal 1 Maret 2013 menyusul saya sendiri jika Tuhan mengijinkan pada
tanggal 1 Januari 2014 yang akan datang. Di saat itu pula kedua anak kami Debbie Naomi Edriani Boru
Siahaan menyelesaikan studinya menjadi Sarjana Ekonomi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan
Nicodemus Bonardo Siahaan menjadi Sarjana Peternakan dari Universitas Diponegoro Semarang.
Dikandung maksud sekiranya Tuhan berkenan Debbie setelah bekerja 2 tahun sebagai persyaratan
mendapatkan beasiswa, akan meneruskan studinya ke S2 di luar negeri dan akan berprofesi sebagai
dosen dan konsultan atau apalah di bidang ekonomi makro, sementara Nico akan menjadi pengusaha
peternakan sebagaimana Tuhan telah siapkan lahan untuk itu. Pada akhirnya sejak lama sampai tiba
saatnya kami selalu berdoa agar kami sebagai orang tua diperkenankan Tuhan untuk menyaksikan
mereka masuk dalam perkawinan dan melihat anak-anak dari anak-anak kami, sesuai dengan firman
Tuhan dalam Mazmur 128 ayat 6. Akhir kata, kami mohon sudilah kiranya Amang/Inang mendoakan
kerinduan kami itu agar kiranya Tuhan memberikan berkatnya bagi kita semua seturut kehendaknya.
Botima!

Amang/Inang, perkenankanlah saya menyanyikan sebuah lagu dengan judul : “Boru Panggoaran.”

XV. MC: Saudaraku, dengan kerendahan hati kami mohon respons berupa kata sambutan dari:

Keluarga Solo;

Keluarga Koor Jetun (St. Kimron Manik);

Pomparan Ompu Doan Siahaan (St. Luhut Siahaan);

XVI. KHOTBAH: Kejadian 2 : 18, 21 - 24 (St. Hotman Siahaan)

XVII. Bernyanyi: KJ No. 289 : 1 - 3 “Tuhan Pencipta Semesta” (Persembahan)

1) Tuhan pencipta semesta, Kaulah yang maha mulia;/sungguh besar karunia yang Kau beri.

2) KasihMu nyata terjelma di sinar surya yang cerah,/di sawah dan tuaiannya yang Kau beri.

3) Puji syukur terimalah atas berkat anugerah/di rumah yang sejahtera yang Kau beri.

(Ayat 3 hadirin berdiri)

XVIII. Doa Syafaat dan Penutup (St. Hotman Siahaan)

(Hadirin dipersilakan duduk)

XIX. Ramah Tamah dan Makan Bersama

(Doa oleh Pdt. Mauli Siahaan)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Teman-teman dan sahabat-sahabat sekalian yang saya cintai. Pada kesempatan yang berbahgia ini,
perkenankan saya mengajak teman-teman sekalian untuk memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena atas rahmat dan perkenan-Nya, kita semua dapat hadir dan berkumpul di tempat
ini, di rumah sahabat kita tercinta, yaitu Dewi Ratna Sari dalam rangka memperingati acara ulang
tahunnya yang ke 17, tanpa ada suatu halangan dan aral yang melintang. Malam ini merupakan malam
yang istimewa bagi Dewi Ratna Sari, sahabat kita tercinta yang telah memperingati ulang tahunnya yang
ke tujuh belas. Masa remaja merupakan masa yang indah, penuh dengan dinamika yang sekaligus sangat
menentukan untuk menuju masa dewasa. Pada saat-saat yang indah ini, sahabat kita, Dewi ingin
membagi kebahagiaan dengan teman-teman dan sahabat-sahabat sekalin di acara ulang tahunnya di
malam ini.

Teman-teman dan sahabat-sahabat sekalian yang saya cintai. Sebagai MC, kiranya saya perlu
membacakan terlebih dahulu susunan acara pada acara ulang tahun sahabat kita tercinta di malam hari
ini, yaitu:

Contoh Naskah Pembawa Acara

Pembukaan

Sambutan-sambutan

Pesan dan Kesan

Do'a

Nyanyian lagu ulang tahun

Peniupan lilin

Potong kue dan ramah tama

Demikianlah rangkaian mata acara ulang tahun pada malam hari ini, sebelum kita melanjutkan pada
acara berikutnya, marilah kita buka terlebih dahulu acara ini denganpembacaan surat Al-Fatihah, ilaa
hadhratin nabiyyil musthafa, al-faatihah .....

Terima kasih, mudah-mudahan dengan pembacaan surat AlFatihah tadi, acara pada malam hari mi dapat
berjalan denganlancar dan bermafaat bagi kita, utamanya bagi sahabat kita, Dewi Ratna Sari, sehingga
panjang umur, bertambah dewasa, dan banyak rizkinya.

Sambutan-sambutan:

Teman-teman dan sahabat-sahabat sekalian yang saya cintai. Memasuki acara yang kedua adalah
sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama akan disampaika oleh sahabat kita yang sedang
berbahagia yang kini tengah merayakan hari uang tahunnya yang ke 17, yaitu Dewi Ratna Sari,
kepadanya saya persilahkan. Mari kita sambut dengan tepuk tangan teman-teman.

Terimah kasih saya sampaikan atas sambutan yang telah disampaikan oleh sahabat kita yang sedang
berbahagia tadi. Masih dalam acara sambutan yang kedua, yaitu sambutan atas nama teman-teman
yang hadir pada malam hari ini, dalam hal akan disampaikan oleh sahabat kita tercinta, yaitu
Suhermanto. Kepadanya saya persilahkan, mari kita sambut dengan tepuk tangan teman-teman.
Demikian tadi sambutan yang telah disampaikan oleh sahabat kita, yaitu Suhermanto yang kocak dan
humoris, sehingga membuat kita tak kuasa menahan tawa ria, terpingkal-pingkal dibuat olehnya.
Kepadanya saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Pesan dan Kesan:

Teman-teman dan sahabat-sahabat sekalian yang saya cintai. Menginjak acara berikutnya, yaitu pesan
dan kesan. Dalam hal ini saya persilahkan kepada teman-teman sekalian siapa di antara kalian yang
lebihdulu ingin menyampaikan pesan dan kesannya kepada sahabat kita. Oh .......baiklah kepada teman
kita Samsul saya persilahkan untuk menyampaikan pesan dan kesannya, karena dialah teman dekat si
Dewi, kita sambut dengan tepuk tangan teman-teman, tampak si Dewi tersipu malu tapi kita yakin dia
menginginkan Samsul untuk menyampaikan pesan dan kesannya. Untuk itu kepada Samsul saya
persilahkan untuk menyampaikan pesan dan kesan, silahkan.

Kepada Samsul, saya ucapkan terima kasih, tempak tersirat di raut wajah si Dewi rona yang berseri-seri
dengan sambutan yang disampaikan oleh teman istimewanya itu, sekali lagi kita beri tepuk tangan
teman-teman, terima kasih, terima kasih.

Selanjutnya, kepada teman kita, Hastatik silahkan untuk menyampaikan pesan dan kesannya. Kepadanya
saya persilahkan.

Kepada teman kita Hastatik saya sampaikan banyak terima kasih, atas sambutan pesan dan kesannya.

Do'a:

Teman-teman dan sahabat-sahabat sekalian yang saya cintai. Sampailah kini, kita pada acara yang
keempat yaitu pembacaan do'a yang akan dipimpin oleh sahabat kita Mohammad Maulana, dia adalah
jebolan pondok pesantren yang paling alim di antara kita, kepadanya saya persilahkan.

Kepadanya saya sampaikan terima kasih, semoga dengan iringan do'a tadi, kita, khususnya teman kita
yang sedang merayakan ulang tahunnya ini, panjang umur, semakin dewasa, berakhlak mulia dan kelak
menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

Bernyanyi dan Ramah Tama:

Teman-teman dan sahabat-sahabat sekalian yang saya cintai. Kini sampailah kita pada acara
menyanyikan lagu ulang tahun bersama-sama buat sahabat kita Dewi Ratna Sari, dilanjutkan dengan tiup
lilin, potong kue dan ramah tama.

Demikianlah, acara demi acana telah kita lalui bersama dengan santai dalam suasana keakraban, penuh
rasa persahabatan, tanpa ada suatu halangan apapun.
Besar harapan kita, semoga kiranya sabat kita, Dewi merasa puas dan bahagia dengan acara ini,
bertambah panjangumur, banyak rizki dan semakin dewasa.

Akhinnya, saya sebagai pembawa acara pada malam hari ini, menyampaikan terima kasih atas segala
perhatiannya, dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan. Menutup acara ini marilah kita
mengucapkan hamdalah, dengan ucapan Terimakasish TUHAN YESUS mberkati

Anda mungkin juga menyukai