PENDAHULUAN
Nutrisi merupakan setiap zat yang dicerna, diserap, dan digunakan untuk
mendorong kelangsungan faal tubuh (Mary E. Back, 2012 dalam Sitiatava, 2013).
Nutrisi masuk ke tubuh dalam bentuk makanan yang kita konsumsi sehari-hari
seperti makanan manis, asam, asin, pahit dan pedas. Kemajuan teknologi seperti
instant atau makanan siap saji. Makanan instant tersebut memberikan dampak
(Maya, 2013).
1,8 – 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase angka kejadian
salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di
rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). Angka kejadian
infeksi gastritis pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan data yang cukup
tinggi. Menurut Unun Maulidiyah pada tahun 2006 dalam penelitian yang
1
Surabaya mencapai 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan sebesar 91,6%.
Hasil survei Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) 2011, sekitar 40%
penduduk Jakarta yang termasuk usia produktif sudah terkena gastritis. Bahkan
pada anak-anak sendiri sudah ada sekitar 27% yang mengidap gastritis.
pada lambung. Sehingga penderita gastritis akan mengalami mual dan muntah
Salah satu upaya penatalaksanaan gastritis adalah dengan diit. Diit adalah
seleksi makan bagi orang tertentu, dimana diit khusus disarankan untuk alasan
nutrisi tertentu ( Encyclopedia Webster New World dalam Sitiatava, 2013). Pada
klien dengan gastritis membutuhkan pengawasan diit makanan baik saat sakit
maupun setelah sembuh karena gastritis mudah menyerang kembali apabila tidak
karena penyakitnya. Ketika klien yang menderita gastritis dirawat di rumah sakit
maka akan patuh dengan diit yang diberikan rumah sakit, akan tetapi setelah
pulang, klien akan merasa bosan dan melupakan diitnya. Untuk menghindarinya,
klien yang sudah pulang dapat menyusun sendiri perencanaan makan yang
2
memenuhi persyaratan medis. Kemungkinan lain bagi penderita gastritis akan
dan keluarga perlu dilibatkan untuk menentukan jumlah dan jenis makanannya di
kesehatan yang optimal untuk setiap anggota keluarga. Melalui kontak sehari-hari
dengan klien dan keluarganya, perawat dapat mengobservasi status fisik klien,
asupan makan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon terapi klien.
keperawatan terkait dengan status nutrisi (Potter & Perry, 2005). Dengan
demikian upaya yang dapat dilakukan perawat dalam penatalaksaan diit klien
dan pasien perihal makanan-makanan yang dapat dikonsumsi, waktu makan, dan
porsi makan.
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien gastritis maka penulis
tertarik untuk membahas masalah gastritis yang dibuat sebagai program kelolaan
dalam penyusunan Studi Kasus degan judul “Upaya Meningkatkan Ketaatan Diit
Pada Salah Satu Anggota Keluarga Yang Menderita Gastritis Di Wilayah Kerja
3
1.2 Rumusan Masalah
Meningkatkan Ketaatan Diit Pada Salah Satu Anggota Keluarga Yang Menderita
salah satu anggota keluarga yang menderita gastritis melalui tindakan penyuluhan
a. Bagi Peneliti
gastritis.
a. Bagi Puskesmas
penderita gastritis.
4
b. Bagi Keperawatan