Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gizi berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa gizi yang baik kita tidak bisa
merasakan indahnya hidup sehat, dan tanpa kesehatan kita tidak bisa menjalani hidup
dengan baik. Selain itu, gizi juga berkaitan erat dengan makanan. Status gizi
seseorang ditentukan oleh makanan yang dimakannya. Untuk itu diperlukan makanan-
makanan sehat dan seimbang agar kita bisa memperoleh gizi yang seimbang.Gizi
memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya mencakup masalah klinis, tapi juga
mencakup kehidupan masyarakat luas. Oleh karena itu, di zaman sekarang, penelitian-
penelitian dan pendidikan tentang ilmu gizi berkembang pesat agar masyarakat bisa
dengan mudah mendapatkan pengetahuan tentang gizi, sehingga mampu menerapkan
gizi seimbang dalam kehidupannya untuk mewujudkan hidup sehat dan sejahtera
dengan asupan gizi yang baik.
B. Rumusan masalah
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian gizi seimbang
2. Mahasiswa mampu mengetahui sejarah gizi
3. Mahasiswa mampu mengetahui pedoman gizi seimbang
4. Mahasiswa mampu mengetahui pesan dasar menu gizi seimbang

C. Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami konsep gizi seimbang

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Pengertian gizi seimbang

Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB)
ideal.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi Seimbang divisualisasi
berupa “piramida” Gizi Seimbang. Tidak semua negara menggunakan piramida, tetapi
disesuaikan dengan budaya dan pola makan setempat. Misalnya, di Thailand dalam bentuk
piramida terbalik sebagai “bendera”, dan di China sebagai “pagoda” dengan tumpukan
rantang. Dalam buku ini, para pakar gizi yang bergabung dalam Yayasan Institut Danone
Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid nakita (Kompas-Gramedia), mengadaptasi
piramida sesuai dengan budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang
untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS).* TGS dirancang
untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai
dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan
sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).
B.Sejarah ilmu gizi
Pendidikan tentang ilmu gizi berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan
sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat. Pada zaman
purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun
400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang
dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.

Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:

1.Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri

Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan
kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang
pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.

2
2.Penemuan Mineral

Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan
kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885)
dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad
20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida
terhadap jaringan hidup.

3.Penemuan Vitamin

Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian
dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat
aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan
penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine
untuk zat tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat
esensial.

4.Penelitian Tingkat Molekular dan Selular

Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit
serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel.
Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara
zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan
makanan thdp kandungan zat gizi.

5.Keadaan Sekarang

Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi;
pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan
produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan
ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi
esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan
Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan).

C.Pedoman menu Gizi seimbang


Pedoman gizi seimbang (PGS) adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Susunan
makanan yang didapat dari anekaragam bahan makanan yang selalu mengarah empat sehat
lima sempurna. Gizi seimbang memerhatikan empat prinsip, yakti variasi makanan,

3
pentingnya pola hidup bersih, pentingnya pola hidup aktif dan olahraga, serta pemantauan
berat badan ideal. menu gizi seimbang.Berbeda dengan konsep empat sehat lima sempurna
yang menyamaratakan kebutuhan gizi semua orang, PGS berprinsip bahwa tiap golongan
usia, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas fisik memerlukan gizi yang berbeda sesuai
dengan kondisi masing-masing kelompok.
"Ketika empat sehat lima sempurna diperkenalkan, di masa itu orang Indonesia belum
mengerti pola makan yang benar. Sejak tahun 1990-an, pola permasalahan gizi masyarakat
mulai berubah. Ada masalah kegemukan dan obesitas sehingga pedoman tersebut tidak lagi
tepat," kata Prof Soekirman, guru besar Institut Pertanian Bogor.Ia menjelaskan, pada
Konferensi Pangan Sedunia tahun 1992 di Roma dan Geneva yang diadakan oleh Organisasi
Pangan Dunia (FAO) sebenarnya sudah ditetapkan agar semua negara berkembang yang
semula menerapkan pedoman sejenis basic four seperti empat sehat lima sempurna itu
memperbaiki menjadi nutrition guide for balance diet.Indonesia sudah menerapkan keputusan
FAO itu dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai PGS dan menjadi program
kebijakan gizi. Namun, karena kurang disosialisasikan, terjadi pemahaman yang salah dan
masyarakat cenderung tetap menggunakan pedoman lama."Ilmu pengetahuan selalu berubah,
demikian juga halnya dalam ilmu gizi. Pedoman gizi seimbang ini merupakan
penyempurnaan dari pedoman lama. Intinya adalah yang sehat itu yang seimbang, baik dalam
asupan kalori atau tingkat aktivitas fisiknya," kata pakar di bidang kebijakan pangan dan gizi
ini.Untuk menyosialisasikan PGS, Prof Soekirman bersama para pakar di bidang gizi, seperti
Prof Hardinsyah, Prof dr Razak Thaha, Prof Hamam Hadi, Dr Idrus Jus'at, dan Balitbang
Kesehatan Kementerian Kesehatan menerbitkan buku Pedoman Gizi Seimbang. Buku yang
antara lain didanai oleh Institut Danone ini akan disebarkan melalui sekolah-sekolah.
Lima kelompok zat gizi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup ;
-KH
-Protein
-Lemak
-Vitamin
-Mineral
D.Pesan dasar gizi seimbang
Sehubungan dengan gizi seimbang ini, ada 13 pesan penting dasar gizi seimbang yang perlu
diperhatikan yaitu
1) Makan aneka ragam makanan

4
Makanan beraneka harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan
serat makanan dalam jumlah dan proporsi seimbang menurut kebutuhan masing-masing
kelompok (bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil/menyusui, orang dewasa, dan lansia).
2) Makan makanan untuk memenuhi kebutuhan energi
Energi dan tenaga diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak, dan protein. Energi
untuk metabolisme dasar menghasilan panas, tubuh dan untuk kerja organ tubuh, untuk
aktivitas sehari-hari (belajar, bekerja, dan berolahraga). 1 gram karbohidrat akan
menghasilkan 4 Kkal energi, 1 gram protein akan menghasilkan 4 Kkal energi, sedangkan 1
gram lemak akan menghasilkan 9 Kkal energi. Kelebihan energi dapat menimbulkan obesitas
(kegemukan). Kekurangan energi dapat menyebabkan kekurangan gizi.
3) Makan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
Karbohidrat sederhana (gula dan makanan manis) seyogyanya dikonsumsi dengan
memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi, dan tepat jumlah. Makanan manis (gula)
dimakan pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan aktivitas, dan jumlahnya
tidak melebihi 3-4 sendok makan gula per hari. Karbohidrat kompleks dikonsumsi bersama
makanan sumber unsure gizi lain, seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Seyogyanya
50-60% dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.
4) Batasi lemak seperempat dari kecukupan energi
Konsumsi lemak/minyak (jenuh dari hewan) secara berlebihan dapar beresiko kegemukan
atau dislipidemia bagi yang mempunyai kecenderungan ke arah itu. Dislidemia atau kenaikan
kadar lemak dalam darah merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner dan
stroke. Konsumsi lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kalori. Unsur gizi
ini juga berperan sebagai sumber asam lemak serta membantu penyerapan vitamin larut
lemak (A, D, E, dan K).
5) Gunakan garam beryodium
Penggunaan garam beryodium mencegah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Penggunaan garam yang berlebihan yang tidak dianjurkan karena garam mengandung
natrium yang bisa meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 6
gram atau 1 sendok teh per hari.
6) Makan makanan sumber zat besi
Sayuran hijau, kacang-kacangan, hati, telur, dan daging banyak mengandung zat besi dan
perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup untuk mencegah kekurangan gizi.
7) Berikan ASI kepada bayi sampai berumur empat bulan

5
Untuk dapat memberikan ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan jumlah dan
mutu gizi menunya selamma hamil dan menyusui. Makanan pendamping ASI (PASI) hanya
diberikan setelah bayi berusia lebih dari empat bulan. Pemberiannya bertahap menurut umur,
pertumbuhan badan, dan perkembangan kecerdasan.
8) Biasakan makan pagi
Makan pagi dengan menu beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kebugaran tubuh dan meningkatkan produktivitas kerja. Pada anak-anak,
sarapan akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa ditingkatkan.
9) Minum air bersih, aman, dan cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan bebas kuman. Minum air bersih 2 liter per hari, metabolisme
tubuh bisa berjalan lancar mengingat air sebagai pelarut unsur gizi dalam proses
metabolisme. Konsumsi air yang cukup dapat meghindari dehidrasi dan menurunkan resiko
infeksi serta batu ginjal.
10) Beraktivitas fisik dan olahraga teratur
Kegiatan ini membantu mempertahankan berat badan normal. Juga meningkatkan kesegaran
tubuh, memperlancar aliran darah, dan mencegah osteoporosis khususnya pada lansia.
11) Hindari minum minuman beralkohol
Alkohol, rokok, dan obat terlarang harus dihindari, karena membawa risiko terjadinya
berbagai penyakit degenerative, vaskuler, dan kanker
12) Makan makanan yang aman bagi kesehatan
Makanan yang aman dan baik bagi kesehatan adalah makanan yang tidak tercemar, tidak
mengandung kuman atau parasit lain, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, dan
makanan yang diolah dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak.
13) Baca label pada makanan kemasan
Label makanan kemasan harus berisikan tanggal kadaluwarsa, kandungan gizi, dan bahan
adiktif yang digunakan. Konsumen hendaknya berhati-hati dan memperhatikan label agar
terhindar dari makanan yang rusak, tidak bergizi, dan makanan yang berbahaya. Selain itu,
konsumen dapat menilai halal tidaknya makanan tersebut.
E.Faktor – faktor yang mempengaruhi penyusun menu seimbang
Banyak factor yang mempengaruhi penyusunan menu diantaranya yaitu jenis kelamin,
aktifitas, kebudayaan, ekonomi, pendidikan dan tingkat perkembangan. Untuk wanita
biasanya memilih penyusunan menu yang tidak banyak lemak untuk menghindari
kegemukan. Hal ini biasanya dilakukan oleh remaja. Jenis kelamin antara wanita dan laki-laki

6
juga akan membedakan dalam hal penyusunan. Biasanya lelaki lebih memilih yang banyak
karbohidrat untuk mengenyangkan dirrinya daripada yang enak tapi sakit.
Laki-laki akan beraktifitas lebih banyak dari wanita pada umumnya. Akibatnya kalori
yang dikeluarkan banyak sehingga pola penyusunannya juga harus seimbang untuk
mengimbangi intake dengan kalori yang telah dikeluarkan. Seseorang yang tahu akan menu
dan makanan yang tidak sehat otomatis enggan memakan. Hal ini mungkin sedikit berbeda
dengan orang yang kurang paham mengenai gizi yang baik buat makan. Ekonomi seseorang
akan membuat orang memilih menu sesuai dengan seleranya.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ilmu gizi sudah berkembang di dunia.
Hal itu ditandai dengan banyaknya penelitian-penelitian tentang ilmu gizi yang dilakukan
oleh para ilmuwan dunia. Selain itu, gizi tidak hanya mencakup masalah klinis tapi juga
mencakup kehidupan masyarakat luas. Gizi juga memegang peranan besar bagi tubuh dan
kehidupan manusia, karena dengan gizi yang baik kita bisa mewujudkan hidup sehat dan
seimbang.

B. SARAN
Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan gizi, agar dapat
tumbuh dengan sehat. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat tentang gizi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Proverawati, A dan Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta :Nuha
Medika
http://dianhusadapermatasari.blogspot.com/p/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://health.kompas.com/read/2011/01/27/15343488/Gizi.Seimbang.Pedoman

Anda mungkin juga menyukai