Anda di halaman 1dari 19

Makalah

METODE ASUHAN KEPERAWATAN

Di Susun Oleh

Nama : Ni Komang sari

Nim : (201801268)

Kelas : d nonreguler

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU


TAHUN 2018 /2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
anugrahnya sehingga kami dapat menyelesaikan “ Makalah Metode Asuhan
keperawatan”

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan askep ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis, penulis telah
berkuasa untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan dalam menyusun askep ini .

Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
tekhnik penulisan, maupun dari isi maka kami mohon maaf dan kritik serta saran dari
Dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk sdapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harap
ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian .

Palu, 23 maret 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman judul ...........................................................................................................i

Daftar isi.....................................................................................................................ii

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar belakan..................................................................................................1

B.Tujuan .............................................................................................................2

C. Rumusan masalah...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

A................................................................................................................Ko
nsep dasar metode pemberian asuhan keperawatan ..................................3

B.................................................................................................................Tuj
uan metode pemberian asuhan keperawatan..............................................3

C.................................................................................................................Da
sar pertimbangan metode asuhan keperawatan..........................................4

D. Jenis – jenis metode pemberian asuhan keperawatan ...............................5

BAB III PENUTUP ...................................................................................................16


A.....................................................................................................................Ke
simpulan ........................................................................................................16
B.....................................................................................................................Sar
an ...................................................................................................................16
Daftar pustaka............................................................................................................ 17

2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat
unsur, yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan
akan menentukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang
independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud. Unsur-unsur dalam praktik
keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model,
keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan karena merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (lihat Figur 9.1).
Metode asuhan keperawatan telah banyak dikembangkan di Indonesia.
Salah satu metodenya ialah MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)
yakni suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Metode asuhan
keperawatan professional dikembangkan sebagai upaya peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan dan pemenuhan kepuasan pasien (Nusalam 2015).
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemeberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus
efektif dan efesien. Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien. Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi
delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang paling umum
digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
asuhakan keperawatan primer. Ruangan atau bangsal merupakan salah satu unit

1
terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi
perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Hasil penelitian
Lambertson dalam douglas (1992) menunjukan bahwa metode tim jika dilakukan
dengan benar merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang tepat
untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi
kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Namun perlu disadari,
tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat,
serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional
hanyalah akan menjadi teori semata
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Metode Pemberian Asuhan
keperawatan!
2. Untuk mengetahui Tujuan Metode Pemberian Asuhan keperawatan!
3. Untuk mengetahui Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Asuhan
Keperawatan !
4. Untuk mengetahui Jenis-jenis Metode Pemberian Asuhan
keperawatan!
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Metode Pemberian Asuhan keperawatan!
2. Bagaimana Tujuan Metode Pemberian Asuhan keperawatan!
3. Bagaimana Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Asuhan
Keperawatan !
4. Apa saja Jenis-jenis Metode Pemberian Asuhan keperawatan!

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Metode Pemberian Asuhan keperawatan

2
Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang sistematis dan
terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berfokus
pada respon individu terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual
maupun potensial. Proses keperawatan digunakan oleh perawat sebagai kerangka
berfikir untuk mengidentifikasi respon pasien terhadap masalah kesehatan dan
membantu pasien dalam mencapai tingkat kesehatan, kesejahteraan dan adaptasi
yang maksimal terhadap gaya hidup
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu model
pemberian asuhan keperawatan yang memberi kesempatan kepada perawat
profesional untuk menerapkan otonominya dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien. MPKP
merupakan suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan yang mendukung pemberian asuhan keperawatan tersebut
(Sitorus, 2002)
B. Tujuan Metode Pemberian Asuhan keperawatan
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan


keperawatan oleh tim keperawatan

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan


bagi setiap tim keperawatan

C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Asuhan Keperawatan


Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 5 model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah
sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan
akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur

3
utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
(Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
 Sesuai dengan visi dan misi intitusi
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus
didasarkan pada visi dan misi rumah sakit
 Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan
asuhan keperawatan pada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan
sangan ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
 Efisien dan efektif penggunaan biaya
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektifitas
dalam kelancaran pelaksanaanya. Bagaimana baiknya suatu model, tanpa
ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapatkan hasil yang
sempurna.
 Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien
terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu model yang
baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat menunjang terhadap
kepuasan pelanggan.
 Kepuasan kinerja perawat
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan
kinerja perawat. Oleh karena itu model yang dipilih harus dapat meningkatkan
kepuasan perawat bukan justru menambah beban kerja dan frustasi dalam
pelaksanaannya.
 Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan keprawatan

4
diharapkan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara
perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
D. Jenis-jenis Metode Pemberian Asuhan keperawatan
1. Metode Fungsional
a. Defenisi metode fungsional
Metode fungsional merupakan metode yang berdasarkan orientasi
tugas dari filosofi keperawatan yang merupakan pengorganisasian tugas
pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas
menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode fungsional
dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama (ada saat perang dunia kedua). Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka)
keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
b. Contoh penerapan metode fungsional

Kepala ruangan

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :


pengobatan merawat luka pengobatan merawat
luka
Pasien /klien
Diagram 1. Sistem asuhan keperawatan “fungsional methad nursing”
Contoh: Perawat A bertugas menyutik, perawat B tugasnya
mengukur suhu badan klien. Seorang perawat dapat melakukan dua
jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut.
Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan
menerima laporan tentang semua pasien serta menjawab semua
pertanyaan tentang pasien.
c. Keuntungan metode fungsional

5
1. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian
tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3. Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum
berpengalaman
4. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang
kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
5. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau
peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
d. Kelemahan metode fungsional
1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2. Pelayanan keperawatan terpisah pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan
3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan
dengan keterampilan saja
4. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
5. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan
6. Pelayanan terputus-putus
7. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

2. Metode team
a. Defenisi
Defenisi metode team Metode team adalah pengorganisasian
pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas di dalam
kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin
kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien
serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan
kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan klien.

6
Metode team adalah metode yang berdasarkan kelompok pada
filosofi keperawatan. Terdapat sekitar 6-7 perawat profesional dan
perawat associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh ketua tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil
yang saling membantu
b. Contoh penerapan metode team

Kepala Ruang

Ketua tim Ketua tim Ketua tim

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien


Diagram 2 sistem asuhan keperawatan “ team method nursing”
c. Keuntungan metode team
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah konflik
mudah di atasi dan memberikan kepuasaan pada anggota tim
4. Saling memberi pengalaman antar sesama tim
5. Pasien dilayani secara komfrehesif
6. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
7. Tercipta kerja sama yang baik
8. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
9. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif
d. Kelemahan metode team
1. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan
menjadi tanggung jawabnya

7
2. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat
3. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim.
3. Metode kasus
a. Defenisi metode kasus
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada
saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang.
Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf
perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung
kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU.
Metode kasus merupakan metode yang berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap
asuhan dan observasi pada pasien tertentu. Rasio pasien perawat adalah
1:1. Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien untuk satu
perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
perawatan khusus seperti: isolasi, intesive care
b. Contoh penerapan metode kasus

Kepala ruang

Staf perawat Staf perawat Staf perawat


8 Pasien / klien
Pasien / klien Pasien /klien
Diagram 3. Sistem asuhan keperawatan “Case Method Nursing”
c. Keuntungan metode kasus
1. Perawat lebih memahami kasus per kasus
2. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih muda
d. Kelemahan metode kasus
1. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama
3. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
4. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah pasien banyak
sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan
5. Pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian selama
perawat penaggung jawab pasien bertugas
4. Metode primer
a. Defenisi metode primer
Metode primer adalah metode dalam pemberian asuhan keperawatan
yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat
Metode primer merupakan metode yang berdasarkan pada tindakan
yang komprehensif dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab
terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian kondisi
pasien untuk mengkoordinir asuhan keperawatan. Metode penugasan di
mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selma 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawata, ada
kejelasan antara pembuat rencana suhan dan pelasksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus anatar pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merancanakan, melakukan, koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
b. Contoh penerapan metode primer

9
Dokter Kepala ruangan Sarana RS

Perawat Primer

Pasien /Klien

Kepala ruangan Kepala ruangan Kepala ruangan


Diagram 4. Sistem asyhan keperawatan “primary nursing”
c. Keuntungan metode primer
1. Bersifat kontunuitas dan komprehensif
2. Perawata primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi
terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
3. Mendorong kemandirian perawat
4. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
5. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
6. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima
asuhan keperawatan.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di manusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan
yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan., dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
d. Kelemahan metode primer
a. Hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif,
self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin ilmu
b. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
5. Metode primer modifikasi
a. Defenisi metode primer modifikasi

10
Metode primer modifikasi adalah metode gabungan antara metode
penugasan tim dengan metode perawatan primer. Metode ini menugaskan
sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.
Pada model ini, digunakan secara kombinasi dari kedua sistem.
Menurut Ratna S.Sudarsono (2000), penerapan sistem model ini
didasarkan pada beberapa alasan :
a. Keperawatan primer tidak di gunakan secara murni, karena
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1
Keperawatan atau setara.
b. Keperawatan tim tidak di gunakan secara murni, karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada
berbagai tim
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut di harapkan
komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan
terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada
di rumah sakit sebagain besar adalah lulusan SPK, maka akan
mendapat bimbingan dari perawat primer/ ketua tim tentang asuhan
keperawatan.
Untuk ruang model ini di perlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4
(empat) orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di
samping seorang kepala ruang rawat, juga Ners, Perawat
Associate(PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi
terdiri atas lulusan D3 Keperawatan ( 3orang) dan SPK (18 orang)
b. Contoh penerapan metode primer modifikasi

Dokter

Pp 1 PP 2 Pp 3 PP 4

PA PA PA PA
11
PA PA PA PA

PA PA PA PA

7 – 8 Pasien 7 – 8 pasien 7 – 8 pasien 7 – 8 pasien

Diagram 5. Sistem Asuhan Keperawatan Primary Tim ( Modifikasi)


c. Keuntungan metode primer modifikasi
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah konflik
mudah di atasi dan memberikan kepuasaan pada anggota tim
4. Saling memberi pengalaman antar sesama tim
5. Bersifat kontunuitas dan komprehensif
6. Mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri
7. Mendorong kemandirian perawat
8. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
d. Kelemahan metode primer modifikasi
1. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan
menjadi tanggung jawabnya
2. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat
3. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim
4. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
5. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
6. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Fungsional adalah setiap perawat mendapat tugas yang
berbeda dalam merawat setiap pasien
2. Metode Tim adalah perawat degan latar belakang pendidikan yang
berbeda bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien
3. Metode Primer adalah seorang perawat profesional bertanggung jawab
memberi perawatan secara menyeluruh selama 24 jam pada 4-6 pasien
dalam satu unit sejak pasien masuk sampai pulang
4. Metode Kasus adalah satu perawat merawat satu pasien (total patient
care)
5. Metode Primer-modifikasi adalah gabungan metode tim dan metode
primer.
B. Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu agar memahami perbedaan
kelima metode praktik keperawatan dan mampu mengaplikasikannya dengan
sebaik mungkin serta tidak menjadikan kelemahan-kelemahan metode untuk
memberikan pelayanan yang optimal

13
Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. 2001. Dasar Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.
Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 3 Jakarta: Salemba Medika
https://www.academia.edu/9399239/Metode_Proses_Keperawatan_Profesional_MPK
P_ di akses pada tanggal 17 /03/2019

14

Anda mungkin juga menyukai