Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPRAWATAN BAYI

BARU LAHIR (BBLR)

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2


NI KOMANG SARI
SRI INDRININGSIH
Pengertian

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir
yang BB < 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram. BLR dapat
di bagi menjadi 2 golongan :
Prematur murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan
berat badan untuk masa gastasi itu atau biasa di sebut
neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
Dismaturitas
Bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa
gentasi itu berarti bayi mengalami redaksi pertumbuhan intra
uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilanya.(indrasanto 2008)
Etiologi

Faktor ibu
Faktor janin
Faktor lingkungan
Faktor plasenta
Patofisiologi

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usi


kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) di
samping itu juga di sebabkan dismaturitas. Artinya bayi
lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat
badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa
kehamilanya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya
hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan
bayi sewaktu dalam kandungan yang di sebabkan oleh
penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi dan keadaan – keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan kebayi jadi berkurang.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang
di sebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan –
keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan
kebayi jadi berkurang.
Manifestasi klinis

Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :


Berat kurang dari 2.500 gram
Panjang kurang dari 45 cm
Lingkar dada kurang dari 30 cm
Lingkar kepala kurang dari 33 cm
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kurang
Otot hipotonik lemah
Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi
– lurus
Kepala tidak mampu tegak
Pernapasan 40 – 50 kali / menit
Nadi 100 – 140 kali / menit
Komplikasi

Menurut (potter, 2008 ) komplikasi pada masa awal


bayi berat lahir rendah antara lain yaitu :
Hipotermia
Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Ganguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas (afeksia)
Paten suktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan intraventrikuler
Apnea of prematuruty
Komplikasi pada masa berikutnya yaitu :
Ganguan perkembangan
Ganguan pertumbuhan
Ganguan pengelihatan( retionopati)
Ganguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah
sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR


Jumlah darah lengkap : penurunan pada Hb
( normal 12 – 24 gr/dl), Ht (normal :33 – 38%)
mungkin di butuhkan.
Dektosit : menyatakan hipoglikikemia (normal : 40
mg/ dl)
Analisa gas darah (AGD) menentukan derajat
keparahan distres pernafasan bila ada
Elektrolit serum : mengkaji adanya hipokalsemia
Bilirubin : mumhkin meningkat pada polisitemia
Urinalisis mengkaji hemoestatis
Jumlah trombosit (normal 200000 – 475000
microliter): trombositopenia mungkin menyertai
sepsis
EKG, EEG, USG, angiografi : defek kongenital atau
komplikasi
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat di lakukan pada bayi


BBLR yaitu dengan menerarkan beberapa metode
developemntal care yaitu :
Pemberian posisi
Pemberian posisi pada bayi BBLR sangat
mempengaruhi pada kesehatan dan perkembangan
bayi. Bayi yang tidak perlu mengeluarkan energi
untuk mengatasi usaha bernafas, makan atau
mengatur suhu tubuh dapat menggunakan energi ini
untuk pertumbuhan dan perkembangan
Minimal handing
1. Dukungan respirasi
2. Termoregulasi
3. Perlindungan terhadap infeksi
4. Hidrasi
5. Nutrisi
Perawatan metode kangguru ( kangaroo mother care)
Perawatan metode kangguru (PMK) merupakan salah
satu alternatif cara perawatan yang murah, mudah,
dan aman untuk merawat bayi BBLR. Dengan PMK,
ibu dapat menghangatkan bayinya agar tidak
kedinginan yang membuat bayi BBLR mengalami
bahaya dan dapat mengncam hidupnya, hal ini di
karenakan pada bayi BBLR belum dapat mengatur
suhu tubuhnya karena sedikitnya lapisan lemak di
bwah kulitnya.
Patway

fKIf
Faktor ibu Faktor janin Faktor
lingkunaga

BBLR

Kulit tipis Imaturitas Reflek menelan


dan lemak system dan mwnghisap
subkutan pernapasan belum
Tidak dapat Pernapasan Intake dan nutrisi
menyimpan belum sempurna belum adekuat
panas

Mudah
kehilangan O2 dalam darah Asupan gizi
panas co2 kurang

Kedinginan O2 adalah Sel – sel kurang


seldarah co2 nutrisi
Kulit tipis dan
Hipotermi Asidosis Kerusakan sel
Lemak subkutan

Ganguan pertukaran Penurunan bb


gas

Ketidak
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Pengkajian

Biodata
Keadaan Umum:
Pengkajian umum
Pengkajian pernafasan
Pengkajian kardiovaskular
Pengkajian gastrointestinal
Pengkajian genitourinaria
Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
Pengkajian suhu
Pengkajian kulit
Tanda stres atau keletihan pada neonatus
Diagnosa Keperawatan

ketidak efektifan pola nafas b/d bitidak adekuatnya ekspensi


paru
Resiko tinggi atau hipertermi b/d imaturitas funsi termoregulasi
atau perubahan suhu lingkungan
Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d imaturitas struktur
kulit
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak mampuan menerima
nutrisi
Disfunfsi motilitas gastrointestinal b/d ketidak adekuatan
aktivitas pristaltik di dalam system gastrointestinal
Resiko infeksi b/d pertahanan imonologis tidak adekuat
Ikterus neonatus b/d bilirubin tidakmkonjungasi dalam sirkulasi
Intervensi keperawatan

Diagnosa : ketidak efektifan pola nafas b/d bitidak


adekuatnya ekspensi paru
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keprawatan
selama 1 x 24 jam pola nafas yang efektif
Kriteria :
Kebutuhan oksigen menurun
Nafas spontan, adekuat
Tidak sesak
Tidak ada retraksi
Intervensi
Kaji ttv bayi
R/ : untuk mengetahui keadaan umum pasien
Beri posisi semifowler
R / : mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa
nyaman pada pasien
Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat – obatan yang
akan memperberat depresi pernapasan pada bayi
R/: mengetahui obat – obatan yang memperberat
depresi pernapasan pada bayi
Observasi irama kedalaman dan ferkuensi
pernapasan
R/: mengetahui irama, kedalaman dan frekuensi
pernapasan
Kaloborasi pemberian oksigen dengan metode yang
sesuai
R/: memenuhi kecukupan oksigen dalam tubuh
Diagnosa : resiko tinggi atau hipertermi b/d
imaturitas funsi termoregulasi atau perubahan suhu
lingkungan
tujuan :
setelah di lakukan tindakan keprawatan selama 1 x
24 jam suhu bayi stabil
kriteria hasil :
suhu 35,5 – 37, 5 c akral hangat
intervensi :
Kaji ttv bayi
R/: untuk menetahui keadaan umum pasien
Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai
R/: menurunkan resiko hipotermi / hipertermi
Hindari bayi kontak langsung dengan benda
sebagai sumber dingin/ panas
R/: hindarkan bayi kontak langsung dengan benda
sebagai sumber dingin atau panas.
Ukur suhu bayi setelah 3 jam atau kalau perlu
R/: memantau terjadinya peningkatan /
penurunan suhu tubuh.
Kaloborasi pemberian obat – obat sesuai dengan
indikasi :
R/: memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada
hipotermi dan hipertrmia.
Diagnosa : resiko tinggi gangguan integritas kulit
b/d imaturitas struktur kulit
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keprawatan
selama 1 x 24 jam integritas kulit baik
Kriteria hasil :
Tidak ada rash, tidak ada iritasi, tidak plebitis
Intervensi :
Kaji ttv bayi
R/: untuk mengetahui ke adaan umum pasien
Kaji kulit bayi dari tanda – tanda kemerahan, iritasi, rash,
lwsi dan lecet pada daerah yang tertekan
R/: memantau adanya kemerahan, iritasi, rash, dan lecet
Lakukan perawatan tali pusat
R/: menjaga tali pusat dalam keadaan tetap baik
Gunakan plaster non alergi dan seminimal mungkin
R/: menurunkan terjadinya ganguan integritas kulit
Kaloborasi pemberian analgetik
R/: obat – obatan sangat penting dalam proses
penyembuhan
Diagnosa : nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak
mampuan menerima nutrisi
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan keprawatan selama 1 x 24 jam
nutrisi adekuat
Kriteria hasil:
Berat badan naik 10 - 30 gram / hari, tidak edema protein
dan albumin darah dalam batas normal
Intervensi
Kaji ttv bayi
R/: untuk mengetahui keadaan umum pasien
Catat intake dan output
R/: memantau jumlah cairan masukan dan keluar
Berikan asi / pasi dengan metode yang tepat
R/: memenuhi kebutuhan nutris tubuh
Timbang berat badan setiap hari
R/: untuk mengetahui kenaikan berat badan
Kaloborasi dalam pemberian total parenteral
nutrition kalau perlu
R/: memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
Disfungsi : disfunfsi motilitas gastrointestinal b/d ketidak
adekuatan aktivitas pristaltik di dalam system gastrointestinal
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan keprawatan selama 1 x 24 jam
system gastrointestinal berfungsi denagan baik
Kriteria hasil :
Tidak ada kram abdomen, tidak ada nyeri abdomen, tidak ada
diare, nafsu makan meningkat, peristaltic usus dalam batas
normal
Intervensi
Kaji ttv bayi
R/: untuk mengetahui keadaan umum pasien
Monitor bising usus
R/: mengetahui frekuensi bising usus yang normal
Monitor status cairan dan elektrolit
R/: mengetahui banyaknya cairan dan elektrolit
dalam tubuh
Catat intake dan output secara akurat
R/: mengetahui intake dan output dalam tubuh
secara adekuat
Kaji tanda - tanda gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit ( membran mukosa, kering, sianosis)
R/: menetahui adanya tanda – tanda ganguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Kaloborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan jumlah
zat gizi yang di butuhkan
R/: terpenuhinya kalori dalam tubuh
Diagnosa : resiko infeksi b/d pertahanan imonologis tidak adekuat
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan 1 x 24 jam pasien tidak
memperlihatkan adanya tanda infeksi
Kriteria hasil :
Suhu 36,4 c – 37,5 c darah rutin normal, tidak ada tanda – tanda
infeksi
Intervensi :
Kaji ttv bayi
R/: untuk mengetahui keadaan bumum pasien
Kaji adanya tanda – tanda infeksi
R/: mengetahui adanya tanda – tanda infeksi
Lakukan isolasi bayi lain yang menderita infeksi
sesuai kebijakan institusi
R/: tindakan yang di lakukan untuk meminimalkan
terjadinya infeksi yang lebih luas
Sebelum dan setelah menagani bayi, lakukan
pencucian tangan
R/: untuk mencegah terjadinya infeksi
Yakinkan semua peralatan yang kontak dengan bayi
bersih dan steril
R/: untuk mencegah infeksi
Cegah personal yang mengalami infeksi menular
untuk tidak kontak langsung dengan bayi
R/: untuk mencegah infeksi lebih lanjut pada bayi
Kaloborasi pemberian antibiotik
R/: untuk mencegah infeksi menyebar luas ketempat
lain
Diagnosa : ikterus neonatus b/d bilirubin
tidakmkonjungasi dalam sirkulasi
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan keprawatan selama 1 x
24 jam
Keriteria hasil :
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas
normal, status nutris adekuat tidak ada respon alergi
sistemik
Intervensi
Kaji ttv bayi
R/: untuk mengetahui keadaan umum pasien
Amati tanda – tanda ikterus
R/: mengetahui tanda – tanda ikterus yang
abnormal
Kaji tanda – tanda dehidrasi
R/: untuk mengetahui adanya tanda – tanda
dehidrasi
Observasi tanda – tanda peningkatan bilirubin
serum
R/: mengetahui adanya peningkatan bilirubin serum
tidak ada
Timbang bb setiap hari
R/: mengetahui adanya peningkatan bb atau tidak
Kaloborasi dalam pemberian fototrapi
R/: untuk memberikan tindakan lebih lanjut.
Implementasi dan evaluasi

Implementasi:
Dilakukan sesuai intervensi

Evaluasi
Kebutuhan O2 bayi terpenuhi
Tidak terjadi hipotermia
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Selama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi

Anda mungkin juga menyukai