SKRIPSI
oleh
Nur Winingsih
NIM 132310101020
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
oleh
Nur Winingsih
NIM 132310101020
ii
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE DEMONSTRASI
TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENCEGAHAN KEJADIAN
PENYAKIT CORPUS ALIENUM MATA PADA PEKERJA LAS DI
BENGKEL LAS PUTRA JAYA KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER
Oleh
Nur Winingsih
NIM 132310101020
Pembimbing
iii
PERSEMBAHAN
serta doa dan selalu memberikan nasehat, motivasi serta kekuatan dalam
menjalani hidup;
2. adik tersayang Sasta Anatasya yang telah memberikan motivasi, doa dan
keluarga;
SMAN 1 Mejayan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama ini;
dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada saya;
iv
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”
(surah Al-Mujadalah ayat 11)
“Pendidikan bukanlah suatu proses untuk mengisi wadah yang kosong, akan tetapi
pendidikan adalah suatu proses menyalakan api pikiran”
(W. B. Yeats)
v
PERNYATAAN
Nur Winingsih
NIM.132310101020
vi
vii
Pengaruh Pemberian Pendidikan Metode Demonstrasi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Pencegahan Kejadian Penyakit Corpus Alienum Mata Pada Pekerja
Las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember (The
Effect of Health Education demonstration methods to the knowledge level of
prevention of the corpus alienum of eye toward welders in Putra Jaya Sumbersari
the districts of Jember).
Nur Winingsih
ABSTRACT
Corpus alienum is any object or substance found in an organ or tissue in which it
does not belong under normal circumstances, such as a particle of dust in the eye.
Corpus alienum of eye can be experienced by welder if they do not use eye
protective equipment. Health education with demonstration methods is one of the
learning methods to improve the knowledge of welder. The purpose of this
research is to know the influence of health education by demonstration method
toward the knowledge level of the corpus alienum eye’s prevention in welder. This
research used pre-experimental with one group pretest-posttest design. The
sampling technique was non-probability samplig used total sampling involving 16
respondents. The data were statistically analyzed using wilcoxon test. The result
of wilcoxon test was found 3 respondents (18,8%) who had medium knowledge
level and 13 respondents (81,2%) who had good knowledge level. The result of
data analyze showed a significant value (p value = 0.005). Health education with
demonstration methods can improve the knowledge of welder so can be minimized
the risk of corpus alienum of eye. There were correlation between health
education of demonstration methods and the knowledge level of prevention of the
corpus alienum of eye to welder in Putra Jaya Sumbersari the districts of Jember.
It is expected that nurses can do health education demonstration methods to
prevent corpus alienum of eye in welder to be minimized the risk of corpus
alienum of eye.
viii
RINGKASAN
ix
didukung penggunaan metode pendidikan kesehatan yang tepat. Metode
pendidikan yang dapat digunakan untuk melakukan pendidikan kesehatan salah
satunya adalah metode demonstrasi. Metode pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi yaitu perawat dan petugas memberikan pengetahuan dan contoh
langsung alat pelindung mata yang sesuai dengan pekerjaan pekerja las dengan
harapan dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan penyakit corpus alienum
mata pekerja las.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan
kesehatan metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan pencegahan kejadian
penyakit corpus alienum mata pada pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah pre
experiment designs dengan rancangan penelitian one group pretest-postest design.
Teknik pengambilan sampel ini adalah dengan non probability sampling yaitu
total sampling (sampling jenuh) dengan jumlah sampel sebanyak 21 orang dengan
5 orang responden drop out dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria inklusi,
sehingga sampel yang tersisa yaitu 16 responden. Analisa data menggunakan uji
wilcoxon. Uji wilcoxon digunakan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan
setelah dilakukan intervensi. Hasil analisa data menggunakan uji wilcoxon
diperoleh nilai p sebesar 0,005. Nilai p menunjukkan < α (0,05) yang berarti ada
pengaruh pemberian pendidikan kesehatan metode demonstrasi tentang
pencegahan penyakit corpus alienum mata terhadap tingkat pengetahuan.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan
metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan pencegahan kejadian penyakit
corpus alienum mata pada pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan
pendidikan kesehatan metode demonstrasi tentang pencegahan penyakit corpus
alienum mata dapat menambah informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang
pencegahan corpus alienum mata dan untuk tenaga kesehatan khususnya perawat
penting sekali untuk diterapkan sebagai implementasi asuhan keperawatan untuk
upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja saat bekerja.
x
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember” dengan
baik. Skripsi ini disusun sebagai langkah awal untuk memenuhi salah satu syarat
Universitas Jember.
Skripsi ini dapat penulis selesaikan atas bimbingan dan bantuan dari
beberapa pihak, dengan rasa syukur penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu
2. Ns. Siswoyo, S.Kep., M.Kep selaku Dosen Pembimbing Utama dan Ns.
3. Ns. Dodi Wijaya, M.Kep selaku Penguji I dan Ns. Baskoro Setioputro,
xi
4. Ns. Peni Perdani Juliningrum, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Kepada Pemilik Bengkel Las Putra Jaya dan responden yang telah bersedia
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Kritik dan saran yang
semoga skripsi ini dapat membawa manfaat khususnya bagi pengembangan ilmu
keperawatan.
Peneliti
xii
DAFTAR ISI
Halaman
xx
2.1 Konsep Dasar Mata ................................................................ 16
2.1.1 Anatomi Mata................................................................ 16
2.1.2 Sistem Proteksi Mata .................................................... 17
2.1.3 Anatomi Kornea ............................................................ 18
2.1.4 Histologi ........................................................................ 19
2.1.5 Fisiologi Kornea ............................................................ 19
2.2 Konsep Dasar Corpus Alienum Mata .................................... 20
2.2.1 Definisi Corpus Alienum ............................................... 20
2.2.2 Etiologi .......................................................................... 21
2.2.3 Tanda dan Gejala........................................................... 22
2.2.4 Komplikasi .................................................................... 22
2.2.5 Pencegahan .................................................................... 23
2.2.6 Penatalaksanaan ............................................................ 26
2.3 Konsep Dasar Pengetahuan ................................................... 27
2.3.1 Pengertian Pengetahuan ................................................ 28
2.3.2 Tingat Pengetahuan ....................................................... 28
2.3.3 Cara Pengukuran Pengetahuan ...................................... 30
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ......... 33
2.4 Konsep Pendidikan Kesehatan .............................................. 34
2.4.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan ................................. 35
2.4.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan ....................................... 36
2.4.3 Tahapan Kegiatan Pendidikan Kesehatan ..................... 37
2.4.4 Proses Pendidikan Kesehatan........................................ 38
2.4.5 Metode Pendidikan Kesehatan ...................................... 39
2.4.6 Media ............................................................................ 42
2.5 Konsep Demonstrasi ............................................................... 44
2.5.1 Pengertian Demonstrasi ................................................ 44
2.5.2 Langkah-langkah Demonstrasi ..................................... 45
2.5.3 Kelebihan Demonstrasi ................................................. 45
2.5.4 Kekurangan Demonstrasi .............................................. 46
2.6 Peran Perawat ......................................................................... 46
xxi
2.7 Kerangka Teori ....................................................................... 49
BAB 3 KERANGKA KONSEP................................................................... 50
3.1 Kerangka Konsep ................................................................... 50
3.2 Hipotesis ................................................................................... 51
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 52
4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 52
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 53
4.2.1 Populasi penelitian ........................................................ 53
4.2.2 Sampel penelitian .......................................................... 53
4.2.3 Teknik penentuan sampel.............................................. 54
4.2.4 Kriteria sampel penelitian ............................................. 54
4.3 Tempat Penelitian ................................................................... 55
4.4 Waktu Penelitian..................................................................... 55
4.5 Definisi Operasional ............................................................... 56
4.6 Pengumpulan Data ................................................................. 58
4.6.1 Sumber data................................................................... 58
4.6.2 Teknik pengumpulan data ............................................. 58
4.6.3 Alat pengumpulan data ................................................. 63
4.6.4 Uji validitas, uji reliabilitas dan uji SOP....................... 65
4.7 Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 68
4.7.1 Editing ........................................................................... 68
4.7.2 Coding ........................................................................... 69
4.7.3 Processing/ Entry .......................................................... 70
4.7.4 Cleaning ........................................................................ 70
4.7.5 Teknik analisis data ....................................................... 70
4.8 Etika Penelitian ....................................................................... 73
4.8.1 Informed consent (lembar persetujuan)......................... 73
4.8.2 Confidentially (kerahasiaan) ......................................... 74
4.8.3 Justice (keadilan) .......................................................... 74
4.8.4 Benefits (manfaat) ......................................................... 75
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 76
xxii
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 76
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................... 76
5.1.2 Mengidentifikasi Karakteristik Responden di
Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember ...................................................... 76
5.1.3 Pengetahuan Sebelum dilakukan Pendidikan
Kesehatan Metode Demonstrasi ................................. 77
5.1.4 Pengetahuan Setelah dilakukan Pendidikan
Kesehatan Metode Demonstrasi ................................. 78
5.1.5 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode
Demonstrasi Terhadap Tingkat Pengetahuan
Pencegahan Kejadian Penyakit Corpus Alienum
Mata............................................................................ 78
5.2 Pembahasan ................................................................................ 80
5.2.1 Karakteristik Responden ............................................ 80
5.2.2 Tingkat Pengetahuan diberikan Sebelum Pendidikan
Kesehatan Metode Demonstrasi tentang Pencegahan
Kejadian Penyakit Corpus Alienum Mata ................. 87
5.2.3 Tingkat Pengetahuan Setelah diberikan Pendidikan
Kesehatan Metode Demonstrasi tentang Pencegahan
Kejadian Penyakit Corpus Alienum Mata ................. 90
5.2.4 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode
Demonstrasi terhadap Tingkat Pengetahuan
Pencegahan Kejadian Penyakit Corpus Alienum
Mata............................................................................ 93
5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 102
5.4 Implikasi keperawatan .............................................................. 103
BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 104
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 104
6.2 Saran ................................................................................................. 105
a. Saran Bagi Peneliti .................................................................... 105
xxiii
b. Saran Bagi Pekerja Las ............................................................ 105
c. Saran Bagi Pelayanan Kesehatan ............................................ 105
d. Saran Bagi Institusi Pendidikan .............................................. 106
e. Saran Bagi Penelitian ................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 107
LAMPIRAN .................................................................................................. 115
xxiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xxv
Tabel 5.6 Hasil Uji Wilcoxon Tingkat Pengetahuan Pemberian Pendidikan
Kesehatan Metode Demonstrasi tentang Pencegahan Kejadian
Penyakit Corpus Alienum Mata Pada Pekerja Las di Bengkel
Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
(n=16) ............................................................................................ 80
xxvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xxvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xxviii
BAB 1. PENDAHULUAN
Trauma mata merupakan kerusakan yang terjadi pada bola mata dan
kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita (Ilyas ,2008). Kerusakan pada mata
ringan hingga berat atau bahkan dapat menimbulkan kebutaan. Masalah keamanan
Kecelakaan yang terjadi ketika bekerja dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja
Kejadian kecelakaan kerja yang berat menyebabkan kerugian tidak hanya dalam
segi financial, tetapi juga dapat beresiko terjadi kecacatan pada pekerja tersebut
atau bahkan dapat terjadi kematian (Setyawati, 2007). Kecelakaan kerja di tempat
pengelasan terdapat gangguan kesehatan mata salah satunya karena terkena benda
Corpus alienum mata adalah suatu penyakit mata yang disebabkan karena
benda asing masuk mengenai mata yang dapat mengakibatkan trauma pada mata.
sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan mata (Ilyas, 2008). Benda asing
yang masuk ke dalam mata dapat dibagi menjadi beberapa kelompok seperti
benda logam, benda bukan logam, benda inert dan benda reaktif ( Bashour, 2008).
1
Klasifikasi trauma mata menurut American Academy of Ophthalmology (AAO)
terdiri dari trauma tertutup, trauma terbuka, trauma termal, trauma elektrik,
trauma kimia, trauma radiasi dan trauma akibat tumbuhan. Menurut data National
dunia setiap tahunnya, sebanyak 750.000 di rawat di rumah sakit dan kurang lebih
mata sebesar 21% (Lambordi, 2005 dalam Depari, 2015). Bengkel las dalam
pelindung mata. Prevalensi pada trauma okuli di Amerika Serikat sebesar 2,4 juta
per tahun dan sekitar setengah juta diantaranya mengalami kebutaan. Berdasarkan
Nasional belum diketahui secara pasti, namun industri baja merupakan bagian dari
(Riyandina, 2008). Hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh Tri Wahyuni
(2013) terdapat 31 responden yang diwawancarai pada pekerja las sektor informal
gangguan mata berupa mata pedih, mata berair berlebih, mata kemasukan pasir,
mata terasa panas, mata gatal, penglihatan menjadi buram, dan perasaan pusing
setelah bekerja.
2
Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti et al. (2013) mendapatkan data di
poli mata pada tahun 2012 dengan masalah pemeriksaan ekstraksi corpus alienum
12 tempat las listrik dengan pekerja setiap pengelasan 3 sampai 4 tenaga kerja las
listrik. Selama kurun waktu tiga bulan terakhir terjadi kecelakaan kerja kurang
oleh percikan api dan juga sinar yang tajam sehingga para pekerja las mengalami
kerusakan pada mata. Hasil observasi ditemukan bahwa penyebab dari kecelakaan
kerja tersebut karena berbagai faktor salah satunya yaitu kurangnya kesadaran
mengalami penglihatan kabur sebanyak 48%, mata merah 100%, mata terasa
pedih 100%, mata terasa gatal sebanyak 92%, mata bengkak 60%, mengalami
sakit kepala diatas mata sebanyak 72%, kemasukan pasir/kelilipan 84%, 100%
mengalami mata berair, 12% mengalami katarak, 96% mata terasa sakit, dan 28%
3
yaitu sejumlah 58 kasus terdiri atas 12 kasus pada laki-laki dan 46 kasus pada
terjadi pada 35 kasus tersebut hanya 3 kasus yang merupakan corpus alienum
pada mata dan selebihnya corpus alienum pada organ lain. Petugas puskesmas
juga menjelaskan bahwa corpus alienum yang terjadi pada mata dikarenakan
kecelakaan kerja akibat proses menggiling tebu ketika musim giling di pabrik gula
tempat kerja mereka bukan karena corpus alienum mata akibat bengkel
pengelasan.
2016 tercatat sebanyak 81 bengkel las. Wilayah yang banyak berdiri bengkel las
las yang akan diambil sebagai tempat penelitian dengan kelompok beresiko
No 100 yaitu bengkel las Putra Jaya dengan jumlah pekerja sebanyak 21 orang.
las Putra Jaya merupakan bengkel las dengan hasil produksi paling tinggi
pertahunnya dibandingkan dengan bengkel las lain dengan produksi seperti pagar
4
besi 2.400 meter, tenda kanopi 2.400 meter, tralis 1.800 meter, pintu harmonika
900 meter dan rolling door 420 meter. Hasil observasi lapangan tampak sebagian
para pekerja las tidak memakai alat pelindung mata ketika mengelas. Fasilitas
bengkel las Putra Jaya yang telah diwawancarai memiliki latar belakang
pendidikan lulusan SMA sebanyak lima orang, dua belas orang lulusan SMP, dan
empat orang pendidikan terakhir tamatan SD. Tujuh belas orang pekerja las sudah
bekerja lebih dari sepuluh tahun dan empat orang pekerja lainnya masih bekerja
menggerinda hanya sedikit tidak perlu memakai alat pelindung mata, namun pada
waktu mengelas dan menggerinda penuh dan banyak baru menggunakan alat
pelindung mata. Memakai alat pelindung mata akan mempersulit mereka bekerja
dan tidak nyaman dipakai. Pekerja las juga mengatakan pernah terkena serpihan
hasil pengelasan dan ketika terkena serpihan mata akan terasa perih dan berair.
Penanganan dari mereka ketika terkena serpihan apabila masih bisa ditangani
sendiri hanya akan meminta bantuan teman sesama pekerja untuk mengambilkan
serpihan tersebut dari mata mereka, namun jika memang cedera sudah sulit untuk
5
Penyebab cedera terbanyak pada industri besi dan baja memiliki beberapa
urutan, yaitu kejadian mata kemasukan benda atau gram sebanyak 10%, tertimpa
8%, dan terjepit sebanyak 6%. Berdasarkan risiko cidera yang terjadi ketika
Pekerja akan mengeluhkan berbagai keluhan mulai dari ringan hingga berat.
reflek memejam, mengedip, rongga orbita, kelopak dan jaringan lemak retrobular,
namun mata sering mendapat trauma dari luar. Kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja las dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kurang kehati-hatian
dalam bekerja, kurangnya kepatuhan, cara memakai alat yang salah, kondisi tidak
Analisis yang dilakukan oleh Liza Salawati (2015) didapatkan hasil berupa
6
menggunakan alat pelindung mata ketika bekerja juga merupakan salah satu
yang memakai kacamata las pada saat mengelas. Kejadian tingkat kedisiplinan
yang rendah dalam memakai alat pelindung diri pada pekerja las dipengaruhi oleh
banyak faktor, antara lain tingkat pendidikan yang rendah dan tingkat
pengetahuan yang rendah. Tingkat pendidikan yang rendah dan didukung dengan
tingkat pengetahuan yang rendah pula dapat menyebabkan pekerja las listrik
merasa tidak perl memakai APD. Uji statistik pada penelitian ini membuktikan
pelindung mata beresiko terkena trauma matanya seperti kemasukan benda asing
berbagai masalah kesehatan seperti dilatasi pada pembuluh darah dan kemudian
menyebabkan terjadinya udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Benda
asing yang tidak segera dihilangkan, dapat mengakibatkan infeksi dan terjadi
yang tidak setuju terhadap penggunaan alat pelindung mata saat mengelas dan
faktor malas dalam penggunaan pelindung mata. Pajanan dengan intensitas tinggi
dalam waktu singkat ataupun intensitas rendah dalam waktu cukup lama saat
7
pengelasan tanpa alat pelindung mata tetap akan dapat merusak kornea mata
akibat mengalami trauma mata terkena serpihan besi yang mengenai mata.
Penurunan produktivias akan menurun baik dari segi kualitas (tingkat kesalahan
yang parah) maupun dari segi jumlah pekerjaan yang diselesaikan (keefektifan).
Trauma mata dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, saraf mata dan
terjadi kesulitan dalam melihat (Ilyas, 2014). Peningkatan pengetahuan dan sikap
positif para pekerja las tentang penggunaan alat pelindung mata akan merubah
mengelas yang dapat mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan
corpus alienum mata. Pesan pendidikan dapat dipahami dan memberikan dampak
8
Metode demonstrasi merupakan penyampaian pengetahuan dan contoh
penampilan tingkah laku yang dicontohkan sehingga diketahui dan dipahami oleh
merawat kaki pada penderita Diabetes Melitus didapatkan hasil ada pengaruh
kaki pada penderita Diabetes Melitus. Penelitian lain yang dilakukan oleh Stauri
tingkat pengetahuan dan motivasi penggunaan alat pelindung diri pada petani
9
pengetahuan pencegahan penyakit corpus alienum mata untuk melihat terkait
tamatan SMA, SMP, dan SD akan sangat dimungkinkan untuk dapat dilakukan
didukung dengan pengalaman kerja dari para pekerja las yang mayoritas lebih dari
sepuluh tahun sebanyak tujuh belas pekerja dan empat orang pekerja dibawah
pencegahan kejadian penyakit corpus alienum mata pada pekerja las di Bengkel
10
1.3.2 Tujuan Khusus
alienum mata pada pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan
alienum mata pada pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan
Jember.
11
1.4 Manfaat penelitian
penelitian yang bai dan benar serta untuk meningkatkan pengetahuan tentang
kejadian penyakit corpus alienum mata bagi pekerja las dan meningkatkan
kesadaran pekerja las akan pentingnya penggunaan alat pelindung mata untuk
kesehatan terjadinya penyakit corpus alienum mata pada pekerja las di wilayah
pengetahuan pencegahan kejadian penyakit corpus alienum mata pada pekerja las.
12
1.4.5 Bagi Penelitian
metode-metode lainnya.
corpus alienum serpihan besi pada mata pekerja gerinda besi di kabupaten
dengan terjadinya trauma et causa corpus alienum serpihan besi pada mata
pekerja gerinda besi di kota Lamongan periode Mei tahun 2015. Metode
sampling dan uji statistika menggunakan uji Chi square. Hasil uji statistik
rendahnya keluhan trauma et causa corpus alienum serpihan besi pada pekerja
Corpus Alienum Mata Pada Pekerja Las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember. Tempat penelitian ini berada di Bengkel Las Putra
13
Jaya Jalan Sumatra Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Tujuan penelitian
pendekatan one group pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel pada
14
Instrumen penelitian Kuesioner Kuesioner tingkat
pengetahuan pencegahan
corpus alienum mata
Uji statistik Uji Chi square Uji Wilcoxon
15
16
perubahan lingkungan. Panca indra ada lima, yaitu indera penglihatan (mata),
dan indera peraba (kulit). Kelima indra tersebut memiliki fungsi untuk mengenali
nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya. Letak
sel-sel interoreseptor misal terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi,
dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan
warna. Secara konstan mata menyesuaikan banyaknya jumlah cahaya yang masuk,
memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan
gambaran yang kontinu dan selanjutnya segera dihantarkan ke otak (James dkk,
2006).
17
Menurut James dkk (2006) mata terdiri dari beberapa bagian antara lain:
b. Lapisan kaya pembuluh darah (koroid) melapisi bagian posterior mata dan
e. Sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea disebut sudut iridokornea, dilapisi
oleh jaringan sel dan kolagen (jalinan trabekula). Pada sclera di luar jalinan
ini, kanal Schlemm mengalirkan aquous humor dari bilik anterior ke dalam
sistem vena sehingga terjadi drainase aquous dan di daerah ini membentuk
sudut drainase.
Perlindungan mata secara mekanis dilakukan oleh kelopak mata, selain itu
kelopak mata juga menjaga mata agar tidak kering. Kelopak mata memiliki bagian
18
yang disebut pungta tempat air mata mengalir ke sistem drainase lakrimal (James
dkk, 2006).
Air mata mengalir ke dalam pungta atas dan bawah, kemudian mengalir ke
nosolakrimalis membentuk sebuah saluran sempurna pada saat lahir dan biasanya
merupakan penyebab mata berair dan lengket pada bayi. Drainase air mata
merupakan proses aktif. Setiap kedipan kelopak mata dapat membantu memompa
yaitu 11-12 mm horizontal dan 10-11 mm vertikal, serta indeks refraksi 1,37.
Kekuatan total dioptri mata manusia sebesar 58,60 dan kornea memberikan
nutrisi bergantung pada difusi glukosa dari aqueus humor dan oksigen yang
berdifusi melalui lapisan air mata, selain itu kornea perifer mendapat suplai
oksigen dari sirkulasi limbus. Kornea merupakan organ yang lebih sensitif 100
kali lipat dibanding dengan konjungtiva dan kornea memiliki densitas ujung-
2.1.4 Histologi
Secara histologi, lapisan sel kornea terdiri dari lima lapisan, yaitu lapisan
epitel, lapisan bowman, stroma, membran descemet, dan lapisan endotel (Riordan
dan Eva, 2010). Pada permukaan anterior kornea ditutupi oleh epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil. Membran limitans anterior
(membran bowman) berada dibawah epitel kornea, membran limitans ini yang
berasal dari stroma kornea (substansi propia). Stroma kornea terdiri atas berkas
serat kolagen paralel, serat ini membentuk lamella tipis dan lapisan-lapisan
fibroblas gepeng dan bercabang. Pada permukaan posterior kornea ditutupi oleh
yang dilalui berkas cahaya menuju ke retina. Cahaya yang mudah tembus
dan juga karena komposisi air di dalam stroma yang konstan atau dalam keadaan
pompa bikarbonat aktif pada endotel dan dungsi sawar epitel serta endotel. Ketika
terjadi mekanisme dehidrasi, endotel akan lebih penting daripada epitel dan ketika
terjadi fisis pada endotel atau kerusakan kimiawi akan berdampak jauh lebih parah
daripada saat terjadi kerusakan pada epitel. Apabila terjadi kerusakan pada sel-sel
endotel maka akan mengakibatkan edema pada kornea dan hilangnya sifat
20
transparan. Kerusakan yang terjadi pada epitel tidak akan menyebabkan pengaruh
hanya akan menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat dan akan hilang
apabila sel-sel epitel mengalami regenerasi. Ketika terjadi penguapan air dari
pada lapisan air mata tersebut. Keadaan tersebut mungkin merupakan faktor lain
dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan dapat membanu dalam
kedalam kornea. Apabila kornea mengalami cidera, maka stroma avaskuler dan
membran bowman dapat dengan mudah mengalami infeksi oleh berbagai macam
Corpus alienum adalah istilah medis untuk menyebut benda asing, suatu
benda yang seharusnya tidak ada dalam tubuh. Corpus alienum merupakan salah
satu penyebab cedera mata yang mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Benda
asing yang masuk ke mata biasanya berukuran kecil seperti serpihan logam atau
kayu (Augsbrger dkk, 2004). Benda asing pada sklera biasanya tidak begitu
berbahaya, karena sklera tidak dilalui cahaya (Aronson, 2008). Benda asing yang
kelopak mata dan bola mata, sehingga apabila mata berkedip benda asing tersebut
21
akan menggores permukaan kornea (Khurana, 2009). Benda asing yang paling
berbahaya yaitu apabila mengenai kornea dan harus segera dikeluarkan agar tidak
terjadi kerusakan yang parah, karena benda asing dapat menyebabkan kekeruhan
pada kornea. Untuk mencari dan menentukan benda asing itu, kadang-kadang
menggunakan lensa pembesar, senter, dan lampu kepala (AAO, 2008). Ketika
corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka biasanya terjadi reaksi infeksi
yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata dan terjadi iridocylitis serta
panophthmitis, oleh karena itu perlu untuk cepat mengenali benda asing tersebut
(Ilyas, 2008).
2.2.2 Etiologi
(Bashour, 2008):
c. Ranting pohon;
d. Dan sebagainya.
Penyebab cedera mata pada pekerja las yang paling sering terjadi
disebabkan karena debu, gas, cahaya dan sinar, radiasi panas, bahaya ledakan,
Tanda dan gejala yang ditimbulkan akibat benda asing masuk ke dalam
1. Ekstra Okular
b. Ekskoriasi kornea terjadi bila benda asing menggesek kornea, oleh kedipan
bola mata;
c. Lakrimasi hebat;
2. Infra Okuler
a. Bila menembus lensa atau iris, lubang mungkin bisa terlihat dan dapat terjadi
katarak;
b. Masalah lain diantaranya yaitu infeksi sekunder dan reaksi jaringan mata
2.2.4 Komplikasi
kedalaman, dan efek dari corpus alienum itu sendiri. Jika ukurannya besar,
terletak di bagian sentral dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka
dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi apabila corpus
alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik
maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam. Bila ukuran
23
corpus alienum tidak besar, dapat segera diambil dan reaksi sekunder seperti
refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik (Vaughan, 2010).
2.2.5 Pencegahan
diperlukan suatu alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi diri dari
Alat pelindung diri yang perlu untuk diperhatikan bagi pekerja las dapat
1) Alat pelindung kepala yang berfungsi untuk melindungi kepala dari berbagai
bahaya, alat berupa tutup kepala ini dapat melindungi kepala dari benda keras
yang terjatuh, pukulan, benturan kepala, terkena arus listrik serta melindungi
2) Pelindung muka dan mata (face shield), yang dapat melindungi mata dan
kecepatan tinggi. Selain itu, perlindungan pada muka dan mata ini juga dapat
bermanfaat untuk mencegah adanya percikan cairan panas atau korosif, dan
mata dapat terhindar dari kontak langsung dengan gas atau uap, debu dan
3) Alat pelindung tangan yang berguna melindungi tangan terkena benda tajam
dan goresan, bahan kimia (padat dan larutan), benda panas dan dingin atau
Pencegahan yang perlu di perhatikan oleh pekerja las agar tidak terjadi
gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang
Jenis alat pelindung muka dan mata untuk pekerja las yaitu :
partikel-partikel kecil, debu dan serpihan seperti kaca dan besi. Lensa
besi. Memilih kacamata juga harus diperhatikan, harus pas sesuai bentuk
3) Kacamata Goggles. Melindungi mata dari gas, uap debu, percikan larutan
kimia, radiasi, dan kilatan cahaya atau sinar yang menyilaukan. Bahan
dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa dilapisi kobalt
4) Alat pelindung mata yang lain yang dapat digunakan yaitu perisai muka,
alat ini dapat dipasang pada helm atau juga bisa dipegang dengan tangan
melindungi wajah khususnya mata dari gas, uap, debu, percikan larutan
perisai muka sama dengan alat pelindung lainnya khususnya tempat yang
yaitu arah angin ketika akan melakukan pengelasan. Pada saat ingin
mengelas harus mengikuti arah angin agar serpihan benda las atau
2.2.6 Penatalaksanaan
benda asing tersebut. Saat mata kemasukan benda asing, pastikan tidak
menggosok mata. Hal ini dilakukan untuk mencegah jaringan mata mengalami
perlukaan atau rusak akibat gesekan denganbenda asing. Cobalah untuk duduk
menghadap ke sumber cahaya. Tarik kelopak mata atas atau bawah dengan lembut
dan meminta bantuan minta bantuan seseorang untuk melihat letak benda yang
pekerja las kemasukan benda asing akibat pengelasan adalah dengan mengaliri
mata memakai air bersih yang mengalir selama satu menit. Hal ini dilakukan agar
benda yang bersarang dimata dapat ikut keluar bersama air yang mengalir, namun
apabila benda tersebut tidak hilang setelah dialiri air maka harus segera dibawa ke
pelayanan kesehatan terdekat. Apabila benda asing yang mengenai mata hilang
akibat dialiri dengan air, namun harus tetap diperiksakan ke pelayanan kesehatan
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Penggunaan obat tetes mata dapat
digunakan sebagai obat anti inflamasi, namun harus sesuai dengan petunjuk dosis
obat.
27
palpebra dan konjungtiva, kornea maka dapat dengan mudah dilepaskan setelah
Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril
limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik
benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang
mengandung benda asing tersebut. Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata
depan dapat dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Corpus alienum
seperti serpihan kaca yang masuk ke dalam mata dan letaknya ada di dalam, dapat
dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil,
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
seseorang mengadopsi perilaku baru, akan terjadi proses yang berurutan di dalam
menjadi 3 yaitu:
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
b. Ranah afektif
c. Ranah psikomotor
tertentu.
yaitu:
a. Tahu (know)
sebelumnya, oleh karena itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
29
b. Memahami (comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
c. Aplikasi (aplication)
diberikan.
d. Analisis (analysis)
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya dapat menggambarkan
sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden, kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau
2011).
dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang
Keterangan:
P= persentase
dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu baik jika hasil presentase 76%-100%,
cukup jika hasil presentase 56%-75% dan, kurang jika hasil presentasi kurang dari
56%.
kualitatif :
a. Penelitian kuantitatif
berapa banyak, berapa sering, berapa lama dan sebagainya, maka biasanya
b. Penelitian kualitatif
antara lain :
1. Wawancara mendalam
seyogyanya tidak terlalu banyak, tetapi tidak terlalu sedikit, antara 6-10 orang
(Notoatmodjo, 2010).
adalah:
a. Umur
perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Selain itu,
bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian
ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur dapat berpengaruh pada
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu
b. Intelegensi
abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar.
c. Lingkungan
dapat mempelajari hal yang baik dan juga hal yang buruk tergantung pada sifat
d. Sosial budaya
e. Pendidikan
sendiri.
f. Informasi
memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar, maka hal itu akan
mempunyai dua sisi yakni sisi ilmu dan seni. Sisi seni yakni praktisi atau aplikasi
35
lain. Artinya setiap program kesehatan perlu ditunjang atau dibantu oleh
bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan terencana untuk
masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. Apabila perilaku
Tahun 1992, yakni bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
kebiasaan, adat istiadat, tata nilai atau norma. Perilaku kesehatan sebagai tujuan
penyuluhan dan pengarahan kepada keadaan dalam cara hidup sehat menjadi
penyakit.
37
ada secara tepat. Contoh ada sebagian masyarakat yang secara berlebihan
a. Tahap sensitisasi
Pada tahapan ini dilakukan guna untuk memberikan informasi dan kesadaran
tidak pula merujuk pada perubahan sikap, serta tidak atau belum bermaksud pada
b. Tahap publisitas
Tahap ini merupakan tahapan lanjutan dari tahap sensitisasi. Bentuk kegiatan
c. Tahap edukasi
Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sensitisasi yang mempunyai tujuan untuk
d. Tahap motivasi
serta masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar
belakangnya.
b. Persoalan proses
diri subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara
berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar (pendidik dan fasilitator)
metode, tehnik belajar, alat bantu belajar serta materi atau bahan yang dipelajari.
Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan
masukannya juga diperlukan faktor metode. Berikut ini akan diuraikan beberapa
untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
b) setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya;
(mengubah perilaku).
2. Wawancara (interview)
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitasnya suatu
2005).
1. Kelompok Besar
a) Ceramah
b) Seminar
suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap
2. Kelompok Kecil
a) Diskusi Kelompok
mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari
kelas.
2.4.6 Media
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan atau meteri pengajaran. Media disebut juga alat peraga karena
a. Media Cetak
Media cetak adalah suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat
3. Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
kesehatan.
di kendaraan umum.
b. Media Elektronik
1. Televisi
televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya
2. Radio
3. Video
mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
tidak terlepas secara lisan oleh penyaji. Metode ini peserta didik lebih dominan
yaitu :
a. Tahap persiapan
2) Siapkan tempat
3) Menyiapkan peserta
b. Tahap pelaksanaan
1) Pembukaan
2) Penyampaian materi
3) Demonstrasi
c. Tahap evaluasi
pembelajaran.
didik.
Menurut Potter dan Perry (2005) menjelaskan bahwa peran perawat adalah
sebagai berikut :
lingkungan yang aman bagi klien. Sebagai pelindung, perawat bertugas untuk
melidungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, membantu klien
d. Manajer Kasus
Perawat mengatur waktu kerja dan sumber yang tersedia di tempat kerja.
e. Rehabilitator
Klien rehabilitasi adalah klien yang mengalami proses dari sakit menuju
f. Pemberi Kenyamanan
g. Komunikator
merupakan faktor yang konflik masalah dan pandangan mengenal dunia yang
i. Peran Karier
perawat spesialis klinis, perawat ahli, perawat pelaksana dan lain sebagainya.
= Diteliti
= Tidak Diteliti
pekerja las di bengkel las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
Ha dapat diterima jika nilai p pada uji statistik menunjukkan nilai p < α (α = 0,05).
52
subjek dan pengukuran (O1 dan O2) terkait tingkat pengetahuan pencegahan
demonstrasi
demonstrasi
53
dengan yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2014). Populasi pada penelitian adalah Bengkel Las Putra Jaya Jalan
orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Sampel terdiri dari atas bagian populasi
populasi yang jumlahnya melebihi 100 orang maka dapat diambil 10-15% atau
20-25% sampel atau lebih, sedangkan jumlah sampel populasi yang kurang dari
100 orang sebaiknya diambil semuanya. Sampel pada penelitian ini adalah pekerja
las Putra jaya, jumlah sampel pada penelitian menggunakan total sampling yaitu
berjumlah 21 orang.
54
sampling. Prinsip dari teknik sampling ini yaitu tidak memberikan peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi
pengambilan sampel ini adalah dengan total sampling (sampling jenuh), yaitu
sampel, hal ini sering digunakan apabila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono,
2014).
yaitu inklusi dan eksklusi. Tujuan dari kriteria sampel yaitu untuk mengendalikan
variabel dependen. Kriteria inklusi yaitu kriteria umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sedangkan kriteria ekslusi
a. Kriteria inklusi :
1. Pekerja las yang bekerja di Bengkel Las Putra Jaya Jalan Sumatra No 100
b. Kriteria eksklusi :
2) Klien mengundurkan diri karena tidak sehat fisik dan tidak dapat mengikuti
pada bulan Januari 2017 sampai Maret 2017, dilanjutkan tahap pelaksanaan
penelitian pada bulan Mei 2017 hingga pembuatan laporan serta presentasi hasil
2 Dependen : Kemampuan berfikir Indikator Pengetahuan : Kuesioner Ordinal Dari 19 pertanyaan, jawaban
Tingkat hasil dari pemberian a. Tahu yaitu dapat dikategorikan berdasarkan tingkat
pengetahua informasi pendidikan mengingat kembali materi pengetahuan menggunakan rumus Azwar
npekerja las kesehatan metode yang telah dipelajari (2010) menjadi:
terhadap demonstrasi pada tentang pencegahan a. Tingkat Pengetahuan Baik :
pencegahan pekerja las tentang corpus alienum mata 12,7 ≤ X
corpus pencegahan corpus b. Memahami yaitu dapat b. Tingkat Pengetahuan Cukup : 6,3
alienum alienum mata menjelaskan secara benar ≤ X < 16,7
mata obyek yang diketahui c. Tingkat Pengetahuan Kurang : X <
tentang pencegahan 6,3
corpus alienum mata
c. Aplikasi yaitu dapat
menggunakan pada situasi
nyata tentang pencegahan
corpus alienum mata
d. Analisis yaitu dapat
menjabarkan tentang
pencegahan corpus
alienum mata
e. Sintesis yaitu dapat
menghubungkan materi
tentang corpus alienum
mata
f. Evaluasi yaitu dapat
menilai dengan benar
tentang pencegahan
corpus alienum mata
58
a. Data primer
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011). Data primer merupakan data yang
pendapat dan lain-lain (Nazir, 2007). Sumber data primer didapatkan dari hasil
pengisian kuesioner yang diajukan peneliti kepada pekerja las yang berada di
Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari yang masuk dalam kriteria
inklusi.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2011). Data sekunder penelitian ini didapatkan dari
data yang terdapat di Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Jember. Data yang didapatkan yaitu jumlah penderita corpus alienum
mengetahui persebaran data dan cara mendapatkan suatu data dari subyek
menggunakan kuesioner yang diisi oleh para pekerja las yang menjadi sampel
penelitian.
a. Persiapan
sekunder.
4) Peneliti meminta ijin pada pemilik bengkel las Putra Jaya dengan
penelitian.
6) Peneliti menentukan bengkel las tempat uji validitas dan uji reliabilitas
Bengkel Las Bakat Jaya Desa Wirolegi Jalan MT. Haryono Nomor 149
Bengkel Las Bakat Jaya Desa Wirolegi Jalan MT. Haryono Nomor 149
penelitian.
10) Peneliti mendata calon responden sesuai dengan kriteria inklusi dan
peneliti.
1. Tahap pertama
menit;
2. Tahap kedua
3. Tahap ketiga
Pada tahap ketiga dilakukan posttest pada tanggal 17 Mei 2017, satu
pada satu minggu setelah intervensi terkahir, dan penelitian tersebut telah
membagikan lembar kuesioner yang sama pada saat pretest. Postest yang
Alokasi waktu dari kegiatan ini yaitu 15 menit. Setelah kegiatan postest
corpus alienum mata kepada para responden untuk dibawa pulang sebagai
bahan bacaan responden. Hasil dari pretest dan postest dicatat dan
cara memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk tertulis untuk dijawab oleh
adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan guttman scale
Tabel 4.2 Blue Print instrumen tingkat pengetahuan pencegahan corpus alienum
mata
Variabel Indikator Pertanyaan Jumlah
butir
soal
Favourable Unfavourable
Tingkat 1. Tahu : 1 2 2
pengetahuan a. Pengertian corpus
pencegahan alienum mata
b. Tanda dan gejala corpus 3, 4, 5 3
alienum mata
2. Paham : 6, 8 7 3
a. Etiologi corpus alienum
mata
b. Tanda gejala corpus 9 10 2
alienum mata
c. Komplikasi corpus 11, 12 2
alienum mata
3. Aplikasi 13, 14 15 3
Pencegahan corpus
alienum mata
4. Analisis 17, 18 16 3
Pencegahan corpus
alienum mata
5. Sintesis 19, 20, 21 3
Pecegahan corpus
alienum mata
6. Evaluasi 22, 23, 24 25 4
65
Penatalaksanaan corpus
alienum mata
TOTAL 19 6 25
Uji validitas dan reliabilitas berguna untuk melihat sejauh mana keabsahan
jumlah responden yang diperlukan untuk melihat distribusi nilai hasil pengukuran
mendekati normal untuk uji validitas dan reliabilitas maka dibutuhkan responden
sebanyak 20 responden.
a. Uji validitas
untuk kuesioner menggunakan rumus uji korelasi Pearson product moment (r)
yaitu dengan membandingkan antara skor nilai item setiap pernyataan dengan
skor total kuesioner dengan penilaiannya. Nilai korelasi untuk tiap-tiap pernyataan
dikatakan signifikan dapat dilihat dari perbandingan r hitung dengan r tabel. Bila
(r) hitung > (r) tabel artinya item pernyataan tersebut valid, jika (r) hitung < (r)
tabel maka dinyatakan tidak valid. Taraf signifikan yang digunakan dalam
penelitian ini sebesar 5% (Riyanto, 2013). Uji validitas pada penelitian ini
dilakukan di Bengkel Las Bakat Jaya Desa Wirolegi Jalan MT. Haryono Nomor
penelitian ini sebesar 20 responden untuk uji validitas maka penelitian ini
memiliki nilai r tabel sebesar 0,444. Kuesioner sebelum uji validitas berjumlah 25
item pertanyaan, setelah hasil uji validitas diperoleh 19 item pertanyaan yang
66
valid dengan r > 0,444 dan 6 item pertanyaan yang tidak valid dengan r tabel
<0,444.
Tabel 4.3 Perbedaan Blue Print Instrumen Tingkat Pengetahuan Pencegahan Penyakit
Corpus Alienum Mata Aebelum dan Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas
Indikator Sebelum Uji Validitas Jumlah Setelah Uji Validitas Jumlah
Favorable Unfavorable Butir Favorable Unfavorable Butir
Soal Soal
1. Tahu : 1 2 2 1 2 2
a. Pengertian
corpus
alienum mata
b. Tanda dan 3, 4, 5 3 3, 4 2
gejala corpus
alienum mata
2. Paham : 6, 8 7 3 8 7 2
a. Etiologi
corpus
alienum mata
b. Tanda dan 9 10 2 9 10 2
gejala corpus
alienum mata
c. Komplikasi 11, 12 2 12 1
corpus
alienum mata
3. Aplikasi : 13, 14 15 3 13 1
Pencegahan
corpus
alienum mata
4. Analisis : 17, 18 16 3 17, 18 16 3
Pencegahan
corpus
alienum mata
5. Sintesis : 19, 20, 21 3 19, 20 2
Pencegahan
corpus
alienum mata
6. Evaluasi : 22, 23, 24 25 4 22, 23, 24 25 4
Penatalaksana
an corpus
alienum mata
TOTAL 19 6 25 14 5 19
67
b. Uji reliabilitas
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan (Nursalam, 2013). Uji reliabilitas ini dilakukan setelah uji validitas
dinyatakan valid. Uji reliabilitas yang digunakan adalah alpha cronbach yang
dihitung dengan bantuan software SPSS, apabila r alpha > r tabel maka
reliabilitas maka penelitian ini memiliki r tabel sebesar 0,444. Hasil uji
reliabilitas diperoleh alpha (0,729) > r tabel (0,444), maka dari 19 item
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan di Bengkel Las Bakat Jaya
Desa Wirolegi Jalan MT. Haryono Nomor 149 Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember sebanyak 20 responden pada bulan April 2017. Hasil uji reliabilitas
digunakan untuk penelitian telah memenuhi standar yang baik dan benar. SOP
68
sesaui dengan standar keamanan untuk pekerja las. Uji SOP dilakukan pada
Universitas Jember dengan penguji Ns. Dodi Wijaya., M.Kep. Hasil Uji SOP
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa SOP telah memenuhi syarat untuk
4.7.1 Editing
keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban dari responden (Setiadi, 2007). Pada
penilitian ini proses editing dilakukan oleh peneliti sendiri dengan mengecek
4.7.2 Coding
a. Jenis kelamin :
b. Pendidikan
2) SD =2
3) SMP =3
4) SMA =4
5) Perguruan tinggi =5
c. Sumber informasi
2) Tempat kerja =2
3) Teman =3
4) Media elektronik =4
5) Tenaga kesehatan =5
6) Lain-lain =6
4.7.3 Processing/Entry
tabel melalui pengolahan komputer yaitu SPSS statistik versi 20 (Setiadi, 2007).
sesuai dengan kategori yang diberikan. Data yang dimasukkan ke dalam program
4.7.4 Cleaning
benar atau salah (Setiadi, 2007). Peneliti melakukan pengecekan ulang pada setiap
data yang di entry untuk melihat apakah data sudah benar atau salah pada program
kembali data dari jawaban responden yang telah dimasukkan dalam komputer.
pencegahan corpus alienum mata pada pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya
menjelaskan distribusi frekuensi dan persentase pada setiap variabel yang diteliti
karakteristik dari setiap variabel yang akan diukur. Karakteristik responden pada
penelitian ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sumber
merupakan data numerik yang akan dianalisa dengan menghitung nilai mean,
median, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi. Menurut Nursalam
(2008), kriteria untuk tingkat pengeahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu
dihitung terlebih dahulu nilai mean teoretis (µ) dan standar deviasi (σ) sebagai
berikut :
µ= ⁄ ( ∑
= ⁄ (1 + 0) 19
72
= 9,5
σ= ⁄ (
= ⁄ (19– 0)
= 3,2
Keterangan :
σ : standar deviasi
∑ : jumlah soal
dengan tujuan mengetahui dugaan hubungan atau korelasi dua arah (Notoatmodjo,
komputer yaitu SPSS 16. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
membuktikan atau menguji dari hipotesis yang telah dibuat. Analisa bivariat pada
penelitian ini menggunakan uji statistik uji wilcoxon. Uji wilcoxon yaitu
kepercayaan 95% (α = 0,05). Jika diperoleh p < α maka Ha diterima, yang artinya
(Nursalam, 2008).
subyek penelitian (Wasis, 2008). Pada penelitian ini responden sebagai subyek
persetujuan dan apabila tidak bersedia maka responden diperbolehkan untuk tidak
Subyek penelitian memiliki hak supaya data yang telah diberikan kepada
oleh subyek penelitian tidak akan diakses orang lain, hanya kelompok data
tertentu yang dilaporkan pada hasil riset sesuai kebutuhan penelitian (Potter &
Perry, 2005). Data dan informasi yang didapat dari penelitian ini hanya diketahui
oleh peneliti dan pembimbing serta hanya akan dituliskan pada laporan hasil. Data
pertanggungjawaban penelitian.
asas keadilan ini merupakan keseimbangan hak dan kewajiban antara peneliti dan
subyek penelitian, dan memiliki keterbukaan. Asas keadilan ini menekankan pada
bengkel las Putra Jaya secara adil atau sama, atau dengan kata lain tidak
harus mengetahui sejauh mana manfaat dan risiko dari penelitian ini. Manfaat
penelitian harus lebih besar daripada risiko yang diterima pada saat dilakukan
peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur yang ada agar tidak
membahayakan 21 pekerja bengkel las Putra Jaya dan guna mendapatkan manfaat
yang maksimal.
76
Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Las Putra Jaya yang terletak di Jalan
Putra Jaya merupakan bengkel las yang memiliki jumlah pekerja paling banyak di
seluruh pekerja bengkel las sebagai responden. Data penelitian dilakukan selama
kurang lebih dua minggu yaitu pada tanggal 8 Mei 2017 sampai tanggal 17 Mei
2017.
Tabel 5.1 Rerata Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, di Bengkel Las Putra Jaya
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember (n=16) pada Bulan Mei 2017
Variabel Mean Median Modus SD Minimum Maksimum
Usia 42,19 42,50 35 7,111 32 55
(Tahun)
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui usia rata-rata responden pekerja las adalah
42,19 tahun dan didapatkan standar deviasi sebesar 7,111. Usia responden
SMP 9 56,2
SMA 3 18,8
Total 16 100
3. Sumber Tempat kerja 1 6,2
Informasi Teman 4 25
Tidak pernah 11 68,2
Total 16 100
pekerja (100%). Distribusi tingkat pendidikan paling banyak yaitu SMP sejumlah
paling banyak didapatkan data lebih dari 50% tidak pernah mendapatkan
salah diberikan nilai 0 untuk setiap itemnya. Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui
orang pekerja (56,2%) dengan kategori sedang pada variabel tingkat pengetahuan
78
salah diberikan nilai 0 pada setiap itemnya. Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui
kejadian penyakit corpus alienum mata, sebagian besar adalah kategori baik
Tabel 5.5 Perubahan tingkat pengetahuan responden sebelum dan setelah pemberian
pendidikan kesehatan metode demonstrasi tentang pencegahan kejadian
penyakit corpus alienum mata di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember (n=16) pada Bulan Mei 2017
Kode Pre test Post test
Responden Nilai Kategori Nilai Kategori
1 9 Sedang 15 Baik
2 16 Baik 17 Baik
3 11 Sedang 15 Baik
4 16 Baik 18 Baik
5 13 Baik 16 Baik
6 6 Sedang 11 Sedang
79
7 5 Kurang 12 Sedang
8 9 Sedang 14 Baik
9 17 Baik 18 Baik
10 7 Sedang 13 Baik
11 6 Sedang 10 Sedang
12 11 Sedang 16 Baik
13 11 Baik 17 Baik
14 11 Sedang 17 Baik
15 12 Sedang 17 Baik
16 14 Baik 18 Baik
Total 174 244
Mean 10,88 15,25
responden, pada tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan skor tingkat
Tabel 5.6 Hasil uji wilcoxon tingkat pengetahuan pemberian pendidikan kesehatan
metode demonstrasi tentang pencegahan kejadian penyakit corpus alienum
mata di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
(n=16) pada Bulan Mei 2017
Kategori posttest Total z p value
Sedang Baik
Kategori Kurang 1 (6,2%) 0 (0,0%) 1 (6,2%) -2,828 0,005
pretest Sedang 2 (12,5%) 7 (43,8%) 9 (56,2%)
Baik 0 (0,0%) 6 (37,5%) 6 (37,5%)
Total 3 (18,8%) 13 (81,2%) 16 (100%)
hasil sebanyak 3 orang (18,8%) dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang
(81,2%).
80
dilakukan dengan melihat derajat kesalahan (α=0,05). Nilai p yang didapat dari
dari hasil uji statistik adalah <0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh
pencegahan kejadian penyakit corpus alienum mata pada pekerja las di Bengkel
5.2 Pembahasan
hasil penelitian yang telah dilakukan. Penjabaran dari pembahasan sesuai dengan
alienum mata pada pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember.
a. Usia
rata-rata adalah 42,19 tahun, dengan usia terendah 32 tahun dan usia
penyakit corpus alienum mata adalah golongan dari tahap dewasa yang
dengar dan daya ingat. Penurunan daya ingat pada orang dewasa dapat
ingat akan menurun pada masa dewasa tengah lebih mungkin terjadi.
Penurunan daya ingat lebih besar terjadi dalam memori jangka panjang
diperoleh bersifat baru atau informasi yang diterima tidak sering untuk
umumnya manusia mampu melihat objek dengan sangat jelas dan pada
usia kurang dari 40 tahun kebutuhan cahaya untuk melihat jauh lebih
disebabkan karena faktor usia dari pekerja itu sendiri. Berdasarkan hal
b. Jenis Kelamin
pekerja las.
c. Pendidikan
kesehatan.
d. Sumber Informasi
dapat berasal dari dua sumber, yaitu internal dan eksternal. Sumber
seperti televisi, radio, dan surat kabar maka hal itu dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
pengelasan.
ada tiga yaitu hambatan diri sendiri (individu), hambatan orang lain
pencariannya.
khususnya tentang alat pelindung diri pada saat bekerja sehingga dapat
pengetahuan mereka.
yang paling belum dipahami oleh para pekerja las. Indikator yang
(Efendi, dkk, 2009). Menurut Mubarak et al. (2007) beberapa faktor yang
yang tercantum dala tabel 5.2. Salah satu faktor yang berpengaruh besar
corpus alienum mata adalah pekerja las kurang mendapat informasi dari
pihak terkait.
adalah umur. Berdasarkan tabel 5.1 rata-rata umur responden 42,19 tahun.
terhadap daya tangkap dan pola pikir. Bertambahnya usia seseorang akan
kognitifnya.
dapat berasal dari dua sumber, yaitu internal dan eksternal. Menurut
Hasil total skor posttest dari indikator yang memiliki kenaikan skor
dengan total skor yang mengalami penurunan tidak ada, namun total skor
pengetahuan aplikasi. Hasil pretest dan posttest tidak ada perubahan dan
semuanya menjawab dengan benar tanpa ada yang salah. Hasil ini
kesehatan diberikan.
media visual power point dan alat peraga (alat pelindung mata).
rank test dengan menggunakan SPSS 16. Data yang telah dikumpulkan
kejadian penyakit corpus alienum mata. Uji wilcoxon yang telah dilakukan
sering dialami oleh para pekerja las, sehingga mereka memiliki ingatan
keterampilan.
dengan jarak satu minggu dari perlakuan yang terkahir termasuk kedalam
tetapi juga dipengaruhi oleh proses belajar itu sendiri. Metode pemberian
pemahaman responden.
dalam kegiatan belajar terdiri dari tiga persoalan pokok yaitu persoalan
96
sistem saraf yaitu mengolah informasi yang masuk sehingga timbul respon
dan pemrosesan informasi ini disebut sebagai fungsi integratif dari sistem
saraf.
penyimpanan memori terjadi dalam korteks serebri, tetapi regio basal otak
yang disimpan dalam sistem saraf akan menjadi bagian dari mekanisme
97
pengolahan otak untuk pemikiran masa depan, dimana proses berfikir yang
memusatkan perhatin peserta didik terhadap hal penting pada saat proses
menggunakan media power point dan alat pelindung mata pekerja las.
cara melihat akan mengingat 50%, mendiskusikan dengan teman lain akan
mengingat materi atau pengetahuan baru yang diterima oleh pekerja las.
disebabkan karena didalam otak manusia memiliki area asosiasi yang akan
sensorik maupun motorik. Area asosiasi yang paling penting yaitu area
asosiasi limbik.
area melakukan proses awal bahasa (membaca), dan area penamaan objek.
komplek dan berurutan dari gerakan motorik. Regio khusus pada korteks
frontalis terdapat area borca yang memiliki fungsi untuk rencana dan
pengetahuan.
sebagai pekerja las sudah berlangsung selama lebih dari tiga puluh tahun.
pendidikan terakhir dari responden yaitu SD. Hal tersebut didukung oleh
dengan tingkat pengetahuan yang lebih rendah seperti pekerja las tamatan
sekolah dasar.
proses belajar yang menjadi poin penting, yaitu input, proses, dan output.
Apabila dua poin input dan proses terlaksana dengan baik, maka akan
Penelitian menggunakan penelitian pre eksperimen one group pre test and
post test design. Desain penelitian ini menggunakan satu kelompok subjek dan
desain ini memiliki kelemahan yaitu perlakuan yang dilakukan tidak ada
menimbulkan perbedaan antara pre test sebelum diberi perlakuan dan post test
adalah pre test yang diberikan dapat memberikan landasan untuk membuat
perlakuan.
Alasan peneliti menggunakan one group pre test and post test dikarenakan
lokasi penelitian dan keterbatasan waktu yang peneliti miliki. Namun dari
penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat dengan cara
jenis quasi eksperimental kontrolnya lebih baik dari pada pra eksperimental.
103
ditujukan kepada klien agar dapat mengerti tentang kondisi dan hal-hal yang
6.1 Simpulan
SMP yaitu 9 orang (56,2%), dan sumber informasi corpus alienum mata
(68,2%);
penyakit corpus alienum mata pada pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya
6.2 Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, ada beberapa hal yang dapat
metode demonstrasi:
a. bagi peneliti;
kelompok pekerja lain seperti tukang kayu dan penambang pasir, dll;
corpus alienum mata penting untuk diberikan kepada pekerja las untuk
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi ilmu
e. bagi penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Augsbrger, J., Asbury, T., Thomas., M. 2004. Ocular & Orbital Trauma. In:Riordan-
Eva P,Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology 16th
Edition, Singapore: McGraw Hill (Asia). p.371-375.
Bahruddin dan Wahyuni, 2010. Teori belajar dan pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Budiono, A.M.S. 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
Dahlan, S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta, Salemba
Medika.
108
Depari, D.I. 2015. Hubungan Kejadian Fotofobia dengan Penggunaan Alat Pelindung
Mata pada Pekerja Las di Kelurahan Tanjung Selamat. Skripsi. Medan : FK
USU.
Disnakertrans RI, 2002, Modul Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja dengan
Materi Alat Pelindung Diri. Semarang: Disnakertrans RI.
Effendi., dkk. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori Dan Praktek Dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ernawan, T. 2012. “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat
Teknik Sepeda Motor dengan Penerapan Metode Curah Pendapat Pada
Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah Prambanan”. 1, (2), 1-6.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC
109
Hapsari, N.D. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Badan Penerbit
Undip.
Hidayat, A. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat. A.A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hisnawati. 2000. Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi dalam
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perubahan Kadar Gula Darah Pasien
DM Tipe II di Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan. Tesis. Jogjakarta
: Universitas Gadjah Mada.
Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ilyas, S., Yulianti, S.R. 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi 5. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Mubarak et. al. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
dalam Pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta.
Pratiwi, Y.S., Widada, W., Yulis, Z.E.A. 2015. Gangguan Kesehatan Mata Pada
Pekerja di Bengkel Las Listrik Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten
Jember. Jember : The Indonesian Journal Of Health Science, Vol. 5,No. 2,
Juni 2015.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/download/2/3.
[Diakses pada 29 Oktober 2016].
111
Rianto, dkk. 2006. Bahan Ajar Diklat Mata Ajar Pendidikan Kewarganegaraan SMA
Jenjang Dasar [di akses pada tanggal 5 Mei 2017]
Riordan, E.P. 2010. Anatomi & Embriologi Mata. In: Vaughan, Asbury. Oftalmologi
Umum Edisi 17. Jakarta: EGC.
Riyadina, W. 2007. Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami Oleh Pekerja
Industri Di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Sumatera Utara :
Puslitbang Biomedis dan Farmasi Balitbangkes Depkes RI.
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/225/221. [Diakses
pada 28 Oktober 2016]
Salawati, L. 2015. Analisis Penggunaan Alat Pelindung Mata Pada Pekerja Las. Aceh
: Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 15 Nomor 3 Desember 2015.
http://download.portalgaruda.org/article . [ Diakses pada 28 Oktober 2016]
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siswanto, A. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
112
Sugiyarti, A.T., Nuryadi, Sandra, C. 2013. Analisa Biaya Satuan (Unit Cost) dengan
Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi Kasus di Poli Mata RSD Balung
Kabupaten Jember). Jember : Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3187/Anis%20Tri%2
0Sugiyarti%20-%20092110101053_1.pdf?sequence=1. [Diakses pada 29
Oktober 2016].
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.
Sutphin, John E. 2008. External Disease and Cornea (Basic and Clinical Science
Course 2008-2009). San Francisco : American Academy of Ophthalmology.
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Wawan, A., Dewi,. M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.
LAMPIRAN
115
Hormat saya,
Nur Winingsih
132310101020
116
SURAT PERSETUJUAN
Setelah saya membaca dan memahami isi dari penjelasan pada lembar
permohonan menjadi responden, maka saya bersedia untuk turut serta berpartisipasi
sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yaitu:
Nama : Nur Winingsih
NIM : 132310101020
Alamat : Jalan Danau Toba 4 Jember
Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Pencegahan Kejadian Penyakit Corpus Alienum Mata Pada
Pekerja Las di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember
Saya memahami bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat dan tidak
membahayakan serta merugikan saya sehingga saya atas kemauan sendiri tanpa
adanya paksaan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Jember,....................2017
Responden
(...........................)
117
Lampiran C. Kuesioner A
Kode responden:
Karakteristik Responden
KUESIOER PENELITIAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE
DEMONSTRASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENCEGAHAN
KEJADIAN PENYAKIT CORPUS ALIENUM MATA PADA PEKERJA LAS
DI BENGKEL LAS PUTRA JAYA KECAMATAN
SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Peunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum anda menjawab pernyataan.
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan saudara untuk menjawab seluruh
pernyataan yang ada.
3. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda sesuai dengan kondisi anda
dengan memberikan tanda check list (√)
A. Karakteristik Responden
a. Inisial : ......................................................
b. Umur : ............ Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
d. Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah
SD
SMP
SMA
Pendidikan Tinggi
e. Jika pernah, anda mendapat informasi pencegahan sakit mata akibat serpihn benda
pengelasan (corpus alienum mata) dari :
Tempat Kerja
Teman
Media elektronik
Tenaga kesehatan
Tidak pernah
118
Lain-lain
Tingkatan Pengetahuan Kode responden:
Informasi ini akan dirahasiakan, jadi harap diisi sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Terima kasih.
Petunjuk pengisian kuisioner
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan. Kemudian jawablah pernyataan sesuai
dengan keadaan anda yang sesungguhnya. Apabila terdapat pernyataan yang tidak
dimengerti dapat menanyakannya kepada pihak kami.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom benar dan salah sesuai dengan pendapat anda.
3. Benar = Jika menurut anda pernyataan tersebut benar.
Salah = Jika menurut anda pernyataan tersebut salah.
No Pernyataan Benar Salah
Tahu
1. Corpus alienum mata adalah nama lain dari serpihan
benda asing akibat pengelasan yang masuk mengenai
mata
2. Serpihan benda asing akibat pengelasan yang masuk
mengenai mata tidak harus segera dikeluarkan
3. Serpihan benda asing yang mengenai mata dapat
menyebabkan mata merah
4. Mata yang kemasukan benda asing terasa tidak enak
digunakan untuk berkedip
Memahami
5. Debu yang terbawa angin dari proses mengelas tidak
menyebabkan bahaya pada mata karena berukuran kecil
dan tidak terlihat
6. Timah hitam, seng dan nikel adalah benda berbahaya
(reaktif) karena apabila masuk mengenai mata dapat
membuat mata mengalami gangguan fungsi penglihatan
7. Serpihan benda pengelasan/gram hasil proses pengelasan
yang masuk mengenai mata dapat menggores lapisan
mata apabila digunakan untuk berkedip dan dikucek
sehingga menyebabkan mata terasa perih
8. Mata yang terkena serpihan benda pengelasan boleh
dikucek agar benda asing cepat keluar
9. Apabila serpihan benda hasil pengelasan masuk mengenai
mata bagian tengah, dapat mengakibatkan gangguan
ketajaman mata atau gangguan daya lihat
Aplikasi
10. Penggunaan kaca mata yang berwarna hitam saat
mengelas sangat dianjurkan, karena dengan kacamata
119
Tempat :
Hari/Tgl/Jam :
A. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
mampu :
alienum mata
a) Menjelaskan pelindung
pengertian dari corpus
corpus alienum alienum mata
mata
b) Menjelaskan
tentang penyebab
corpus alienum
mata.
c) Menjekaskan
tentang
komplikasi
corpus alienum
mata.
d) Menjelaskan
pencegahan
corpus alienum
mata
e) Menjelaskan
penatalaksanaan Memperhatikan
corpus alienum
mata
9. Menunjukkan contoh
langsung macam- Memperhatikan
macam alat
pelindung corpus
alienum mata
10. Mendemonstrasikan Memperhatikan
masing-masing alat
pencegahan corpus
alienum mata, Bertanya
sekaligus
11. Menjelaskan manfaat
dan fungsi alat
pelindung pekerja las
12. Memberikan
kesempatan kepada
responden untuk
bertanya tentang
materi yang kurang
dipahami
Penutup 13. Menyimpulkan hasil Memperhatikan Laptop, LCD
(5 menit) dan evaluasi kegiatan
yang telah dilakukan
14. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
kepada responden. Memperhatikan
123
E. Lampiran
2. SOP
Penyuluh,
Nur Winingsih
NIM 132310101020
124
Corpus alienum adalah istilah medis untuk menyebut benda asing, suatu benda
yang seharusnya tidak ada dalam tubuh. Corpus alienum mata merupakan salah satu
penyebab cedera mata yang mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Benda asing
yang masuk ke mata biasanya berukuran kecil seperti serpihan logam atau kayu
(Augsbrger dkk, 2004). Benda asing pada sklera biasanya tidak begitu berbahaya,
karena sklera tidak dilalui cahaya (Aronson, 2008). Benda asing yang masuk ke
konjungtiva mata, biasanya bersarang dilekuk antara selaput lendir kelopak mata dan
bola mata, sehingga apabila mata berkedip benda asing tersebut akan menggores
permukaan kornea (Khurana, 2009). Benda asing yang paling berbahaya yaitu apabila
mengenai kornea dan harus segera dikeluarkan agar tidak terjadi kerusakan yang
parah, karena benda asing dapat menyebabkan kekeruhan pada kornea. Untuk mencari
senter, dan lampu kepala (AAO, 2008). Ketika corpus alienum masuk ke dalam bola
mata maka biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi
bola mata dan terjadi iridocylitis serta panophthmitis, oleh karena itu perlu untuk cepat
mengenali benda asing tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk
c. Ranting pohon;
d. Dan sebagainya.
Penyebab cedera mata pada pekerja las yang paling sering terjadi disebabkan
karena debu, gas, cahaya dan sinar, radiasi panas, bahaya ledakan, bahaya
Tanda dan gejala yang ditimbulkan akibat benda asing masuk ke dalam mata
1. Ekstra Okular
c. Lakrimasi hebat;
2. Infra Okuler
a. Bila menembus lensa atau iris, lubang mungkin bisa terlihat dan dapat
terjadi katarak;
126
b. Masalah lain diantaranya yaitu infeksi sekunder dan reaksi jaringan mata
4. Komplikasi
kedalaman, dan efek dari corpus alienum itu sendiri. Jika ukurannya besar,
terletak di bagian sentral dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka
dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi apabila corpus
alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik
maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam. Ukuran dari
corpus alienum yang tidak besar dapat segera diambil dan reaksi sekunder
media refraksi yang berarti dan prognosis bagi pasien adalah baik (Vaughan,
2010).
diperlukan suatu alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi diri dari adanya
Alat pelindung diri yang perlu untuk diperhatikan bagi pekerja las dapat dibagi
1) Alat pelindung kepala yang berfungsi untuk melindungi kepala dari berbagai
bahaya, alat berupa tutup kepala ini dapat melindungi kepala dari benda keras
yang terjatuh, pukulan, benturan kepala, terkena arus listrik serta melindungi
2) Pelindung muka dan mata, yang dapat melindungi mata dan wajah dari dampak
dari partikel-partikel berat yang terlempar dengan kecepatan tinggi. Selain itu,
perlindungan pada muka dan mata ini juga dapat bermanfaat untuk mencegah
adanya percikan cairan panas atau korosif, dan mata dapat terhindar dari kontak
langsung dengan gas atau uap, debu dan radiasi gelombang elektromagnetik serta
3) Alat pelindung tangan yang berguna melindungi tangan terkena benda tajam dan
goresan, bahan kimia (padat dan larutan), benda panas dan dingin atau
Pencegahan yang perlu di perhatikan oleh pekerja las agar tidak terjadi
gangguan kesehatan mata misalnya masuknya benda asing ke dalam mata yaitu
atau pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan bahan-bahan
korosif, kemasukan debu atau partikel kecil, paparan gas atau uap yang dapat
benda-benda keras dan tajam (Siswanto, 2003). Jenis alat pelindung muka dan
partikel kecil, debu dan serpihan seperti kaca dan besi. Lensa kacamata
dianggap baik untuk perlindungan mata dan tahan terhadap benturan seperti
kacamata juga harus diperhatikan, harus pas dengan muka sehingga nyaman
benda-benda seperti debu atau serpihan lainnya dari arah samping yang dapat
mengenai mata.
3) Kacamata Goggle. Melindungi mata dari gas, uap, debu, percikan larutan
kimia, radiasi, dan kilatan cahaya atau sinar yang menyilaukan. Bahan dapat
terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa dilapisi kobalt untuk
lap seperti kain bersih dan bersihkan lensa goggle terlebih dahulu sebelum
digunakan.
4) Alat pelindung mata yang lain yang dapat digunakan yaitu perisai muka, alat
ini dapat dipasang pada helm atau juga bisa dipegang dengan tangan secara
129
wajah khususnya mata dari gas, uap, debu, percikan larutan kimia, radiasi dan
dengan alat pelindung lainnya dan apabila ingin menggunakan terlebih dahulu
selain penggunaan APD pada mata yaitu arah angin ketika pengelasan, pada
saat mengelas harus mengikuti arah angin agar serpihan benda las atau
perisai muka kurang disenangi oleh pekerja las karena kurang nyaman
dipakai saat bekerja. Selain tidak disenangi karena tidak nyaman digunakan,
pemakaian goggles juga akan menutupi mata dengan ketat sehingga tidak
6. Penatalaksanaan
benda asing tersebut. Saat mata kemasukan benda asing, pastikan tidak
menyentuh atau meggosok. Hal ini untuk mencegah jaringan mata rusak karena
gesekan benda asing. Cobalah untuk duduk menghadap ke sumber cahaya. Tarik
kelopak mata atas atau bawah dengan lembut dan coba minta bantuan seseorang
untu melihat benda apa yang masuk ke mata. Penanganan selanjutnya yang harus
dilakukan apabila mata pekerja las kemasukan benda asing akibat pengelasan
adalah dengan mengaliri mata memakai air yang mengalir selama satu menit. Hal
ini dilakukan agar benda yang bersarang dimata dapat ikut keluar bersama air
130
yang mengalir, namun apabila benda tersebut tidak hilang setelah dialiri air maka
harus segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Apabila benda asing yang
mengenai mata hilang akibat dialiri dengan air, namun mata masih terasa sakit dan
hal-hal yang tidak diinginkan. Penggunaan obat tetes mata dapat digunakan
sebagai obat anti inflamasi, namun harus sesuai dengan petunjuk dosis obat.
dan konjungtiva, kornea maka dapat dengan mudah dilepaskan setelah pemberian
diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dibuat insisi di limbus,
melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda asing,
bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda
asing tersebut. Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat
dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Corpus alienum terletak di
dalam, kaca dapat dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila
Tempat :
Hari/Tgl/Jam :
F. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
alienum mata
masing alat
pencegahan Mempraktikan
corpus alienum
mata, sekaligus
11. Responen
menjelaskan
manfaat dan Bertanya
fungsi alat
pelindung
pekerja las
12. Peneliti
memberikan
kesempatan
kepada
responden untuk
bertanya tentang
materi yang
kurang
dipahami
Penutup 13. Menyimpulkan Memperhatikan -
(10 enit) hasil dan
evaluasi
kegiatan yang
telah dilakukan
14. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
kepada
responden Memperhatikan
15. Membuat dan menjawab
kontrak salam
pertemuan
berikutnya,
menutup
pertemuan,
memberi salam
6. Evaluasi
7. Lampiran
b. SOP
Penyuluh,
Nur Winingsih
NIM 132310101020
136
diperlukan suatu alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi diri dari adanya
Alat pelindung diri yang perlu untuk diperhatikan bagi pekerja las dapat dibagi
1) Alat pelindung kepala yang berfungsi untuk melindungi kepala dari berbagai
bahaya, alat berupa tutup kepala ini dapat melindungi kepala dari benda keras
yang terjatuh, pukulan, benturan kepala, terkena arus listrik serta melindungi
2) Pelindung muka dan mata, yang dapat melindungi mata dan wajah dari dampak
dari partikel-partikel berat yang terlempar dengan kecepatan tinggi. Selain itu,
perlindungan pada muka dan mata ini juga dapat bermanfaat untuk mencegah
adanya percikan cairan panas atau korosif, dan mata dapat terhindar dari kontak
langsung dengan gas atau uap, debu dan radiasi gelombang elektromagnetik serta
3) Alat pelindung tangan yang berguna melindungi tangan terkena benda tajam dan
goresan, bahan kimia (padat dan larutan), benda panas dan dingin atau
Pencegahan yang perlu di perhatikan oleh pekerja las agar tidak terjadi
gangguan kesehatan mata misalnya masuknya benda asing ke dalam mata yaitu
atau pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan bahan-bahan
korosif, kemasukan debu atau partikel kecil, paparan gas atau uap yang dapat
benda-benda keras dan tajam (Siswanto, 2003). Jenis alat pelindung muka dan
partikel kecil, debu dan serpihan seperti kaca dan besi. Lensa kacamata
dianggap baik untuk perlindungan mata dan tahan terhadap benturan seperti
kacamata juga harus diperhatikan, harus pas dengan muka sehingga nyaman
benda-benda seperti debu atau serpihan lainnya dari arah samping yang dapat
mengenai mata.
3) Kacamata Goggle. Melindungi mata dari gas, uap, debu, percikan larutan
kimia, radiasi, dan kilatan cahaya atau sinar yang menyilaukan. Bahan dapat
terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa dilapisi kobalt untuk
lap seperti kain bersih dan bersihkan lensa goggle terlebih dahulu sebelum
digunakan.
4) Alat pelindung mata yang lain yang dapat digunakan yaitu perisai muka, alat
ini dapat dipasang pada helm atau juga bisa dipegang dengan tangan secara
wajah khususnya mata dari gas, uap, debu, percikan larutan kimia, radiasi dan
dengan alat pelindung lainnya dan apabila ingin menggunakan terlebih dahulu
selain penggunaan APD pada mata yaitu arah angin ketika pengelasan, pada
saat mengelas harus mengikuti arah angin agar serpihan benda las atau
perisai muka kurang disenangi oleh pekerja las karena kurang nyaman
dipakai saat bekerja, selain tidak disenangi karena tidak nyaman digunakan,
139
pemakaian goggles juga akan menutupi mata dengan ketat sehingga tidak
Lampiran G : Leaflet
146
Uji Validitas
N %
Total 21 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.747 26
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Interpretasi Hasil
a. Df =n–2
= 20 – 2
= 18
r tabel = 0,444
α = 0,05
b. Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation bila r
hasil > r tabel maka pertanyaan valid.
173
Uji Reliabilitas
N %
Total 21 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.729 20
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Interpretasi Hasil
a. Df =n–2
= 20 – 2
= 18
r tabel = 0,444
α = 0,05
b. Nilai hasil r alpha dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha bila r alpha > r
tabel maka pertanyaan reliabel. Hasil r alpha (0,729) > r tabel (0,444) maka
dinyatakan reliabel.
175
a. Karakteristik Responden
Statistics
umur responden
N Valid 16
Missing 0
Mean 42.19
Median 42.50
a
Mode 35
Variance 50.562
Minimum 32
Maximum 55
Sum 675
umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 16 16
Missing 0 0
Mode 11 17
Minimum 5 10
Maximum 17 18
data pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kategori pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 16 16
Missing 0 0
Mode 11 17
Minimum 5 10
Maximum 17 18
179
data post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kategori post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sedang baik
Count 1 0 1
Count 2 7 9
Count 0 6 6
Ranks
Total 16
b
Test Statistics
kategori post -
kategori pre
a
Z -2.828
Gambar 2. Kegiatan redemonstrasi penggunaan alat pelindung mata pada pekerja las
di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
tanggal 10 Mei 2017 oleh oleh Nur Winingsih mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember dan enumerator Singgih
Kurniawan Fakultas Teknik Universitas Jember.
182
Gambar 3. Kegiatan redemonstrasi penggunaan alat pelindung mata pada pekerja las
di Bengkel Las Putra Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
tanggal 10 Mei 2017 oleh oleh Nur Winingsih mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember dan enumerator Singgih
Kurniawan Fakultas Teknik Universitas Jember.
Gambar 4. Kegiatan post test responden pekerja las di Bengkel Las Putra Jaya
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember pada tanggal 17 Mei 2017 oleh
Nur Winingsih mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember.