Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya UPTD Pasar Kota Banjarbaru

UPTD Pasar Kota Banjarbaru merupakan salah satu perangkat

Daerah Kota Banjarbaru yang dibentuk berdasarkan Peraturan

Walikota Banjarbaru No. 22 Tahun 2008 tentang pembentukan

organisasi dan tata kerja Pengelola Pasar pada Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Banjarbaru yang

merupakan unsur penunjang pembangunan daerah dibawah

koordinasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan

Energi dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Banjarbaru.

UPTD Pasar Kota Banjarbaru merupakan sebuah instansi yang

berada di wilayah Kota Banjarbaru. UPTD Pasar Kota Banjarbaru

dibentuk mengacu pada UUD Nomor 27 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan, UUD Nomor 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok Agraria, UUD Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UUD Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

1953 tentang Penguasaan Tanah – Tanah Negara, Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

37
38

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

UPTD Pasar Kota Banjarbaru keberadaannya sekitar tahun

1965 yang merupakan pasar tradisional/pasar sejumput, pasar kaget

yang dimananya pedagangnya sekitar 20 orang. Pada tahun 1970 dan

beriringan dengan dibentuknya Pemerintah Kota Banjarbaru dibawah

Pemerintah Kabupaten Banjar. UPTD Pasar Kota Banjarbaru

berkembang Pasar Kecamatan Banjarbaru yang dikelola dan dipimpin

seorang Kepala Pasar.

Seiring dengan perkembangannya jumlah penduduk yang

semakin banyak, cakupan pasar menjadi lebih besar dan luas. Pada

tahun 1990 UPTD Pasar Kota Banjarbaru dilakukan renovasi dan

pembangunan toko-toko dan kios.

Bulan Februari 2001 UPTD Pasar Kota Banjarbaru mengalami

musibah kebakaran hebat yang menghanguskan hampir sebagian

toko-toko dan kios-kios yang ada didalamnya. Pada tahun 2001, UPTD

Pasar Kota Banjarbaru melakukan perbaikan atas kebakaran yang

terjadi dan mendirikan toko dan kios yang baru.

4.1.2 Visi dan Misi UPTD Pasar Kota Banjarbaru

Sehubungan dengan visi UPTD Pasar Kota Banjarbaru adalah

“Terwujudnya Pasar Yang Bersih, Aman dan Nyaman.

Dan untuk dapat mewujudkan visi di atas, maka perlu

ditetapkan misi UPTD Pasar Kota Banjarbaru sebagai berikut:


39

1. Perumusan kebijakan teknis dan perencanaan pengembangan

serta pengelolaan dan penataan fasilitas dan utilitas pasar.

2. Pembinaan aktivitas penarikan retribusi terhadap pedagang yang

berada di daerah jangkauan UPTD Pasar Kota Banjarbaru.

3. Pembinaan, pengawasan, pengendalian teknis dan administrasi

penerimaan pendapatan asli daerah sektor pasar.

4. Koordinasi dalam pelaksanaan teknis kepada pedagang dan

pengguna jasa dalam kawasan pasar.

5. Menyediakan fasilitas perpasaran yang bersih, indah, tertib, aman

dan nyaman.

6. Pembangunan dan rehabilitasi pasar – pasar secara bertahap

melalui financial engineering.

7. Membangun pasar baru khususnya pada kecamatan pemekaran.

8. Membangun blok – blok PKL (Pedagang Kaki Lima) sebagai

bagian dari penataan kota secara keseluruhan.

9. Akuisisi atau kerjasama operasional pasar – pasar tradisional milik

Pemerintah Daerah yang dibangun dan dioperasionalkan oleh

pihak swasta.

10. Mengembangkan potensi pasar untuk meningkatkan pendapatan,

laba bersih dan konstribusi Pendapatan Asli Daerah.

Berdasarkan visi dan misi UPTD Pasar Kota Banjarbaru di atas,

maka tugas tanggung jawab UPTD Pasar Kota Banjarbaru adalah

Terciptanya Pasar-Pasar Yang Bersih dan Nyaman.


40

4.1.3 Struktur Organisasi UPTD Pasar Kota Banjarbaru

Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir adalah

mengatur sumber-sumber daya organisasi yang terdiri dari tenaga

kerja, tenaga ahli, material, dana dan lain-lain dalam suatu gerak

langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif

dan efisien. Untuk maksud tersebut diperlukan sarana yaitu organisasi.

Dalam organisasi disusun dan diletakkan dasar-dasar pedoman dan

petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas, dan tanggung

jawab masing-masing kelompok dan pimpinan. Karena tujuan suatu

yayasan berbeda-beda maka susunan organisasi pun demikian pula

halnya, artinya tidak ada satupun organisasi yang dapat digunakan

untuk segala macam kegiatan dan situasi dengan hasil yang sama.

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas sedangkan

kebutuhan akan terus bertambah tanpa batas. Oleh karena itu, uasaha

yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas

tersebut sedangkan kemampuan yang dimiliki terbatas, maka dalam

melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan dan

tanggung jawab. Dengan dilakukannya pembagian tugas, kerja dan

tanggung jawab ini maka akan terbentuk suatu kerjasama dan

keterikatan dalam suatu organisasi. Adapun susunan organisasi yang

ada pada UPTD Pasar Kota Banjarbaru adalah sebagai berikut:


41

Perwali No. 5 Tahun 2013

Kepala UPTD Pasar Kota Banjarbaru

M. Munadjat S.AP
NIP. 196802 13 198983 1 008

Kepala Subbag T U Petugas Administrasi Umum

Lisa Indranyla S.Kom Faslia


NIP. 197808 23 200604 2024 NIP. 1984 0323 201001 2 022

Petugas Lapangan dan


Pengelola Data
Leny Marlina S.Sd
NIP. 197504 12 201001 2007

Sub Unit Keamanan dan Ketertiban


Supardi AM
NRTK. 049.76.10

Petugas Penata Laporan


Keuangan
Taufik Rahman
NRTK. 308.78.07

Petugas Sub Unit Pemungutan


M. Fajrin Hidayat
NRTK. 416.83.09

Petugas Sub Unit Pemungutan

M. Faisal

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UPTD Pasar Kota Banjarbaru


Sumber : UPTD Pasar Kota Banjarbaru
42

4.1.4 Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas masing-masing bagian pada struktur organisasi

UPTD Pasar Kota Banjarbaru dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kepala UPTD Pasar Kota Banjarbaru

a. Merumuskan kebijakan dalam bidang pengelolaan pasar sesuai

dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

dibidang pengelolaan pasar.

c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional pasar,

pembinaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian

prasarana dibidang pengelolaan pasar.

d. Melaksanakan perumusan dan penetapan kebijakan

operasional pasar, pembinaan, pengaturan, pelaksanaan dan

pengendalian dibidang pengelolaan pasar.

e. Melaksanakan pengelolaan urusan ketata usahaan sebagai

kegiatan pengadministrasian agar pekerjaan berjalan dengan

baik dan lancar.

f. Mengadakan kerjasama dengan pihak terkait dalam

pelaksanaan tugas agar terjamin kerjasama yang baik dan

kelancaran tugas.

g. Menganalisa permasalahan pasar sesuai teknis dan telaahan

data sebagai bahan perumusan kebijakan atasan.


43

h. Mendistribusikan tugas dengan bawahan sesuai dengan bidang

masing-masing agar pekerjaan terbagi habis.

i. Melaksanakan pemantauan tugas bawahan agar diketahui

untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

j. Menilai prestasi kerja bawahan sesuai kerja yang dicapai

sebagai bahan pertimbangan karir pegawai.

k. Membuat laporan baik lisan maupun tertulis sebagai

pertanggung jawaban pelaksanaan pekerjaan.

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi yang

bersifat kedinasan.

2. Kepala Subbag Tata Usaha

a. Menyusun rencana kerja sekretariat pasar sesuairencana kerja

pasar dan rencana kerja tahun lalu sebagai pedoman kerja.

b. Merencanakan, mengatur, mengawasi, mengkoordinasikan

terselenggaranya program, urusan ketatausahaan, pengelolaan

kepegawaian, pengelolaan keuangan dan penyusunan

anggaran.

c. Melaksanakan pengelolaan dan penyiapan urusan rumah

tangga, kelengkapan surat menyurat dan kearsipan, tata usaha

dan administrasi kepegawaian.

d. Mengatur dan mengawasi pemeliharaan dan perawatan

barang-barang inventaris kantor serta membuat daftar dan

laporan barang inventaris kantor.


44

e. Mengadakan kerjasama dengan pihak terkait dalam

pelaksanaan tugas agar terjalin kerjasama yang baik dan

kelancaran tugas.

f. Melaksanakan perumusan dan penetapan kebijaksanaan

operasional pasar, pembinaan, pengaturan, pelaksanaan dan

pengendalian dibidang pengelolaan pasar.

g. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang

masing-masing agar pekerjaan terbagi habis.

h. Memberi petunjuk kepada bawahan tentang pelaksanaan tugas

agar selalu berpedoman kepada rencana kerja yang ada untuk

kelancaran tugas.

i. Melaksanakan pemantauan tugas bawahan agar diketahui

realisasi program, permasalahan dan pemecahannya untuk

kelancaran tugas.

j. Menganalisa permasalahan pasar sesuai teknis dan telaahan

data sebagai bahan perumusan kebijakan atasan.

k. Memberikan saran dan telaahan kepada atasan yang berkaitan

dengan tugas.

l. Menilai prestasi kerja bawahan sesuai kerja yang dicapai

sebagai bahan pertimbangan karir pegawai.

m. Membuat laporan baik lisan maupun tertulis sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan.

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan yang bersifat

kedinasan.
45

3. Sub Unit Keamanan dan Ketertiban

a. Membantu menjaga keamanan dan ketertiban pembeli dan

pedagang dipasar agar kondisi selalu dalam keadaan nyaman

dan aman.

b. Menghimbau PKL pasar subuh dengan pengeras suara setiap

pagi.

c. Menertibkan PKL yang berjualan melewati batas garis

berjualan.

d. Melaksanakan kerjasama dengan petugas POLSEK, Satpol PP,

Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) dalam mengatasi situasi

penertiban maupun bahaya kebakaran.

e. Bekerjasama dengan petugas keamanan dan ketertiban dalam

upaya keamanan kantor dan pasar.

f. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil

kerja secara tertulis maupun lisan kepada atasan sebagai

pertanggung jawaban tugas pekerjaan.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam bentuk

kedinasan untuk kelancaran tugas pekerjaan.

4. Petugas Sub Unit Pemungutan

a. Melaksanakan pendataan pedagang yang wajib membayar

retribusi sesuai dengan ketentuan agar pekerjaan berjalan

dengan baik dan lancar.

b. Melaksanakan inventaris penyewa yang melakukan tunggakan

setiap tahun.
46

c. Membuat surat perjanjian sewa kontrak toko, bak dan los.

d. Membuat dan menyampaikan surat penagihan tunggakan sewa

toko, bak dan los.

e. Menghitung dan menyetorkan hasil pengutan retribusi ke kas

penerimaan.

f. Memproses Balik Nama, Surat Keputusan (SK) penunjukkan

pemegang hak sewa toko, bak dan los.

g. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil

kerja secara tertulis maupun lisan kepada atasan sebagai

pertanggung jawaban dan masukkan bagi atasan.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam bentuk

kedinasan untuk kelancaran tugas pekerjaan.

5. Petugas Sub Unit Pemeliharaan dan Kebersihan

a. Menata pedagang wajib retribusi pasar dan PKL

b. Memberikan teguran baik lisan maupun tertulis kepada

pedagang yang melewati batas berjualan

c. Mengawasi dan menjaga kebersihan pasar dari jam 08.00

WITA - 20.00 WITA.

d. Mengatur dan mengawasi para petugas kebersihan pasar

e. Memberikan teguran lisan dan tertulis kepada petugas

kebersihan yang tidak disiplin.

f. Membagi alat kebersihan kepada petugas sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan.


47

g. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil

kerja secara tertulis maupun lisan kepada atasan sebagai

pertanggung jawaban tugas dan masukan bagi atasan.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam bentuk

kedinasan untuk kelancaran tugas pekerjaan.

6. Petugas Administrasi Umum

a. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan

secara seksama agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan

dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan.

b. Menerima, membuka, mencatat surat masuk dan keluar dalam

buku agenda agar tertib administrasi.

c. Menyusun konsep surat/naskah kedinasan, surat perjanjian

sewa menyewa untuk diketik sebagai bahan koreksi atasan

d. Memberi nomor surat, tanggal dan cap pada surat/naskah yang

telah dikoreksi dan ditandatangani atasan untuk diproses lebih

lanjut.

e. Mencatat undangan masuk di papan tulis agar pimpinan dapat

menghadiri rapat/kegiatan sesuai jadwal/tepat waktu.

f. Menyiapkan keperluan rumah tangga, data administrasi secara

umum sebagai bahan laporan untuk proses selanjutnya.

g. Melaksanakan penyelesaian SPPD dengan memberi nomor,

cap, agenda sesuai manual kearsipan untuk tertib administrasi.

h. Mengarsipkan surat/naskah/data dokumen sesuai dengan

klasifikasi/tata kearsipan agar berkas mudah dicari/ditemukan.


48

i. Melayani permintaan data hasil pekerjaan kepada pihak yang

memerlukan sesuai petunjuk atasan.

j. Membuat dan menyampaikan laporan hasil kerja kepada

atasan baik secara lisan dan tertulis sebagai bentuk

pertanggung jawaban tugas pekerjaan.

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam bentuk

kedinasan untuk kelancaran tugas pekerjaan.

7. Petugas Penata Laporan Keuangan

a. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberi atasan

secara seksama agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan

dalam pelaksanaannya.

b. Menerima dan memeriksa laporan keuangan sub bagian dinas

sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

c. Menata laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku.

d. Mengkonsultasikan kendala proses penataan pertanggung

jawaban keuangan guna perbaikan lebih lanjut.

e. Mengevaluasi pelaksanaan laporan keuangan dengan cara

membandingkan antara rencana kerja kegiatan dengan

pelaksanaan keuangan, apakah sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku.

f. Membuat laporan fisik dan keuangan.

g. Membuat laporan pelaksanaan dan hasil kegiatan secara

tertulis maupun lisan kepada atasan.


49

8. Petugas Pengumpul dan Pengolah Data

a. Melaksanakan pengumpulan data yang berkaitan dengan

bidang tugas sebagai bahan tindak lanjut pelaksanaan program

kegiatan.

b. Mengolah data dan mengklarifikasikan dan merekapitulisasi

data sesuai dengan arahan dan petunjuk atasan untuk

dijadikan bahan dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

c. Mengolah data menurut jenis dan masalah atau sesuai dengan

arahan dan petunjuk atasan untuk dijadikan bahan dalam

pelaksanaan tugas.

d. Menyajikan data dan informasi prosedur, arahan dan petunjuk

atasan agar pekerjaan berjalan dengan baik.

e. Menyusun konsep data dan naskah dinas yang berkaitan

dengan tugas sesuai dengan petunjuk atasan untuk kelancaran

tugas.

f. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil

kerja secara tertulis maupun lisan kepada atasan sebagai

pertanggung jawaban.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam bentuk

kedinasan untuk kelancaran tugas pekerjaan.

4.1.5 Kegiatan Yang Dijalankan Oleh UPTD Pasar Kota Banjarbaru

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Banjarbaru

yang memberikan pelayanan dalam hal pengelolaan pasar bagi


50

seluruh masyarakat di daerah Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan umum dalam

pengelolaan pasar, membina pedagang pasar, membantu

menciptakan stabilitas harga, menciptakan kelancaran distribusi

barang dan jasa serta menciptakan kebersihan dan ketertiban pasar.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru mempunyai fungsi antara

lain:

a. Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan

bangunan pasar,

b. Pengelolaan pasar dan fasilitas perpasaran,

c. Pembinaan terhadap para pedagang pasar,

d. Membantu menciptakan stabilitas harga dan kelancaran

distribusi harga dan jasa di pasar meliputi perpakiran, periklanan,

bongkar muat, kebersihan dan segala bentuk kegiatan yang ada

dalam ruang lingkup pasar.

e. Pengelolaan ketatausahaan dan kepegawaian.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam pemungutan retribusi pasar pada Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru berdasarkan Peraturan Daerah

Tahun 2014 tentang Retribusi Pelayanan Pasar dan Retribusi Pasar

Pertokoan, yang didalamnya telah dijelaskan mengenai retribusi, tata cara


51

pemungutan dan pembayaran retribusi serta penagihan yang terutang,

sanksi-sanksi adminisitrasi bagi wajib retribusi yang melanggar kewajiban

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan data yang penulis peroleh, berikut data hasil penelitian

pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru:

1. Rincian penerimaan target dan realisasi retribusi pasar pada Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

Tabel 4.1
Rincian Penerimaan
Target dan Realisasi Retribusi UPTD Pasar Kota Banjarbaru

Target Realisasi Prosentase


Tahun
(Rp) (Rp) (%)
2014 2.500.000 1.032.500 41,3
2015 3.000.000 4.453.000 148,4
2016 3.500.000 2.893.500 82,7
Sumber : Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa selama

penyelenggaraannya retribusi pasar dari tahun 2014 - 2016

menunjukkan bahwa angka realisasi retribusi di Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru tidak dapat mencapai target dari

yang ditetapkan.

2. Data Jumlah Toko dan Kios di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru

Setelah dilakukan renovasi dan pembangunan Pasar Bauntung di

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru pada

tahun 2001, jumlah toko yang dibangun di atas tanah seluas 1,5 hektar

dengan rincian:
52

Tabel 4.2
Jumlah Toko
di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru

Nama Jumlah
No. Keterangan
Blok (Buah)
1 A 22 Toko
2 B 20 Toko
3 H 14 Toko
4 I 44 Toko
5 L 30 Toko
6 M 48 Toko
7 BT 76 Kios
8 TT 80 Kios
9 Sayur 144 Bak
10 Ikan 48 Los
11 Ruko 27 Ruko
12 Lantai II 27 Bak
Jumlah 580 Buah
Sumber : Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

Potensi yang ada di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru yang begitu

besar dengan total pedagang yang ada di Toko, Kios, Bak, Los dan PKL

yang mencapai 1.409 seharusnya dalam penerimaan retribusi pasar di

pasar yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar

Kota Banjarbaru dapat tercapai.

3. Tarif Retribusi dan Sewa Pertokoan Pasar Bauntung Kota Banjarbaru

Berdasarkan hasil penelitian, dalam Peraturan Daerah (Perda)

telah ditentukan jumlah yang harus dibayar untuk setiap pedagang Pasar

Bauntung Kota Banjarbaru adalah sebagai berikut:


53

Tabel 4.3
Tarif Retribusi dan Sewa Pelayanan Pertokoan
di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru
Jenis Retribusi/Bln Sewa/Bln Per Meter
No.
Retribusi (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 30.000,00 468.000,00 19.500,00
Ruko (24 M )
2 Toko (15 M2) 30.000,00 270.000,00 18.000,00
3 2 15.000,00 59.500,00 17.000,00
Kios (3,5 M )
4 Los (3 M2) 15.000,00 48.000,00 16.000,00
5 Bak (3 M2) 15.000,00 48.000,00 16.000,00
Sumber : Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa Tarif

Retribusi dan Sewa Pelayanan Pertokoan sesuai Peraturan Daerah

(Perda) telah ditentukan jumlah yang harus dibayar untuk setiap

pedagang Pasar Bauntung Kota Banjarbaru menurut tarif perbulan dan

per meternya.

4. Data Pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota

Banjarbaru

Pegawai merupakan kekayaan utama suatu organisasi, karena

tanpa keikutsertaan mereka (pegawai tersebut), aktivitas/kegiatan yang

berjalan tidak akan terjadi. Adapun jumlah pegawai pada Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru sebagai berikut:

Tabel 4.4
Jumlah Pegawai
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru
Jabatan Pendidikan Keterangan
Struktural
Kepala UPT SMA PNS
Kepala Subbag TU S2 PNS
Petugas Keuangan dan Pengelola Data D3 PNS
Petugas Pengumpul dan Pengelola Data S1 PNS
Petugas Administrasi Umum S1 PNS
Petugas Keamanan dan Ketertiban SMA Kontrak
Petugas Pemelihara dan Kebersihan SMA Kontrak
Petugas Penata Laporan SMA Kontrak
Pemungut Retribusi SMA Kontrak
Sumber : Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru
54

4.3 Pembahasan

4.3.1 Penerimaan pajak retribusi dalam meningkatkan pajak asli daerah

di UPTD Pasar Banjarbaru selama ini

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

menetapkan target pajak retribusi berdasarkan potensi pajak retribusi,

namun perhitungan dalam penetapan target hanya berdasarkan

perkiraan realisasi penerimaan tahun sebelumnya, ditambah dengan

tempat yang mampu melebihi target, maka akan ditingkatkan untuk

tahun berikutnya, dan untuk bangunan atau tiang yang disediakan

khusus bagi orang untuk mendapatkan informasi, memperoleh

pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran

termasuk bangunan lainnya yang menyatu yang dikelola oleh pihak

yang sama yang tidak mampu mencapai target akan diturunkan target

penerimaan ditahun berikutnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa

penetapan target tidak dilakukan secara akurat, sehingga potensi

pajak retribusi tidak diketahui secara akurat yang sesuai dengan

potensi pajak retribusi yang dimiliki sesungguhnya.

Pajak merupakan sumber pendapatan daerah yang mempunyai

potensi cukup besar apabila mampu menggali secara optimal,

demikian pula dengan pajak retribusi yang tentunya akan mampu

memberikan kontribusi yang besar terhadap PAD. Kontribusi

penerimaan pajak retribusi terhadap pajak daerah di Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru dari tahun 2014 - 2016

dapat dilihat dari tabel berikut :


55

Tabel 4.5
Kontribusi Penerimaan Pajak Retribusi Terhadap Pajak Daerah
Tahun 2014 - 2016

Tahun Persentase
No Pajak Retribusi Pajak Daerah
Anggaran (%)
1 2014 1.032.500 502.369.102 0,21%
2 2015 4.453.000 707.222.295 0,63%
3 2016 2.893.500 958.281.878 0,30%
Sumber : Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

Konstribusi penerimaan pajak retribusi terhadap pajak daerah dapat

dilihat pada grafik sebagai berikut :

Persentase

0.08%
0.06%
0.04% Persentase

0.02%
0.00%
2014 2015 2016
2011 2012 2013

Gambar 4.2 : Kontribusi penerimaan pajak retribusi terhadap pajak daerah


Sumber : Data Diolah Penulis

Dilihat dari kenyataan di atas dapat dilihat bahwa kontribusi yang

diberikan oleh pajak retribusi terhadap pajak daerah dari tahun 2014 -

2016, dimana kontribusi yang diberikan pajak retribusi terhadap pajak

daerah sebesar 0,21% pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi

0,63% pada tahun 2015, namun terus meningkat secara perlahan pada

tahun berikutnya yaitu sebesar 0,30% pada tahun 2016.

Kontribusi penerimaan pajak retribusi terhadap penerimaan secara

keseluruhan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota

Banjarbaru dari tahun 2014 - 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
56

Tabel 4.6
Kontribusi Penerimaan Pajak Retribusi Terhadap PAD
Tahun 2014 - 2016

Tahun
No Pajak Retribusi PAD Persentase
Anggaran
1 2014 1.032.500 5.572.645.376 0,018 %

2 2015 4.453.000 6.115.038.336 0,072 %

3 2016 2.893.500 7.076.640.236 0,040 %

Sumber : Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa kenaikan dan penurunan

yang terjadi merupakan nilai akumulasi kontribusi yang diberikan oleh pajak

retribusi terhadap pajak daerah dari tahun 2014 – 2016.

Kontribusi penerimaan pajak retribusi terhadap PAD dapat dilihat

pada grafik sebagai berikut :

Persentase
0.08%

0.06%

0.04%
Persentase
0.02%

0.00%
2014 2015 2016
2011 2012 2013

Gambar 4.3 : Konstribusi pajak retribusi terhadap PAD


Sumber : Data Diolah Penulis

Dari tabel dan grafik di atas diketahui gambaran mengenai

kontribusi penerimaan pajak retribusi terhadap PAD secara keseluruhan di

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru dari tahun

2014 - 2016 secara keseluruhan belum optimal, karena dari 0,018% pada
57

tahun 2014 meningkat menjadi 0,072% pada tahun 2015. Hal tersebut

disebabkan bahwa PAD terus meningkat dengan pesat dari tahun ketahun

dan tidak mampu diimbangi dengan peningkatan realisasi penerimaan

pajak retribusi, sehingga kontribusinya selalu menurun. Setelah mengalami

penurunan dari tahun 2014 - 2016, Pemerintah Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru berhasil meningkatkan kembali

kontribusi penerimaan pajak retribusi terhadap PAD sebesar 0,040% pada

tahun 2016.

Dengan mengukur laju pertumbuhan pajak retribusi tersebut dapat

diketahui seberapa besar tigkat perkembangan dari penerimaan pajak

retribusi tersebut. Apakah perkembangannya menuju arah positif, yang

berarti merupakan kemajuan atau malah menuju arah negatif yang berarti

kemunduran. Laju pertumbuhan penerimaan pajak retribusi di Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru dari tahun 2014 -

2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7
Laju Pertumbuhan Penerimaan Pajak retribusi
Tahun 2014 - 2016

No Tahun Realisasi Perkembangan G (%)


Anggaran Laju
Pertumbuhan
1 2014 1.032.500 - -
2 2015 4.453.000 3.420.500 331%
3 2016 2.893.500 -1.559.500 -35 %
Sumber : Data Diolah
58

Perhitungan :

Laju Pertumbuhan Penerimaan Pajak retribusi dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Gx = Xt – X (t-1) x 100 %
X (t-1)

Sumber : Mardiasmo, 2014

Keterangan :

G : Laju Pertumbuhan pajak retribusi pertahun


X : Realisasi penerimaan pajak retribusi pada tahun tertentu
X (t-1) : Realisasi penerimaan pajak retribusi pada tahun
sebelumnya
1. Tahun 2014 : Tidak dihitung laju pertumbuhannya karena
dijadikan dasar perhitungan untuk tahun 2010.
4.453.000 – 1.032.500
2. Tahun 2015 : x 100 % = 331%
1.032.500

2.893.500 – 4.453.000
3. Tahun 2016 : x 100 % = -35%
4.453.000

Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa laju

pertumbuhan penerimaan pajak retribusi menurun setiap tahunnya, dengan

kata lain perkembangan menuju arah negatif. Dimana pada tahun 2015

mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.420.500 dibanding tahun 2014, atau

meningkat 331%, pada tahun 2016 menurun sebesar Rp. 1.559.000 atau

mengalami kemunduran sebesar -35% pada tahun sebelumnya.

Realita di atas menunjukkan bahwa Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Pasar Kota Banjarbaru selaku pengelola pajak retribusi telah

berhasil dalam peningkatan realisasi penerimaan pajak retribusi, ditandai

dengan meningkatnya laju pertumbuhan penerimaan pajak retribusi terus

meningkat dari tahun ketahun. Pesatnya peningkatan laju pertumbuhan


59

penerimaan pajak retribusi dari tahun ke tahun tersebut dikarenakan

semakin membaik dan dioptimalkannya promosi dan potensi pariwisata

serta penginformasian kepada masyarakat luas. Meskipun penerimaaan

pajak retribusi menuju arah positif setiap tahunnya dan sudah mampu

mencapai efisiensi, namun kontribusi yang diberikan kepada Pajak Daerah

dan PAD masih belum optimal, begitu juga dengan tingkat efektifitasnya

yang masih belum efektif. Hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa

masalah dalam pemungutan pajak retribusi. Masalah-masalah tersebut

terbagi menjadi masalah yang berhubungan dengan efesiensi penerimaan

pajak retribusi dan masalah yang berhubungan dengan efektifitas

penerimaan pajak retribusi.

Efektivitas berhubungan dengan pencapaian target yang mampu

dicapai, semakin besar realisasi yang dicapai terhadap target yang

ditetapkan maka dinilai semakin baik. Permasalahan yang dihadapi yang

menyebabkan efektifitas penerimaan pajak retribusi tidak tercapai adalah

sebagai berikut :

a. Kesadaran dan pemahaman wajib pajak untuk membayar pajak belum

optimal

Pajak masih dianggap sebagai sesuatu pungutan yang

memberatkan bagi wajib pajak, begitu pun halnya dengan pajak

retribusi sehingga dianggap sebagai suatu beban bagi pengusaha. Hal

tersebut tercermin pada pembayaran pajak yang mengalami

keterlambatan dari pihak penyewa, selain itu kurang aktifnya dari pihak

penyewa untuk memberikan informasi mengenai penyewaan yang


60

dikelola sehingga kesulitan untuk menghitung potensi penerimaan

pajak secara akurat.

b. Penentuan potensi penerimaan pajak yang tidak akurat

Penetapan potensi penerimaan yang dilakukan Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru tidak berdasarkan

perhitungan yang akurat, akan tetapi hanya berdasarkan taksiran

terhadap penerimaan pada tahun sebelumnya yang dijadikan patokan

pada tahun berikutnya sehingga tidak sesuai dengan potensi

penerimaan pajak retribusi yang dimilki sesungguhnya di Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru.

c. Kurangnya SDM dibidang operasional

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru

memilki 6 orang pegawai dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya. Tidak aktifnya penentuan potensi penerimaan pajak

retribusi yang dilakukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar

Kota Banjarbaru adalah karena data mengenai tempat retribusi yang

tidak akurat yang diakibatkan dari pendataan objek pajak yang optimal.

Berdasarkan keputusan Walikota Banjarbaru Nomor 075 tahun 2001

tentang tugas pokok, fungsi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru yang bertanggung jawab

terhadap pendataan objek pajak adalah sub dinas pendaftaran dan

pendataan sendiri. Dengan jumlah tersebut tentunya sangatlah terbatas

untuk melakukan pendataan dilapangan.


61

d. Kurangnya diterapkan Perda yang ada secara tegas

Hal tersebut dapat dilihat dalam penyewa yang baru yang tidak

langsung dikenakan pajak selama berapa bulan dengan alasan

promosi, padahal hal tersebut mengakibatkannya berkurangnya

kontribusi pajak retribusi bagi PAD, sistem self assessment yang

ditetapkan pada pajak retribusi, yaitu menghitung dan melaporkan

sendiri pajak terutangnya sangat berpotensi terjadi kecurangan oleh

wajib pajak dan sangat berpotensi terjadinya perkara administratif

tentang pajak tersebut. Namun pada kenyataannya belum pernah

dikenai sanksi administrasi apalagi diperkarakan oleh wajib pajak

penyewa yang melakukan pelanggaran, selain itu kurangnya

ketegasan dari aparatur tersebut menyebabkan tidak taat dan tidak

tepat waktunya pengusaha tempat retribusi untuk melaporkan dan

membayar pajak yang mesti dibayarnya, sehingga penyewa yang

sering menunda pembayaran pajak retribusi tersebut.

e. Kurang optimalnya upaya penggalian sumber-sumber yang berkaitan

dengan pajak retribusi

Pesatnya pembangunan, perbaikan dan perawatan serta

kenaikkan status tempat (toko, ruko, kios, los dan bak) dikarenakan

penambahan fasilitas penyewa seharusnya memberikan kenaikan

yang pesat pula bagi peningkatan penerimaan pajak retribusi, padahal

apabila hal tersebut dapat dioptimalkan tentunya akan berdampak

pada peningkatan penerimaan pajak retribusi yang tentunya akan

memberikan kontribusi tambahan bagi PAD Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru.


62

4.3.2 Peranan penerimaan pajak retribusi dalam meningkatkan pajak

asli daerah di UPTD Pasar Banjarbaru

Permasalahan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Pasar Kota Banjarbaru di atas tentunya tidak bisa didiamkan

begitu saja dan perlu dicari pemecahan permasalahannya, berikut

beberapa alternatif pemecahan masalah dalam peranan penerimaan

pajak retribusi dalam meningkatkan pajak asli daerah di Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Banjarbaru antara lain :

1. Koordinasi dengan wajib pajak dan pembinaan terhadap wajib

pajak

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kordinasi dan pembinaan terhadap wajib pajak adalah melalui

pengoptimalan penyuluhan dan sosialisasi agar memberikan

kesadaran dan pemahaman wajib pajak untuk lebih taat terhadap

peraturan, terutama untuk pajak retribusi.

2. Diterapkannya dengan tegas Perda Nomor 12 Tahun 2005 tentang

pajak retribusi

Penyewa selaku wajib pajak yang melakukan pelanggaran

terhadap peraturan sebenarnya dapat dijerat dengan sanksi yang

tertuang secara tegas pada Perda Kota Banjarbaru No. 12 tahun

2005 tentang pajak retribusi, Bab XV pasal 33 tentang ketentuan

pidana yang isinya “Wajib pajak yang dengan sengaja dan

kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD (Surat Pemberitahuan

Pajak Daerah) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap

atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga


63

merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-

banyaknya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)”. Dengan

benar-benar diterapkan Perda tersebut secara tegas tentunya akan

memberikan rasa takut bagi pihak-pihak yang berusaha untuk tidak

menaati peraturan yang ada, yang tentunya akan meningkatkan

penerimaan pajak retribusi apabila penerimaan pajak retribusi

diterima daerah secara optimal.

3. Meningkatkan Pengawasan

Untuk menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh penyewa

tentunya diperlukan tindakan-tidakan tertentu, salah satunya

adalah dengan cara melakukan pemeriksaan secara dadakan dan

berkala, dengan cara melakukan inspeksi langsung terhadap biil

penyewa (bon/tagihan pajak retribusi), sehingga diketahui berapa

sesungguhnya pajak yang mesti dibayar oleh penyewa, dan untuk

penyewa yang ketahuan melakukan kecurangan dalam

melaporkan pajaknya akan dikenai sanksi sesuai aturan yang

berlaku. Kemudian memperbaiki proses pengawasan, menerapkan

sanksi terhadap penunggak pajak dan sanksi terhadap pihak fiskus

yang mengetahui melakukan kecurangan sehingga akan

memberikan Shock Therapy (efek jera) bagi penyewa maupun

pihak-pihak terkait lainnya

4. Pemanfaatan teknologi

Teknologi informasi merupakan hal sengat membantu dan

memudahkan kerja apabila bisa dimanfatkan secar optimal,


64

kurangnya aparatur yang ada di dinas Pendapatan Kota

Banjarbaru dapat terbantu dengan pemanfaatan teknologi

informasi tersebut. Masalah ini tercermin pada sistem dan posedur

pemungutan yang konvensional dan masih banyak sistem berjalan

secara parsial, sehingga besar kemungkinan informasi yang

disampaikan tidak konsisten, versi data yang berbeda dan tidak up-

to-date. Permasalahan pada sistem pemungutan pajak cukup

banyak, misalnya baik dalam hal wajib pajak, penetapan pajak,

jumlah tagihan pajak serta target pemenuhan pajak yang optimal.

Untuk hal penyuluhan dan sosialisasi pun dapat terbantu dengan

memanfatkan teknologi, misalnya memberikan sosialisasi melalui

internet, terutama untuk penyewa yang memilki fasilitas lebih

mendukung.

5. Pengoptimalan Pendataan

Mengoptimalkan proyek pendataan penyewa merupakan hal

yang harus segera dilakukan karena data yang ada sebagian

sudah tidak sesuai lagi dengan yang ada dilapangan, jadi mesti

dalam pendataannya karena setiap penyewa kemungkinan

menambah fasilitasnya. Untuk itu sangat diperlukan validasi segala

data yang berkaitan dengan pajak retribusi agar didapatkan data

yang up-to-date dan akurat. Dengan data yang valid tersebut maka

pengambilan keputusan yang didasarkan pada data pun akan lebih

tepat dan akurat.


65

6. Mengoptimalkan Upaya Penggalian Sumber-Sumber Baru yang

Berkaitan Dengan Pajak retribusi

Hal tersebut memang tidak mudah dan memerlukan studi

serta proses dan mungkin juga melibatkan pihak luar selain UPTD

Pasar Kota Banjarbaru, namun apabila hal tersebut dapat

direalisasikan tentunya akan memberikan peningkatan bagi

penerimaan pajak retribusi itu sendiri. Karena dengan

pemberdayaan segenap potensi yang dimiliki pajak retribusi di

(UPTD) Pasar Kota Banjarbaru, maka akan dapat meningkatkan

penerimaan PAD bagi Kota Banjarbaru.

7. Pengoptimalan Sumber Daya Manusia Yang Ada

Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pendapatan tentunya

tidak dapat dengan mudah untuk menambah aparaturnya, sehingga

salah satu hal yang dapat dilakukan dengan cara pelatihan,

penguasaan IPTEK, penguasaan tentang Perda terhadap aparatur

yang terkait dengan pajak retribusi, ikut seminar perpajakan, selain

itu perlu juga meningkatkan motivasi, disiplin dan etos kerja

aparatur agar kinerja aparatur lebih optimal dalam melaksanakan

tugas dan kewajiban yang diembannya. Tindakan yang juga dapat

dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan segenap

instansi dan institusi yang terkait dengan proses pemungutan pajak

retribusi, seperti Dinas Pariwisata seni dan Budaya serta Badan

Pusat Statistik pun perlu ditingkatkan agar dapat mengatasi

keterbatasan SDM yang ada di Dinas Pendapatan kota Banjarbaru

tersebut dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah

khususnya dari sektor retribusi pasar.


66

4.4 Implikasi Hasil Penelitian

Peranan pajak retribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) pada

UPTD Pasar di Kota Banjarbaru selama 3 periode mengalami penurunan

setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan penulis dari

kontribusi pajak retribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Untuk mengatasi hal tersebut, tindakan operasional yang disarankan

oleh penulis adalah pihak UPTD Pasar di Kota Banjarbaru dapat

mengupayakan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui

tindakan dan upaya pengoptimalan sumber daya manusia, teknologi,

pendataan pedagang, dan potensi baru yang berkaitan dengan pajak

retribusi sehingga dapat memberikan manfaat secara nyata atas penelitian

ini kepada pihak UPTD Pasar di Kota Banjarbaru untuk dapat

mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar sesuai dengan realisasinya di

masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai