PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk melaksanakan salah satu tugas kelompok mata kuliah Teori Organisasi
dan Komunikasi (TOA)
2. Untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai struktur organisasi yang
berkaitan dengan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
3. Untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan penulis khususnya dalam
hal struktur organisasi
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk struktur organisasi melalui gambaran nyata
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi
Perusahaan Umum Telekomunikasi
(Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasional maupun
internasional.
1980 PT Indonesian Satellite Corporation
(Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan
jasa telekomunikasi internasional, terpisah
dari Perumtel.
1989 Undang-undang nomor 3/1989 tentang
Telekomunikasi, tentang peran serta swasta
dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
1991 Perumtel berubah bentuk menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero)
Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP
no.25 tahun 1991.
1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM
(Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada
tanggal 14 November 1995. sejak itu saham
TELKOM tercatat dan diperdagangkan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek
Surabaya (BES), New York Stock Exchange
(NYSE) dan London Stock Exchange (LSE).
Saham TELKOM juga diperdagangkan
tanpa pencatatan (Public Offering Without
Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.
1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai
diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di
wilayah Divisi Regional I Sumatra – dengan
mitra PT Pramindo Ikat Nusantara
(Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat
dan Banten – dengan mitra PT Aria West
International (AriaWest); Divisi Regional IV
4
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta – dengan
mitra PT Mitra Global Telekomunikasi
Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI
Kalimantan – dengan mitra PT Dayamitra
Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi
Regional VII Kawasan Timur Indonesia –
dengan mitra PT Bukaka Singtel.
1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang
penghapusan monopoli penyelenggaraan
telekomunikasi.
2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel
dari PT Indosat sebagai bagian dari
implementasi restrukturisasi industri jasa
telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai
dengan penghapusan kepemilikan bersama
dan kepemilikan silang antara TELKOM
dengan Indosat. Dengan transaksi ini,
TELKOM menguasai 72,72% saham
Telkomsel. TELKOM membeli 90,32%
saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan
laporan keuangan Dayamitra ke dalam
laporan keuangan TELKOM.
2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo
melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat
ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada
tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal
30 September 2003 dan sisa 55% saham pada
tanggal 31 Desember 2004. TELKOM
menjual 12,72% saham Telkomsel kepada
Singapore Telecom, dan dengan demikian
TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel.
Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli
penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
5
2.2 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Telkom sudah mengadopsi sebuah pendekatan holding company ke dalam
pengelolaan korporasi, yang di percaya akan menyediakan productive flexibility bagi
seluruh entitas bisnis sesuai dengan karakteristik masing-masing unit.
Dalam rangka implementasi pengelolaan korporasi dengan berkarakteristik holding
company, maka:
1. Peran corporate office difokuskan pada Corporate Level Strategy (directing
strategy, portfolio strategy dan parenting strategy)
2. Parenting style disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat maturity entitas
bisnisnya.
3. Empowerment entitas bisnis sesuai dengan karakteristiknya.
Untuk itu, pada tahun 2013 Telkom telah melakukan beberapa perubahan
menyangkut pembidangan pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota
Direksi, sebagai berikut:
1. PT Telekomunikasi Indonesia merubah pembidangan divisi dari semula di bawah
Direktur Enterprise & Wholesale (“EWS”) menjadi Direktur Enterprise &
Business Service yang fokus pada pengembangan segmen
bisnis enterprise dan small medium enterprise.
2. PT Telekomunikasi Indonesia merubah pembidangan divisi yang semula di bawah
Direktur Compliance & Risk Management (“CRM”) menjadi Direktur Wholesale
& International Service yang fokus pada pengembangan segmen bisnis wholesale.
Kami juga mengalihkan tugas dan wewenang pengelolaan compliance,
legal dan risk management ke Head of Compliance, Risk Management & General
Affairs.
3. PT Telekomunikasi Indonesia merubah pembidangan divisi yang semula Direktur
IT, Solution & Strategic Portfolio (“ITSSP”) menjadi Direktur Innovation &
Strategic Portfolio yang fokus pada upaya inovasi dan pengembangan portofolio
bisnis.
4. PT Telekomunikasi Indonesia merubah pembidangan divisi yang semula Direktur
NWS menjadi Direktur Network, IT & Solution yang fokus pada pengelolaan dan
pendayagunakan infrastructure, IT dan service operation & management, untuk
mendukung upaya pengembangan bisnis yang sudah berjalan (established).
5. PT Telekomunikasi Indonesia merubah pembidangan divisi yang semula Human
Capital & General Affair menjadi Direktur Human Capital Management yang
6
fokus pada pengelolaan human capital. Kami juga mengalihkan tugas dan
wewenang pengelolaan supply ke Head of Compliance, Risk Management &
General Affairs.
Selain itu untuk mewadahi mekanisme pengelolaan parenting terhadap seluruh
portfolio PT Telekomunikasi Indonesia secara Group, maka telah dibentuk Board
of Executive yang beranggotakan seluruh Direksi Telkom dan beberapa Chief of
Business. Chief of Business merupakan sebutan untuk posisi “senior business
expert” yang ditempatkan sejajar dengan Direksi Telkom untuk melaksanakan
peran sebagai penasehat dalam merumuskan keputusan-keputusan corporate level
strategy, mengupayakan harmonisasi hubungan antara entitas anak dengan Telkom
sebagai parent.
7
2.3 FUNGSI DAN WEWENANG
8
2.4 JENIS STRUKTUR PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
Berdasarkan struktur diatas, jenis struktur organisasi dari PT. Telekomunikasi
Indonesia ini merupakan bentuk dari struktur sederhana atau struktur lini dan staff. Hal
ini dikarenakan karena pada struktur organisasi PT Telekomunikasi dibagi dalam
berbagai divisi atau sub bagian yang dimana setiap divisi terdiri dari satu atasan dan
beberapa bawahan (one man one boss). Selain itu dalam struktur ini terdapat juga garis
perintah dan garis pertanggung jawaban hasil kerja yang terjadi antara atasan dan
bawahan.
Jenis struktur organisasinya yang sederhana terlihat jelas dalam kaitan hubungan
kinerja satu sama lain antara atasan dan bawahan dimana PT. Telekomunikasi
Indonesia memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari satu ketua dan empat
anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan satu CEO dan empat orang
anggota Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang
berbeda seperti Durektur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung/CIO, Direktur Bisnis
Jaringan Telekomunikasi, dan Direktur Keuangan/CFO.
Dari struktur organisasi PT. Telekomunikasi ini, terlihat jelas pembagian mengenai
pembagian peran dan wewenang yang sesuai dengan bagian kerja serta
pertanggungjawabannya pada setiap atasan di setiap divisi atau bagian masing masing.
Setiap unit bagian memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh atas bidang atau
divisi yang dijalankannya.
Selain itu PT. Telekomunikasi juga memiliki beberapa staff yang bertugas sebagai
memberi masukan dan nasehat mengenai perusahaan. Contohnya seperti staff penasihat
direksi. Hal ini juga dilihat dari seberapa besar perusahaan tersebut yang mana PT.
Telekomunikasi cukup terkenal atau memiliki nama dimasyarakat Indonesia yang mana
memiliki banyak anak perusahaan yang secara langsung mendefinisikan PT.
Telekomunikasi merupakan suatu organisasi/perusahaan besar dengan karyawan yang
tak sedikit pula. Oleh sebab itu didalam PT. Telekomunikasi ini memiliki beberapa staff
juga yang bekerja sesuai perintah atasan dibagiannya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom
Indonesia atau Telkom adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia
jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia.
Berdasarkan strukturnya, jenis struktur organisasi dari PT. Telekomunikasi
Indonesia ini merupakan bentuk dari struktur sederhana atau struktur lini dan staff. Hal
ini dikarenakan karena pada struktur organisasi PT Telekomunikasi dibagi dalam
berbagai divisi atau sub bagian yang dimana setiap divisi terdiri dari satu atasan dan
beberapa bawahan (one man one boss). Selain itu dalam struktur ini terdapat juga garis
perintah dan garis pertanggung jawaban hasil kerja yang terjadi antara atasan dan
bawahan.
Jenis struktur organisasinya yang sederhana terlihat jelas dalam kaitan hubungan
kinerja satu sama lain antara atasan dan bawahan dimana PT. Telekomunikasi
Indonesia memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari satu ketua dan empat
anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan satu CEO dan empat orang
anggota Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang
berbeda seperti Durektur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung/CIO, Direktur Bisnis
Jaringan Telekomunikasi, dan Direktur Keuangan/CFO.
10